Pendahuluan
Pertimbangan utama dari casting design adalah kualitas produk akhir dan
besar yield pada casting. Hal ini sangat dipengaruhi oleh desain dari gating &
riser system yang diterapkan. Jika tidak sesuai, maka hasil casting dapat
mengalami cacat seperti porosity, shrinkage, blowhole, dan incomplete filling.
Semua ini dapat didesain secara otomatis dalam software yang dinamakan
MAGMASOFT. Pada program ini, tata letak sistem gating dapat diatur
sedemikian rupa untuk mengindari defect dari sand casting. Simulasi proses
casting dihitung dalam sebuah layout proses, yang dilakukan oleh seorang
operator. Penilaian gating system casting mana yang cocok dengan kondisi proses
sangat ditentukan oleh operator. Perubahan paramater sesedikit apapun pada
proses akan berdampak besar pada casting.
Prasyarat utama untuk optimasi adalah standar kualitas dan kriteria yang
dapat dinilai oleh software. Untuk desain sistem gating, kriteria utama yang
digunakan adalah untuk menciptakan tata letak yang seimbang dan mengisi cavity
dengan turbulensi seminimal mungkin. Jumlah udara yang terperangkap
berbanding lurus dengan pola pengisian turbulen. Jumlah udara ini dapat
diminimalisir dengan mengubah waktu pengisian.
Derajat kebebasan untuk optimasiasi juga digunakan sebagai variabel
(bukan nilai tetap) , dan dapat diubah dengan software. Gating system dibuat
dengan model parametris, sehingga dapat software dapat mengubah desain dan
memeriksa nilai yang dicapai pada hasil simulasi. Dimensi Setelah mennganilisa
dan mengetahui desain yang optimum, langkah selanjutnya adalah
mengimplementasikan desain yang diusulkan.
Dapat mencetak loga dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel, dan
titanium;
Dapat mencetak benda cor dengan berbagai macam ukuran;
Jumlah produksi dari satu sampai jutaan.
Secara umum, tahapan yang digunakan dalam metode sand casting adalah:
Typical Feasible
Bentuk Thin walled : complex Flat Thin-walled :
Solid : cylindrical cylindrical
Solid : Cubic Cylindrical thin walled :
Solid : complex cubic
Namun, proses sand casting juga tidak luput dari defect. Defect yang umumnya
muncul pada sand casting adalah:
Surface Defects
Disebabkan karena desain dan kualitas cetakan pasir yang jelek
Jenis-jenisnya:
1. Blow
a. Rongga besar yang diproduksi oleh gas yang menggantikan bentuk
logam cair
2. Scar
Disebabkan permeabilitas atau venting yang tidak tepat, dan biasanya
muncul pada permukaan casting yang cembung.
3. Scab
a. Cacat ini terjadi ketika sebagian dari permukaan cetakan terangkat
atau rusak, sehingga reses yang dibuat diisi oleh logam.
b. Ketika logam dituang kedalam cavity, gas dapat terlepas dan dapat
memecah pasir yang kemudian akan hanyut, sehingga cavitu yang
dihasilkan diisi oleh logam.
4. Drop
a. Adalah proyeksi tidak beraturan pada permukaan cope casting.
b. Cacat ini disebabkan oleh adanya bagian dari pasir cetakan yang
patah dan masuk ke rongga, sebagai akibat dari pengepakan
cetakan yang lemah, kekuatan rendah dari pasir pencetakan,
kerusakan peralatan pencetakan, goncangan kuat dan pemogokan
di flask ketika merakit cetakan.
c. Pasir lepas yang jatuh ke dalam rongga juga akan menyebabkan
permukaan pengecoran yang kotor, baik di permukaan atas atau
bawah pengecoran, tergantung pada kerapatan relatif pasir dan
cairan.
5. Penetration
a. Ini adalah kerak yang kuat dari pasir yang menyatu pada
permukaan pengecoran yang dihasilkan dari tidak cukupnya
refractoriness bahan-bahan cetakan, kandungan kotoran yang
besar, kemasan cetakan yang tidak memadai dan buruknya kualitas
pencucian cetakan.
b. Ketika logam cair dituangkan ke dalam rongga cetakan, di tempat-
tempat ketika pengepakan pasir tidak memadai, beberapa logam
akan mengalir di antara partikel pasir dengan jarak ke dinding
cetakan (tidak penuh) dan tersolidifikasi. Ketika pengecoran
dilepas, gumpalan logam ini tetap menempel pada pengecoran.
6. Buckle
a. adalah bagian rendah yang memanjang, cukup dangkal, lebar, yang
terjadi di permukaan coran datar. Ini memanjang dalam garis yang
cukup lurus di seluruh permukaan datar.
b. Hal ini disebabkan oleh ekspansi pasir yang disebabkan oleh
panasnya logam, ketika pasir memiliki deformasi panas yang tidak
memadai.
III. Casting Product
Prinsip kerja turbin uap berdasarkan siklus dan tekanan uap keluar turbin dibagi
menjadi dua, yaitu :
a. Turbin uap back pressure, tekanan uap keluar ini masih tinggi ( di atas
tekanan atmosfer ) sehingga masih dpaat dimanfaatkan untuk proses
seperti pemanasan
b. Turbin uap direct condensing, tekanan uap keluar turbin ini sangat rendah
( vacuum atau di bawah tekaanan atmosfer ) sehingga uap tersebut
langsung dialirkan ke kondensor dan kemudian diubah menjadi air untuk
disirkulasikan kembali ke boiler, sesuai dengan siklus rankine yang
digambarkan pada gambar di atas.
Komponen utama turbin uap terdiri dari blade ( sudu ) diam, blade
gerak,dan poros yang keseluruhan bagiannya diselubungi oleh casing. Casing
turbin uap ini berfungsi untuk menjaga tekanan dalam turbin agar tidak terjadi
kebocoran dan sebagai pelindung bagian dalam turbin uap dari benda-benda
asing. Casing pada turbin uap juga berfungsi untuk meletakkan semua komponen
turbin uap pada posisinya agar performance-nya sesuai dengan rancangan.
SCPH 2 merupakan salah satu jenis baja karbon yaitu paduan besi-karbon
yang mengandung unsur karbon kurang dari 2,0 % dengan tambahan unsur
pengikut seperti silikon ( S ), fosfor ( P ), mangan ( Mn ), dan sulfur ( S ).
Berdasarkan kadar karbonnya SCPH 2 termasuk jenis baja karbon sedang dengan
rentangan kadar karbon 0,2 %- 0,5 %. Dengan bertambahnya kadar karbon pada
baja karbon akan meningkatkan nilai kekuatan, sedangkan keuletan berkurang dan
menjadi sukar untuk dilas. Baja cor memiliki kandungan karbon lebih dari 0,80
%, merupakan baja hypereutectoid dengan struktur mikro terdiri dari pearlite dan
sementit. Sedangkan baja hypoeutectoid mempunyai kadar karbon kurang dari 0,8
%, struktur mikronya terdiri dari ferrit dan perlite.
11. Menghitung luas runner dan luas total gate yang dapat menggunakan
2 jenis metode sebagai berikut.
a. Metode gating ratio
Ukuran yang dapat digunakan untuk logam berat dapat digunakan
gating ratio 1:2:2 atau dapat digunakan pula 1:2:1,5
b. Metode persamaan analisis
Luas runner dapat digunakan persamaan berikut.
Input Parameter
1. Pengujian Visual
Hasil coran casing turbin uap direct condensing 3,5 MW secara
visual lebih baik jika dibandingkan dengan coran casing turbin uap back
pressure. Perbedaan tersebut ditunjukan dengan kontur permukaan coran
yang lebih bagus, halus dan teratur. Akan tetapi untuk lebih memastikan
kualitas coran casing tersebut perlu dilakukan serangkaian pengujian baik
pengujian material maupun pengujian tidak merusak lainya seperti
pengujian ultrasonik. Agar kualitas coran casing dapat benar-benar teruji
dan dipertanggungjawabkan.
b. Sifat Mekanik
Spesimen casing TUDC 3,5 MW baik upper inlet casing, lower
inlet casing, upper exhaust casing maupun lower exhaust casing telah
memenuhui standar material JIS G5151 Grade SCPH2. Pada semua
parameter hasil pengujian tarik baik tegangan luluh, kekuatan tarik,
perpanjangan maupun pengecilan luas material casing ini telah sesuai
dengan spesfikasi. Didukung juga dengan hasil pengujian kekerasan juga
masih diatas 137 HB nilai minimum yang disyaratkan. Hal tersebut pun
telah tertera pada table diatas.
Referensi
https://nptel.ac.in/courses/107103012/module2/lec1.pdf (diakses 25
September 2018 pukul 19.00)
http://www.santarosa.edu/~yataiiya/E45/PROJECTS/Sand%20Casting%2
0Semester%20Presentation.pdf (diakses 25 September 2018 pukul 19.30)
http://www.me.nchu.edu.tw/lab/CIM/www/courses/Manufacturing%20Pro
cesses/Ch11-CastingProcesses-Wiley.pdf (diakses 25 September 2018
pukul 19.30)
http://www.hargreavesfoundry.co.uk/userfiles/attachments/pages/96/castir
onproduction.pdf (diakses 25 September 2018 pukul 19.30)