23
24
2. Pasir yang bersifat abrasive bila terlalu banyak dalam lumpur dan dapat
mengikis dan merusak peralatan sirkulasi yanag dilaluinya.
3. Kerja pompa bertambah berat.
4. Mengundang terjadinya swabb effect dan squeeze effect.
Swabb effect meksudnya terisapnya Fluida formasi kedalam lubang saat
mencabut rangkaian pemboran. Sedangkan squeeze effect tertekannya
lumpur dibawah bit saat menurunkan rangkaian pemborann ke
permukaan.
Agar harga viscositas lumpur pemboran yang digunakan sasuai dengan
yang diharapkan maka harus dilakukan pengukuran viscositas lumur
pemboran sacara periodik. Ada cara pengukuranya dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu Marsh funnel dan viscometer.
Gelstrength adalah antara partikel-partikel lumpur pemboran. Gel
strength disebut juga dengan daya agar atau daya pulut. Gel strength adalah
sifat lumpur yang berperan untuk menahan cutting dan material pemberat
lumpur tidak menumpuk di annulus dan sekeliling rangkaian pemboran.
Gelstrength akan naik dengan bertambahnya waktu.
Kalau gelstrength terlalu besar akibatnya adalah tekanan yang
diperlukan unutk memulai sirkulasi kembali menjadi tinggi, dengan kata
lain kerja pompa akan menjadi berat. Bila dipaksa dipaksa memulai
sirkulasi dengan tekanan tinggi, dapat menyebabkan formasi pecah bila
formasi tidak kuat untuk menerimanya. Untuk itu diperlukan break
circulation setelah lumpur diam.
Break circulation maksudnya adalah memecahkan gel dari lumpur
sebelum memulai circulasi kembali. Lumpur yang diam cukup lama adalah
saat dilakukan pencabutan rangkaian pemboran, sehingga gelstrength
menjadi tinggi.Untuk itu dilakukan break circulation sebagai berikut:
a. Turunkan rangkaian sampai bit casing shoe.
b. Putar rangkaian.
c. Jalankan pompa lumpur secara bertahap, sampai rate sirkulasi yang
diperlukan. Lakukan satu sirkulasi penuh.
25
d. Matikan pompa.
e. Turunkan rangkaian kedasar lubang dan ulangi langkah a sampai c.
Τ = 5.007 x C
γ = 1.704 x RPM
dimana :
τ : shear stress, dyne/cm2
γ : shear rate, detik-1
C : Dial Reading, derajat
RPM : revolution per minutedari rotor
28
τ
μa = x 100
γ
(300 xC )
μa = x 100
RPM
τ 600−τ 300
μ p=
γ 600−γ 300
µp = C600 – C300
γb = C600 – µp
dimana :
µp : Plastic Viscosity, cp
γb :yield point Bingham, lb/100 ft
C600 : Dial reading pada 600 RPM, derajat
C600 : Dial reading pada 300 RPM, derajat
29
Gambar 3.3Timbangan
Gambar 3.4GelasUkur
3.3.2. Bahan
1. Bentonite
2. Air tawar (aquades)
3. Bahan-bahan pengencer (Thinner)
32
µ GS 10 Gs 10
No Komposisilumpur µ plastic Yp
relative detik menit
1 LD 52 3.5 21.5 3 10
2 LD + 2 gr dextrid 61 6 24 5 14
3 LD + 2.6 gr dexrtid - 11 27 18 72
4 LD + 3 gr bentonite 50 2 3.4 7 20
5 LD + 9 gr bentonite - 12 50 24 104
3.6. PEMBAHASAN
3.6.1. PembahasanPraktikum
Pada pratikum di atas kita akan membahas tentang pengukuran
viskositas dan gel strength dari lumpur yang merupakan sifat-sifat rheologi
dari lumpur itu sendiri. Tujuan kita menentukan gel strength dan viskositas
itu sendiri untuk mempermudah pada saat mensirkulasikan lumpur.
Berdasarkan data table 2.1 di atas diketahui viskositas LD 52, viskositas
plastiknya 3.5, yield pointnya 21.5. Pada saat di tambahkan 2 grm dextrid
kedalam LD maka viskositasnya naik menjadi 61 dan juga viskositas
plastiknya naik menjadi 6 serta yield pointnya menjadi 24. Saat
ditambahkan lagi dextridnya sebesar 0.6 ke dalam LD yang telah di campur
dengan dextrid awal tadi, viskositas plastiknya naik menjadi 11 dan yield
35
3. Dari data diatas, manakah additive yang lebih signifikan menaikkan gel
strength?
Jawab:
Bentonite, karena berdasarkan tabel hasil percobaan, viskositas plastik
meningkat dari 2 menjadi 12 ketika jumlah bentonite diperbanyak.
Serta bentonite merupakan additive yang lebih signifikan menaikkan
gel strength dari hasil analisa penambahan banyak bentonite atau
membuat gel strength lebih meningkat lebih tajam. Pada lumpur dasar
GS 10 detik sebesar 3 dan GS 10 menit sebesar 10 dengan ditambahkan
3 gram bentonite membuat naik menjadi 20 dan 7 dan penambahan 9
gram bentonite 24 dan 104.
4. Dari data diatas terlihat bahwa harga GS 10 menit selalu lebih besar
dari GS 10 detik. Jelaskan!
Jawab:
Karena waktu membentuk gel, lumpur memerlukan waktu dengan
penambahan kekerasan yang sebanding dengan fungsi waktu. Lumpur
dikatakan bagus jika GS low flat (nilainya lebih rendah dan relatif
konstan terhadap waktu).
Ditanya: µp .....?
Yp ...?
µp = C600 – C300
= 155 – 130
= 25
Yp = C300 - µp
= 130 – 25
= 105
Maka, nilai plastic viskositas sebesar 25 dan yield point sebesar 105.
3.7. KESIMPULAN
1. Viskositas berperan pada saat lumpur bersikulasi ,berfungsi
mengangkat cutting
2. Pada saat lumpur berhenti dari sirkulasi,gel strength akan membantu
lumpur untuk menahan cutting agar tidak jatuh
3. Yield point merupakan gaya tarik menarik partikel yang dinamis
4. Gel strength saat Lumpur bersikulasi dan viskositas saat bersikulasi.
5. Yield point gaya suatu yang bergerak dan gel strength saat Lumpur
berhenti sirkulasi
38