Anda di halaman 1dari 9

UNIVERSITAS INDONESIA

PRAKTIKUM METALURGI PROSES

LAPORAN AWAL

MODUL PASIR CETAK

IRFAN ALFIERI WIDYATMOKO

1906356456

KELOMPOK 9

LABORATORIUM METALURGI PROSES

DEPARTEMEN STUDI TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL

FAKULTAS TEKNIK

DEPOK

FEBRUARI 2022
1. Tujuan Percobaan
a. Memahami sifat-sifat pasir cetak dan hubungan antara sifat-sifat pasir cetak yang
meliputi:
i. Distribusi besar pasir
ii. Hubungan antara kadar air dan aditif dalam pasir cetak terhadap
permeabilitas, kekuatan geser, dan kekuatan tekan
iii. Mampu bentuk (flowability) dari pasir cetak
b. Memahami perbedaan karakteristik antara pasir basah (green sand), pasir kering
(dry sand), dan pasir kering tanpa pemanasan (holding sand)
2. Dasar Teori

a. Proses pembuatan pasir cetak


Cetakan pasir merupakan jenis pengecoran yang menggunakan cetakan expandable
mold atau cetakan sekali pakai. Pasir cetak dapat digunakan untuk 1 kali pengecoran
dikarenakan cetakan akan dirusak ketika ingin mengambil produk cor. Terdapat beberapa
jenis pasir yang digunakan yaitu, pasir silica, pasir zircon, pasir olivine, atau pasir
chromite. Pasir silica merupakan alternative pasir yang banyak digunakan pada sector
industry dikarenakan biaya yang murah. Pasir silica memiliki harga murah dikarenakan
kemudahan mendapatkan bahan baku dan penggunaannya dapat digunakan secara luas.
Semakin tinggi kadar SiO2 dalam pasir silica, maka kualitas akan menjadi semakin baik.
Namun, pasir cetak memiliki temperature leleh yang rendah diantara suhu 1427oC –
1760oC dengan ekspansi panas yang tinggi pada suhu 573oC. Hal tersebut menyebabkan
cacat pengecoran seperti hot cracking, scrab, rat tail, dll.
Pasir cetak memiliki keunggulan sebagai berikut:

- Mudah didapatkan
- Murah
- Dapat digunakan kembali dengan penggantian pasir baru sebanding 20%
- Kekuatan tinggi
- Dapat digunakan untuk mencetak berbagai ukuran
- Dapat digunakan untuk produksi satuan atau massal
- Sifat refraktori dan ketahanan kimia baik
Pasir cetak memiliki beberapa jenis sebagai berikut:

- Cetakan pasir kering, merupakan cetakan yang menggunakan bahan pengikat organic
yang dibakar untuk memperkuat ikatan antar pasir pada suhu 200oC – 300oC
- Cetakan pasir basah, merupakan cetakan yang dibentuk oleh pasir dengan kandungan
air
- Cetakan kulit kering, merupakan cetakan yang didapatkan melalui pengeringan pasir
basah dengan kedalaman 1,2 cm – 2,5 cm dari permukaan rongga cetakan
Alur pengecoran pasir cetak:

b. Sifat-sifat pasir cetak

Pada proses pembuatan cetakan, pasir yang digunakan harus memenuhi syarat sebagai
berikut:
- Mempunyai sifat mampu bentuk dan kuat, dikarenakan hal diperlukan cetakan pasir
dengan kekuatan cocok. Cetakan dengan kekuatan yang tidak cocok akan mengalami
kerusakan ketika tahapan pemindahan dan dapat tidak menahan logam cair yang
dituangkan
- Permeabilitas yang cocok, dikarenakan kemampuan pasir melewatkan gas dari dalam
cetakan dan gas dari logam cair yang menyebabkan cacat dapat diantisipasi.
Permeabilitas ditentukan melalui rumus:
𝑄𝑥𝐼
𝐺𝐷 =
𝑃𝑥𝐴𝑥𝑇
Keterangan:
Q = Volume udara yang dilewatkan
I = Panjang sampel
P = Tekanan udara
A = Luas irisan sampel
T = Waktu yang diperlukan
- Flowability yang baik, yaitu kemampuan pasir dimampatkan sesuai pola. Pasir yang
memiliki alir baik dapat mengisi tiap sudut atau bagian secara merata pada cetakan
- Tahan temperature tuang logam, dikarenakan cetakan perlu menahan panas logam cair
agar tidak mengalami kerusakan atau kecacatan pada proses penuangan
- Distribusi besar butir pasir yang cocok, dikarenakan ukuran dan distribusi butir
memiliki pengaruh terhadap permeabilitas cetakan. Semakin halus butir, permukaan
produk cor akan semakin halus tetapi tidak dapat terlalu halus dikarenakan gas akan
terperangkap.
- Sifat adhesive baik, yaitu kemampuan pasir melekat dengan logam cetakan atau
dinding. Cetakan tidak akan lepas dari dinding apabila cetakan memiliki sifat adhesi
yang baik sebelum proses penuangan
- Sifat kohesif, yaitu hubungan daya ikat sesama atau antara butir pasir penyusun
cetakan. Sifat kohesif mempengaruhi sifat mekanis seperti kekuatan basah, kekuatan
kering, kekuatan panas, kekuatan kimia, dan ketahanan temperature tinggi
- Sifat collapsibility, yaitu sifat mampu abruk cetakan yang diperlukan agar pasir dapat
direklamasi dan digunakan kembali
- Koefisien muai rendah, agar tidak mengalami pemuaian berlebihan pada proses
penuangan
- Komposisi yang cocok antara air, pasir, pengikat, dan aditif. Dikarenakan tiap
komposisi memiliki perananannya masing-masing pada cetakan. Air berfungsi sebagai
activator untuk mengaktifkan daya ikat pada pengikat, agar butir pasar dapat
berhubungan satu sama lain

Karakteristik pasir cetak merupakan sifat yang mempengaruhi kualitas hail cor. Hal
tersebut dipengaruhi jumlah komposisi pasir cetak, kimia, logam cair, dan sifat mekanik.
Terdapat 2 karakteristik pasir cetak yaitu:

- Permeabilitas, yaitu kemampuan pasir cetak dialirkan fluida dalam waktu tertentu pada
suatu satuan luas
- Kekuatan, yaitu kemampuan pasir cetak menahan beban dinamis atau statis sebelum
mengalami perpatahan. Kekuatan berdasarkan arah gaya dibagi menjadi:
o Kekuatan Tekan, yaitu beban yang terjadi pada tahapan penuangan logam cair
ke dalam cetakan. Standar yang digunakan untuk tekan basah adalah 5-22 psi
dan standar kekuatan tekan kering adalah 20-250 psi
o Kekuatan Geser, yaitu beban yang terjadi ketika logam cair mengalir pada dasar
cetakan pasir dengan standar 1,5-7 psi
o Kekuatan Tarik, yaitu beban yang terjadi ketika logam cair mengalami
penyusutan dan berubah fasa menjadi padat. Standar yang digunakan adalah 1-
6 psi
Selain itu, terdapat klasifikasi terhadap kekuatan berdasarkan kadar air sebagai berikut:
o Kekuatan Basah, yaitu kekuatan yang terdapat pada pasir cetak setelah
diberikan air
o Kekuatan Kering, yaitu kekuatan pada pasir cetak setelah air habis dalam pasir
cetak yang dihasilkan melalui pendinginan dalam temperature ruangan

Bentuk butir pasir cetak memiliki pengaruh terhadap kemampualiran, permeabilitas,


dan sifat mekanis pasir serta cetakan. Bentuk butir dapat dibagi menjadi 4, yaitu bentuk
butir pasir bulat (rounded), butir pasir sebagian bersudut (sub angular), butir pasir bersudut
(angular), dan butir pasir kristal atau tidak beraturan (irregular) yang ditunjukkan pada
gambar 2.3.
- Butir pasir bulat, baik digunakan sebagai pasir cetak dikarenakan hanya memerlukan
bahan pengikat dalam kadar sedikit dan butir pasir dapat mengisi kekosongan antar
butir, sehingga didapatkan densitas yang padat dari cetakan
- Butir pasir bersudut, memiliki luas permukaan kontak terbesar, sehingga kadar
pengikat yang dibutuhkan menjadi lebih banyak. Oleh karena itu, kekuatan ikat antar
butir menjadi lebih rendah dibandingkan bentuk butir pasir lainnya
- Butir pasir kristal, merupakan butir yang sulit mengisi kekosongan ruang dikarenakan
terdapat butir kecil yang menempel pada butir besar, sehingga permeabilitas dan
kekuatan akan menurun pada suhu operasi tinggi

Pasir cetak dihasilkan oleh butir pasir dalam ukuran yang beragam atau butir tersaring
dengan ukuran yang seragam. Distribusi besar butir yang ideal merupakan 2/3 dari jumlah
pasir yang digunakan dan terletak pada tiga nomor sieve yang berurutan. Distribusi ukuran
butir dibagi menjadi:

- Distribusi ukuran butir sempit, yaitu susunan ukuran butir terdiri dari kurang lebih 2
fraksi
- Distribusi ukuran butir sempit, yaitu 90% dari ukuran besar butir terdiri dari 1 fraksi
- Distribusi ukuran butir lebar, yaitu susunan ukuran butir terdiri dari kurang lebih 3
fraksi
- Distribusi ukuran butir sangat lebar, yaitu susunan ukuran butir terdiri dari 3 fraksi
lebih

Distribusi pasir memiliki parameter ideal yang berbeda dikarenakan setiap penggunaan
cetakan pasir berbeda. Hal itu disebabkan distribusi dan ukuran butir pasir memiliki
pengaruh penting dalam menentukan karakteristik seperti kekuatan, kehalusan permukaan,
dan permeabilitas cetakan pasir. Distribusi butir sempit akan memberikan permeabilitas
tinggi. Distribusi butir lebar akan memberikan kekuatan yang tinggi, dikarenakan celah
agak terbentuk lebih banyak yang akan diisi oleh pengikat. Kadar binder, kadar air, kadar
bahan yang dapat terbakar, waktu pengadukan, temperature pemanasan, distribusi pasir,
dan lama cetakan dibuat hingga waktu tuang merupakan variable yang perlu menjadi
konsiderasi dalam menentukan ke-idealan parameter.

c. Bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembuatanny

- Pasir, dibagi menjadi beberapa jenis


o Silika (SiO2), digunakan pada mayoritas pengecoran logam yang menggunakan
pasir cetak
o Zirkon (ZrO2), digunakan sebagai facing-sand atau campuran silica
o Chromite (FeO.Cr2O3), digunakan sebagai facing sand atau campuran dengan
silica
- Pengikat (Binder), merupakan material dengan daya tarik kuat terhadap air dan dapat
mengikat butir-butir pasir cetak yang berukuran kurang dari 20 micron. Terdapat
beberapa jenis pengikat seperti bentonite, tanah lempung, dan resin. Ketika pengikat
terkena air, plastisitas akan meningkat dan mampu mengikat antara satu butir dengan
yang lainnya.
- Air, merupakan komponen yang berfungsi sebagai activator bentonite untuk mengikat
pasir cetak. Kadar air yang digunakan berada dalam rentang 1,5% - 8% tergantung dari
jenis logam yang dituang. Kadar dibawah 1,5% akan menyebabkan daya ikat yang
kurang dan kadar diatas 8% akan menyebabkan bentonite terlalu encer dan tidak dapat
mengikat.
- Aditif, merupakan komponen yang ditambahkan ke dalam campuran resin dan pasir
untuk mendapatkan permukaan dengan kualitas baik, serta menghilangkan retak dalam
tahapan penuangan. Kadar aditif yang digunakan sebesar 1% dalam campuran, apabila
berlebih akan menyebabkan cacat. Aditif yang digunakan memiliki pengaruh terhadap
peningkatakn kehalusan permukaan coran (coal-dust, bubuk arang, tepung terigu, dan
tepung grafit), meredam tegangan akibat pemuaian dan meningkatkan permeabilitas
(serbuk gergaji dan tepung), meningkatkan ketahanan panas (zircon dan chromite),
meningkatkan collapsibility (molasses, tepung, serbuk gergaji), dan meningkatkan
kehalusan permukaan cor atau coating (alumina dan grafit)
- Core Sand, merupakan bentuk dari pasir yang dipasang pada rongga cetakan untuk
mencegah pengisian logam pada bagian berbentuk lubang atau berongga dalam suatu
coran. Inti dapat berupa inti minyak, inti kulit, inti CO2, inti udara, dll.
3. Alat dan Bahan
a. Pengujian Distribusi Pasir
i. Alat penggoncang pasir
ii. Ayakan dengan mesh bertingkat
b. Pengujian Kekuatan Tekan
i. Alat pemadat pasir (sand rammer)
ii. Mesin Universal Tester
iii. Sampel uji pasir
c. Pengujian Kekuatan Geser
i. Alat pemadat pasir (sand rammer)
ii. Mesin Universal Tester
iii. Sampel uji pasir
4. Flow Chart Percobaan
a. Pengujian Distribusi Pasir

Timbang sampel pasir kering

Tuangkan sampel pada Menghitung GFN


bagian teratas alat ayakan Σ(𝑊𝑛 𝑥 𝑆𝑛)
sesuai ukuran mesh, serta 𝐺𝐹𝑁 =
Σ(𝑊𝑛)
digoyangkan selama 15 menit

Hitung prosentase berat tiap


Timbang pasir terayak pada ayakan
tiap-tiap ukuran berdasarkan 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑟 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛
besar butir pasir %= x
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑚𝑒𝑛
100

b. Pengujian Kekuatan Tekan

Letakkan sampel pada alat


Memasukkan sampel ke
uji tekan (universal testing
dalam tube dan
Preparasi spesimen machine) dan pasangkan
memasang sand rammer
compression head, serta
untuk ditumbuk 3x
magnet penunjuk

Apabila terdapat batas Setelah sampel patah,


Ambil sampel yang telah
toleransi, ambil sampel baca angka yang
dicampur dari mixer
dan keluarkan dari tube ditunjukkan oleh magnet

Simpan sampel dalam


Ulangi selama 3x dan
Menimbang pasir antara tempat tertutup, agar
hitung nilai rata-rata dari
147-187 gram tidak terjadi perubahan
hasil yang didapatkan
kondisi

c. Pengujian Kekuatan Geser


Catat hasil pengujian
Preparasi spesimen
pada kertas

Ulangi pengujian
Pasang compression
sebanyak 3x dan
head dan magnet
hitung rata rata hasil
penunjuk
uji yang didapatkan

Baca angka yang


Nyalakan mesin dan
ditunjukkan pada
hingga sampel patah
magnet penunjuk

5. Daftar Pustaka
a. Modul Praktikum Metalurgi Proses 2022
b. http://staffnew.uny.ac.id/upload/132048523/pendidikan/5.+Pasir+cetak.pdf
c. https://text-id.123dok.com/document/rz3xx8omz-pengujian-pasir-cetak-
62852248-perancangan-pola-dan-cetakan-pa.html
d. https://logamceper.com/pengujian-pasir-cetak-pada-pengecoran-
logam/#:~:text=Lalu%2C%20apa%20itu%20pengujian%20pasir,umumnya%20ce
takan%20terbuat%20dari%20pasir.
e. https://logamceper.com/langkah-pengujian-pasir-cetak-pengecoran-logam/
6. Teori Tambahan
6. Variasi ukuran butir dan kadar pengikat terhadap kekuatan tarik dan tekan

Proses pengecoran logam merupakan proses pencairan logam yang dituangkan ke sebuah
cetakan dari produk tertentu yang diinginkan. Pada pengecoran pasir cetak, cetakan merupakan
suatu hal yang krusial dalam menentukan kualitas produk. Kekuatan pasir pada sand casting
dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu ukuran butir dan kadar bahan pengikat. Bahan pengikat yang
menghasilkan cetakan pasir dengan kekuatan rendah adalah bahan pengikat yang melapisi butir
pasir secara tipis, serta apabila luas permukaan kontak antar butir pasir semakin kecil, kekuatan
cetakan akan semakin rendah.

Untuk gaya tarik, ukuran butir pasir memiliki pengaruh terhadap kekuatan tarik cetakan
dikarenakan semakin kecil ukuran butir, maka cetakan akan menjadi semakin padat dan memiliki
kerapatan yang tinggi. Semakin rendah kadar pengikat dalam campuran, akan semakin rendah
kekuatan pasir cetak dikarenakan daya ikat antar partikel menjadi rendah dan menyebabkan
kepadatan menurun

Untuk gaya tekan, ukuran butir pasir tidak memiliki pengaruh terhadap kekuatan tekan
cetakan dikarenakan taraf signifikansi lebih besar dari alpha, sehingga Ho diterima. Namun,
penambahan kadar pengikat memiliki pengaruh dimana semakin tinggi kadar pengikat, kekuatan
tekan cetakan akan semakin tinggi. Hal tersebut disebabkan taraf signifikansi kurang dari alpha,
sehingga Ho ditolak. Semakin kecil ukuran butir, maka luas bidang kontak antar butir akan
semakin besar dan meningkatkan kekuatan terhadap gaya tekan.

Referensi:

- Astika, I. M., Negara, DNK. P., dan Susantika, M. A. 2010.Pengaruh Jenis Pasir Cetak
dengan Zat Pengikat Bentonit Terhadap Sifat Permeabilitas dan Kekuatan Tekan Basah
Cetakan Pasir (Sand Casting). Jurnal Ilmiah Teknik Mesin. Vol. 4 (2): 132-138
- Devianty, Sella. "Analisis Kekuatan Tarik dan Tekan Cetakan Pasir akibat Variasi Ukuran
Butir dan Kadar Pengikat Pasir Cetak."
- Haryanto, Moh Ahadi. Analisis Pengaruh Variasi Ukuran Butir dan Kadar Pengikat
terhadap Kekuatan Tekan Cetakan Pasir. Diss. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
JEMBER, 2015.

Anda mungkin juga menyukai