Anda di halaman 1dari 9

UNIVERSITAS INDONESIA

PRAKTIKUM METALURGI PROSES


LAPORAN AWAL

MODUL PASIR CETAK

Madioti
1806149513
KELOMPOK 1

LABORATORIUM METALURGI PROSES


DEPARTEMEN TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL
FAKULTAS TEKNIK

DEPOK
MARET 2020
I. Tujuan Praktikum
 Memahami proses pembuatan pasir cetak
 Memahami sifat sifat pasir cetak
 Memahami hubungan antara sifat pasir cetak dengan proses penuangan yang
meliputi
o Distribusi besar butir pasir
o Kadar air dan/atau aditif dalam pasir cetak
o Hubungan antara permeabilitas, kekuatan geser, kekuatan tekan
terhadap kadar air dan/atau aditif dalam pasir cetak
o Flowability pasir cetak
o Jenis pasir yang dapat digunakan untuk pasir cetak dan
karakteristiknya.
II. Dasar Teori

a. Proses Pembuatan Pasir cetak


1. Penggilingan pasir
Pasir alam atau pasir daur ulang berbentuk gumpalan-gumpalan, pasir
ini harus dihancurkan terlebih dahulu menjadi butiran terpisah melalui
proses penggilingan dengan bantuan mesin giling.
2. Penyampuran pasir
Kualitas pasir cetak biasanya dijaga dengan cara menyampur pasir sisa
dengan pasir baru. Penyampuran pasir dilakukan dengan mesin
penyampur pasir
3. Pengayakan pasir
Pasir cetak perlu di ayak untuk memisahkan pasir yang masih
menggunpal serta kotoran-kotoran sisa pengecoran yang terdapat dalam
pasir cetak.
4. Pemisahan dari coran sisa
Pada pasir cetak sisa biasanya banyak terdpat serpihan-serpihan logam
sisa pengecoran. Serpihan-serpihan ini perlu dipisahkan untuk menjaga
kulitas pasir cetak. Pada pasir cetak sisa pengecoran baja cor atau besi
cor pemisahan serpihan-serpihan logam dilakukan menggunakan mesin
pemisah magnet.
5. Pendinginan pasir
Pendinginan pasir dilakukan pada pasir cetak sisa yang suhunya masih
relatit tinggi. Proses pendinginan dilakukan dengan mengangin-anginkan
pasir cetak sehingga didinginkan oleh udara.
b. Sifat-sifat pasir cetak
Sifat-sifat yang diharapakn dimiliki cetakan pasir diantaranya:
1. Kuat
Mampu menahan tekanan dan massa dari logam cair yang akan dituang
ke cetakan dan tidak mudah rusak / berubah bentuk bila dipindahkan.
2. Permeabilitas yang baik.
Cetakan harus mudah dilewati oleh gas udara baik yang berada dari
proses pencetakan maupun gas-gas yang terlarut dalam logam cair,
sehingga cacat- cacat tuangan akibat gas dapat dikurangi/dihindari.
3. Flowability yang baik.
Pasir mampu mengisi ruangan berbentuk sesuai dengan model cetakan
dengan baik secara merata dan seragam
4. Tahan terhadap Temperatur tuang logam
Cetakan pasir harus mampu menampung logam cair yang dituangkan.
5. Mempunyai distribusi pasir yang cocok.
Berhubungan dengan ukuran pasir dan distribusi butir yang membentuk
cetakan sehingga cetakan akan mendapatkan permeabilitas yang
diinginkan dan permukaan yang baik dalam konteks dimensi dan
kehalusan permukaan.
6. Sifat adhesive yang baik.
Cetakan tidak mudah terlepas dari dinding kup dan drag sebelum proses
penuangan selesai dengan kata lain pasir mampu melekat pada cetakan.
7. Sifat kohesive
Kemampuan setiap butir pasir pembentuk cetakan untuk saling melekat
dengan harapan terbentuk sifat mekanis yang baik. Kekuatan mekanis
yang berhubungan dengan sifat ini antara lain :
 Kekuatan basah, karena adanya kandungan air.
 Kekuatan kering, kekuatan tanpa kandungan air
 Kekuatan panas, kekuatan menahan ekspansi panas logam cair
 Kekuatan kimia, tidak mudah bereaksi dengan logam cair.
 Kekuatan terhadap temperatur tinggi.
8. Sifat collapsibility
Collapsibility merupakan kemampuan cetakan untuk dihancurkan/
dirobohkan sehingga dapat digunakan Kembali untuk membuat cetakan
yang baru.
9. Koefisien muai yang rendah
Cetakan pasir harus memiliki koefisien muai yang rendah agar tidak
terjadi pemuaian berlebih; dan mengurai kemungkinan produk hasil
cetakan berubah bentuk.
c. Bahan yang digunakan dalam pembuatannya
Dalam pembuatan cetakan pasir ada 4 bahan utama yaitu pasir, binder (pengikat),
air, dan aditif.
1. Pasir
i. Silika (SiO2), digunakan di hampir seluruh pengecoran logam
dengan pasir cetak
ii. Zirkon (ZrO2), umumnya digunakan sebagai facing-sand atau
campuran dengan silika pada pengecoran baja.
iii. Chromit (FeO.Cr2O3), umumnya digunakan sebagai facing- sand
atau campuran dengan silika pada pengecoran baja.

2. Binder,
Zat Pengikat cetakan yang umum digunakan adalah bentonit, tanah
lempung, dan resin yang mampu meningkatkan plastisitas bila bertemu
air. Adapun contoh lainnya adalah asam furan yang biasa digunakan
pada skala industri yang akan membuat pasir terikat sangat baik
sehingga tidak perlu dilakukan ramming

3. Air
Sebagai activator dari binder

4. Aditif
i. Meningkatkan kehalusan permukaan coran : Coal-dust, Debu arang
ii. Meredam tegangan akibat pemuaian & meningkatkan
permeabilitas : Serbuk gergaji, Tepung
iii. Meningkatkan Ketahanan panas : Zircon, Chromite
iv. Meningkatkan collapsibility : Molases (gula tetes) , Tepung, Srbuk
gergaji
v. Coating (meningkatkan kehalusan permukaan coran) : alumina &
grafit
III. Alat bahan
1. Alat
 Timbangan
 Mesh dengan berbagai ukuran
 Mesin Pengguncang
 Koran
 Kompressor
 Rammer
 Oven
 Universtal strength machine
 Cetakan silinder
2. Bahan
 Pasir silika
 Air
 Bentonit
 Serbuk arang
 Molases
IV. Flowchart percobaan
1. Pengujian distribusi pasir

menimbang dan
Menyiapkan pasir Memisahkan pasir
Mengkalibrasi timbangan mencatat mesh yang
baru kasar dan kotoran dipakai

Memasukkan pasir
Memutar tombol mesin Menyusun mesh dari Menyusun mesh pada
pada mesh paling
pengguncang ke arah 1 nomor sieve terkecil mesin pengguncang
atas

Membersihkan tiap Meletekkan


Menimbang dan mencatat mesh dengan
menghitung GFN perlengkapan ke
berat pasir dan mesh
kompresor tempat semula

2. Penghitungan Flowability

Menghitung Menimbang dan


Mengkalibrasi Menyiapkan pasir
komposisi bahan mencatat mesh yang
timbangan baru
timbangan dipakai

Memasukkan adonan Mencampur semua Menyiapan cetakan


Menimbang adonan
ke dalam cetakan bahan tambahan silinder dan alat
pasir cetak
silinder dengan pasir rammer

menghitung Membandingkan
Menambahkan 0.3
Memadatkan adonan ketinggian sampel hasil pengukuran
mm ke hasil
dengan rammer yang telah di- dengan grafik tinggi
pengukuran
ramming sampel vs flowability

Meletekkan
Membersihkan alat
perlengkapan ke
setelah digunakan
tempat semula
3. Uji kuat geser

Menyiapkan oven,
Menghitung komposisi Menyiapkan cetakan Mencampur semua bahan
Mengkalibrasi timbangan Menyiapkan pasir baru universal strength
bahan tambahan silinder dan alat rammer tambahan dengan pasir
machine, dan alas koran

Membuat sampel holding


Memisahkan sampel Memadatkan adonan
dengan mengeringkan Mengeringkan sampel Memasukkan adonan ke Menimbang adonan pasir
kering, sampel basah, dan dengan rammer (Lakukan
sampel basah pada suhu basah di oven dalam cetakan silinder cetak
sampel holding ramming 10x)
kamar

Mencatat nilai yang Mengulangi langkah dari 3


Memastikan magnet pada Menyiapkan kertas koran Mengeluarkan sampel
Menyalakan saklar alat ditunjukkan indikator - 7 untuk sampel kering
indikator skala 0 untuk alas mesin kering dari oven
magnet dan holding

Membandingkan hasil
Mematikan universal Meletakkan perlengkapan Membersihkan alat
ketiga pengujian dengan
strength machine ke tempat semula setelah pengujian
literatur

4. Uji kuat tekan

Menghitung Menyiapkan oven, Menyiapkan Mencampur semua


Mengalibrasi Menyiapkan pasir
komposisi bahan universal strength cetakan silinder bahan tambahan
timbangan baru
tambahan machine, dan alas koran dan alat rammer dengan pasir

Membuat sampel Mengeringkan


Memisahkan Memadatkan
holding dengan sampel basah di Memasukkan Menimbang
sampel kering, adonan dengan
mengeringkan sampel oven (temperature adonan ke dalam adonan pasir cetak
sampel basah, dan rammer sebanyak
basah pada suhu kamar 200 selama 30 cetakan silinder sebanyak 200 ram
sampel holding 10x
selama 24 jam menit)

Mengulangi
Memastikan Menyiapkan kertas Mencatat nilai Mengeluarkan
Menyalakan saklar langkah dari 3 - 8
magnet pada koran untuk alas yang ditunjukkan sampel kering dari
alat untuk sampel
indikator skala 0 mesin indikator magnet oven
kering dan holding

Membandingkan
Mematikan Meletakkan
Membersihkan alat nilai kekuatan
universal strength perlengkapan ke
setelah pengujian geser dan nilai
machine tempat semula
kekuatan tekan

V. Daftar Pustaka
[1] Bambang, Suharno. 2015. Materi Kuliah Pengecoran Logam Cetakan Logam. Departemen
Metalurgi dan Material FTUI : Depok.
[2] Laboratorium Metalurgi Proses Departemen Metalurgi dan Material FTUI. 2021. Modul Praktikum
Metalurgi Proses 2021. Laboratorium Metalurgi Proses Departemen Metalurgi dan Material FTUI :
Depok.

Teori tambahan
Cetakan temperatur tinggi pada sand casting

Sand casting merupakan metode pengecoran logam dengan menggunakan pasir sebagai bahan
cetakan. Dalam pembuatan cetakan pasir, diperlukan 3 bahan utama yaitu Pasir, Binder, Aditif.

Pasir merupakan material utama untuk pembuatan cetakan pasir Adapun beberapa jenuis pasir
yang digunakan diantaranya :
1. Pasir Silika
Pasir silika (SiO2) atau pasir pantai merupakan pasir yang sangat sering digunakan. Pasir
silika murni memiliki titik leleh 1760℃, tapi titik leleh ini akan menurun secara drastis
setelah digunakan berulang kali karena meningkatnya kadar impuritas. Pasir silika
mempunyai kekurangan yang menonjol dibanding pasir lainnya yaitu koefisien muai
panas yang tinggi (1,6% pada 900℃) yang mengakibatkan cacat pada pengecoran seperti
permukaan yang mengelupas.

2. Pasir olivine
Pasir Olivine yang terbuat dari mineral dunite yang berwarna hijau merupakan campuran
antara orthosilikat dari besi dan magnesium (Mg, Fe)2SiO4. Pasir olivine merupakan
memiliki titik leleh 1800℃ dan koefisien muai panas yang lebih kecil

3. Pasir Chromit
Pasir chromit (FeCr₂O₄) terbuat dari beragam oksida kompleks. Pasir kromit memiliki
titik leleh 1850℃dan konduktivitas thermal yang tinggi. Chromit digunakan unutuk
mengurangi jumlah pasir yang menyatu dalam cetakan tetapi harga yang relatif mahal
merupakan kekurangan dari penggunakan pasir ini.

4. Pasir Zircon
Pasir Zircon merupakan campuran dari Zircon (ZrO2) 67% dan silika 33%. Pasir Zircon
memiliki refraktori tertinggi dengan titik leleh pada 2600℃, koefisien muai panas yang
rendah (0,25% pada 900℃), dan nilai konduktivitas thermal yang tinggi. Penggunaan
pasir ini memberikan hasil produk dengan permukaan yang baik.

5. Pasir Chamotte
Pasir Chamotte dibuat dengan mengkalsinasikan Al2O3-SiO2 pada suhu > 1100℃. Pasir
Chamotte memiliki titik leleh 1750℃ dan koefisien muai panas yang rendah (0.5% pada
suhu 900℃)

Binder merupakan material yang ditambahkan pada pasir dan memberikan ikatan antar butir
pasir, sifat kohesive pada campuran pasir dengan dipukul sehingga menghasilkan bentuk sesuai
cetakan. Binder dapat menggunakan air (clay-water system), Sodium Silicate, minyak, dan resin.
Aditif merupakan material tambahan yang memberikan efek tertentu seperti memberikan
permukaan yang lebih halus, kekuatan pada permukaan cetakan, refraktori untuk cetakan, dan
bantalan yang terbakar untuk mengurangi pemuaian pasir.

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, pasir tidak akan layak digunakan sebagai bahan cetakan
jika logam cor yang digunakan memiliki titik leleh lebih tinggi dari 2500℃. Batas titik 2500℃
ditentukan dengan pertimbangan material cor yang akan dileburkan 100℃ -150℃ lebih tinggi
dari titik leburnya. Selain itu hal ini juga mempertimbangkan koefisien pemuaian material. Jika
tetap ingin menggunakan sand casting untuk mencetak cetakan temperature tinggi perlu
digunakan cushion atau bantalan yang mudak terbakar dengan tujuan mengurangi suhu dan
mengurangi terbentuknya crack atau cacat pada hasil pengecoran. Bantalan ini diambil dari
material organik, seperti serbuk kayu/sisa gergaji, bubuk sekam, jerami dan gambut sebanyak
3% pada cetakan dan core-sand.

Referensi
Rao, T. V. Ramana. 2003. Metal Casting: Principles and Practice. New Age International: New Delhi

Anda mungkin juga menyukai