Anda di halaman 1dari 4

UNIVERSITAS INDONESIA

PRAKTIKUM METALURGI PROSES

PAPER TAMBAHAN PENGECORAN

IRFAN ALFIERI WIDYATMOKO

1906356456

KELOMPOK 9

LABORATORIUM METALURGI PROSES

DEPARTEMEN STUDI TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL

FAKULTAS TEKNIK

DEPOK

FEBRUARI 2022
Pengaruh Paduan Serbuk Fe 12% pada Aluminium terhadap Porositas dan
Struktur Mikro dengan Metode Gravity Casting

Penelitian memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh paduan serbuk Fe 12% pada
aluminium terhadap porositas dan mikrostruktur menggunakan gravity casting. Bahan baku yang
digunakan adalah scrap aluminium dan serbuk besi hasil permesinan. Penelitian dimulai dengan
membuat pola dan cetakan dari kayu, peleburan aluminium menggunakan dapur krusibel yang
memakai bahan bakar kokas, pengamatan porositas melalui penglihatan visual dari sisi luar
benda cor, dan pengamatan struktur mikro menggunakan mikroskop optic.

Unsur pembentuk benda cor adalah aluminium, silicon, ferro, dan magnesium. Unsur fe
akan mempengaruhi aluminium untuk mendapatkan produk yang lebih keras dan unsur Si akan
meningkatkan fluiditas material.

Produk cor dapat mengalami porositas pada permukaan atas dikarenakan terdapat terak
pada logam cair yang mengalami solidifikasi, terperangkapnya gas hydrogen pada logam cair.
Shrinkage yang dialami berkisar pada 6-10% yang menyebabkan produk cor menjadi tidak
akurat. Hal tersebut dipengaruhi turbulensi logam cair, sehingga terdapat kekosongan yang akan
diisi oleh logam cair yang mengalami solidifikasi dan turun kepada bagian tersebut.

Grafik tersebut menunjukkan pengaruh diameter saluran tuang terhadap porositas.


Metode yang digunakan untuk menentukan porositas adalah menggunakan volume produk cord
an menimbang produk tersebut. Massa jenis akan didapatkan dari kedua variable tersebut untuk
mendapatkan data yang menunjukkan porositas setiap produk cor. Nilai massa jenis yang rendah
menunjukkan porositas yang banyak, dan nilai massa jenis yang tinggi menunjukkan porositas
yang sedikit. Porositas tertinggi terdapat pada produk cor dengan dimensi saluran masuk 2.743
gr/cm3 dikarenakan aliran yang melewati saluran tuang memiliki ukuran yang besar, sehingga
volume masuk tidak sesuai dengan rongga cetakan. Kecepatan aliran akan menjadi lebih cepat
dan menghasilkan turbulensi tinggi, sehingga logam cair tidak mengalir dengan optimal. Tingkat
porositas terendah didapatkan oleh specimen A dengan nilai 2,831 gr/cm3. Kesesuaian volume
rongga cetak dengan dimensi saluran masuk akan menyebabkan penuangan yang stabil dan
memudahkan logam cair mengalir ke rongga cetakan dengan baik.

Pada gambar 6, persebaran unsur Fe tidak merata, Si berikatan dengan Fe, dan Mg
tersebar serta berikatan dengan aluminium. Spesimen A memiliki waktu tuang logam cair ke
dalam cetakan dengan waktu terlama dikarenakan dimensi lubang yang kecil. Hal tersebut
menyebabkan pembekuan logam secara optimal dan struktur kristal yang tersusun. Pada gambar
7, terlihat terdapat persebaran Fe dan Si yang lebih merata dikarenakan pemenuhan cetakan
dengan waktu yang lebih cepat dengan solidifikasi yang lebih cepat. Kristal menjadi tersusun
dengan sempurna dikarenakan mengalami solidifikasi terlebih dahulu. Pada gambar 8,
mikrostruktur menunjukkan kemiripan dengan specimen A dengan Fe berikatan bersama Si, dan
aluminium berikatan bersama Mg. Hal tersebut menunjukkan konsistensi ikatan antar unsur
dalam logam.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pengaruh paduan Fe 12% terhadap porositas
memiliki rata rata 2,766 gr/cm3 dan pengaruh paduan Fe 12% terhadap mikrostruktur
menyebabkan penyebaran unsur secara merata.
Referensi:
- Sumpena, Sumpena. "Pengaruh Paduan Serbuk Fe12% pada Aluminium terhadap Porositas dan
Struktur Mikro dengan Metode Gravity Casting." Jurnal Engine: Energi, Manufaktur, dan
Material 1.1 (2017): 20-25.

Anda mungkin juga menyukai