Anda di halaman 1dari 29

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Satuan Pendidikan : SMK N 8 Malang


Mata Pelajaran : Teknik Kerja Bengkel dan Gambar Teknik
Kelas / Semester : X/I
Program Keahlian : Teknik Elektronika
Kompetensi Keahlian : Teknik Elektronika Industri
Alokasi Waktu : 4 X 45 Menit (1 Pertemuan)
Materi Pokok : Soldering dan Desoldering Pada Perangkat Elektronika
Tahun Ajaran : 2019/2020

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian dalam bidangkerja yang spesifik untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
B. KOMPETENSI DASAR
3.7. Menerapkan teknik soldering dan desoldering
4.7. Melakukan soldering komponen pada PCB dan desoldering
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.7.1. Memahami dasar-dasar teknik soldering dan desoldering

3.7.2. Memahami alat-alat penunjang soldering dan desoldering


4.7.1. Menerapkan dasar-dasar teknik soldering dan desoldering pada rangkain
elektronika
4.7.2. Menerapkan teknologi soldering dan desoldering dalam peralatan
elektronika sederhana.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menempuh kegiatan pembelajaran peserta didik diharapkan mampu :
1. Mampu memahani jenis-jenis solder dengan benar.
2. Mampu memahami teknik-teknik soldering dan desoldering dengan baik
dan benar.
3. Mampu memahami alat-alat penunjang soldering dengan baik dan benar.
4. Mampu memahami jenis-jenis timah dengan benar.
5. Mahir menggunakan timah sebagai alat soldering dengan baik dan benar
sesuai prosedur.
6. Mahir menggunakan alat-alat penunjang soldering dengan baik dan benar
sesuai prosedur.
7. Mahir memasang dan melepas komponen diatas PCB menggunakan solder
dengan baik dan benar sesuai prosedur.
E. MATERI AJAR
Soldering dan Desoldering PCB

Hasil soldering yang baik merupakan salah satu aspek terpenting dalam
realisasi suatu rangkaian elektronika. Soldering digunakan untuk menghubungkan
antara kaki-kaki komponen – komponen elektronika dengan suatu sirkuit pada PCB
(Printed Circuit Board). Sehingga dapat dikatakan bahwa soldering adalah proses
penyambungan antara komponen elektronika dengan cirkuit. Baik – buruknya koneksi
antar komponen dalam cirkuit (sistem) sangat dipengaruhi dari baik-buruknya
soldering yang dilakukan.

Gambar 1. Variasi Hasil solder

Gambar di di atas menunjukkan beberapa hasil soldering yang bervariasi. Ada yang
hasilnya bagus (ideal) ada pula yang kurang bagus (timahnya terlalu banyak). Untuk
beberapa jenis rangkaian, hal ini tidak terlalu berpengaruh dan tidak terlalu
dipermasalahkan, sehingga soldering hanya menjadi bagian dari aspek kerapihan
rangkaian. Akan tetapi, untuk beberapa jenis rangkaian yang lain, terutama yang
menggunakan komponen elektronika jenis SMD (surface mount device), masalah
soldering sangat perlu untuk diperhatikan.
Untuk dapat memperoleh hasil soldering yang bagus, diperlukan teknik soldering
yang baik dan benar, serta dibutuhkan jam terbang yang cukup banyak dalam
soldering.
Berikut adalah beberapa tips yang perlu diperhatikan dalam teknik soldering untuk
mendapatkan hasil soldering yang bagus:

1. Gunakan solder sesuai dengan kebutuhan –> disarankan untuk memilih solder
yang memiliki pengaturan suhu, sehingga dapat diatur suhu soldering sesuai
dengan kebutuhan. Solusi lain adalah memilih solder dengan daya sesuai
kebutuhan. Misalkan untuk menyolder komponen – komponen elektronika yang
tidak tahan panas (IC, LED), cukup menggunakan solder dengan daya 30-40
watt.

Gambar 2. Solder

2. i Pilih mata solder yang sesuai –> ada banyak sekali jenis mata solder, mulai dar
yang kecil dan runcing sampai yang besar dan tumpul. Menurut pengalaman ,
solder yang digunkan tidak perlu bagus-bagus, yang penting adalah mat a
soldernya yang bagus, yang mampu menghantarkan panas dengan baik. Beberap a
merk mata solder yang terkenal dan bagus adalah goot dan dekko

Gambar 3. Variasi mata solder

3. Gunakan kualitas timah solder yang bagus dan diameter timah yang sesuai
dengan kebutuhan. Beberapa merk timah solder yang memliliki kualitas yan g
bagus adalah goot dan dekko. Hasil soldering timah dengan kualitas bagus aka n
terlihat mengkilap. Selain kualitas timah solder, yang perlu diperhatikan adala
h
diameter timah yang digunakan. Diameter timah yang dijual dipasaran (yan g
sering digunakan) bervariasi dari 0,3 mm sampai 0,6 mm. Untuk timah dengan
diameter kecil (0,3 mm) biasanya digunakan untuk menyolder komponen –
komponen kecil, seperti komponen smd. Sedangkan untuk komponen axial
footprint, biasanya digunakan timah solder dengan diameter yang lebih besar (0,6
mm).

Gambar 4. Variasi timah

4. Gunakan Spons yang telah dibasahi dengan air untuk membersihkan mata solder
dari sisa-sisa timah yang menempel. Untuk memperoleh hasil soldering yang
bagus, maka jagalah mata solder tetap bersih dengan membersihkannya dengan
menggunakan spons basah (cukup digesek-gesekkan saja).

Gambar 5. Spoon

5. Bersihkan circuit (PCB) dari debu-debu / kotoran dengan menggunakan alkohol


serta olesi pad kaki komponen dengan menggunakan lotfet dengan tujuannya agar
timah dapat dengan mudah menempel pada circuit PCB dan kaki komponen.
6. Untuk komponen jenis IC, disarankan utuk menggunakan socket IC –> IC tidak
disolder secara langsung pada circuit PCB (yang disolder pada circuit adalah
socket IC-nya). Tujuan dari penggunaan soket IC ini dikarenakan komponen IC
merupakan jenis komponen elektronika yang tidak tahan panas, jadi
dikhawatirkan apabila disolder langsung pada circuit dan waktu solderingny a
terlalu lama, atau panasnya terlalu tinggi, maka dapat merusak IC tersebut .
Tujuan yang ke dua adalah agar apabila kelak IC yang bersangkutan mengalami
kerusakan, maka dapat dengan mudah diganti tanpa harus melakukan
desoldering.

Gambar 6. soket IC

1. Teknik soldering desoldering


Menyolder adalah proses membuat sambungan logam secara listrik dan
mekanis menggunakan logam tertentu (timah) dengan menggabung-kannya
dengan alat khusus (solder). Alat ini berfungsi untuk memanaskan sambungan
pada suhu tertentu. Solder memiliki sebuah elemen pemanas yang menghasilkan
panas. Pada ujung elemen pemanas terdapat “bit”, bagian inilah yang memegang
peran penting dalam pemanasan dan penyolderan.

Gambar 9 Solder listrik

Bagian pada elemen pemanasan dapat mencapai suhu 190 0C dan bagian “bit”
dapat mencapai 250 0C. Agar tidak menimbulkan kerusakan pada komponen atau
kerusakan pada jalur PCB sebaiknya proses penyolderan dilakukan tidak terlalu
lama. Juga dipilih solder maupun timah solder yang sesuai misalnya daya solder
25 W. Untuk menyolder komponen yang tidak tahan panas sebaiknya dilengkapi
dengan alat penetral panas (heat sink) pada kaki komponen yang disolder.
Disamping itu apabila lalai dalam penggunaan dapat menyebabkan terjadinya
luka bakar yang cukup serius. Untuk mencegah hal ini, sebaiknya solder ditaruh
pada penyangga solder apabila tidak digunakan untuk beberapa saat. Selain itu
untuk membersihkan bit (ujung solder) perlu menggunakan busa.

Gambar 10 Penyangga solder

Solder memiliki berbagai macam jenis dari mulai berdaya 15 W sampai dengan
beberapa ratus watt. Keuntungan solder berdaya besar ialah panas dapat cepat
mengalir pada sambungan sehingga sambungan dapat cepat dibuat. Ini penting
ketika kita akan menyolder pada bagian permukaan logam yang besar. Namun
tidak diperkenankan bila digunakan pada peralatan elektronika yang sangat
rentan terhadap panas yang berlebihan.
Solder yang umum digunakan untuk keperluan di bengkel elektronika adalah
solder dengan daya yang rendah berkisar antara 25 W.
Dalam pekerjaan menyolder kualitas penyolderan yang diharapkan haruslah
memenuhi kriteria seperti berikut:
1. Daya hantar listrik yang baik
2. Mempunyai ketahanan mekanik
3. Daya hantar panas yang baik
4. Mudah dibuat
5. Mudah diperbaiki
6. Mudah diamati

2. Bahaya Menyolder
Hampir semua kegiatan kerja praktek dibengkel maupun dilapangan beresiko
kecelakaan dan gangguan kesehatan. Demikian juga dalam pengerjaan
penyolderan seberapapun kecilnya kecelakan tetap ada dan itu haruslah dilakukan
tindakan pencegahannya. Karena kecelakaan kerja merupakan suatu kerugian
baik terhadap manusia, alat kerja, bahan dan lingkungan kerja.

Ada tiga jenis kecelakaan dalam melakukan penyolderan, yaitu : kecelakaan


karena panas, karenasengatan listrik (electric schoc), dan karena keracunan
bahan kimia.
Kecelakaan karena panas: Yaitu kecelakaan yang ditimbulkan dari pemanasan
baut solder dan timah solder, Untuk tindakan pencegahannya yaitu, memakai
pakaian kerja yang benar( memakai apron, sarung tangan-kulit dan sepatu
kerja(booth).
Sebagai tindakan untuk mencegah terjadinya bahaya api/panas, jauhkan benda-
benda yang mudah terbakar/menyala (seperti : kertas, kain, oli, minyak, gas dan
bahan-bahan ekplosip lainnya) dari dekat lingkungan kerja. Selalu tersedia tabung
pemadam kebakaran (fire extinguiser) yang berisi penuh dan siap pakai, mudah
terlihat dan mudah diraih.
Kecelakaan karena sengatan listrik: yaitu kecelakaan akibat hubungan
pendek(elektric short), akibatnya akan menimbulkan kerusakan pisik maupun
psikis bagi seseorang, kerusakan alat dan kerusakan pekerjaan. Pencegahan
kecelakaan akibat listrik, yaitu kita harus berhati-hati memeriksa keadaan
instalasi maaupun paralatan listrik jangan sampai terjadi kebocoran (uninsulation)
pada jaringan listrik, selalu mengikuti aturan/prosedur pemasangan listrik yang
benar. Apabila dijumpai kebocoran pada sambungan kabel segera diisolasi
dengan bahan dan cara yang benar. Bila ada sambungan (conecting-screw) yang
longgar atau lepas, segera kencangkan dengan alat yang benar dan aman.
Kecelakaan karena keracunan: Kecelakaan ini diakibatkan karena kontaminasi
bahan-bahan kimia beracun (poison mater) yang berasal dari logam dasar (base
metal) dari bahan solder terlebih lagi dari bahan tambah (fluxes). Bahan-bahan
berbahaya ini berupa uap solder, cairan, serbuk atau pasta, apabila terhirup,
terkena anggota badan secara langsung maka akan menimbulkan akibat yang
patal.
Sebagai upaya pencegahan kecelakaan terhadap keracunan, yaitu kita selalu
berupaya melindungi anggota badan dengan peralatan yang sesuai dan standar
dan bertindak hati-hati dan waspada. Perlu diperhatikan pula tidak hanya kita
yang bekerja langsung tetapi orang lain yang tidak terlibat langsung harus
terlindungi, yaitu dengan memasang perhatian atau tanda-tanda daerah
berbahaya.
Sebelum memulai melakukan penyolderan ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menyolder :
1. Jangan pernah menyentuh ujung solder karena panasnya bisa mencapai 400
ºC
2. Bekerja pada ruang yang berventelasi cukup baik
3. Hindari menghirup asap hasil solderan
4. Cuci tangan setelah memakai solder karena timah mengandung zat yang
berbahaya.

3. Timah Solder dan Bahan Tambah Menyolder


Timah solder adalah bahan logam yang digunakan untuk merekatkan
sambungan antar komponen. Timah solder terdiri dari campuran
dari Tin dan Lead (timah hitam). Campuran umum yang biasa digunakan adalah
60% Tin dan 40% Lead dengan titik leleh 190 0C
Gambar 11. Timah solder

Tabel di bawah ini menampilkan berbagai perbandingan campuran lain disertai


suhu lelehnya.
Tabel 1. Bahan timah solder dan suhu lelehnya
Tin/Lead Titik Leleh (0C)
40/60 230
50/50 214
60/40 190
63/37 183
95/5 224

Melapisi permukaan ujung solder dengan timah biasa disebut dengan


istilah ‘tinning’
Penimahan (tinning) ini sangat perlu terutama untuk-baut-solder yang baru,
gunanya agar timah patri mudah melekat pada ujung baut solder. Untuk
menghasilkan pekerjaan yang baik penimahan harus mengikuti prosedur yang
benar agar timah patri sebagai bahan penyambung dapat melekat pada permukaan
ujung baut-solder.
Langkah-langkah melakukan penimahan adalah sebagai berikut :
1. Siapkan perlengkapan yang diperlukan untuk melakukan tinning, seperti; alat
pemanas, kikir kasar dan kikir sedang, cairan air keras (NHCl), resin (arpus),
dan bila perlu lap kain-pernel atau majun
2. Bersihkan permukaan ujung kepala-baut solder dengan kikir hingga rata dan
halus
3. Bersihkan serbuk bekas kikir sampai bersih dengan kain atau majun
4. Panaskan kepala-baut solder sampai kira-kira 170o C (berwar merah kelabu)
5. Celupkan pada larutan air-keras atau arpus
6. Gosokan pada timah padat sampai timahnya mencair danmelekat dengan rata
pada seluruh permukaan ujung kepala baut-solder
7. Bersihkan kembali permukaan kepala baut-solder dengan majun
8. Selanjutnya kita coba hasil penimahan tersebut dengan memanaskan kembali
baut-solder sampai kira-kira 210o C
9. Gosokan kembali pada timah dingin, apabila cairan timah melekat pada
seluruh permukaan kepala baut-solder itu berarti pekerjaan
penimahan(tinning) berhasil. Akan tetapi bila tidak tandanya tidak/belum
maka pekerjaan penimahan itu harus diulang sampai berhasil.

Timah
Timah atau timah putih, tahan terhadap pengaruh oksidasi udara, bahan ini
lebih keras dari timah hitam,agak kenyal sehingga dapat dibuat dalam bentuk
timah kawat. Timah tidak rusak oleh air maupui udara, maka logam ini sangat
baik dipakai sebagai logam pelindung atau pembungkus (coating), akan tetapi
bila dengan air laut terjadi pembentukan timah chlorida.

Timah hitam atau timbel


Timah hitam berwarna abu-abu terang dalam udara terbuka warnanya menjadi
gelap. Logam ini sangat lunak dan kenyal mudah sekali dibentuk.
Meskipun timah hitam dalam keadaan murni sangat lembek, namun dengan
menambahkan paduan unsur yang lain seperti : antimon, arsen, tembaga dan
seng, dapat menjadi lebih keras.
Selain lunak timah hitam adalah satu satunya logam berat yang mempunyai suhu
cair yang rendah dan kepadatan yang tinggi. Dengan kepadatan yang tinggi ini
maka logam ini banyak digunakan untuk pelindung radiasi seperti pada sinar-X
dan energi nuklir.

Paduan timah dan timah hitam


Dalam penyolderan biasanya digunakan campuran antara timah murni dengan
timah hitam dengan kadar campuran sesuai dengan titik leleh
seperti ditunjukkan pada tabel diatas. Untuk keperluan penyolderan untuk
peralatan elektronik digunakan timah dengan campuran 60/40 dengan titik leleh
190 0C dan biasanya berbentuk kawat bulat dengan diameter 0.8 mm. Didalam
kawat timah tersebut diisi dengan bahan tambah (pasta, arpus, flux) ini
dimaksudkan untuk mempermudah proses penyolderan dengan hasil yang baik.
Ada beberapa jenis timah yang digunakan untuk menyolder sesuai kebutuhannya
seperti ditunjukkan pada gambar.

Gambar 12 Macam-macam bentuk timah solder

Bahan tambah (flux, pasta, air keras)


Dalam prakteknya untuk penyolderan dibutuhkan bahan tambah(fluxes) yang
berfungsi untuk membersihkan permukaan logam yang akan disambung dari
kotoran terutama yang bersifat kimia sehingga cairan patri meresap pada kedua
sisi permukaan logam.
Bahan tambah berupa resin ( Arpus ), banyak dipakai sebagai bahan tambah pada
industri elektronika. Resin berasal dari penorehan getah pohon pinus kualitasnya
dilihat dari warnanya, dikenal sebagai air putih (white water)

Gambar 13 Flux untuk segala penyolderan

Disamping resin ada juga jenis bahan tambah lainnya diantaranya :


Asam organik ,asam amino dan asam halogen

4. Peralatan Menyolder/mematri
1. Baut solder (soldering iron)
2. Dapur atau kompor pemanas (soldering torch)
3. Meja patri atau bantalan patri

Baut solder
Baut solder merupakan alat utama untuk pekerjan menyolder/mematri, terdiri dari
bagian-bagian
1. Kepala-baut solder (iron tip)
2. Gagang/Pegangan (handle)
Iron Tip/ujung solder menghubungkan dan menyalurkan panas dari elemen
pemanas ke sambungan. Pada “tip” solder, umumnya terbuat dari tembaga atau
campuran tembaga karena kecapatan menyalurkan panas yang tinggi (konduktif).
Kekonduktifan tip akan mempengaruhi energi panas yang dikirim dari elemen
pemanas.
Baik bentuk geometri maupun ukuran tip solder akan mempengaruhi performa
dari solder itu sendiri. Karakter dari tip dan kemampuan elemen pemanas akan
mempengaruhi efesiensi dari sistem penyolderan. Panjang dan ukuran tip akan
mempengaruhi aliran panas sedangkan bentuknyapun mempengaruhi seberapa
baik panas tersebut disalurkan ke sambungan.
Pegangan atau gagang baut-solder dibuat dari kayu atau bahan lain yang tidak
menghantar panas seperti plastik dan lain-lain.
Dalam pemakian sehari-hari dapat kita jumpai dua jenis solder yaitu : Solder
tangan (hand solder) dan solder listrik (electric solder)
Pada gambar 14 ditunjukkan macam-macam bentuk baut solder
Gambar 14 Macam –macam baut solder

Untuk pekerjaan pekerjaan dibengkel listrik/elektronik yang digunakan adalah


jenis solder listrik (electric solder) dengan model dan ukuran yang berbeda-beda.
Macam-macam model/bentuk kepala baut solder listrik disesuaikan dengan
kebutuhan, dan jenis pekerjannnya
Biasanya ukuran baut-solder listrik dinyatakan dalam Watt, sedangkan modelnya
ada yang tetap ditempat dan dilengkapi asesoris yang lengkap. Model baut-solder
ini banyak dipakai pada pekerjaan elektronik dan pekerjaan instrumentasi, model
ini disebut baut-solder tetap (soldering stasion)

Gambar 15 Baut-solder-tetap

Ada juga jenis baut-solder model pistol (solder iron gun) banyak dipakai pada
pekerjaan elektronik/listrik, pekerjaan instrumentasi, komonikasi dan servis
kelistrikan otomotip. Model baut-solder ini banyak disukai karena praktis dan
dapat dibawa dilapangan.

Gambar 16 Baut solder pistol


Selain itu ada yang lebih kecil lagi modelnya terutama sekali pada pekerjaan
elektronik dan instrumentasi yaitu baut-solder mini (mini quick) dan pena solder
(soldering-pen).

Gambar 17 Baut solder mini

Gambar 18 Baut solder pena

Model baut-solder listrik standar kapasitas panasnya ditentukan dalam satuan


Watt, untuk pekerjaan di bengkel elektronik antara 25 s.d 200 Watt, sedangkan
untuk pekerjaan agak besar (heahy duty) seperti yang digunakan pada pekerjaan
industri pelat, menggunakan baut-solder kapasitasnya yang lebih besar yaitu
antara : 325 s.d 450 Watt.

Gambar 19 Baut-solder listrik untuk pekerjaan biasa

Untuk pekerjaan industri yang pekerjaannya terus menerus dipakai model baut-
solder untuk industri (solder iron for industri and continious work)

Gambar 20 Baut-solder untuk pekerjaan industri


5. Pemakaian solder
Dalam era globalisasi segala jenis produk industri manufaktur berkembang
sangat pesat seiring dengan tuntutan permintaan pasar dan kemajuan industri.
Persaingan yang sangat nyata(signifikan) yaitu pada kualitas produk, oleh karena
itu, pada penyolderanpun dibutuhkan teknologi yang tinggi dan dikerjakan
secara profesional.
Pemakaian peyolderan(soldering application) dikelompokkan menjadi :
1. Untuk pemakaian industri rumah tangga(home industri)
2. Untuk pemakaian industri kemasan ringan(light container)
3. Untuk pemakaian industri fabrikasi pelat tipis(light sheet metal
fabrication)
4. Untuk pemakaian industri elektronika,listrik, telekomunikasi dan
intrumentasi.
Industri rumah tangga yaitu pembuatan perkakas dapur seperti tempat air,
jolang dan alat masak lainnya. Pekerjaan talang(guthering) pada saluran air diatas
atap.
Industri kemasan ringan, seperti untuk pembuatan kemasan makanan,
minuman, oli dan sebagainnya.
Industri fabrikasi pelat tipis, meliputi pekerjaan pembuatan pipa
saluran(ducting) dengan menggunakan bahan pelat baja lapis seng(BJLS) pelat
aluminium,.pelat baja tahan karat
Industri elektronika
Pekerjaan penyolderan merupakan pekerjaan yang sangat vital dan dominan pada
industri elektronika. Seperti pada penyolderan komponen ke jalur PCB,
penyambungan kabel-kabel dengan komponen diluar PCB. Produk elektronika
sekarang sangat modern dengan menggunakan komponen dalam ukuran yang
sangat kecil dan sangat rumit seperti pada chip IC maupun komponen
semikonduktor lainnya.
Pekerjaan patri di industri dilakukan secara manual maupun otomatis, tergantung
pada jenis dan jumlah pekerjannya. Pekerjaan yang jumlahnya relatip kecil atau
pekerejaan perbaikan, penyolderan dikerjakan dengan cara manual. Akan tetapi
bila pekerjaannya dalam jumlah yang banyak dan bentuknya seragam serta
berlangsung terus-menerus menggunakan sistim ban berjalan (conveyor),
penyolderan dengan cara semi-otomstis, otomatis-penuh bahkan dengan cara
robot seperti yang dilakukan pada industri elektronika.

6. Kualitas Hasil Solder


Agar penyolderan menghasilkan produk yang berkualitas sesuai persyaratan di
industri, maka haruslah melalui tahapan tahapan proses yang benar.
Prosedur proses penyolderan adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan peralatan atau komponen yang akan disolder
2. Menyiapkan peralatan untuk menyolder
3. Memilih bahan solder
4. Membersihkan bagian yang akan disolder
5. Memanaskan baut solder sampai suhu yang cukup
6. Memanaskan bahan solder (timah) pada permukaan ujung baut solder
secukupnya
7. Melakukan penyolderan pada komponen yang telah disiapkan
8. Memeriksa hasil penyolderan

Persiapan Menyoder
1. Tempatkan solder pada tempatnya dan hubungkan jack solder kesumber
tegangan listrik (stop kontak). Solder membutuhkan waktu beberapa menit
untuk mendapatkan panas yang diinginkan ( ± 400 º C)
2. Anda bisa memeriksa panas dengan melelehkan timah diujung solder,
setelah itu timah dapat dibersihkan dengan spon atau busa yang agak
basah.

Memulai Menyolder
1. Pegang soder seperti memegang pinsil pada bagian pegangan (handle )
solder. Selalu diingat untuk tidak memegang bagian panas yang lain.

Gambar 21 Cara menyolder


2. Sentuhkan ujung soder ke media penyolderan ( PCB ) lalu tahan beberapa
detik dan langsung tempelkan timah diujung soder sehingga timah meleleh
pada komponen yang akan disoder.
3. Angkat solder beserta timah sehingga solderan terbentuk dan diamkan
beberapa saat.

Gambar 22 Pemasangan komponen


Gambar 23 Hasil solderan
4. Perhatikan hasilnya; hasil yang baik jika solderan berkilau/mengkilap dan
membentuk kerucut. Jika tidak anda perlu memanaskan dan membentuknya
lagi.

Menggunakan Heat Sink.


Beberapa Komponen seperti transistor bisa saja rusak karena terlalu
panas saat menyolder. Untuk menghindari kerusakan tersebut sebaiknya
meggunakan peredam panas (heat sink) yang dijepitkan diantara kali komponen
dengan titik penyolderan. Jepit Buaya standar dapat digunakan sebagai heat sink
untuk melaksanakan penyolderan .

Gambar 24 Jepit buaya


Tabel 2. Urutan penyolderan beberapa jenis komponen yang baik adalah :

7. Desoldering
Suatu saat Anda mungkin ingin agar hasil sambungan solder bisa
dilepas/dipisahkan atau kita ingin mengatur posisi kabel maupun komponen,
untuk itulah kita perlu melakukan kegiatan yang disebutDesoldering.
Gambar 25 Penyedot timah/atractor

Ada dua cara untuk melakukannya yaitu :


a. Memakai Attracktor (Penyedot Timah)
1. Tekan pompa/pegas sampai terkunci
2. Setelah sambaungan dipa-naskan dengan solder dan timahnya
mencair, Arahkan ujung Atraktor ke titik sambungan .
3. Tekan tombol untuk melepaskan pegas sehingga menyedot timah
yang telah cair tadi ke dalam Atraktor
4. Ulangi cara di atas untuk menghilangkan atau membersihkan sisa
timah yang masih menempel pada sambungan
5. Atraktor mungkin perlu dikosongkan isinya dengan membuka
sekrup jika sudah penuh
b. Memakai Solder Remover Wick ( Pita Tembaga )

Gambar 26 pita tembaga

1. Arahkan pita tembaga ke arah sambungan beserta ujung solder


yang sudah panas
2. Seketika timah meleleh, dan timah tersebut akan langsung tertarik
ke pita tembaga
3. Angkat pita tembaga terlebih dahulu baru kemudian solder juga
diangkat
4. Potong dan buang ujung pita tembaga yang terkena timah.
5. Ulangi cara di atas untuk menghilangkan atau membersihkan sisa
timah yang masih menempel pada sambungan
Setelah menghilangkan hampir seluruh timah dari sambungan, Anda bisa
melepas atau membetulkan kabel atau komponen dari papan PCB . Jika
sambungan tidak mudah terpisah, coba untuk memanaskan sambungan lagi
dengan solder, lalu tarik kabel atau komponen tersebut begitu timah meleleh.
Hati-hati karena panas dapat merambat melalui komponen sehingga dapat
membakar tangan Anda sendiri.
8. Pertolongan Pertama Akibat Terbakar pada saat menyolder
Pada umumnya kecelakaan pada waktu menyolder biasanya tidak terlalu parah
dan pengobatannya pun tergolong mudah :
1. Secepatnya dinginkan bagian tubuh yang terbakar dengan air dingin .
Diamkan bagian yang terbakar untuk selang waktu 5 menit (disarankan 15
menit). Jika es ada mungkin bisa lebih membantu., tapi janggan sampai
terlambat mendinginkan dengan air dingin.
2. Jangan oleskan salep maupun krim.
Luka akan cepat sembuh tanpa diberi salep maupun krim. Kain kering akan
berguna, misalnya sapu tangan untuk menutupi luka dari lingkungan kotor.
3. Cari bantuan medis jika luka yang timbul cukup luas.

Yang perlu dilakukan untuk mencegah resiko terbakar:


1. Selalu tempatkan solder pada tempatnya sehabis melakukan penyolderan
2. Biarkan sambungan agar dingin selama beberapa saat sebelum disentuh
3. Jangan pernah sekalipun menyentuh ujung solder kecuali jika anda yakin
bahwa solder dalam keadaan dingin.

F. METODE PEMBELAJARAN
1. Model Pembelajaran : Discovery Learning (Penemuan)
2. Pendekatan : Scientific Learning
3. Metode Pembelajaran : Ceramah, diskusi, tanya jawab, demonstrasi
dan penugasan
G. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN

Deskripsi Kegiatan Alokasi


Kegiatan
Guru Peserta Didik Waktu
Pendahuluan
Guru datang memberi salam,
2
dan memberi instruksi untuk Ketua kelas memimpin do’a
Menit
berdo’a
Guru mendata kehadiran Siswa memperhatikan guru 3
Pendahuluan siswa. ketika mendata kehadiran. Menit
peserta didik memperhatikan
Guru menginformasikan
apa yang disampaikan guru,
tujuan pembelajaran. dan bertanya ke-tika merasa
10
tidak mengerti dan memahami
Guru menjelaskan strategi Menit
apa yang di-sampaikan guru.
pembelajaran yang digunakan.
Guru memberikan motivasi
belajar kepada siswa.
Guru menanyakan beberapa
pertanyaan dasar sebagai
review pelajaran sebelumnya
(apersepsi).
Kegiatan Inti
Tahap Stimulation (stimulasi/ pemberian rangsangan)
Peserta didik mengumpulkan
Guru menanyakan
informasi dari berbagai
pengetahuan siswa tentang 5
sumber, baik dari media massa Menit
dasar – dasar soldering dan
ataupun internet mengenai
desoldering
dasar-dasar soldering dan
Mengamati desoldering
Peserta didik mengamati
Guru menjelaskan dasar dasar power point cara kerja beserta
10
sodering dan desoldering prinsip alat-alat untuk
Menit
dengan media PPT melakukan soldering dan
desoldering.
Guru memperlihatkan contoh Peserta didik memperhatikan 5
fisik alat-alat untuk menyolder Menit
Guru memberikan arahan
Peserta didik memperhatikan
mengenai bahaya penggunaan 5
dan mencatat yang di jelaskan
solder. Menit
guru

Tahap Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah)

Peserta didik memperoleh


kesempatan mengajukan 5
Menanya
Guru memberi kesempatan pertanyaan-pertanyaan terkait Menit
untuk siswa bertanya dengan materi konsep
soldering dan desoldering

Tahap Data collection (Pengumpulan Data)


Peserta didik secara
Guru menyuruh peserta didik 10
berkelompok menganalisis Menit
Mencoba/ berkelompok dan menganalisis
jenis-jenis teknik menyolder
mengumpulkan jenis – jenis teknik menyolder
data
Guru mengawasi dan Peserta didik menganalisis
10
membimbing peserta didik cara/teknik-teknik menyolder
Menit
dalam pencarian data-data dan dengan baik dan benar
pengujian. Peserta didik menganalisis
10
alat-alat penunjang untuk
Menit
menyolder.
Peserta didik melakukan uji
coba teori dengan
10
kenyataannya, siswa
Menit
diperkenankan mempraktekan
teknik-teknik menyolder.
Tahap Data Processing (Pengolahan Data)
Mengasosiasikan /
Guru mengawasi dan Peserta didik bersama anggota 15
mengolah
membimbing peserta dalam kelompoknya membuat Menit
informasi
pembuatan laporan. laporan hasil praktik.

Tahap Verification (Pembuktian)

Guru mempersilahkan peserta Peserta didik secara 20


Mengomunikasikan didik untuk melaporkan hasil berkelompok mempresentasi Menit
pengujian. kan hasil diskusi di depan
kelas.

Penutup
Tahap Generalization (menarik kesimpulan/ generalisasi)
Guru menyimpulkan hasil Peserta didik menyimpulkan 5
pembelajaran yang telah hasil pembelajaran yang telah Menit
dilakukan dilakukan.
Penutup
Guru menyampaikan rencana
Peserta didik memperhatikan 3
pembelajaran untuk pertemuan
dan mencatat. Menit
berikutnya.

Guru memberi tugas untuk 5


Peserta didik mencatat tugas
pertemuan selanjutnya. Menit
Guru mengakhiri kegiatan 2
Ketua kelas memimpin doa.
pembelajaran. Menit

H. ALAT, BAHAN DAN SUMBER BELAJAR


1. Alat
Laptop, Solder,Timah,PCB Lubang,Kabel Jumper,Stand Solder,Attractor,Tang
Pengupas kabel
2. Media
Proyektor, Laptop, Bahan Tayang (PPT/video)
3. Sumber Pembelajaran
- Internet
I. PENILAIAN
Penilaian Sikap

Tabel 3. Instrumen dan Rubrik Penilaian Sikap

Nama Tanggung Kerjasam


Disiplin Jujur Santun Teliti
No Siswa/ Jawab a
Kelompok
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
K 2.
eteran 3.
gan: dst
4
= jika empat indikator terlihat
3 = jika tiga indikator terlihat.
2 = jika dua indikator terlihat.
1 = jika satu indikator terlihat.

Indikator Penilaian Sikap:

Disiplin
a. Tertib mengikuti instruksi
b. Mengerjakan tugas tepat waktu
c. Tidak melakukan kegiatan yang tidak diminta
d. Tidak membuat kondisi kelas menjadi tidak kondusif
Jujur
a. Menyampaikan sesuatu berdasarkan keadaan yang sebenarnya
b. Tidak menutupi kesalahan yang terjadi
c. Tidak menyontek atau melihat data/pekerjaan orang lain
d. Mencantumkan sumber belajar dari yang dikutip/dipelajari
Tanggung Jawab
a Pelaksanaan tugas piket secara teratur
b Peran serta aktif dalam kegiatan diskusi kelompok
c Mengajukan usul pemecahan masalah
d Mengerjakan tugas sesuai yang ditugaskan
Santun
a. Berinteraksi dengan teman secara ramah
b. Berkomunikasi dengan bahasa yang tidak menyinggung perasaan
c. Menggunakan bahasa tubuh yang bersahabat
d. Berperilaku sopan
Kerja sama
a. Terlibat aktif dalam bekerja kelompok
b. Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan
c. Bersedia membantu orang lain dalam satu kelompok yang mengalami kesulitan
d. Rela berkorban untuk teman lain
Teliti
a. Membaca lembar kerja dengan tepat
b. Menempatkan komponen dengan tepat
c. Menggunakan alat kerja dan alat ukur dengan tepat
d. Mencatat hasil pengukuran dengan tepat

Nilai akhir sikap diperoleh dari modus (skor yang sering muncul) dari keempat aspek
sikap di atas.

Kategori nilai sikap:


Sangat baik : apabila memperoleh nilai akhir 4
Baik : apabila memperoleh nilai akhir 3
Cukup : apabila memperoleh nilai akhir 2
Kurang : apabila memperoleh nilai akhir 1

Penilaian Pengetahuan
Penilaian Akhir KD 4
 Teknik : Tes Tertulis dan Tugas
 Bentuk : Uraian dan Portofolio
 Instrumen Penilaian

Tabel 4. Kisi-Kisi dan Soal


Jenis
Kompetensi Dasar Indikator Indikator Soal Soal
Soal
3.7 Menerapkan 7.1 Menjelaskan dasar - Pengertian Tes 1. Jelaskan yang dimaksud
teknik soldering dasar teknik soldering Soldering tulis dengan soldering ?
dan desoldering. dan desoldering.
Tes 2. Jelaskan yang dimaksud
Pengertian tulis dengan desoldering ?
Desoldering

Tes 3. Jelaskan prosedur untuk


Prosedur Soldering tulis melakukan Soldering
pada rangkaian
Elektronika ?
Cara melakukan Tes 4. Jelaskan 2 cara untuk
desoldering tulis melakukan Desoldering
pada rangkaian
Elektronika ?
7.2 Menjelaskan alat- alatAlat – alat penunjang Tes 5. Sebutkan alat-alat
soldering tulis penunjang dalam
penunjang soldering
melakukan soldering ?
dan desoldering.
Alat- alat penunjang Tes 6. Sebutkan alat-alat
desoldering tulis penunjang dalam
melakukan desoldering ?

Kunci Jawaban dan Rubrik Penilaian Pengetahuan

1. Menjelaskan yang dimaksud dengan soldering


Soldering meruapakan suatu proses membuat sambungan logam secara listrik
dan mekanis menggunakan logam tertentu (timah) dengan menggabungkannya
dengan alat khusus (solder).

a) Jika menjelaskan proses , cara, bahan dan alat yang digunakan skor 4
b) Jika hanya menjelaskan proses , cara dan bahan saja skor 3
c) Jika hanya menjelaskan proses, dan cara saja skor 2
d) Jika hanya menjelaskan proses saja skor 1

2. Menjelaskan yang dimaksud dengan desoldering


Desoldering merupakan suatu proses untuk melepaskan sambungan yang
sudah disolder baik untuk tujuan permanen maupun untuk keperluan memperbaiki
posisi kabel ataupun komponen yang sudah disolder.

a) Jika menjelaskan proses , cara, dan tujuan skor 4


b) Jika hanya menjelaskan proses , cara saja skor 3
c) Jika hanya menjelaskan proses saja skor 2
d) Jika tidak menjelaskan proses, cara, dan tujuan skor 1

2. Menjelaskan prosedur untuk melakukan Soldering:


Prosedur Soldering adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan peralatan atau komponen yang akan disolder
2. Menyiapkan peralatan untuk menyolder
3. Memilih bahan solder
4. Membersihkan bagian yang akan disolder
5. Memanaskan baut solder sampai suhu yang cukup
6. Memanaskan bahan solder (timah) pada permukaan ujung baut solder secukupnya
7. Melakukan penyolderan pada komponen yang telah disiapkan
8. Memeriksa hasil penyolderan

a) Jika menjawab 8 prosedur dengan benar skor 4


b) Jika menjawab 6 prosedur dengan benar skor 3
c) Jika menjawab 4 prosedur dengan benar skor 2
d) Jika menjawab 2 prosedur dengan benar skor 1

3. Memaparkan 2 cara untuk melakukan Desoldering:


2 cara untuk melakukannya desoldering
a. Memakai Attracktor (Penyedot Timah)
1. Tekan pompa/pegas sampai terkunci
2. Setelah sambaungan dipa-naskan dengan solder dan timahnya mencair, Arahkan
ujung Atraktor ke titik sambungan .
3. Tekan tombol untuk melepaskan pegas sehingga menyedot timah yang telah cair
tadi ke dalam Atraktor
4. Ulangi cara di atas untuk menghilangkan atau membersihkan sisa timah yang
masih menempel pada sambungan
5. Atraktor mungkin perlu dikosongkan isinya dengan membuka sekrup jika sudah
penuh
b. Memakai Solder Remover Wick ( Pita Tembaga )
1. Arahkan pita tembaga ke arah sambungan beserta ujung solder yang sudah panas
2. Seketika timah meleleh, dan timah tersebut akan langsung tertarik ke pita
tembaga
3. Angkat pita tembaga terlebih dahulu baru kemudian solder juga diangkat
4. Potong dan buang ujung pita tembaga yang terkena timah.
5. Ulangi cara di atas untuk menghilangkan atau membersihkan sisa timah yang
masih menempel pada sambungan

a) Jika menjawab Attracktor dan Pita Tembaga dengan 5 langkah skor 4


b) Jika menjawab Attracktor dan Pita Tembaga dengan 3 langkah skor 3
c) Jika menjawab Attracktor dan Pita Tembaga dengan 2 langkah skor 2
d) Jika menjawab Attracktor dan Pita Tembaga tidak dengan langkah skor 1

4. Menyebutkan alat-alat penunjang dalam melakukan soldering


Alat –alat penunjang dalam melakukan soldering :
- Solder
- Timah
- Spoon
- Jepit buaya
- Bahan tambah (flux, pasta, air keras)

a) Jika menjawab 5 alat dengan benar skor 4


b) Jika menjawab 3 alat dengan benar skor 3
c) Jika menjawab 2 alat dengan benar skor 2
d) Jika menjawab 1 alat dengan benar skor 1

5. Menyebutkan alat-alat penunjang dalam melakukan soldering


Alat –alat penunjang dalam melakukan soldering :
- Solder
- Attracktor (Penyedot Timah)
- pita tembaga

a) Jika menjawab 3 alat dengan benar skor 4


b) Jika menjawab 2 alat dengan benar skor 3
c) Jika menjawab 1 alat dengan benar skor 2
d) Jika menjawab dengan salah skor 1

Rumus Konversi Nilai


Jumlah skor yang diperoleh
Nilai= X 4 = ________
Jumlah skor maksimal

Penilaian Kompetensi Keterampilan


a. Rubrik Penilaian Psikomotorik
Komponen / Sub komponen
No Indikator skor
penilaian
Persiapan kerja
Keselamatan Kerja  Melakukan semua k3 dengan 6
Kriteria: baik dan benar
 Memakai pakaian kerja  Melakukan sebagian k3 dengan 3
 Menggunakan peralatan baik dan benar
bengkel sesuai SOP.  Tidak melakukan k3 dengan baik 0
 Menyimpan peralatan dan benar
1 setelah praktik
Persiapan Peralatan  Persiapan Peralatan memenuhi 6
Kriteria: standar
 Menyiapkan alat dan bahan  Persiapan Peralatan kurang 3
praktik memenuhi standar
 Menyiapkan job sheet  Persiapan Peralatan tidak 0
memenuhi standar
Skor Komponen 12
II Proses
Cara kerja
 Mengatur panas
pembakaran baut solder
 membengkokkan kaki-
kaki komponen dengan
jarak sama dengan
diameter komponen
 menata komponen yang
akan disolder  Cara kerja benar/tepat 8
4
 Menyolder sesuai gambar  Sebagaian Cara kerja benar/tepat
kerja sampai selesai  Cara kerja tidak benar/tepat 0
 Membersihkan bekas
penyolderan
 Memeriksa hasil
penyolderan
 Melakukan desoldering
 Memeriksa hasil
desoldering

Skor Komponen 8
III Hasil Kerja
Hasil praktikum  Hasil soldering dan desoldering 4
Kriteria : bagus dan rapi
- Hasil soldering
- Hasil desoldering  Hasil soldering dan desoldering 2
Kurang bagus dan rapi

 Hasil soldering dan desoldering 0


tidak benar atau gagal

Skor Komponen 4
IV Laporan
Laporan hasil praktikum  Menguasai materi, 4
Kriteria : menggunakan bahasa baku
- Materi dan benar, serta mandiri
- Bahasa  Kurang mampu menguasai 2
materi, kurang mampu
menggunakan bahasa baku
dan benar, serta mandiri
 Tidak menguasai materi, dan
tidak mampu menggunakan
0
bahasa baku dan benar.
Skor komponen 4
Keterangan : Skor masing-masing komponen penilaian ditetapkan berdasarkan
perolehan skor terendah dari sub komponen penilaian
Perhitungan nilai praktik (NP) :
Prosentase Bobot Komponen Penilaian Nilai Praktik (NP)
Persiapan Hasil
Proses Laporan ∑ NK
Kerja Kerja
1 2 3 5 6
Bobot (%) 15% 40% 30% 15%
Skor
Komponen
NK
Keterangan:
Bobot diisi dengan prosentase setiap komponen. Besarnya prosentase dari setiap
komponen ditetapkan secara proposional sesuai karakteristik program keahlian.
NK = Nilai Komponen, perkalian dari bobot dengan skor komponen
NP = penjumlahan dari hasil perhitungan nilai komponen

Jenis komponen penilaian (persiapan, proses, sikap kerja, hasil, dan waktu)
disesuaikan dengan karakter program keahlian.
Skorperolehan
NilaiPsikomotorik  X 100%
SkorMaksimal
Lembar Penilaian Portofolio / Laporan
INDIKATOR
BAHASA SKOR
No NAMA SISTEMATIKA KERAPIAN
YANG TOTAL
PENULISAN LAPORAN
DIGUNAKAN
1
2
3
4

Rubrik Penilaian Portofolio /Laporan


KRITERIA DAN SKOR
No ASPEK
3 2 1
Jika siswa
membuat Jika siswa
Jika siswa membuat laporan hanya membuat
SISTEMATIKA laporan sesuai sebagian saja laporan tidak
1 dengan sistimatika yang sesuai sesuai dengan
PENULISAN
penulisan yang dengan sistimatika
benar. sistimatika penulisan yang
penulisan yang benar.
benar.
Jika siswa Jika siswa Jika siswa
KERAPIAN membuat membuat membuat
2
LAPORAN laporannya laporannya laporannya
dengan rapi. kurang rapi. tidak rapi.
BAHASA YANG Jika bahasa yang Jika bahasa Jika bahasa
3 digunakan sangat yang digunakan yang
DIGUNAKAN
komunikatif dalam kurang digunakan
membuat laporan. komunikatif tidak
dalam membuat komunikatif
laporan. dalam
membuat
laporan.
Skorperolehan
NilaiPortofolio  X 100
SkorMaksimal

Malang, 13 Juli 2017


Mengetahui,
Kepala SMKN 1 Kepanjen Guru Mata pelajaran SMKN1 Kepanjen

( ) ( )

NIP. NIP.

Anda mungkin juga menyukai