Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Pemimpin dan Kepemimpinan

Beberapa ahli berpandapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya :

1) Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan


wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan
sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
2) Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan
wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para
bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi
demi mencapai tujuan perusahaan.

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi


orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi
proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku
pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan
budayanya.Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau
melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya.

B. Teori Kepemimpinan Awal

Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji


sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara
efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam
karya tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan.
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya
mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang
kepemimpinan antara lain :
1) Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )

Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian


pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang
beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini
dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat
pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat
kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui
pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.

Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan


kepemimpinan organisasi, antara lain :

a) Kecerdasan

Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di


atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang
lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.

b) Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial

Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun


eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil.Hal
ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian
yang diyakini kebenarannya.

c) Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi

Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta
dorongan untuk berprestasi.Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang
optimal, efektif dan efisien.

d) Sikap Hubungan Kemanusiaan


Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya
mampu berpihak kepadanya

e) Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi

Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini


memiliki kecendrungan kearah 2 hal.

 Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang
menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal
ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia
berkonsultasi dengan bawahan.

 Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang


memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat
instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil
yang akan dicapai.

Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang
pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang
tinggi pula.
a. Teori Kewibawaan Pemimpin

Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab


dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik
secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan
apa yang dikehendaki oleh pemimpin.

b. Teori Kepemimpinan Situasi

Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus
bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.

c. Teori Kelompok

Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif
antara pemimpin dengan pengikutnya.
C. Teori Kepemimipinan Kontingensi
1. Teori kepemimpinan Fiedler (Contingensi of leadhership)

Teori atau model kontingensi (Fiedler, 1967) sering disebut teori situasional
karena teori ini mengemukakan kepemimpinan yang tergantung pada situasi. Model
atau teori kontingensi Fiedler melihat bahwa kelompok efektif tergantung pada
kecocokan antara gaya pemimpin yang berinteraksi dengan subordinatnya sehingga
situasi menjadi pengendali dan berpengaruh terhadap pemimpin.

Model kepemimpinan kontingensi memfokuskan perhatian yang lebih luas,


yakni pada aspek-aspek keterkaitan antara kondisi atau variabel situasional dengan
watak atau tingkah laku dan kriteria kinerja pemimpin

Gaya kepemimpinan fiedler :                                                      

– Kepemimpinan berorientasi-tugas
– Kepemimpinan berorientasi-hubungan
Faktor-faktor situasional :
– Hubungan pemimpin-anggota
– Struktur tugas
– Position power

Contohnya dalam kehidupan sehari-hari adalah Ketua umum di suatu


organisasi akan mengumpulkan anggota-anggotanya untuk mengambil suatu
keputusan apabila akan mengadakan kegiatan charity ke suatu tempat yang terkena
bencana alam. Hal itu dimaksudkan agar apa yang menjadi keputusan anggota-
anggotanya dapat membantu ketua untuk mengambil keputusan apa yang
dibutuhkan untuk kegiatan tersebut sehingga kegiatan tersebut dapat berjalan
dengan baik. Walaupun apa yang sudah dibahas oleh anggota-anggotnya akan
dipertimbangkan lagi oleh ketua dan hal tersebut akan sangat membantu.

2. Teori Kepemimpinan Path-Goal

Path-Goal Theory atau model arah tujuan ditulis oleh House (1971) menjelaskan
kepemimpinan sebagai keefektifan pemimpin yang tergantung dari bagaimana
pemimpin memberi pengarahan, motivasi, dan bantuan untuk pencapaian tujuan para
pengikutnya. Path-Goal Theory, berpendapat bahwa efektifitas pemimpin ditentukan
oleh interaksi antara tingkah laku pemimpin dengan karakteristik situasi.

a) Menurut House, tingkah laku pemimpin dapat dikelompokkan dalam 4 kelompok:


Supportive leadership (menunjukkan perhatian terhadap kesejahteraan bawahan
dan menciptakan iklim kerja yang bersahabat)
b) Directive leadership (mengarahkan bawahan untuk bekerja sesuai dengan
peraturan, prosedurdan petunjuk yang ada),
c) Participative leadership (konsultasi dengan bawahan dalam pengambilan
keputusan)
d) Achievement-oriented leadership (menentukan tujuan organisasi yang menantang
dan menekankan perlunya kinerja yang memuaskan).

Menurut Path-Goal Theory, dua variabel situasi yang sangat menentukan


efektifitas pemimpin adalah karakteristik pribadi para bawahan/karyawan dan
lingkungan internal organisasi seperti misalnya peraturan dan prosedur yang ada.

Contohnya dalam kehidupan sehari-hari : Seorang direktur akan mengadakan


rapat terlebih dahulu jika akan menjalin hubungan kerja dengan perusahaan lain.
Sehingga dengan demikian sang direktur akan meminta bawahannya untuk mengadakan
rapat dan membahas tentang apa yang akan dipresentasikan di depan kliennya. Dan
setelah itu sang direktur pun akan memutuskan dan memberikan perintah kepada
bawahannya untuk bekerja semaksimal mungkin akan pekerjaan tersebut dan sesuai
apa yang telah diperintahkan.

3. Teori Kepemimpinan Vroom & Yetton

Vroom & Yetton mengembangkan tujuh gaya (dari A sampai G) pembuatan


keputusan manajemen dengan memberikan 13 alternatif saran mana yang cocok
diterapkan dalam situasi yang berbeda. Artinya, dengan melihat situasi disarankan
keputusan gaya yang cocok.

Berikut ini disajikan lima gaya pengambilan keputusan yang disarankan


Vroom & Yetton lengka dengan tingkat partisipasi bawahannya.

• Gaya 1. Tetapkan keputusan sendiri dengan menggunakan informasi yang ada saat
itu. Partisipasi bawahan tidak ada.
• Gaya 2. Dapatkan informasi dari bawahan dan selesaikan masalah oleh kita
sendiri. Tidak perlu memberitahukan kepada bawahan apa yang menjadi masalah
ketika meminta informasi kepada mereka, peran yang diharapkan dari bawahan
hanya merupakan sumber informasi dan bukan mengemban alternative
penyelesaian. Partisipasi bawahan rendah.
• Gaya 3. Ikut sertakan bawahan yang bersangkutan dengan masalah, minta ide dan
sarannya secara sendiri-sendiri. Kemudian ambil keputusan, baik sendiri atau tidak
disertai pengaruh dan saran-saran bawahan. Partisipasi bawahan sedang.
• Gaya 4. Ikut sertakan bawahan sebagai satu kelompok, dapatkan ide dan saran
dari mereka. Kemudian ambil keputusan sendiri disertai pengaruh dan saran
bawahan. Partisipasi bawahan tinggi.
• Gaya 5. Ikut sertakan bawahan sebagai suatu kelompok dalam memecahkan
masalah. Bersama mereka kembangkan dan evaluasi alternatif. Usahakan
mencapai consensus. Anda sebagai pemimpin berperan sebagai ketua. Tidak
dibenarkan mempengaruhi kelompok dengan apa yang hendak anda putuskan dan
anda bersedia untuk menerima dan melaksanakan setiap keputusan kelompok.
Partisipasi bawahan sangat tinggi.

D. Pandangan Kontemporer Tentang Kepemimpinan

Peran Kepemimpinan Kontemporer :

 Menyediakan Kepemimpinan Tim


Kepemimpinan mendapatkian tempat yang semakin pentung dalam konteks tim.
Ketika tim semakin popular, peran pemimpin dalam mamandu anggota tim
menjadi semakin penting.
 Mentoring
Banyak pemimpin menciptakan hubungan mentoring. Mentor adalah karyawan
yang mensponsori dan mendukung karyawan lain yang kurang berpengalaman
(protégé).
 Kepemimpinan Diri
Merupakan serangkaian proses yang digunakan individu untuk mengendalikan
perilaku mereka sendiri.
Menemukan Dan Menciptakan Pemimpin Yang Efektif:

 Seleksi
Keseluruhan proses yang ditempuh organisasi untuk mengisi posisi manajemen
pada hakikatnya merupakan latihan dalam upaya mengidentifikasi individu-
individu yang akan menjadi pemimpin yang efektif.
 Pelatihan
Dalam catatan yang optimistic, terdapat bukti yang mengemukakan bahwa
pelatihan perilaku melalui pelatihan pemodelan dapat meningkatkan kemampuan
individu memperlihatkan ciri kepemimpinan kharismatik.
E. Isu-Isu yang Mempengarui Kepemimpinan
1) Kepemimpinan Kharismatis: pengikut terpicu kemampuan kepemimpinan
heroic/luar  biasa ketika mereka mengamati perilaku pemimpin mereka.
2) Kepemimpinan transformasional: pemimpin yang menginpirasi pengikut
untuk melampaui kepentingan pribadi mereka dan mampu membawa dampak
mendalamdan luar biasa pada para pengikut.
3) Kepemimpinan Visioner: kemampuan menciptakan dan mengartikulasikan visi
yangrealistis, kredibel dan menarik mengenai masa depan organisasi

Anda mungkin juga menyukai