PEMBAHASAN
a) Kecerdasan
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta
dorongan untuk berprestasi.Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang
optimal, efektif dan efisien.
Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang
menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal
ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia
berkonsultasi dengan bawahan.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang
pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang
tinggi pula.
a. Teori Kewibawaan Pemimpin
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus
bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
c. Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif
antara pemimpin dengan pengikutnya.
C. Teori Kepemimipinan Kontingensi
1. Teori kepemimpinan Fiedler (Contingensi of leadhership)
Teori atau model kontingensi (Fiedler, 1967) sering disebut teori situasional
karena teori ini mengemukakan kepemimpinan yang tergantung pada situasi. Model
atau teori kontingensi Fiedler melihat bahwa kelompok efektif tergantung pada
kecocokan antara gaya pemimpin yang berinteraksi dengan subordinatnya sehingga
situasi menjadi pengendali dan berpengaruh terhadap pemimpin.
– Kepemimpinan berorientasi-tugas
– Kepemimpinan berorientasi-hubungan
Faktor-faktor situasional :
– Hubungan pemimpin-anggota
– Struktur tugas
– Position power
Path-Goal Theory atau model arah tujuan ditulis oleh House (1971) menjelaskan
kepemimpinan sebagai keefektifan pemimpin yang tergantung dari bagaimana
pemimpin memberi pengarahan, motivasi, dan bantuan untuk pencapaian tujuan para
pengikutnya. Path-Goal Theory, berpendapat bahwa efektifitas pemimpin ditentukan
oleh interaksi antara tingkah laku pemimpin dengan karakteristik situasi.
• Gaya 1. Tetapkan keputusan sendiri dengan menggunakan informasi yang ada saat
itu. Partisipasi bawahan tidak ada.
• Gaya 2. Dapatkan informasi dari bawahan dan selesaikan masalah oleh kita
sendiri. Tidak perlu memberitahukan kepada bawahan apa yang menjadi masalah
ketika meminta informasi kepada mereka, peran yang diharapkan dari bawahan
hanya merupakan sumber informasi dan bukan mengemban alternative
penyelesaian. Partisipasi bawahan rendah.
• Gaya 3. Ikut sertakan bawahan yang bersangkutan dengan masalah, minta ide dan
sarannya secara sendiri-sendiri. Kemudian ambil keputusan, baik sendiri atau tidak
disertai pengaruh dan saran-saran bawahan. Partisipasi bawahan sedang.
• Gaya 4. Ikut sertakan bawahan sebagai satu kelompok, dapatkan ide dan saran
dari mereka. Kemudian ambil keputusan sendiri disertai pengaruh dan saran
bawahan. Partisipasi bawahan tinggi.
• Gaya 5. Ikut sertakan bawahan sebagai suatu kelompok dalam memecahkan
masalah. Bersama mereka kembangkan dan evaluasi alternatif. Usahakan
mencapai consensus. Anda sebagai pemimpin berperan sebagai ketua. Tidak
dibenarkan mempengaruhi kelompok dengan apa yang hendak anda putuskan dan
anda bersedia untuk menerima dan melaksanakan setiap keputusan kelompok.
Partisipasi bawahan sangat tinggi.
Seleksi
Keseluruhan proses yang ditempuh organisasi untuk mengisi posisi manajemen
pada hakikatnya merupakan latihan dalam upaya mengidentifikasi individu-
individu yang akan menjadi pemimpin yang efektif.
Pelatihan
Dalam catatan yang optimistic, terdapat bukti yang mengemukakan bahwa
pelatihan perilaku melalui pelatihan pemodelan dapat meningkatkan kemampuan
individu memperlihatkan ciri kepemimpinan kharismatik.
E. Isu-Isu yang Mempengarui Kepemimpinan
1) Kepemimpinan Kharismatis: pengikut terpicu kemampuan kepemimpinan
heroic/luar biasa ketika mereka mengamati perilaku pemimpin mereka.
2) Kepemimpinan transformasional: pemimpin yang menginpirasi pengikut
untuk melampaui kepentingan pribadi mereka dan mampu membawa dampak
mendalamdan luar biasa pada para pengikut.
3) Kepemimpinan Visioner: kemampuan menciptakan dan mengartikulasikan visi
yangrealistis, kredibel dan menarik mengenai masa depan organisasi