Anda di halaman 1dari 8

13

Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 12, No.2, November 2020

PENGARUH VARIASI VOLUME SALURAN PENAMBAH (RISER) TERHADAP


CACAT POROSITAS DAN STRUKTUR MIKRO KOMPONEN TUTUP MESIN
MOTOR LISTRIK

Rizal Rahma Sandi1 dan Heri Yudiono2

1) Pendidikan Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,


Universitas Negeri Semarang
2) Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Universitas Negeri Semarang


Heri_yudiono@mail.unnes.ac.id

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh volume saluran


penambah terhadap cacat porositas pada coran aluminium dan struktur mikro hasil
pengecoran aluminium. Metode yang digunakan adalah metode Pre-eksperimen jenis
One-Shot Case Study, karena dalam penelitian ini akan dilakukan perlakuan yang
selanjutnya akan diobservasi hasilnya. Perlakuan yang akan dilakukan yaitu dengan
penambahan variasi tidak memakai saluran penambah, variasi saluran penambah
silinder dengan diameter 15mm dan tinggi 60mm, variasi saluran penambah silinder
dengan diameter 25mm dan tinggi 60mm, variasi saluran penambah silinder dengan
diameter 35mm dan tinggi 60mm. Pengujian struktur mikro menggunakan alat uji Meji
Techno IM 7200. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk
memberikan deskripsi mengenai subjek penelitian berdasarkan data dari variabel yang
diperoleh dari kelompok subyek yang diteliti. Hasil porositas yang terbaik ditunjukkan
oleh spesimen hasil coran dengan variasi saluran penambah diameter 35mm sebesar
37,97%. Struktur mikro yang terbaik ditunjukkan oleh spesimen hasil coran dengan
variasi saluran penambah diameter 35mm dibuktikan dengan pembentukan fasa
struktur yang lebih rapat dan merata.

Kata kunci: saluran penambah, cacat porositas, struktur mikro, dan coran aluminium

1. PENDAHULUAN Salah satu unsur penting yang perlu


diperhatikan dalam memproduksi
Motor listrik merupakan perangkat yang produk cor yang berkualitas tinggi
sering digunakan dalam dunia otomotif adalah perancangan saluran (gating
dan perindustrian. Seiring dengan usia design). Upaya penelitian secara
pemakaian maka akan terjadi meluas telah banyak dilakukan untuk
kerusakan. Seperti keausan pada mempelajari pengaruh perancangan
beberapa komponen motor listrik, sistem saluran pada pola aliran logam
terutama komponen yang terus cair saat memasuki cetakan.
menerus bergerak dan bergetar, Perancangan sistem saluran yang
diantaranya yaitu bearing, poros, dan optimal dapat mengurangi turbulensi
tutup motor listrik yang menjadi tempat pada aliran logam cair, meminimalisasi
bantalan dari bearing. udara yang terjebak, inklusi pasir,
14 Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 12, No.2, November 2020

terbentuknya lapisan oksida dan terak cetakan melalui gating system dan
(Rizuan, 2009). mengalir melalui rongga, akhirnya
Cacat coran tersebut dipengaruhi oleh mencapai riser. Diketahui bahwa logam
banyak hal salah satunya adalah desain cair telah mencapai riser, menuangkan
sistem saluran yang kurang baik. Sistem logam cair dihentikan. Karena riser yang
saluran pada cetakan pasir meliputi diposisikan lebih tinggi dari rongga,
cawan tuang, saluran turun (sprue), dam energi potensinya lebih tinggi daripada
atau waduk, saluran pengalir (runner), logam cair dalam rongga (Jin, dkk,
saluran penambah (riser), dan saluran 2017). Dengan pengaturan ini, logam
masuk (ingate). Penelitian ini akan cair di dalam riser mengkompensasi
mendalami tentang volume saluran pengurangan volume karena
penambah (riser). Saluran penambah penyusutan selama pemadatan logam
memiliki peranan penting karena cair ketika dipadatkan di dalam
merupakan saluran dimana logam cair cetakan. Oleh karena itu, logam cair di
akan keluar dari rongga cetakan. dalam riser harus dipadatkan pada
Dengan mempertimbangkan volume tahap selanjutnya dari logam cair di
saluran penambah diharapkan akan dalam rongga. Jika ukuran riser cukup
mengurangi resiko terjadinya cacat yang dirancang, rongga penyusutan yang
sering timbul pada sand casting. dihasilkan di dalam cetakan berkurang,
Pembuatan cetakan, jenis pasir yang dan struktur padat dapat diperoleh
akan digunakan dalam penelitian ini dalam produk casting yang
adalah pasir daerah juwana. Proses menghasilkan pengecoran berkualitas
pengecoran dengan menggunakan tinggi. Namun, jika ukuran riser tidak
cetakan pasir sendiri tidak lain adalah dirancang dengan benar (riser terlalu
menuangkan logam cair kedalam besar), produktivitas dipengaruhi karena
rongga dari cetakan pasir serta laju biaya material yang tinggi, tingkat
pendinginan pada benda coran, pemulihan rendah, waktu pemadatan
sehingga aliran pada rongga cetakan yang lebih lama, dan proses pasca-
proses pengecoran mempunyai panjang untuk menghilangkan riser. Di
peranan penting dalam pembentukan sisi lain, jika ukuran riser terlalu kecil,
srtuktur mikro, dimana struktur mikro dihasilkan pengecoran yang
mempengaruhi sifat mekanik yang rusak. Karena cacat coran adalah
dimiliki oleh benda cor (Gaspari, 1999). masalah terbesar yang terjadi dalam
Pada proses penuangan aliran logam proses, perusahaan casting
cair harus diperhatikan, rongga cetakan menggunakan riser lebih besar dari
yang kurang tepat menyebabkan cacat ukuran produk untuk proses casting dan
produk. Sedangkan bahan yang struktur padat dapat diperoleh dalam
digunakan dalam penelitian ini adalah produk casting, yang menghasilkan
logam aluminium, aluminium casting berkualitas tinggi.
merupakan material yang menarik Penelitian ini memfokuskan pada
karena bersifat ringan, penghantar pengaruh variasi volume riser terhadap
panas yang baik, tahan korosi, dan struktur mikro dan cacat porositas dari
mempunyai titik lebut yang relatif rendah hasil pengecoran aluminium
sehingga material ini juga mudah didaur sandcasting. Variasi volume riser yang
ulang. berbeda pada gating system akan
proses pengecoran pasir terdiri dari menghasilkan struktur mikro dan
gating system yang mengirim logam cair komposisi produk yang berbeda. Dan
ke dalam rongga cetakan dimana logam hal tersebut akan menghasilkan
cair diubah menjadi produk ketahanan aus yang berbeda. Penelitian
padat. Logam cair dituangkan ke dalam menggunakan pengujian ketahanan aus
15
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 12, No.2, November 2020

untuk mengetahui angka keausan dari


hasil coran, hal ini merupakan salah satu
sifat mekanik yang penting. Serta
pengujian struktur mikro yang
digunakan untuk memperoleh gambar
struktur logam hasil coran. Untuk tujuan
tersebut penulis tertarik untuk meneliti
seberapa pengaruh volume saluran
penambah pada cetakan pasir terhadap
kualitas benda hasil pengecoran Gambar 1. Dimensi specimen uji
remelting aluminium dari piston bekas. keausan

2. METODE Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu


variasi tidak memakai saluran
Desain penelitian yang digunakan yaitu
penambah, variasi saluran penambah
Pre-eksperimen jenis One-Shot Case
silinder dengan diameter 15mm dan
Study, karena dalam penelitian ini akan
tinggi 60mm, variasi saluran penambah
dilakukan perlakuan yang selanjutnya
silinder dengan diameter 25mm dan
akan diobservasi hasilnya.
tinggi 60mm, variasi saluran penambah
Perlakuan yang akan dilakukan yaitu
silinder dengan diameter 35mm dan
dengan penambahan variasi tidak
tinggi 60mm dalam pasir cetak. Variabel
memakai saluran penambah, 1 pola
terikat dalam penelitian ini yaitu
untuk variasi saluran penambah silinder
porositas, struktur mikro, dan ketahanan
dengan diameter 15mm dan tinggi
aus. Variable kontrol dalam penelitian ini
60mm, 1 pola untuk variasi saluran
yaitu bahan yang diguakan yaitu
penambah silinder dengan diameter
aluminium tutup motor listrik bekas,
25mm dan tinggi 60mm, 1 pola untuk
benda kerja memiliki dimensi yang sama
variasi saluran penambah silinder
untuk semua spesimen, menggunakan
dengan diameter 35mm dan tinggi
pasir yang sama pada semua spesimen
60mm. pada cetakan pasir untuk
yaitu pasir juwana dengan mesh 90,
mengetahui hasil pengamatan struktur
menggunakan kadar air yang sama
mikro dan cacat porositas pada hasil
pada pasir yang akan digunakan dan
pengecoran aluminium piston bekas.
suhu pembakaran saat proses
Bahan Penelitian yang digunakan o
penuangan sama yaitu 690 C.
adalah aluminium bekas, pasir cetak, air
dan bahan bakar. Alat uji struktur mikro 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan alat uji Meji Techno IM
7200. Alat uji cacat porositas Hasil
menggunakan timbangan digital dengat Pengujian komposisi bertujuan untuk
ketelitian 0,01 dan gelas. dimensi mengetahui unsur unsur pembentuk dari
spesimen uji ketahanan aus mengacu benda yang akan diuji, ini berguna untuk
pada standar yang sudah ditetapkan menganalisa kekuatan mekanis yang
yaitu menggunakan standar Instruction dimiliki oleh benda uji. Berikut ini adalah
Manual Meji Techno IM 7200. hasil pengujian komposisi dari produk
coran.
1. Kandungan tutup mesin motor
listrik mobil kijang
16 Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 12, No.2, November 2020

Tabel 1. Unsur dari tutup mesin coran. Pengujian ini dilakukan dengan
motor listrik dua tahap yaitu tahap penghitungan
Unsur Kadar densitas benda hasil coran lalu dengan
% menggunakan perbesaran gambar
Al 84,56 dengan foto mikro sehingga hasil yang
Si 12,6 didapat valid dan saling menguatkan.
Fe 1,1 Untuk menguji nilai porositas spesimen
Cu 0,126 digunakan dengan menghitung berat
Mn 0,264 spesimen di udara dan menghitung
Mg <0,05 berat spesimen di air, setelah itu
Cr <0,015 dilakukan perhitungan porositas melalui
Ni <0,02 rumus. Ukuran spesimen adalah 40𝑚𝑚
Zn 1,13 × 25𝑚𝑚 × 10𝑚𝑚.
Sn 0,0556 Agar mempermudah pembacaan tabel
Ti 0,0099 dari perhitungan porositas maka dibuat
Pb grafik seperti pada gambar 5.
<0,03
Be 0,0001
Ca 0,0061
Sr <0,0005
V <0,01
Zr <0,003

2. Kandungan coran aluminium


campuran
Tabel 2. Unsur coran aluminium
campuran
Unsur Kadar
%
Al 68,51 Gambar 2. Penggambaran hasil
Si 21,3 porositas menggunakan grafik batang
Fe 6,62
Cu 0,680 Untuk lebih menguatkan data
Mn 0,0202 pengukuran, dilakukan uji foto mikro
Mg 0,296 dengan perbesaran sebesar 100x dan
Cr <0,015 hasil fotonya sebagai berikut:
Ni 0,175
Zn 0,0603
Sn <0,05
Ti 0,0244
Pb 0,256
Be 0,0003
Ca 0,0036
Sr <0,0005
V 1,57
Zr 0,0467
Gambar 3. Foto mikro porositas
Pengujian porositas merupakan spesimen variasi tanpa saluran
pengujian untuk memeriksa cacat pada
17
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 12, No.2, November 2020

Gambar 4. Foto mikro porositas


spesimen variasi saluran penambah Gambar 8. Struktur mikro spesimen
diameter 15mm variasi tanpa saluran penambah

Gambar 5. Foto mikro porositas


spesimen variasi saluran penambah
diameter 25mm Gambar 9. Struktur mikro spesimen
variasi saluran penambah diameter
15mm

Gambar 6. Foto mikro porositas


spesimen variasi saluran penambah
diameter 35mm
Gambar 10. Struktur mikro spesimen
variasi saluran penambah diameter
25mm

Gambar 7. Foto mikro porositas


spesimen control
18 Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 12, No.2, November 2020

Gambar 11. Struktur mikro spesimen kimia atau perubahan mampu larut
saluran penambah variasi diameter logam cair terhadap suhu (Beeley, 2001:
35mm 48). Dengan semakin besarnya saluran
penambah dapat mengurangi kotoran
(slag) karena kotoran akan terangkat
keatas atau menuju saluran penambah
dan mengurangi pori-pori akibat
permaebilitas pasir cetakan.
Berdasarkan foto mikro yang telah
dilakukan menunjukkan bahwa foto
struktur mikro pada spesimen dengan
tanpa saluran penambah memiliki
susunan Al dan Si-Cu-Mg yang lebih
Gambar 12. Struktur mikro specimen renggang dan bentuk Si-Cu-Mg yang
control pendek dan lebar. Hal ini dikarenakan
laju pembekuan pada logam cair pada
Pembahasan cetakan dengan tanpa saluran
Pengujian cacat porositas menunjukka n penambah berjalan lambat. Adapun
adanya perubahan nilai porositas karakteristik hasil coran setelah
setelah diberikan perlakuan. Dapat diketahui fasa-fasanya adalah Fasa Al
dilihat adanya pengaruh penambahan (berwarna terang) adalah larutan padat
saluran penambah terhadap nilai primer. Sedangkan fasa Si-Cu-Mg
porositas, nilai porositas terbaik dengan (Berwarna kelabu gelap), dengan
penambahan saluran penambah adanya fasa ini mempermudah proses
dengan diameter 35mm sebesar 37,97 pengecoran, meningkatkan ketahanan
% dan nilai porositas terburuk adalah korosi, dan meningkatkan sifat mampu
variasi tanpa saluran penambah cor.
sebesar 33,07%. Hal ini sesuai dengan Struktur mikro yang terbentuk pada
sebagai penelitian Fasya, F., & spesimen dengan saluran penambah
Iskandar, N. (2015), yang menyatakan diameter 15mm memiliki susunan Al
nilai porositas yang bervariasi dan dan Si-Cu-Mg yang rapat dengan
cukup tinggi tersebut dapat dikatakan ukuran Si-Cu-Mg yang kecil dan agak
dikarenakan pori-pori yang terbentuk panjang. Hal ini dikarenakan laju pada
membesar, faktor waktu penuangan logam cair saat pengecoran
yang berbeda-beda sehingga adanya berlangsung sedikit lambat. Adapun
udara yang terperangkap, dan karakteristik hasil coran setelah
perbedaan kandungan kotoran (slag) diketahui fasa-fasanya adalah Fasa Al
yang berbeda-beda juga pada pasir (berwana terang) adalah larutan padat
cetakakan karena cetakan yang primer. Sedangkan fasa Si-Cu-Mg
digunakan juga berbeda-beda untuk tiap (Berwarna kelabu gelap), dengan
pengecoran. Pada proses pengecoran adanya fasa ini mempermudah proses
logam memungkinkan munculnya gas- pengecoran, meningkatkan ketahanan
gas yang bereaksi menjadi komposisi korosi, dan meningkatkan sifat mampu
kimia atau menjadi rongga-rongga cor.
udara. Gas tersebut muncul karena Pada spesimen dengan saluran
adanya udara yang terjebak selama penambah diameter 25mm dan 35 mm
proses penuangan, kontak antara logam menunjukkan struktur mikro dengan
cair dengan cetakan, atau dari lapisan susunan Al dan Si yang rapat dengan
yang terbentuk selama proses ukuran Si yang lebih kecil tetapi memiliki
pembekuan sebagai hasil dari reaksi bentuk yang panjang. Hal ini
19
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 12, No.2, November 2020

dikarenakan kadar air pada cetakan dengan semakin besarnya


yang banyak dan menyebabkan laju saluran penambah dapat
pembekuan logam cair menjadi sedikit mengurangi kotoran (slag)
cepat. Adapun karakteristik hasil coran karena kotoran akan terangkat
setelah diketahui fasa-fasanya adalah keatas atau menuju saluran
Fasa Al (berwana terang) adalah larutan penambah dan mengurangi pori-
padat primer. Sedangkan fasa Si-Cu-Mg pori akibat permaebilitas pasir
(Berwarna kelabu gelap), dengan cetakan.
adanya fasa ini mempermudah proses 2. Ada pengaruh penambahan
pengecoran, meningkatkan ketahanan variasi volume saluran
korosi, dan meningkatkan sifat mampu penambah (riser) terhadap
cor. struktur mikro hasil pengecoran.
Paduan Aluminium-Silikon yang Struktur mikro yang terbaik
mempunyai kandungan silikon kurang ditunjukkan oleh spesimen hasil
dari 12% merupakan Al-Si Hipoeutektik coran dengan variasi saluran
sedangkan paduan yang memiliki penambah diameter 35mm
kandungan lebih dari 12% merupakan dibandingkan dengan variasi
Al-Si Hipereutektik saluran penambah diameter
Menurut Zeren, M. dalam Nindhia (2010: 25mm dan saluran penambah
31), Paduan aluminium yang digunakan diameter 15mm serta variasi
untuk ketahanan aus adalah paduan tidak menggunakan saluran
aluminium-silikon. Paduan hipoeutektik penambah dibuktikan dengan
mengandung fase aluminium primer pembentukan fasa struktur yang
yang lunak dan ulet serta mengandung lebih rapat dan merata. Namun
fase silikon yang keras dan getas sesuai struktur mikro dari tutup motor
dengan reaksi eutetektik. Fase silikon listrik lebih baik dari pada
inilah yang memberikan kontribusi spesimen hasil pengecoran
terhadap ketahanan aus yang baik bagi ditunjukkan dari susunan fasa
paduan ini. Silikon bersifat tidak larut yang terbentuk lebih homogen.
dalam aluminium. Paduan Al-Si
Hipereutektik merupakan paduan yang SARAN
paling banyak dipakai untuk keperluan
ketahanan terhadap aus mengandung 1. Lebih disarankan untuk
partikel silikon primer berukuran besar melakukan pengecoran dengan
dan bersudut di samping juga tungku induksi agar pelelehan
mengandung eutektik silikon. Partikel dari benda uji lebih cepat, efisien
silikon primer ini menghasilkan dan lebih maksimal.
ketahanan aus yang baik bagi paduan 2. Dalam pengujian keausan
ini. dianjurkan memilih garis terbesar
4. SIMPULAN sehingga yang didapat adalah
nilai keausan terbesarnya.
1. Ada pengaruh penambahan 3. Perlu diadakan penelitian tentang
variasi volume saluran struktur butir, cacat lubang jarum
penambah (riser) terhadap dan pengaruh jenis baterai yang
porositas hasil pengecoran. digunakan sehingga data
Porositas yang terbaik penelitian lebih lengkap dan
ditunjukkan oleh spesimen hasil
akurat.
coran dengan variasi saluran
penambah diameter 35mm
DAFTAR PUSTAKA
sebesar 37,97% dikarekan
20 Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 12, No.2, November 2020

Beeley, P. 2001. Foundry Technology


Second Edition. London: Butterworth
Heinemann.
Fasya, F., & Iskandar, N. (2015). Melt
Loss dan Porositas pada Aluminium
Hasil Daur Ulang. Jurnal Teknik
Mesin, 3(1), 44-50.
Gaspari, J. 1999. Making The Most Od
Aluminium Scrap. New York.
Mechanical Engineering.
Jin, C. K., Seo, H. Y., & Kang, C. G.
2017. Heating system for riser size
minimizing in sand casting process
and its experimental verification.
Metals, 7(4), 130.
Nindhia, T. G. T. (2010). Studi Struktur
Mikro Silikon dalam Paduan
Aluminium-Silikon pada Piston dari
Berbagai Merek Sepeda Motor. Jurnal
Energi Dan Manufaktur.
Rizuan, M., Shafiee, M., Yussni, M.,
Hashim, B., Nusyakirin, M., & Said, B.
(2009). Effects of gating design on the
mechanical strength of thin section
castings, 1–4.
Tjitro, S. 2001. Pengaruh Bentuk Riser
Terhadap Cacat Penyusutan Produk
Cor Aluminium Cetakan Pasir. Jurnal
Teknik Mesin, 3(2), 41-46.

Anda mungkin juga menyukai