( RPP )
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian dalam bidangkerja yang spesifik untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
B. KOMPETENSI DASAR
3.7. Menerapkan teknik soldering dan desoldering
4.7. Melakukan soldering komponen pada PCB dan desoldering
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.7.1. Memahami dasar-dasar teknik soldering dan desoldering
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menempuh kegiatan pembelajaran peserta didik diharapkan mampu :
1. Mampu memahani jenis-jenis solder dengan benar.
2. Mampu memahami teknik-teknik soldering dan desoldering dengan baik
dan benar.
3. Mampu memahami alat-alat penunjang soldering dengan baik dan benar.
4. Mampu memahami jenis-jenis timah dengan benar.
5. Mahir menggunakan timah sebagai alat soldering dengan baik dan benar
sesuai prosedur.
6. Mahir menggunakan alat-alat penunjang soldering dengan baik dan benar
sesuai prosedur.
7. Mahir memasang dan melepas komponen diatas PCB menggunakan solder
dengan baik dan benar sesuai prosedur.
E. MATERI AJAR
Soldering dan Desoldering PCB
Hasil soldering yang baik merupakan salah satu aspek terpenting dalam
realisasi suatu rangkaian elektronika. Soldering digunakan untuk menghubungkan
antara kaki-kaki komponen – komponen elektronika dengan suatu sirkuit pada PCB
(Printed Circuit Board). Sehingga dapat dikatakan bahwa soldering adalah proses
penyambungan antara komponen elektronika dengan cirkuit. Baik – buruknya koneksi
antar komponen dalam cirkuit (sistem) sangat dipengaruhi dari baik-buruknya
soldering yang dilakukan.
Gambar di di atas menunjukkan beberapa hasil soldering yang bervariasi. Ada yang
hasilnya bagus (ideal) ada pula yang kurang bagus (timahnya terlalu banyak). Untuk
beberapa jenis rangkaian, hal ini tidak terlalu berpengaruh dan tidak terlalu
dipermasalahkan, sehingga soldering hanya menjadi bagian dari aspek kerapihan
rangkaian. Akan tetapi, untuk beberapa jenis rangkaian yang lain, terutama yang
menggunakan komponen elektronika jenis SMD (surface mount device), masalah
soldering sangat perlu untuk diperhatikan.
Untuk dapat memperoleh hasil soldering yang bagus, diperlukan teknik soldering
yang baik dan benar, serta dibutuhkan jam terbang yang cukup banyak dalam
soldering.
Berikut adalah beberapa tips yang perlu diperhatikan dalam teknik soldering untuk
mendapatkan hasil soldering yang bagus:
1. Gunakan solder sesuai dengan kebutuhan –> disarankan untuk memilih solder
yang memiliki pengaturan suhu, sehingga dapat diatur suhu soldering sesuai
dengan kebutuhan. Solusi lain adalah memilih solder dengan daya sesuai
kebutuhan. Misalkan untuk menyolder komponen – komponen elektronika yang
tidak tahan panas (IC, LED), cukup menggunakan solder dengan daya 30-40
watt.
Gambar 2. Solder
2. i Pilih mata solder yang sesuai –> ada banyak sekali jenis mata solder, mulai dar
yang kecil dan runcing sampai yang besar dan tumpul. Menurut pengalaman ,
solder yang digunkan tidak perlu bagus-bagus, yang penting adalah mat a
soldernya yang bagus, yang mampu menghantarkan panas dengan baik. Beberap a
merk mata solder yang terkenal dan bagus adalah goot dan dekko
3. Gunakan kualitas timah solder yang bagus dan diameter timah yang sesuai
dengan kebutuhan. Beberapa merk timah solder yang memliliki kualitas yan g
bagus adalah goot dan dekko. Hasil soldering timah dengan kualitas bagus aka n
terlihat mengkilap. Selain kualitas timah solder, yang perlu diperhatikan adala
h
diameter timah yang digunakan. Diameter timah yang dijual dipasaran (yan g
sering digunakan) bervariasi dari 0,3 mm sampai 0,6 mm. Untuk timah dengan
diameter kecil (0,3 mm) biasanya digunakan untuk menyolder komponen –
komponen kecil, seperti komponen smd. Sedangkan untuk komponen axial
footprint, biasanya digunakan timah solder dengan diameter yang lebih besar (0,6
mm).
4. Gunakan Spons yang telah dibasahi dengan air untuk membersihkan mata solder
dari sisa-sisa timah yang menempel. Untuk memperoleh hasil soldering yang
bagus, maka jagalah mata solder tetap bersih dengan membersihkannya dengan
menggunakan spons basah (cukup digesek-gesekkan saja).
Gambar 5. Spoon
Gambar 6. soket IC
Bagian pada elemen pemanasan dapat mencapai suhu 190 0C dan bagian “bit”
dapat mencapai 250 0C. Agar tidak menimbulkan kerusakan pada komponen atau
kerusakan pada jalur PCB sebaiknya proses penyolderan dilakukan tidak terlalu
lama. Juga dipilih solder maupun timah solder yang sesuai misalnya daya solder
25 W. Untuk menyolder komponen yang tidak tahan panas sebaiknya dilengkapi
dengan alat penetral panas (heat sink) pada kaki komponen yang disolder.
Disamping itu apabila lalai dalam penggunaan dapat menyebabkan terjadinya
luka bakar yang cukup serius. Untuk mencegah hal ini, sebaiknya solder ditaruh
pada penyangga solder apabila tidak digunakan untuk beberapa saat. Selain itu
untuk membersihkan bit (ujung solder) perlu menggunakan busa.
Solder memiliki berbagai macam jenis dari mulai berdaya 15 W sampai dengan
beberapa ratus watt. Keuntungan solder berdaya besar ialah panas dapat cepat
mengalir pada sambungan sehingga sambungan dapat cepat dibuat. Ini penting
ketika kita akan menyolder pada bagian permukaan logam yang besar. Namun
tidak diperkenankan bila digunakan pada peralatan elektronika yang sangat
rentan terhadap panas yang berlebihan.
Solder yang umum digunakan untuk keperluan di bengkel elektronika adalah
solder dengan daya yang rendah berkisar antara 25 W.
Dalam pekerjaan menyolder kualitas penyolderan yang diharapkan haruslah
memenuhi kriteria seperti berikut:
1. Daya hantar listrik yang baik
2. Mempunyai ketahanan mekanik
3. Daya hantar panas yang baik
4. Mudah dibuat
5. Mudah diperbaiki
6. Mudah diamati
2. Bahaya Menyolder
Hampir semua kegiatan kerja praktek dibengkel maupun dilapangan beresiko
kecelakaan dan gangguan kesehatan. Demikian juga dalam pengerjaan
penyolderan seberapapun kecilnya kecelakan tetap ada dan itu haruslah dilakukan
tindakan pencegahannya. Karena kecelakaan kerja merupakan suatu kerugian
baik terhadap manusia, alat kerja, bahan dan lingkungan kerja.
Timah
Timah atau timah putih, tahan terhadap pengaruh oksidasi udara, bahan ini
lebih keras dari timah hitam,agak kenyal sehingga dapat dibuat dalam bentuk
timah kawat. Timah tidak rusak oleh air maupui udara, maka logam ini sangat
baik dipakai sebagai logam pelindung atau pembungkus (coating), akan tetapi
bila dengan air laut terjadi pembentukan timah chlorida.
4. Peralatan Menyolder/mematri
1. Baut solder (soldering iron)
2. Dapur atau kompor pemanas (soldering torch)
3. Meja patri atau bantalan patri
Baut solder
Baut solder merupakan alat utama untuk pekerjan menyolder/mematri, terdiri dari
bagian-bagian
1. Kepala-baut solder (iron tip)
2. Gagang/Pegangan (handle)
Iron Tip/ujung solder menghubungkan dan menyalurkan panas dari elemen
pemanas ke sambungan. Pada “tip” solder, umumnya terbuat dari tembaga atau
campuran tembaga karena kecapatan menyalurkan panas yang tinggi (konduktif).
Kekonduktifan tip akan mempengaruhi energi panas yang dikirim dari elemen
pemanas.
Baik bentuk geometri maupun ukuran tip solder akan mempengaruhi performa
dari solder itu sendiri. Karakter dari tip dan kemampuan elemen pemanas akan
mempengaruhi efesiensi dari sistem penyolderan. Panjang dan ukuran tip akan
mempengaruhi aliran panas sedangkan bentuknyapun mempengaruhi seberapa
baik panas tersebut disalurkan ke sambungan.
Pegangan atau gagang baut-solder dibuat dari kayu atau bahan lain yang tidak
menghantar panas seperti plastik dan lain-lain.
Dalam pemakian sehari-hari dapat kita jumpai dua jenis solder yaitu : Solder
tangan (hand solder) dan solder listrik (electric solder)
Pada gambar 14 ditunjukkan macam-macam bentuk baut solder
Gambar 14 Macam –macam baut solder
Gambar 15 Baut-solder-tetap
Ada juga jenis baut-solder model pistol (solder iron gun) banyak dipakai pada
pekerjaan elektronik/listrik, pekerjaan instrumentasi, komonikasi dan servis
kelistrikan otomotip. Model baut-solder ini banyak disukai karena praktis dan
dapat dibawa dilapangan.
Untuk pekerjaan industri yang pekerjaannya terus menerus dipakai model baut-
solder untuk industri (solder iron for industri and continious work)
Persiapan Menyoder
1. Tempatkan solder pada tempatnya dan hubungkan jack solder kesumber
tegangan listrik (stop kontak). Solder membutuhkan waktu beberapa menit
untuk mendapatkan panas yang diinginkan ( ± 400 º C)
2. Anda bisa memeriksa panas dengan melelehkan timah diujung solder,
setelah itu timah dapat dibersihkan dengan spon atau busa yang agak
basah.
Memulai Menyolder
1. Pegang soder seperti memegang pinsil pada bagian pegangan (handle )
solder. Selalu diingat untuk tidak memegang bagian panas yang lain.
7. Desoldering
Suatu saat Anda mungkin ingin agar hasil sambungan solder bisa
dilepas/dipisahkan atau kita ingin mengatur posisi kabel maupun komponen,
untuk itulah kita perlu melakukan kegiatan yang disebutDesoldering.
Gambar 25 Penyedot timah/atractor
F. METODE PEMBELAJARAN
1. Model Pembelajaran : Discovery Learning (Penemuan)
2. Pendekatan : Scientific Learning
3. Metode Pembelajaran : Ceramah, diskusi, tanya jawab, demonstrasi
dan penugasan
G. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN
Penutup
Tahap Generalization (menarik kesimpulan/ generalisasi)
Guru menyimpulkan hasil Peserta didik menyimpulkan 5
pembelajaran yang telah hasil pembelajaran yang telah Menit
dilakukan dilakukan.
Penutup
Guru menyampaikan rencana
Peserta didik memperhatikan 3
pembelajaran untuk pertemuan
dan mencatat. Menit
berikutnya.
Disiplin
a. Tertib mengikuti instruksi
b. Mengerjakan tugas tepat waktu
c. Tidak melakukan kegiatan yang tidak diminta
d. Tidak membuat kondisi kelas menjadi tidak kondusif
Jujur
a. Menyampaikan sesuatu berdasarkan keadaan yang sebenarnya
b. Tidak menutupi kesalahan yang terjadi
c. Tidak menyontek atau melihat data/pekerjaan orang lain
d. Mencantumkan sumber belajar dari yang dikutip/dipelajari
Tanggung Jawab
a Pelaksanaan tugas piket secara teratur
b Peran serta aktif dalam kegiatan diskusi kelompok
c Mengajukan usul pemecahan masalah
d Mengerjakan tugas sesuai yang ditugaskan
Santun
a. Berinteraksi dengan teman secara ramah
b. Berkomunikasi dengan bahasa yang tidak menyinggung perasaan
c. Menggunakan bahasa tubuh yang bersahabat
d. Berperilaku sopan
Kerja sama
a. Terlibat aktif dalam bekerja kelompok
b. Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan
c. Bersedia membantu orang lain dalam satu kelompok yang mengalami kesulitan
d. Rela berkorban untuk teman lain
Teliti
a. Membaca lembar kerja dengan tepat
b. Menempatkan komponen dengan tepat
c. Menggunakan alat kerja dan alat ukur dengan tepat
d. Mencatat hasil pengukuran dengan tepat
Nilai akhir sikap diperoleh dari modus (skor yang sering muncul) dari keempat aspek
sikap di atas.
Penilaian Pengetahuan
Penilaian Akhir KD 4
Teknik : Tes Tertulis dan Tugas
Bentuk : Uraian dan Portofolio
Instrumen Penilaian
a) Jika menjelaskan proses , cara, bahan dan alat yang digunakan skor 4
b) Jika hanya menjelaskan proses , cara dan bahan saja skor 3
c) Jika hanya menjelaskan proses, dan cara saja skor 2
d) Jika hanya menjelaskan proses saja skor 1
Skor Komponen 8
III Hasil Kerja
Hasil praktikum Hasil soldering dan desoldering 4
Kriteria : bagus dan rapi
- Hasil soldering
- Hasil desoldering Hasil soldering dan desoldering 2
Kurang bagus dan rapi
Skor Komponen 4
IV Laporan
Laporan hasil praktikum Menguasai materi, 4
Kriteria : menggunakan bahasa baku
- Materi dan benar, serta mandiri
- Bahasa Kurang mampu menguasai 2
materi, kurang mampu
menggunakan bahasa baku
dan benar, serta mandiri
Tidak menguasai materi, dan
tidak mampu menggunakan
0
bahasa baku dan benar.
Skor komponen 4
Keterangan : Skor masing-masing komponen penilaian ditetapkan berdasarkan
perolehan skor terendah dari sub komponen penilaian
Perhitungan nilai praktik (NP) :
Prosentase Bobot Komponen Penilaian Nilai Praktik (NP)
Persiapan Hasil
Proses Laporan ∑ NK
Kerja Kerja
1 2 3 5 6
Bobot (%) 15% 40% 30% 15%
Skor
Komponen
NK
Keterangan:
Bobot diisi dengan prosentase setiap komponen. Besarnya prosentase dari setiap
komponen ditetapkan secara proposional sesuai karakteristik program keahlian.
NK = Nilai Komponen, perkalian dari bobot dengan skor komponen
NP = penjumlahan dari hasil perhitungan nilai komponen
Jenis komponen penilaian (persiapan, proses, sikap kerja, hasil, dan waktu)
disesuaikan dengan karakter program keahlian.
Skorperolehan
NilaiPsikomotorik X 100%
SkorMaksimal
Lembar Penilaian Portofolio / Laporan
INDIKATOR
BAHASA SKOR
No NAMA SISTEMATIKA KERAPIAN
YANG TOTAL
PENULISAN LAPORAN
DIGUNAKAN
1
2
3
4
( ) ( )
NIP. NIP.