Anda di halaman 1dari 4

Nama : Irfan Alfieri Widyatmoko

NPM : 1906356456

Teori Tambahan Pasir Cetak

6. Variasi ukuran butir dan kadar pengikat terhadap kekuatan tarik dan tekan

Proses pengecoran logam merupakan proses pencairan logam yang dituangkan ke sebuah
cetakan dari produk tertentu yang diinginkan. Pada pengecoran pasir cetak, cetakan merupakan
suatu hal yang krusial dalam menentukan kualitas produk. Kekuatan pasir pada sand casting
dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu ukuran butir dan kadar bahan pengikat. Bahan pengikat yang
menghasilkan cetakan pasir dengan kekuatan rendah adalah bahan pengikat yang melapisi butir
pasir secara tipis, serta apabila luas permukaan kontak antar butir pasir semakin kecil, kekuatan
cetakan akan semakin rendah.

Untuk gaya tarik, ukuran butir pasir memiliki pengaruh terhadap kekuatan tarik cetakan
dikarenakan semakin kecil ukuran butir, maka cetakan akan menjadi semakin padat dan memiliki
kerapatan yang tinggi. Semakin rendah kadar pengikat dalam campuran, akan semakin rendah
kekuatan pasir cetak dikarenakan daya ikat antar partikel menjadi rendah dan menyebabkan
kepadatan menurun

Untuk gaya tekan, ukuran butir pasir tidak memiliki pengaruh terhadap kekuatan tekan
cetakan dikarenakan taraf signifikansi lebih besar dari alpha, sehingga Ho diterima. Namun,
penambahan kadar pengikat memiliki pengaruh dimana semakin tinggi kadar pengikat, kekuatan
tekan cetakan akan semakin tinggi. Hal tersebut disebabkan taraf signifikansi kurang dari alpha,
sehingga Ho ditolak. Semakin kecil ukuran butir, maka luas bidang kontak antar butir akan
semakin besar dan meningkatkan kekuatan terhadap gaya tekan.

Referensi:

- Astika, I. M., Negara, DNK. P., dan Susantika, M. A. 2010.Pengaruh Jenis Pasir Cetak
dengan Zat Pengikat Bentonit Terhadap Sifat Permeabilitas dan Kekuatan Tekan Basah
Cetakan Pasir (Sand Casting). Jurnal Ilmiah Teknik Mesin. Vol. 4 (2): 132-138
- Devianty, Sella. "Analisis Kekuatan Tarik dan Tekan Cetakan Pasir akibat Variasi Ukuran
Butir dan Kadar Pengikat Pasir Cetak."
- Haryanto, Moh Ahadi. Analisis Pengaruh Variasi Ukuran Butir dan Kadar Pengikat
terhadap Kekuatan Tekan Cetakan Pasir. Diss. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
JEMBER, 2015.
Teori Tambahan Cor

6. Cacat hot tears pada paduan Al-Cu

Hot cracking atau hot tears merupakan cacat pengecoran yang terjadi pada proses
pengecoran dan merupakan salah satu parameter penentuan castability suatu paduan. Hot tear
terjadi selama proses solidifikasi dan terjadi shrinkage sebesar 3.5% - 8.5%. Pada proses
pendinginan kontraksi akan terjadi hingga mencapai suhu kamar, sehingga hot tearing sering
terjadi selama solidifkasi apabila shrinkage dalam persentase besar terjadi. Hal tersebut terjadi
dikarenakan semakin besar shrinkage, tegangan sisa akan menjadi semakin besar dan memicu
munculnya crack.

Pada paduan Al-Cu, hot tear terjadi pada load rendah dan range temperature 93% hingga
96% solid. Komposisi alloy dan superheat menentukan struktur butir dan ketahan terhadap hot
tearing suatu paduan. Pada Al-Cu, struktur butir berubah dari bentuk columnar menjadi equiaxed
seiring pertambahannya unsur paduan dan menyebabkan pengurangan panjang crack. Cu sebagai
paduan alloy berperan terhadap tear resistance dikarenakan hubungannya dengan alloy freezing
range. Penambahan Cu akan meningkatkan alloy freezing range dan menurunkan tear resistance
material dikarenakan alloy menjadi terpapar pada vulnerable stage dalam waktu yang lebih lama.

Butir, ukuran butir, dan bentuk butir memiliki pengaruh pada hot tearing paduan Al-Cu.
Al-Cu merupakan paduan yang memiliki bentuk butir columnar yang lebih rentan terhadap
terjadinya hot cracking dikarenakan persebaran tegangan menjadi terkonsentrasi pada ujung butir
dan tidak merata pada seluruh daerah, sehingga hot cracking akan rentan terjadi. Penggunaan
grain refinement dapat digunakan pada paduan Al-Cu untuk mengubah bentuk butir yang
awalnya berbentuk columnar menjadi equiaxed dan mendapatkan distribusi butir yang lebih
homogen pada seluruh daerah material. Oleh karena itu, paduan Al-Cu yang menggunakan grain
refiner akan menghasilkan panjang retakan yang lebih rendah dibandingkan dengan paduan Al-
Cu yang tidak menggunakan grain refiner

Referensi:

- Li, S., and D. Apelian. "Hot tearing of aluminum alloys." International Journal of
Metalcasting 5.1 (2011): 23-40.
- Braccini, M., et al. "Hot tearing phenomena in Al-Cu alloys: grain refinement
effect." Matériaux & techniques 88.5-6 (2000): 19-24.
- Sabau, Adrian S., et al. "Hot-tearing of multicomponent Al-Cu alloys based on casting load
measurements in a constrained permanent mold." TMS 2017 146th Annual Meeting &
Exhibition Supplemental Proceedings. Springer, Cham, 2017.

Anda mungkin juga menyukai