Kata kunci: saluran penambah, cacat porositas, struktur mikro, dan coran aluminium
terbentuknya lapisan oksida dan terak cetakan melalui gating system dan
(Rizuan, 2009). mengalir melalui rongga, akhirnya
Cacat coran tersebut dipengaruhi oleh mencapai riser. Diketahui bahwa logam
banyak hal salah satunya adalah desain cair telah mencapai riser, menuangkan
sistem saluran yang kurang baik. Sistem logam cair dihentikan. Karena riser yang
saluran pada cetakan pasir meliputi diposisikan lebih tinggi dari rongga,
cawan tuang, saluran turun (sprue), dam energi potensinya lebih tinggi daripada
atau waduk, saluran pengalir (runner), logam cair dalam rongga (Jin, dkk,
saluran penambah (riser), dan saluran 2017). Dengan pengaturan ini, logam
masuk (ingate). Penelitian ini akan cair di dalam riser mengkompensasi
mendalami tentang volume saluran pengurangan volume karena
penambah (riser). Saluran penambah penyusutan selama pemadatan logam
memiliki peranan penting karena cair ketika dipadatkan di dalam
merupakan saluran dimana logam cair cetakan. Oleh karena itu, logam cair di
akan keluar dari rongga cetakan. dalam riser harus dipadatkan pada
Dengan mempertimbangkan volume tahap selanjutnya dari logam cair di
saluran penambah diharapkan akan dalam rongga. Jika ukuran riser cukup
mengurangi resiko terjadinya cacat yang dirancang, rongga penyusutan yang
sering timbul pada sand casting. dihasilkan di dalam cetakan berkurang,
Pembuatan cetakan, jenis pasir yang dan struktur padat dapat diperoleh
akan digunakan dalam penelitian ini dalam produk casting yang
adalah pasir daerah juwana. Proses menghasilkan pengecoran berkualitas
pengecoran dengan menggunakan tinggi. Namun, jika ukuran riser tidak
cetakan pasir sendiri tidak lain adalah dirancang dengan benar (riser terlalu
menuangkan logam cair kedalam besar), produktivitas dipengaruhi karena
rongga dari cetakan pasir serta laju biaya material yang tinggi, tingkat
pendinginan pada benda coran, pemulihan rendah, waktu pemadatan
sehingga aliran pada rongga cetakan yang lebih lama, dan proses pasca-
proses pengecoran mempunyai panjang untuk menghilangkan riser. Di
peranan penting dalam pembentukan sisi lain, jika ukuran riser terlalu kecil,
srtuktur mikro, dimana struktur mikro dihasilkan pengecoran yang
mempengaruhi sifat mekanik yang rusak. Karena cacat coran adalah
dimiliki oleh benda cor (Gaspari, 1999). masalah terbesar yang terjadi dalam
Pada proses penuangan aliran logam proses, perusahaan casting
cair harus diperhatikan, rongga cetakan menggunakan riser lebih besar dari
yang kurang tepat menyebabkan cacat ukuran produk untuk proses casting dan
produk. Sedangkan bahan yang struktur padat dapat diperoleh dalam
digunakan dalam penelitian ini adalah produk casting, yang menghasilkan
logam aluminium, aluminium casting berkualitas tinggi.
merupakan material yang menarik Penelitian ini memfokuskan pada
karena bersifat ringan, penghantar pengaruh variasi volume riser terhadap
panas yang baik, tahan korosi, dan struktur mikro dan cacat porositas dari
mempunyai titik lebut yang relatif rendah hasil pengecoran aluminium
sehingga material ini juga mudah didaur sandcasting. Variasi volume riser yang
ulang. berbeda pada gating system akan
proses pengecoran pasir terdiri dari menghasilkan struktur mikro dan
gating system yang mengirim logam cair komposisi produk yang berbeda. Dan
ke dalam rongga cetakan dimana logam hal tersebut akan menghasilkan
cair diubah menjadi produk ketahanan aus yang berbeda. Penelitian
padat. Logam cair dituangkan ke dalam menggunakan pengujian ketahanan aus
15
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 12, No.2, November 2020
Tabel 1. Unsur dari tutup mesin coran. Pengujian ini dilakukan dengan
motor listrik dua tahap yaitu tahap penghitungan
Unsur Kadar densitas benda hasil coran lalu dengan
% menggunakan perbesaran gambar
Al 84,56 dengan foto mikro sehingga hasil yang
Si 12,6 didapat valid dan saling menguatkan.
Fe 1,1 Untuk menguji nilai porositas spesimen
Cu 0,126 digunakan dengan menghitung berat
Mn 0,264 spesimen di udara dan menghitung
Mg <0,05 berat spesimen di air, setelah itu
Cr <0,015 dilakukan perhitungan porositas melalui
Ni <0,02 rumus. Ukuran spesimen adalah 40𝑚𝑚
Zn 1,13 × 25𝑚𝑚 × 10𝑚𝑚.
Sn 0,0556 Agar mempermudah pembacaan tabel
Ti 0,0099 dari perhitungan porositas maka dibuat
Pb grafik seperti pada gambar 5.
<0,03
Be 0,0001
Ca 0,0061
Sr <0,0005
V <0,01
Zr <0,003
Gambar 11. Struktur mikro spesimen kimia atau perubahan mampu larut
saluran penambah variasi diameter logam cair terhadap suhu (Beeley, 2001:
35mm 48). Dengan semakin besarnya saluran
penambah dapat mengurangi kotoran
(slag) karena kotoran akan terangkat
keatas atau menuju saluran penambah
dan mengurangi pori-pori akibat
permaebilitas pasir cetakan.
Berdasarkan foto mikro yang telah
dilakukan menunjukkan bahwa foto
struktur mikro pada spesimen dengan
tanpa saluran penambah memiliki
susunan Al dan Si-Cu-Mg yang lebih
Gambar 12. Struktur mikro specimen renggang dan bentuk Si-Cu-Mg yang
control pendek dan lebar. Hal ini dikarenakan
laju pembekuan pada logam cair pada
Pembahasan cetakan dengan tanpa saluran
Pengujian cacat porositas menunjukka n penambah berjalan lambat. Adapun
adanya perubahan nilai porositas karakteristik hasil coran setelah
setelah diberikan perlakuan. Dapat diketahui fasa-fasanya adalah Fasa Al
dilihat adanya pengaruh penambahan (berwarna terang) adalah larutan padat
saluran penambah terhadap nilai primer. Sedangkan fasa Si-Cu-Mg
porositas, nilai porositas terbaik dengan (Berwarna kelabu gelap), dengan
penambahan saluran penambah adanya fasa ini mempermudah proses
dengan diameter 35mm sebesar 37,97 pengecoran, meningkatkan ketahanan
% dan nilai porositas terburuk adalah korosi, dan meningkatkan sifat mampu
variasi tanpa saluran penambah cor.
sebesar 33,07%. Hal ini sesuai dengan Struktur mikro yang terbentuk pada
sebagai penelitian Fasya, F., & spesimen dengan saluran penambah
Iskandar, N. (2015), yang menyatakan diameter 15mm memiliki susunan Al
nilai porositas yang bervariasi dan dan Si-Cu-Mg yang rapat dengan
cukup tinggi tersebut dapat dikatakan ukuran Si-Cu-Mg yang kecil dan agak
dikarenakan pori-pori yang terbentuk panjang. Hal ini dikarenakan laju pada
membesar, faktor waktu penuangan logam cair saat pengecoran
yang berbeda-beda sehingga adanya berlangsung sedikit lambat. Adapun
udara yang terperangkap, dan karakteristik hasil coran setelah
perbedaan kandungan kotoran (slag) diketahui fasa-fasanya adalah Fasa Al
yang berbeda-beda juga pada pasir (berwana terang) adalah larutan padat
cetakakan karena cetakan yang primer. Sedangkan fasa Si-Cu-Mg
digunakan juga berbeda-beda untuk tiap (Berwarna kelabu gelap), dengan
pengecoran. Pada proses pengecoran adanya fasa ini mempermudah proses
logam memungkinkan munculnya gas- pengecoran, meningkatkan ketahanan
gas yang bereaksi menjadi komposisi korosi, dan meningkatkan sifat mampu
kimia atau menjadi rongga-rongga cor.
udara. Gas tersebut muncul karena Pada spesimen dengan saluran
adanya udara yang terjebak selama penambah diameter 25mm dan 35 mm
proses penuangan, kontak antara logam menunjukkan struktur mikro dengan
cair dengan cetakan, atau dari lapisan susunan Al dan Si yang rapat dengan
yang terbentuk selama proses ukuran Si yang lebih kecil tetapi memiliki
pembekuan sebagai hasil dari reaksi bentuk yang panjang. Hal ini
19
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 12, No.2, November 2020