OLEH :
ARBIKA
17080007
DOSEN PENGAMPU :
RIFKY PRATAMA PUTRA,S.Si,M.T
Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi batuan beku extrusive
dan intrusive. Hal ini pada nantinya akan menyebabkan perbedaan pada tekstur masing
masing batuan tersebut. Kenampakan dari batuan beku yang tersingkap merupakan hal
pertama yang harus kita perhatikan. Kenampakan inilah yang disebut sebagai struktur batuan
beku.
1. Struktur batuan beku ekstrusif
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung
dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagia struktur
yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut.
Struktur ini diantaranya:
1. Masif yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat seragam.
2. Sheeting joint yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan.
3. Columnar joint yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal seperti
batang pensil
.
4. Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpalgumpal. Hal ini
diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.
6. Amigdaloidal yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain seperti
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dibawah
permukaan bumi. berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya
struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.
1. Konkordan
Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan disekitarnya, jenis jenis dari tubuh
batuan ini yaitu :
● Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan
● Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), dimana perlapisan
batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat penerobosan tubuh batuan ini,
sedangkan bagian dasarnya tetap datar. Diameter laccolih berkisar dari 2 sampai 4 mil
dengan kedalaman ribuan meter.
● Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith, yaitu bentuk
tubuh batuan yang cembung ke bawah. Lopolith memiliki diameter yang lebih besar
dari laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan kilometer dengan kedalaman ribuan
meter.
● Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah
terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara ratusan sampai ribuan
kilometer.
2. Diskordan
Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan disekitarnya. Jenis-jenis tubuh
batuan ini yaitu:
● Dike, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan memiliki
bentuk tabular atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa sentimeter sampai
puluhan kilometer dengan panjang ratusan meter.
● Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar yaitu > 100
km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.
● Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya lebih kecil.
STRUKTUR BATUAN SDIMEN
Struktur batuan sedimen dibagi menjadi 3, yaitu: struktur batuan sedimen primer, sekunder,
dan organik.
Struktur batuan sedimen primer terjadi pada saat proses sedimentasi. Struktur batuan sedimen
primer dapat digunakan untuk mengidentifikasi mekanisme pengendapan. Contoh struktur
batuan sedimen primer yang dapat ditemukan di lapangan seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar. Berbagai struktur batuan sedimen primer (Sumber: Noor, Djauhari,
2012)
Gambar di atas adalah contoh-contoh struktur batuan sedimen primer. Struktur batuan
sedimen primer ditandai dengan adanya arah aliran dan perlapisan. Keterangan struktur
batuan sedimen primer lebih jelasnya seperti di bawah ini.
● Laminasi sejajar, yaitu laminasi batuan yang tersusun secara horisontal dan saling
sejajar satu dengan yang lainnya.
● Riak gelombang sejajar, yaitu bentuk permukaan perlapisan bergelombang karena
adanya arus sedimentasi.
● Hearing bone atau tulang ikan silang siur, yaitu bentuk lapisan yang terpotong pada
bagian atasnya oleh lapisan berikutnya dengan sudut yang berlainan dalam satu satuan
perlapisan.
Struktur batuan sedimen sekunder terjadi pada saat sebelum dan sesudah sedimentasi.
Struktur batuan sedimen sekunder merefleksikan lingkungan pengendapan, keadaan dasar
permukaan, lereng, dan kondisi permukaan. Contoh struktur batuan sedimen primer yang
dapat ditemukan di lapangan seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar. Berbagai struktur dalam batuan sedimen (Sumber: Noor, Djauhari,
2012)
Gambar di atas adalah contoh-contoh struktur batuan sedimen sekunder yang dapat
ditemukan di lapangan. Keterangan mengenai contoh gambar di atas sebagai berikut.
● Flute cast adalah struktur batuan sedimen berbentuk seruling dan terdapat pada dasar
suatu lapisan, dapat dipakai untuk menentukan arus purba.
● Load cast adalah struktur batuan sedimen yang terbentuk pada permukaan lapisan
akibat pengaruh beban endapan di atasnya.
Struktur batuan sedimen organik terjadi akibat proses biogenik atau organisme. Struktur
batuan sedimen organik ditandai dengan adanya sisa-sisa organisme yang menempel pada
batuan. Contoh struktur batuan sedimen organik dapat dilihat seperti pada gambar di bawah
ini.
Keterangan:
Adalah kenampakan batuan yang berdasarkan ukuran, bentuk atau orientasi unit poligranular
batuan tersebut. (Jacson, 1997). Secara umum struktur batuan metamorf dapat dibadakan
menjadi struktur foliasi dan nonfoliasi (Jacson, 1997).
1. Struktur Foliasi
Merupakan kenampakan struktur planar pada suatu massa. Foliasi ini dapat terjadi karena
adnya penjajaran mineral-mineral menjadi lapisan-lapisan (gneissoty), orientasi butiran
(schistosity) , permukaan belahan planar (cleavage) atau kombinasi dari ketiga hal tersebut
(Jacson, 1970).
Umumnya ditemukan pada batuan metamorf berbutir sangat halus (mikrokristalin) yang
dicirikan oleh adanya bidang-bidang belah planar yang sangat rapat, teratur dan sejajar.
Batuannya disebut slate (batusabak).
1b. Phylitic
Srtuktur ini hampir sama dengan struktur slaty cleavage tetapi terlihat rekristalisasi yang
lebih besar dan mulai terlihat pemisahan mineral pipih dengan mineral granular. Batuannya
disebut phyllite (filit)
Gambar Struktur Phylitic
1c. Schistosic
1d. Gneissic/Gnissose
Terbentuk oleh adanya perselingan., lapisan penjajaran mineral yang mempunyai bentuk
berbeda, umumnya antara mineral-mineral granuler (feldspar dan kuarsa) dengan
mineral-mineral tabular atau prismatic (mioneral ferromagnesium). Penjajaran mineral ini
umumnya tidak menerus melainkan terputus-putus. Batuannya disebut gneiss.
Gambar Struktur Gneissic dan Sketsa Pembentukan Struktur
2.a Hornfelsic/granulose
2b. Kataklastik
Berbentuk oleh pecahan/fragmen batuan atau mineral berukuran kasar dan umumnya
membentuk kenampakan breksiasi. Struktur kataklastik ini terjadi akibat metamorfosa
kataklastik. Batuannya disebut cataclasite (kataklasit).
2c. Milonitic
Dihasilkan oleh adanya penggerusan mekanik pada metamorfosa kataklastik. Cirri struktur
ini adalah mineralnya berbutir halus, menunjukkan kenampakan goresan-goresan searah dan
belum terjadi rekristalisasi mineral-mineral primer. Batiannya disebut mylonite (milonit).
Struktur Milonitic
2d. Phylonitic
Mempunyai kenampakan yang sama dengan struktur milonitik tetapi umumnya telah terjadi
rekristalisasi. Cirri lainnya adlah kenampakan kilap sutera pada batuan yang ,mempunyai
struktur ini. Batuannya disebut phyllonite (filonit).
DAFTAR PUSTAKA
1.https://ptbudie.com/2012/04/11/struktur-dan-tekstur-batuan-metamorf/
2.https://dedisasmito.wordpress.com/bahan-ajar-2/litosfer/batuan-sedimen/
3. https://catatansidogol.wordpress.com/2016/08/12/struktur-dan-tekstur-batuan-beku/amp/