Anda di halaman 1dari 13

KAJIAN PENGARUH UNDANG-UNDANG MINERAL DAN BATUBARA

TERHADAP PERTAMBANGAN INDONESIA


1
Afroza Pratiwi, Teknik Pertambangan, Universitas Sriwijaya,
afrozapratiwi@gmail.com
2
Wini Dwi Anggraini, Teknik Pertambangan, Universitas Sriwijaya,
winidwi.anggraini@yahoo.com

ABSTRAK

Sistem perjanjian Kontrak Karya (KK) pada pertambangan mineral dan Perjanjian
Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) serta Kuasa Pertambangan
(KP) pada pertambangan batubara, yang diatur dalam Undang-undang No. 11
Tahun 1967, menjadi faktor terciptanya Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009
tentang mineral dan batubara. Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 merupakan
hukum yang diharapkan dapat mengelola dan mengusahakan potensi mineral dan
batubara untuk memakmurkan dan mensejahterakan rakyat Indonesia. Pemerintah
menginginkan negara menjadi mitra bisnis perusahaan pertambangan yang
bersifat superior, dengan cara peningkatan nilai tambah. Selain itu, baru-baru ini
pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014
mengenai peningkatan nilai tambah melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian
mineral di dalam negeri. Berdasarkan peraturan pemerintah tersebut mineral harus
melalui smelting terlebih dahulu. Kegiatan smelting mengharuskan perusahaan
memiliki smelter. Smelter bersifat investasi sehingga Peraturan Pemerintah
Nomor 1 Tahun 2014 menimbulkan pro dan kontra dalam penerapannya. Oleh
karena itu, penulis akan mengkaji ulang mengenai pengaruh Undang-Undang
Mineral dan Batubara pasal 170 terhadap usaha pertambangan. Permasalahan ini
akan dibatasi pada pengaruh positif dan negatif di pertambangan diberlakukannya
Undang-undang Minerba pasal 170 dan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun
2014 pasal 112 C. Pengkajian ini dilakukan dengan metode library research
dengan data dan fakta yang dianalisis sehingga valid. Kebijakan yang dikeluarkan
pemerintah ini berpengaruh positif pada peningkatan nilai tambah ekspor mineral,
menciptakan lapangan kerja baru, berpengaruh baik terhadap usia tambang dan
tentunya membuat nama Indonesia baik dimata dunia. Kebijakan tersebut juga
berpengaruh negatif terhadap perusahaan yang belum mempunyai smelter sendiri
karena biaya pembuatan smelter yang besar dan perizinannya yang rumit, serta
untuk smelting membutuhkan waktu yang cukup lama. Berdasarkan pengkajian
dapat disimpulkan bahwa undang-undang tersebut baik untuk diterapkan karena
berperan penting terhadap kelangsungan pertambangan di Indonesia maupun
kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Kata kunci: Undang-Undang; Pengaruh Positif dan Negatif; Pertambangan
Mineral.

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam renewable,


seperti batubara dan mineral sebagai tombak kemajuan pembangunan negara.
Menurut Radhi (2014), sudah lebih setengah abad lamanya kekayaan alam yang
dikandung Ibu Pertiwi dieksploitasi secara besar-besaran yang lebih

1
menguntungkan bagi perusahaan asing beserta komparadornya sedangkan nilai
tambah pengurasan hasil tambang bagi bangsa Indonesia selama ini amat rendah,
sehingga negara gagal memanfaatkan hasil kekayaan alam bagi sebesar-besar
kemakmuran rakyat seperti yang diamanahkan oleh UUD 1945. Dalam hal ini,
pemerintah menetapkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 yang mengatur
pertambangan berdasarkan sistem perjanjian Kontrak Karya (KK) pada
pertambangan mineral dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara
(PKP2B) dan Kuasa Pertambangan (KP). Namun sistem tersebut dianggap tidak
lagi dapat mengatur pertambangan di Indonesia karena tidak sesuai dengan
perkembangan zaman dan persaingan tingkat global. Persoalan ini menjadi salah
satu faktor pendorong adanya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 yang
mengubah sistem KK, PKP2B, dan KP menjadi sistem Izin Usaha Pertambangan
(IUP). Pada Undang-Undang Minerba pasal 36 menyatakan bahwa IUP terdiri
dari dua proses, yaitu IUP Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi. Di dalam IUP
Operasi Produksi terdapat proses pemurnian. Proses pemurnian disebut juga pada
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara pasal 170
yang menyatakan bahwa pemegang kontrak karya sebagaimana dimaksud dalam
pasal 169 yang sudah berproduksi wajib melakukan pemurnian sebagaimana
dimaksud dalam pasal 103 ayat (1) selambat-lambatnya 5 (lima) tahun sejak
Undang-Undang ini diundangkan.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009, mengatur tentang peningkatan
harga jual bahan galian tambang dalam bentuk fure konsentrat bukan lagi
konsentrat. Dalam hal ini perusahaan harus melakukan pemurnian (smelting)
terlebih dahulu untuk membentuk bahan galian tambang yang fure konsentrat.
Undang-undang tersebut didukung dan diperjelas dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 2010 dan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014.
Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 pasal 112 C ayat (1)
menyatakan bahwa penambangan mineral dan batubara wajib melakukan
pemurnian di dalam negeri. Atas kebijakan pemerintah tersebut banyak terjadi
pro dan kontra dengan perusahaan pertambangan di Indonesia. Di Indonesia,
hanya ada 25 perusahaan dari 253 perusahaan tambang yang mempunyai Izin
Usaha Penambangan (IUP) yang telah memasuki tahap akhir dari pembangunan
smelter. Hal ini menyebabkan perusahaan lainnya terancam mengalami kerugian.
Permasalahan pada PT. Freeport dan PT. Newmont yang melakukan
Pemberhentian Hak Kerja (PHK) pada puluhan ribu karyawannya dikarenakan
persoalan pajak yang meningkat jika melakukan ekspor bahan galian mentah, juga
mengalami kerugian Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang menurun hingga lebih
dari 90%. Namun, hal positif atas kebijakan pemerintah tersebut berpengaruh
pada perusahaan yang telah memiliki smelter sendiri seperti PT. Vale Indonesia
Tbk. (INCO), yang merasa diuntungan atas larangan ekspor karena telah memilki
smelter dan itu sudah lama, begitu pula PT. Timah (Persero) Tbk. (TINS)
(Pradipta, 2014 dalam Bisnis.com).
Oleh karena itu, penulis mengkaji bagaimana pengaruh positif dan negatif
undang-undang mineral dan batubara tersebut terhadap pertambangan Indonesia.
Judul yang akan penulis angkat adalah Kajian Pengaruh Undang-Undang Mineral
dan Batubara Terhadap Pertambangan Indonesia. Batasan penulisan ini adalah
pada studi analisis Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan
Batubara Pasal 170 dan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 tentang

2
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara Pasal 112 C.

TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:


1. Mengkaji pengaruh positif dari Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009
tentang Mineral dan Batubara pasal 170.
2. Mengkaji pengaruh negatif dari Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009
tentang Mineral dan Batubara pasal 170.

METODE PENULISAN

Jenis Penelitian
Penulisan karya tulis ini menggunakan studi kepustakaan (library
research). Jenis ini mengambil data yang berkaitan dengan undang-undang
mineral dan batubara pasal 170 yang dipertegas dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 1 Tahun 2014 serta artikel-artikel yang mendukung permasalahan ini.
Dalam penulisan, terdapat upaya memahami dan menganalisis untuk dikaji
mengenai pengaruhnya terhadap pertambangan Indonesia sehingga menjadi valid.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam proses penulisan karya tulis ini, penulis menggunakan teknik studi
literatur sebagai metode pengumpulan data yang berkaitan dengan Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara Pasal 170 yang
dipertegas dengan munculnya Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 pasal
112 C. Studi literatur ini dilakukan dengan mengumpulkan data dengan membaca
dan mempelajari undang-undang dan artikel-artikel yang berkaitan dengan
undang-undang mineral dan batubara.
Kerangka Berfikir
Adapun kerangka berpikir pada penulisan ini adalah seperti pada
Gambar I.

3
Library research

UU Nomor 4 Tahun 2009


tentang Mineral dan
Batubara pasal 170
Pro
Artikel
PP Nomor 1 Tahun 2014 Kontra
pasal 112 C

1. Dilarang ekspor
mineral
konsentrat
2. Mineral harus
melalui proses
pemurnian
3. Pembuatan
smelter
Pengaruh:
1. Positif
2. Negatif

Kesimpulan

GAMBAR I. KERANGKA BERPIKIR PENULISAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Undang-Undang Mineral dan Batubara Nomor 4 Tahun 2009 mengatur


tentang Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP), Izin Usaha Pertambangan
(IUP), juga mengatur tentang peningkatan nilai jual ekspor mineral dan batubara.
Undang-undang tersebut dipertegas dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor
1 Tahun 2014 Pasal 112 C Ayat (1) yaitu Pemegang IUP Operasi Produksi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 112 angka 4 huruf a Peraturan Pemerintah ini
wajib melakukan pengolahan dan pemurnian hasil penambangan di dalam negeri.
Hal ini merupakan penegas dari Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 pasal 170
yang menyatakan bahwa pemegang kontrak karya yang sudah beroperasi wajib
melakukan pemurnian.
Kebijakan-kebijakan pemerintah tersebut bertujuan untuk meningkatkan
pembangunan nasional, namun banyak perusahaan pertambangan mengklaim
kebijakan tersebut tidak memperuntungkan pihak perusahaan pertambangan dan
hanya berpihak kepada pemerintah. Tentunya perusahaan pertambangan menolak
kebijakan-kebijakan pemerintah tersebut dan membuat statement bahwa penjualan
ekspor mineral murni tidak mungkin dapat direalisasikan dalam waktu singkat dan
akan berpengaruh pada penurunan pendapatan karena biaya pajak yang besar jika
tetap melakukan penjualan konsentrat yang bukan fure konsentrat, bahkan akan
berpengaruh pada Pemberhentian Hak Kerja (PHK) secara sepihak kepada ribuan

4
karyawan pada setiap perusahaan, tercantum pada artikel lensaIndonesia.com
yang berjudul 585.527 Pekerja Tambang Kena PHK Gara-Gara UU Minerba,
(Aziz,2014).
Berdasarkan artikel Daily Investor yang berjudul Freeport Indonesia
Terancam Bangkrut (Hartati, 2013) menyebutkan bahwa PT. Freeport Indonesia
mengalami penurunan produksi hingga 60% akibat berlakunya UU tersebut.
Kegiatan produksi yang hanya 40% dan tanggungan biaya begitu besar
mengakibatkan perusahaan akan mengalami potential loss sebesar US$ 5 miliar
hingga Pemberhentian Hak Kerja (PHK) pada ribuan karyawan. Permasalahan
tersebut mebuat PT. Freeport Indonesia terancam tidak akan bertahan lama.
Selain PT Freeport terdapat beberapa perusahaan pertambangan lain yang
mengeluhkan kebijakan pemerintah yang melarang ekspor konsentrat dan
mewajibkan ekspor fure mineral logam. Atas kebijakan pemerintah, perusahaan
diwajibkan melakukan smelting terlebih dahulu sebelum melakukan ekspor
mineral untuk menghasilkan fure konsentran. Beberapa perusahaan tersebut tidak
memiliki smelter untuk melakukan proses pemurnian, hal inilah yang dikeluhkan
karena perusahaan harus membangun smelter sendiri. Menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 Pasal 112 C ayat (3) dan (4) menyatakan bahwa
pemegang kontrak karya dan pemegang IUP Operasi Produksi yang melakukan
penambangan mineral dan telah melakukan kegiatan pemurnian, dapat melakukan
penjualan ke luar negeri dalam jumlah tertentu.
Artikel Himpunan Mahasiswa Teknik Pertambangan UPN Veteran yang
berjudul Pembangunan Smelter yang Tak Kunjung Usai (2014) menjelaskan
bahwa dalam proses pembangunan smelter terdapat banyak kendala seperti
perizinan pembukaan lahan yang tidak mudah, membutuhkan pembangkit listrik
dalam jumlah besar, perizinan pembangunan smelter seperti IUP yang tidak
mudah, juga kendala yang membutuhkan biaya yang besar. Berdasarkan
pernyataan Ketua Asosiasi Tambang Emas Indonesia (ATEI), Natsir Mansyur
(2014) pada artikel Tender-Indonedia.com yang berjudul Pengusaha Tambang
Butuh Waktu Lama Bangun Smelter bahwa dalam pembangunan smelter
membutuhkan waktu selama empat tahun. Jika perusahaan pertambangan
diwajibkan memiliki smelter sendiri, maka pernyataan tersebut dianggap akan
merugikan perusahaan pertambangan sektor mikro. Perusahaan pertambangan
sektor mikro hanya melangsungkan produksi dalam jangka pendek, jika
perusahaan tersebut membangun smelter, maka diperkirakan waktu pembangunan
smelter lebih lama dibandingkan waktu produksi. Berbeda halnya dengan
perusahaan pertambangan sektor makro seperti PT. Freeport yang
pertambangannya yang memiliki usia tambang panjang, memiliki smelter sendiri
merupakan ladang investasi.
Kebijakan pemerintah pada Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah
mengenai Mineral dan Batubara tentunya dibuat untuk pembangunan dan
perekonomian Indonesia menjadi lebih baik. Pemerintah Indonesia menyadari
bahwa selama ini sektor pertambangan berpengaruh besar dalam perekonomian
untuk membangun Indonesia. Pemerintah juga menyadari bahwa sektor
pertambangan di Indonesia kurang membentuk Indonesia yang superior.
Pertambangan Indonesia kurang menguntungkan pihak pribumi sebagai daerah
penghasil sumber energi tersebut. Pemerintah mengolah sistem lama dengan

5
membuat kebijakan baru yang bertujuan untuk pertambangan Indonesia yang
lebih baik.
Adapun pengaruh positif yang dihasilkan oleh kebijakan pemerintah
tersebut menjadikan sektor pertambangan Indonesia lebih dikontrol oleh
pemerintah dan tidak lagi di kuasai oleh negara asing. Hal ini dikarenakan pada
kebijakan pemerintah tersebut terdapat aturan tentang Wilayah Izin Usaha
Pertambangan (WIUP). Dalam perizinan tersebut tentunya dibuat perjanjian
dengan mempertimbangkan kesejahteraan rakyat.
Pengaruh selanjutnya, terletak pada peningkatan nilai tambah ekspor
mineral. Penerapan dengan mengekspor fure konsentran tentunya akan
meningkatkan harga jual yang berpengaruh pada jangka panjang yaitu
peningkatan devisa. Menurut Yualdo T. Yudoprawiro, analis Samuel Sekuritas
Indonesia dalam risetnya (Pradipta, 2014) dalam Bisnis.com bahwa dampak
positif secara jangka panjang adalah harga komoditas mineral berpotensi naik
karena hilangnya suplai dari Indonesia. Selain itu, Menurut Manajer Sektor dan
Ekonom Utama Bank Dunia untuk program perekonomian Indonesia, Jim
Brumby (Kelik, 2014) dalam The Indonesia Way, menyatakan bahwa komoditas
mineral yang diekspor nantinya merupakan produk olahan, sehingga akan
memberi nilai tambah.
Pembangunan smelter yang diwajibkan pemerintah Indonesia berpengaruh
positif pada penyediaan lapangan kerja baru. Terdapat ribuan karyawan baru yang
akan bekerja pada perusahaan smelter yang dibangun. Tentunya warga sekitar
pertambangan akan merasakan keuntungan dari perusahaan tambang yang
dibangun. Menurut pengusaha tambang yang tergabung dalam Asosiasi Tambang
Emas Indonesia (ATEI) (Anonimous, 2014 dalam Beritadaerah.com) menyatakan
bahwa pro dan kontra terkait dengan kebijakan yang dikeluarkan adalah hal biasa
dan Pemerintah diminta tidak perlu takut akan ancaman perusahaan yang akan
melakukan PHK besar-besaran karena apabila smelter selesai dibangun, efeknya
untuk sektor ketenagakerjaan akan bertambah besar dan bukan penggangguran
yang muncul, melainkan pembukaan lapangan pekerjaan baru.
Kebijakan minerba oleh pemerintah juga berdampak positif pada
lingkungan dan Sumber Daya Alam (SDA). Berdasarkan artikel
balikpapanpos.co.id yang berjudul Antisipasi PHK Massal (2014) menyebutkan
bahwa dengan adanya kebijakan minerba akan berpengaruh positif pada
penyelamatan persediaan SDA sekaligus mengurangi dampak kerusakan alam
yang ditimbulkan. Hal ini berpengaruh baik pada lingkungan yang konsentrannya
tidak dikeruk secara besar-besaran dan lebih terkontrol untuk umur tambang yang
lebih lama dan safety energy. Selain itu, Indonesia perlahan-lahan akan mampu
keluar dari krisis energi dengan eksploitasi yang minimal dan perolehan laba yang
maksimal untuk peningkatan harga jual bahan galian tambang.
Pengaruh positif dari penerapan kebijakan ekspor bahan galian fure
konsentran dan diwajibkan pembangunan smelter menciptakan pertambangan
Indonesia yang superior. Nama Indonesia akan diperhitungan di kanca dunia.
Selain itu, nilai rupiah akan mengalami peningkatan. Menurut Rully (Aditiasari,
2013) dalam artikel sindonews.com menyatakan bahwa dampak jangka panjang
yang didapatkan dari penerapan undang-undang minerba ialah mendongkrak
rupiah.

6
KESIMPULAN

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara Pasal


170 dan dipertegas dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara Pasal 112 C
memiliki pengaruh positif dan negatif. Pengaruh negatif tersebut seperti biaya
yang besar untuk pembuatan smelter, rentang pembuatan smelter lama, produksi
turun, beberapa perusahaan melakukan PHK terhadap karyawannya, pajak ekspor
mahal bahkan beberapa perusahaan terancam tutup. Namun, pengaruh negatif ini
hanya terjadi dalam jangka pendek yaitu terjadi selama rentang pembangunan
smelter. Pengaruh jangka panjang yang akan didapatkan seperti memberikan nilai
tambah ekspor mineral, sebagai ladang investasi, membuka lapangan pekerjaan
baru, berpengaruh terhadap usia tambang serta nama Indonesia akan baik dimata
dunia. Selain itu, nilai rupiah akan terdongkrak.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2014. Larangan Ekspor Mineral Mentah, Batubara jadi Andalan


Ekspor [online]. Available from: URL:
www.neraca.co.id/article/36986/Larangan-Ekspor-Mineral-Mentah-Batubara-jadi-
Andalan-Ekspor/ diakses pada tanggal 21 Februari 2014.
Anonimous. 2014. Hilirisasi Mineral Peroleh Dukungan Pengusaha Indonesia
[online]. Available from: URL: http://beritadaerah.com/2014/01/15/hilirisasi-
mineral-peroleh-dukungan-pengusaha-indonesia/ diakses pada tanggal 21
Februari 2014.
Aziz, Fatkhul. 2014a. ATEI: UU Minerba Kangkangi Demokrasi Ekonomi
[online]. Available from: URL: http://www.lensaindonesia.com/2014/01/12/atei-
uu-minerba-kangkangi-demokrasi-ekonomi.html diakses pada tanggal 20 Februari
2014.
Aziz, Fatkhul. 2014b. Desak Pemerintah Bertanggung Jawab: 585.527 Pekerja
Tambang Kena PHK Gara-gara UU Minerba [online]. Available from: URL:
http://www.lensaindonesia.com/2014/01/16/585-527-pekerja-tambang-kena-phk-
gara-gara-uu-minerba.html diakses pada tanggal 20 Februari 1014.
Balik Papan Pos. 2014. Antisipasi PHK Massal [online]. Available from: URL:
http://balikpapanpos.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=109397 diakses pada
21 Februari 2014.
Burhani, Ruslan. 2014. “Hamas” Sambut Baik Pelarangan Ekspor Mineral
Mentah [online]. Available from: URL:
http://lomboktoday.co.id/read/2014/01/16/hamas-sambut-baik-larangan-ekspor-
mineral-mentah.html diakses pada tanggal 21 Februari 2014
Dmd. 2013. IMES: Larangan Ekspor Mineral Mentah Harus Jelas [online].
Available from: URL: http://ekbis.sindonews.com/read/2013/12/21/34/819358/im
es-larangan-ekspor-mineral-mentah-harus-jelas diakses pada tanggal 20 Februari
2014.

7
Fatah, Hafizh. 2014. Sekilas Tantangan Penerapan UU No. 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara [online]. Available from: URL:
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2014/01/16/sekilas-tantangan-penerapan-
uu-no-4-tahun-2009-tentang-pertambangan-mineral-dan-batubara-628289.html
diakses pada tanggal 20 Februari 2014
Hartati, Euis Rita. 2014. Dampak Pelarangan Ekspor Mineral: Freeport Indonesia
Terancam Bangkrut [online]. Available from: URL:
http://www.investor.co.id/home/freepot-indonesia-terancam-bangkrut/74210
diakses pada 20 Februari 2014.
Himpunan Mahasiswa Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta. 2014.
Pembangunan Smelter Tak Kunjung Usai [online]. Available from: URL:
http://hmtaupnyk.com/news/pembangunan-smelter-tak-kunjung-usai/ diakses
pada tanggal 20 Februari 2014.
Kabar Rakyat. 2014. Kontradiksi Dalam UU Mineral dan Batubara [online].
Available from: URL: http://www.berdikarionline.com/kabar-
rakyat/20120112/kontradiksi-dalam-uu-mineral-dan-batubara.html diakses pada
tanggal 21 Februari 2014.
Kelik, Harry. 2014. Larangan Ekspor Mineral Mentah Dipuji Bank Dunia
[online]. Available from: URL:
http://www.theindonesianway.com/2014/03/20/38430/larangan-ekspor-mineral-
mentah-dipuji-bank-dunia diakses pada tanggal 21 Februari 2014.
Lita, Katharina. 2014. Freeport: Pengurangan Produksi, Jumlah Karyawan
Dikurangi [online]. Available from: URL:
http://www.portalkbr.com/nusantara/papua/3092911_4263.html diakses pada
tanggal 21 Februari 2014
Masdarsada. 2014a. Pemerintah Harus Konsekwen Terapkan UU Minerba
[online]. Available from: URL: http://www.theglobal-
review.com/content_detail.php?lang=id&id=14407&type=5#.Uyr9Ic7yDIU
diakses pada tanggal 20 Februari 2014.
Masdarsada. 2014b. PT Freeport Indonesia, Mengapa Merepotkan Kita? [online].
Available from: URL:
http://news.detik.com/read/2014/02/04/115921/2486525/103/pt-freeport-
indonesia-mengapa-merepotkan-kita diakses pada tanggal 20 Februari 2014.
Pradipta, Vega Aulia. Larangan Ekspor Mineral: Vale Untung, Antam Buntung
[online]. Available from: URL:
http://m.bisnis.com/market/read/20140115/192/197350/larangan-ekspor-mineral-
vale-untung-antam-buntung diakses pada tanggal 23 Februari 2014.
Radhi, Fahmy. 2014a. Larang Ekspor Minerba Mentah [online]. Available from:
URL: http://m.okezone.com/read/2014/01/02/58/920460/larang-ekspor-minerba-
mentah/ diakses pada tanggal 20 Februari 2014.
Radhi, Fahmy. 2014b. Dilema Ekspor Minerba [online]. Available from: URL:
http://www.koran-sindo.com/node/356896 diakses pada tanggal 21 Februari 2014.

8
Rakyat Merdeka. 2014. Mau Bangun Smelter, Pengusaha Ngeluh Proses Izin
Yang Panjang [online]. Available from: URL:
http://www.kemenperin.go.id/artikel/4291/Mau-Bangun-Smelter,-Pengusaha-
Ngeluh-Proses-Izin-Yang-Panjang diakses pada tanggal 20 Februari 2014.
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara. Sekretariat Negara. Jakarta.
Republik Indonesia. 2014. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 Tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Sekretariat
Negara. Jakarta.
Sewandarijatun, Otjih. 2014. Menyoal UU Minerba [online]. Available from:
URL: http://news.detik.com/read/2014/01/02/150638/2456753/103/menyoal-uu-
minerba. diakses pada tanggal 20 Februari 2014.
Sitinjak, Parlindungan. 2011. Sekilas tentang Undang-Undang No.4 Tahun 2009
dan Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 2010 [online]. Available from: URL:
http://pertambangan.kaltimprov.go.id/umum/92-sekilas-tentang-uu-no4-tahun-
2009-dan-peraturan-pemerintah-no23-tahun-2010.html diakses pada tanggal 21
Februari 2014.

9
LAMPIRAN
CURRICULLUM VITAE

Nama : Afroza Pratiwi


NIM : 03121402036
Jenis Kelamin : Perempuan
Fakultas : Teknik
Jurusan : Teknik Pertambangan
Tempat,tanggal lahir : Argamakmur, 21 April 1994
Agama : Islam
Telepon/HP : 081277764690
Alamat domisili : Jalan Lunjuk Jaya Lorong Seroja II No.
21A RT. 30/10 Bukit Besar Palembang,
Sumatra Selatan
Email : afrozapratiwi@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN
- Formal
SD : SD Negeri 17 Argamakmur Tahun 2006
SMP : SMP Negeri 1 Argamakmur Tahun 2009
SMA : SMA Negeri 1 Argamakmur Tahun
2012
Perguruan Tinggi : Jurusan Teknik Pertambangan Tahun 2012
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

RIWAYAT ORGANISASI
1. Sekretaris ROHIS SMA Negeri 1 Argamakmur
2. Koordinator Buletin Al-Hadi SMA Negeri 1 Argamakmur
3. Anggota LDF Kalam FT UNSRI
4. Anggota BEM KM FT Reg Palembang
5. Anggota Departemen Pusdiklat PERMATA FT UNSRI

10
PRESTASI YANG PERNAH DIRAIH
1. Lomba 2 Mading Matematika HIMATIKA UNIB se-Provinsi Bengkulu
tahun 2009.
2. Juara 1 Lomba Cerdas Cermat Undang-undang Dasar Negera Republik
Indonesia Tahun 1945 Tingkat SLTA se-Kabupaten Bengkulu Utara tahun
2009.
3. Peserta Lomba Cerdas Cermat Undang-undang Dasar Negera Republik
Indonesia Tahun 1945 Tingkat SLTA se-Provinsi Bengkulu tahun 2010.
4. Juara 3 Lomba Nasyid Putri pada AKSI FOSI UNIB se-Provinsi Bengkulu
tahun 2010.
5. Juara I Lomba Mading Kimia HIMAMIA UNIB Tingkat Provinsi tahun
2011.
6. Juara 2 Olimpiade Kimia OSN Tingkat Kabupaten tahun 2011.
7. Peserta Olimpiade Kimia OSN Tingkat Provinsi tahun 2011.
8. Finalis 10 Besar Student Paper Contest ISMC 9 dan SEASMC 1 ITB,
Bandung tingkat Nasional tahun 2014.

11
CURRICULLUM VITAE

Nama : Wini Dwi Anggraini

NIM : 03121402045

Jenis Kelamin : Perempuan

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Pertambangan

Tempat,tanggal lahir : Pangkalpinang, 29 Juni 1995

Agama : Islam

Telepon/HP : 08992370385

Alamat : Jl. Macan Kumbang IX, No 5004, RT. 44


RW.11 Kelurahan Demang Lebar Daun ,
Kecamatan Ilir Barat I. Palembang.
Sumatera Selatan

Email : winidwi.anggraini@yahoo.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

- Formal

SD : SD Muhammadiyah 14 Palembang Tahun


2006

SMP : SMP Negeri 3 Palembang Tahun


2009

SMA : SMA Negeri 3 Palembang Tahun


2012

Perguruan Tinggi : Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Tahun


2012 Universitas Sriwijaya

- Non Formal
2009 – 2011 : Kursus Bahasa Inggris di TOP Education Centre, Palembang

2010 – 2011 : Bimbel MIPA di Medica, Palembang

12
2011 – 2012 : Bimbel MIPA di Nurul Fikri, Palembang

RIWAYAT ORGANISASI

6. Ketua Pramuka Putri SMA Negeri 3 Palembang

7. Bendahara OSIS SMA Negeri 3 Palembang

8. Sekretasis Organisasi PKS SMA Negeri 3 Palembang

9. Anggota ROHIS SMA Negeri 3 Palembang

10. Anggota BEM KM FT Reg Palembang

11. Anggota BSO IATMI SM UNSRI

PRESTASI YANG PERNAH DIRAIH

9. Putri Favorit Gelora Orientasi SMA Negeri 3 Palembang tahun 2010

10. Juara III Lomba Iklan Islamic tingkat SMA/SMK/MA se-Kota Palembang
tahun 2011

11. Juara II Lomba TPTKP tingkat SMA/SMK/MA se-Kota Palembang tahun


2011

12. LO Jambore Nasional IX Teluk Gelam Kayu Agung-Palembang tahun 2011

13

Anda mungkin juga menyukai