Anda di halaman 1dari 13

PL II

PENGUJIAN KARAKTERISTIK PASIR CETAK

2.1 Tujuan Pengujian Karakteristik Pasir Cetak


1. Agar praktikan mengetahui cara menguji karakteristik pasir cetak.
2. Agar praktikan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik pasir cetak.
3. Agar praktikan mengetahui macam-macam karakteristik pasir cetak.
4. Agar praktikan mampu menganalisis karakteristik pasir cetak.

2.2 Dasar Teori


2.2.1 Definisi Karakteristik Pasir Cetak
Karakteristik pasir cetak adalah sifat khas yang dimiliki pasir cetak yang akan
mempengaruhi hasil coran Kualitas hasil coran dipengaruhi oleh jumlah komposisi pasir
cetak, komposisi kimia, logam cair, dan karakteristik pasir cetak yang dilakukan suatu
pengujian, seperti kekuatan tekan, geser, dan tarik dan juga permeabilitas dari pasir
cetaksangat diperlukan untuk mengetahui sifat dari pasir cetak, sehingga dapat mengurangi
resiko cacat pada hasil coran. Karakteristik pasir cetak dibagi menjadi 2 macam, yaitu
permeabilitas dan kekuatan.

2.2.1.1 Permeabilitas
Permeabilitas adalah sebuah ukuran dari bagaimana fluida (gas) dapat dengan mudah
melewati celah yang sempit diantara butir-butir pasir. (Sumber : Desarmo, 1997, p.372)
Permeabilitas juga dapat diartikan sebagai suatu kemampuan pasir cetak pada panjang
dan tinggi tertentu untuk dialiri fluida udara dengan volume tertentu tiap tekanan dan luas
penampang dalam waktu tertentu. Permeabilitas dirumuskan :

VH
P ............................................................................................. (2-1)
pAT

Dimana:
P = Permeabilitas (cm3 /menit)
V = volume udara (1 ml = cm3)
H = tinggi spesimen (cm)
p = tekanan udara (gr/cm2 , 1 gr = 1 cmKa)

Laboratorium Pengecoran Logam


Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
A = luas penampang spesimen (cm2)
T = waktu (menit)
Penjabaran rumus :

VH cm3 cm
P
pAT gr/cm2 cm2 menit
cm3 cm cm3 cm cm3

gr menit cmKa menit menit
Sumber : Heine (1976, p.96)

Gambar 2.1 Tabel Tekanan Uji Permeabilitas dan Nilai-Nilai yang Sesuai, Seperti yang
Diperoleh Dengan Pelat Orifice
Sumber : Heine, (1976,p.98-99)

Laboratorium Pengecoran Logam


Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
Gambar 2.2 Tekanan Uji Permeabilitas dan Nilai-Nilai yang Sesuai, Seperti yang
Diperoleh Dengan Pelat Orifice (Kelanjutan)
Sumber : Heine (1976, p.98-99)

2.2.2 Kekuatan
Kekuatan adalah kemampuan suatu bahan untuk menahan beban baik beban dinamis
atau statis yang menyebabkan gaya tekan, tarik dan geser sehingga mencapai titik dimana
tepat sebelum patah. Adapun arah gaya yang bekerja dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.3 a) Gaya tekan b) Gaya geser c) Gaya tarik


Sumber : Beeley (2001, p.186)

A. Kekuatan berdasarkan arah gaya :


1. Kekuatan Tekan
Kemampuan pasir cetak dalam menahan beban tekan (Gambar 2.1) tekan
maksimumnya persatuan luas penampang. Beban tekanan terjadi pada saat
penuangan logam cair. Standar kekuatan tekan basah adalah 5-22 Psi (34,474
151,685 kPa), dan standar kekuatan tekan kering adalah 20-250 Psi (137,89514
1723,68925 kPa). (Heine: 1967, p.95)

Laboratorium Pengecoran Logam


Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
2. Kekuatan Tarik
Kemampuam pasir cetak menerima beban tarik (Gambar 2.1) persatuan luas
penampang. Beban tarik biasanya terjadi pada saat penyusutan logam cair yang
berubah fase menjadi padat. Standart kekuatan Tarik adalah 1 sampai 6 psi (1 sampai
41,368542). (Heine: 1967, p.95)
3. Kekuatan Geser
Kemampuan pasir cetak menahan gaya geser (Gambar 2.1) persatuan luas
spesimen. Beban geser terjadi pada saat logam cair mengalir di dasar cetakan pasir
atau ketika melewati saluran.Standart kekuatan geser basah adalah 1,5-7 psi. (
10,3421355 48,263299). (Heine: 1967, p.95)

B. Berdasarkan kadar air :


1. Kekuatan basah
Kekuatan basah merupakan kekuatan yang terdapat pada pasir cetak dan dalam
pasir cetak tersebut masih terdapat air bebas, kekuatan basah berguna pada saat
proses pembuatan cetakan pasir.
2. Kekuatan kering
Kekuatan tekan kering adalah kekuatan yang terdapat pada pasir cetak setelah air
bebas yang terdapat dalam pasir cetak telah habis setelah diberikan pemanasan.
Kekuatan kering berguna saat proses penuangan logam cair ke dalam cetakan

2.2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Karakteristik Pasir Cetak


1. Kadar Air

Gambar 2.4 Grafik Pengaruh Air dan Bentonit pada pasir


Sumber: Surdia dan Chijiwa (1980, p.112)

Laboratorium Pengecoran Logam


Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
- Pengaruh kadar air terhadap Permeabilitas
Pada gambar 2.4, dijelaskan bahwa grafik meningkat dikarenakan pasir
dan bentonite yang teraktifasi dengan kadar air mulai berikatan sehingga
terbentuknya rongga rongga diantara butir pasir hingga titik optimum. Titik
optimum dikarenakan pasir dan bentonite terikat sempurna yang menyebabkan
rongga rongga diantara butir pasir mudah dilewati oleh fluida gas sehingga
permeabilitas mencapai titik optimum. Setelah titik optimum, grafik
menagalami penurunan. Hal ini dikarenakan bentonite merata mengisi rongga
antar butir pasir yang mengakibatkan rongga rongga kembali mengecil dan
menyebabkan permeabilitas turun.
- Pengaruh Kadar Air terhadap Kekuatan Basah
Pada gambar 2.4 meningkatnya kadar air juga menyebabkan kekuatan
basah. Hal ini dikarenakan teraktifasi bentonite dengan pasir menyebabkan
ikatan antar butir pasir juga meningkat sehingga berpengaruh pada kekuatan
basah. Grafik mencapai titik optimum, hal ini menunjukkan ikatan antar pasir
juga mengalami titik optimumnya sehingga kekuatan basahnya juga optimum.
Kemudian grafik mulai menurun, hal ini karena adanya air bebas yang mengisi
rongga rongga butir pasir sehingga ikatan pasir yang optimum tadi akan
menurun karena pasir cetak bersifat menjadi lubricant.
- Pengaruh Kadar Air terhadap Kekuatan Kering
Pada gambar 2.4, dijelaskan bahwa kadar bentonite tetap dan kadar air
bertambah, maka kekuatan kering akan meningkat terus. Hal ini dikarenakan
kekuatan kering diukur ketka sudah hilang kadar airnya. Dengan bertambahnya
kadar air maka ikatan bentonite semakin merata sebelum dipanaskan, setelah
dipanaskan bentonite yang merata tadi akan menjadi kering dan terikat
sempurna dengan pasir dalam kondisi kering.
2. Kadar Pengikat
- Pengaruh kadar pengikat terhadap permeabilitas
Kadar pengikat (bentonite) pada pasir cetak rata-rata 4-8%, semakin
banyak kadar bentonite dengan kadar air yang tetap menyebabkan
permeabilitasnya menurun, karena semakin banyak kadar bentonit, maka
rongga yang seharusnya terbentuk akan terisi bentonit yang tidak teraktivasi air
sehingga permeabilitasnya rendah.

Laboratorium Pengecoran Logam


Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
- Pengaruh kadar pengikat terhadap kekuatan

Gambar 2.5 Grafik Hubungan Kadar Lempung dengan Kekuatan


Sumber: Heine (1976, p.109)

Dapat dilihat gambar 2.5. Jika kadar pengikat kurang lebih 10%-12%,
maka pasir akan terikat sempurna sehingga kekuatannya cenderung meningkat
hingga titik optimum tadi yaitu 10%-12%. Tetapi apabila jumlah pengikat telah
melebihi 10%-12%, maka kekuatan cenderung konstan karena pengikat telah
mengikat keseluruhan pasir dan bentonite yang berlebihan tadi akan mengikat
bentonite sisa itu sendiri. Kemudian terdapat area yang diarsir pada gambar
diatas. Area tersebut menunjukkan variasi dari campuran pasir dan bentonite
yang dikarenakan adanya kemurnian pasir, proses penyaringan dan efisiesi
campuran, serta faktor lainnya. (Sumber : Heine : 1967, p.110)
3. Bentuk Butir Pasir Cetak
Dari bentuk butirannya, butir pasir dibagi menjadi 4 yaitu butir pasir bulat, butir
pasir sebagian bersudut, butir pasir bersudut, dan butir pasir campuran(compounded).
Dapat dilihat pada gambar 1.
a. Butir Pasir Bulat (Rounded)
Memiliki permeabilitas tinggi karena rongga udara antar butiran besar,
namun memiliki kekuatan yang rendah karena bidang kontak antar butir kecil.
Bentuk butir dapat dilihat pada Gambar 1.
b. Butir Pasir Sebagian Bersudut (Subangular)
Memiliki permeabilitas lebih rendah disbanding butir pasir bulat karena
rongga udara antar butir lebih sempit, namun memiliki kekuatan yang lebih
tinggi dari pada butir pasir bulat karena luas bidang kontaknya lebih besar.
Bentuk butir dapat dilihat pada Gambar 1.

Laboratorium Pengecoran Logam


Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
c. Butir Pasir Bersudut (Angular)
Memiliki permeabilitas lebih rendah dibanding butir pasir sebagian
bersudut karena rongga udara antar butirnya lebih sempit, namun memiliki
kekuatan yang lebih tinggi daripada butir pasir bulat dan sebagian bersudut
karena luas bidang kontaknya lebih besar. Bentuk butir dapat dilihat pada
Gambar 1.
d. Butir Pasir Campuran (Compound)
Memiliki permeabilitas paling rendah karena rongga udara antar butirnya
paling sempit, namun memiliki kekuatan paling besar dari pada butir pasir
yang lain karena luas bidang kontaknya paling besar. Bentuk butir dapat dilihat
pada Gambar 1.
4. Pemadatan
Semakin banyak penekanan saat kita membuat cetakan pasir maka dapat
menyebabkan jarak antar butir menjadi rapat dan padat. Hal ini dapat menurunkan
permeabilitasnya, pemadatan juga mengakibatkan kekuatannya meningkat. Hal ini
ditunjukkan dengan terjadinya penyempitan celah antar butir sehingga daya ikat dan
gaya tarik menarik antar butir semakin tinggi, sehingga kekuatan pasir cetak semakin
meningkat akibat jarak antar butiran yang lebih rapat.
5. Distribusi Besar Butir Pasir Cetak
Distribusi besar butir pasir cetak merupakan persebaran butir atau presentase
dari besar butir pasir cetak yang digunakan. Pasir cetak yang baik adalah pasir cetak
yang terdiri dari ukuran yang bermacam-macam dan butirnya homogen, sehingga
permeabilitasnya akan optimal,karena luas bidang kontaknya kecil. Sebaliknya, jika
butir pasir heterogen bidang kontaknya luas sehingga distribusi tegangan merata dan
jarak antar butir semakin kecil, sehingga nilai permeabilitasnya rendah dan
kekuatannya tinggi. (surdia dan Chijiwa, Teknik pengecoran Logam(1980:110)

2.2.5 Pengaruh Karakteristik Pasir Cetak Terhadap Hasil Coran


1. Pengaruh permeabilitas terhadap hasil coran
Jika permeabilitas pasir cetak rendah, maka akan mengakibatkan udara sulit
keluar melalui celah-celah antar butir pasir cetak pada saat proses penuangan logam
cair. Udara yang terjebak dalam logam cair akan menyebabkan porositas dan
shrinkage pada logam setelah pendinginan. Namun apabila permeabilitas terlalu

Laboratorium Pengecoran Logam


Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
tinggi maka akan mudah terjadi inklusi pasir.
2. Pengaruh kekuatan pasir cetak terhadap hasil coran
a. Pengaruh Kekuatan Tekan
Apabila kekuatan tekan kurang, maka cetakan pasir akan cepat rusak saat
penuangan. Hal ini akan mengakibatkan melendutnya permukaan cetakan pasir
yang dapat menyebabkan cacat permukaan berupa pembengkakan pada
permukaan produk. Kemudian apabila kekuatan tekan tinggi maka saat logam
cair dituangkan menyebabkan turbulensi sehingga aka nada udara yang terjebak
di dalam coran menyebabkan cacat porositas.
b. Pengaruh Kekuatan Geser
Apabila kekuatan geser rendah, maka saat dilakukan penuangan logam cair
yang masuk saluran akan mempengaruhi permukaan saluran sehingga
permukaan saluran yang memiliki kekuatan geser yang rendah akan ada pasir
yang ikut terbawa aliran logam cair. Kemudian apabila kekuatan geser tinggi
akan mengakibatkan turbulensi sehingga ada udara yang terjebak maka hasil
coran akan mengalami terjadinya porositas.
c. Pengaruh Kekuatan Tarik
Apabila kekuatan tarik rendah, maka ketika terjadi perubahan fase dari cair
ke padat yang mengakibatkan penyusutan logam, pasir cetak akan tertarik oleh
logam. Jika kekuatan pasir cetak rendah, maka dapat menyebabkan terjadinya
inklusi pasir pada coran, sementara jika kekuatan tarik pasir terlalu tinggi dapat
menyebabkan cacat retak/Hot Tear dikarenakan hasil coran itu akan tertarik oleh
cetakan pasir yang memiliki kekuatan tarik lebih tinggi.

2.3. Pelaksanaan Pengujian


2.3.1. Pengujian Permeabilitas Pasir Cetak
2.3.1.1. Alat Dan Bahan
1. Sand Rammer
Alat ini digunakan untuk menumbuk pasir cetak menjadi bentuk spesimen yang
dikehendaki yaitu panjang 5 cm dan diameter 5 cm ( luas penampang = 19,625 cm2 ).
Tipe : POU
Merk : George Fisher

Laboratorium Pengecoran Logam


Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
Fabr : 2054
Buatan : Jerman Barat
Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.6

Gambar 2.6 : Sand Rammer


Sumber : Laboratorium Pengecoran Logam Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya

2. Stop watch
Alat ini digunakan untuk mengukur waktu sampai 2000 cc udara.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.7

Gambar 2.7 : Stopwatch


Sumber : Laboratorium Pengecoran Logam Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya

3. Permeabilitas meter
Alat ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar angka permeabilitas dari
pasir cetak yang diuji.
Tipe : POU
Buatan : Jerman Barat
Fabr : 1725
Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.8

Laboratorium Pengecoran Logam


Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
Gambar 2.8 : Permeabilitas meter
Sumber : Laboratorium Pengecoran Logam Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya

4. Timbangan elektrik
Alat ini digunakan untuk menimbang bahan dan berat spesimen yang akan
digunakan dalam pengujian.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.9

Gambar 2.9 : Piknometer


Sumber : Laboratorium Pengecoran Logam Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya

2.3.1.2. Urutan Kerja Pengujian


1. Panaskan pasir cetak selama 60 menit dengan temperatur 110o C
2. Siapkan 150 gr pasir cetak untuk pengujian ini dengan menggunakan sand rammer
pada gambar 2.6.
3. Buka pelindung orifice dan pilihlah salah satu posisi penunjuk skala yang akan
digunakan.
a. Tanda biru untuk skala P = 0 50
b. Tanda merah untuk skala P = 0 500
Skala P dibaca dari skala merah bagian luar dari pengukuran tekanan.

Laboratorium Pengecoran Logam


Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
Skala paling dalam menunjukkan tekanan dinamis antara orifice dan spesimen
dalam mm kolom air.
4. Memutar kran pada posisi B dan angkat tabung udara ke atas secara perlahan lahan
hingga angka nol terlihat tepat pada batas tabung bawah lalu kunci pada posisi E.
5. Letakkan tabung spesimen berikut spesimen di dalamnya pada orifice.
6. Putar kran pada posisi A bersamaan mulai menghitung waktu dengan stopwatch saat
udara dialirkan ke spesimen pasir cetak. Hal ini ditandai dengan tabung udara mulai
turun ke bawah.
7. Catat besar P spesimen pasir cetak dengan tekanan yang terbaca pada skala
permeabilitas meter saat 1000 cc udara yang sudah terlewatkan.
8. Catat waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan udara sebanyak 2000 cc melalui
tabung spesimen pasir cetak yang diuji.
9. Ulangi langkah 1 8 sampai spesimen 3 serta catat data P (tekanan).

2.3.2. Pengujian Kekuatan Pasir Cetak


2.3.2.1 Alat Dan Bahan
1. Universal stregth machine
Alat ini digunakan untuk menguji kekuatan pasir cetak.
Merk : George Fischer
Buatan : Jerman Barat
Gambar alat dapat dilihat pada gambar 2.10

Gambar 2.10 : Universal Strenght Machine


Sumber : Laboratorium Pengecoran Logam Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya

Laboratorium Pengecoran Logam


Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
2. Sand Rammer
Alat ini digunakan untuk menumbuk pasir cetak menjadi bentuk spesimen yang
dikehendaki yaitu panjang 5 cm dan diameter 5 cm (luas penampang = 19,625 cm2).
3. Timbangan elektrik
Alat ini digunakan untuk menimbang bahan dan berat spesimen yang akan
digunakan dalam pengujian.

2.3.2.2 Urutan Kerja Pengujian


Urutan kerja pengujian kekuatan tekan
a. Langkah pengujian tanpa perlakuan panas
1. Ambil campuran pasir cetak seberat 150 gram, lalu buat spesimen uji tekan
dengan menggunakan sand rammer pada gambar(spesimen sebanyak 5 buah).
2. Pasang kepala uji tekan pasir cetak pada alat uji kekuatan pasir cetak.
3. Letakkan spesimen dan hati-hati jangan sampai rusak.
4. Putar handwheel secara terus-menerus dengan putaran konstan dan perlahan-
lahan hingga hancur.
5. Baca dan catat besar kekuatan tekan pasir cetak tersebut (lengkap dengan
satuannya) pada skala paling luar yang terdapat pada alat uji tekan pasir cetak.
6. Lakukan langkah 1-5 untuk spesimen berikutnya.
b. Langkah pengujian dengan perlakukan panas.
Langkah pengujian sama dengan tanpa perlakuan panas, hanya setelah pasir
cetak dibuat spesimen uji tekan, dilakukan pemanasan dalam dapur pemanas
dengan suhu 110 C selama 1 jam.
Urutan kerja pengujian kekuatan geser
a. Langkah-langkah pengujian tanpa perlakuan panas
1. Ambil campuran pasir cetak seberat 150 gram, lalu buat spesimen uji geser
dengan sand rammer (spesimen sebanyak 5 buah).
2. Pasang kepala uji geser pasir cetak pada alat uji kekuatan geser pasir cetak.
3. Letakkan spesimen dan hati-hati jangan sampai spesimen rusak.
4. Putar handwheel secara terus-menerus dengan putaran konstan dan perlahan-
lahan hingga spesimen hancur.
5. Baca dan catat besar kekuatan tekan pasir cetak tersebut pada skala yang di
tengah pada alat uji geser tersebut.

Laboratorium Pengecoran Logam


Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
6. Lakukan langkah 1-5 untuk spesimen berikutnya.
b. Langkah pengujian dengan perlakuan panas.
Langkah pengujian sama dengan tanpa perlakuan, hanya setelah pasir cetak
dibentuk spesimen uji geser, dilakukan pemanasan dalam dapur pemanasan dengan
suhu 110 C selam 1 jam.
Urutan kerja pengujian kekuatan tarik pasir cetak
a. Langkah-langkah pengujian tanpa perlakuan panas
1. Ambil campuran pasir cetak seberat 150 gram, lalu buat spesimen uji tarik
dengan menggunakan sand rammer (spesimen sebanyak 5 buah).
2. Pasang kepala uji tarik pasir cetak pada alat uji kekuatan pasir cetak
3. Letakkan spesimen dan hati-hati jangan sampai rusak.
4. Putar handwheel secara terus-menerus dengan putaran konstan dan perlahan-
lahan hingga spesimen hancur.
5. Baca dan catat besar kekuatan tarik pasir cetak tersebut Lakukan langkah 1-5
untuk spesimen berikutnya.
b. Langkah pengujian dengan perlakuan panas.
Langkah pengujian sama dengan tanpa perlakuan, hanya setelah pasir cetak
dibentuk spesimen uji tarik, dilakukan pemanasan dalam dapur pemanasan dengan
suhu 110 C selama 1 jam.

Laboratorium Pengecoran Logam


Jurusan Mesin Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai