Anda di halaman 1dari 9

PERCOBAAN II

(EXPERIMENT II)

PENGUJIAN RHEOLOGI SUSPENSI SEMEN


(EXAMINATION OF CEMENTS SUSPENSION RHEOLOGY)

2.1. Tujuan Percobaan


1. Menentukan plastic viscosity dan yield point semen pemboran dengan
menggunakan fann vg meter.
2. Memahami rheologi semen pemboran
3. Mengetahui efek penambahan zat additive terhadap rheologi suspense
semen

2.2. Teori Dasar


Pengujian rheologi suspensi semen dilakukan untuk menghitung hidrolika
operasi penyemenan. Penggunaan dari hubungan yang tepat pada perkiraan
kehilangan tekanan akibat friksi dan sifat-sifat aliran suspensi semen sangat
tergantung dari besaran pengukuran parameter rheologi di laboratorium.
Ada dua tipe alat yang digunakan pada pengukuran rheologi suspensi
semen, yaitu Capillary Pipe Rheometers dan Coaxial Cylinder Rotational
Viscometer. Yang sering digunakan pada pengukuran rheologi dilaboratorium
adalah Rotational Viscometer atau yang lebih dikenal dengan Rheometer/Fann
VG meter.
Viskositas dan Gel strength merupakan bagian pokok dalam sifat –sifat
rheologi fluida pemboran. Yang dimaksud dengan fluida non-newtonian adalah
fluida yang mempunyai viscksitas tidak konstan, karena tergantung dari besaran
geseran (shear rate) yang terjadi. Berbeda dengan fluida newtonian yang
mempunyai viskositas konstan, fluida non-newtonian memperlihatkan suatu yield
stress dengan jumlah tertentu dari tahanan dalam yang harus diberikan agar fluida
dapat mengalir seluruhnya.
Viskositas plastik (plastic viscosity) seringkali digambar sebagai bagian dari
resistansi untuk mengalir yang disebabkan oleh friksi mekanik.

15
16

Yieid point adalah bagian dari resistansi untuk mengalir yang dipengaruhi
oleh gaya tarik-menarik antar partikel. Gaya tarik menarik ini disebabkan oleh
muatan-muatan pada permukaab partikel yang dispersi dalam fasa fluida.
Gel strength dan yield point keduanya merupakan ukuran gaya tarik-
menarik. Bedanya gel strength merupakan ukuran gaya tarik-menarik yang statis
sedangkan yield point merupakan gaya tarik-menarik yang dinamis.
Dalam operasi penyemenan sebenarnya yang dimaksud dengan konsistensi
(consistency) adalah viskositas, hanya dalam pengukuran terdapat sedikit
perbedaan prinsip. Sehingga penggunaan konsistensi ini dapat dipakai untuk
membedakan viskositas pada operasi pemboran (lumpur pemboran).
Viskositas adalah tahanan fluida terhadap aliran atau gerakan. Viskositas
semen diukur dengan fann vg meter (multi speed rotational). Seperti pada
Stormer, pada alat ini digunakan dua silinder, tetapi putaran silinder tersebut
dilakukan oleh mesin synchonous yang dapat diatur jumlah putaran permenitnya
(rpm) yaitu 3, 6, 300 dan 600 rpm dan torque yang perlu untuk putaran tersebut
dapat dibaca pada dial. Dengan alat ini (yang telah distandardisasi ukurannya),
maka hasil pengurangan torque antara ukuran 600 rpm dan 300 rpm merupakan
plastic viscosity semen dalam satuam cp (centipoise) sedangkan hasil pembacaan
torque pada 300 rpm dikurangi dengan plastic viscosity merupakan yield point
semen dalam satuan lb/100 ft2 . Metode pengukuran viscositas dan yield point
dengan alat ini disebut metode ‘2 titik’.
Plastic Viscosity (μp) = C600 – C300
Yield point (YP) = C300 – μp
Dimana :
μp = plastic viscosity, cp
Yp = yield point, lb/100 ft2
C600 = dial reading pada 600 rpm
C300 = dial reading 300 rpm
Viskositas yang terlalu tinggi akan menyebabkan :
 Penetration rate turun
 Pressure lost tinggi karena terlalu banyaknya gesekan
17

 Pressure surge yang berhubungan dengan lost circulation dan


swabbing berhubungan dengan terjadinya blow out.
 Sukar melepaskan gas dan cutting dari lumpur saat dipermukaan
Sedangkan viskositas yang terlalu rendah menyebabkan :
 Pengangkatan cutting tidak maksimal
 Material –material pemberat lumpur terendapkan
Gel strength adalah pembentukan padatan karena gaya tarik – menarik
antara plat-plat clay jika didiamkan dan ini bukan sifat dalam aliran tetapi dalam
keadaan statis dimana clay dapat mengatur diri. Maka dengan bertambahnya
waktu (yang terbatas) maka akan bertambah pula gel strength. Gel strength jangan
dikacaukan dengan yield point (minimum shear stress yang harus dilampaui
sebelum ada geseran) walaupun yield point yang tinggi berhubungan dengan gel
strength yang tinggi . Sifat yield point adalah dinamis (ada aliran atau gerak)
sedang sifat gel strength adalah statis (tak ada gerakan atau diam ). Seperti apa
yang telah dapat diduga sebelumnya, pada umumnya viskositas yang tinggi
berhubungan dengan strength yang tinggi pula, hal ini dikarenakan oleh sifat
viscositas maupun gel strength yang berhubungan dengan sifat tarik- menarik
antar plat – plat pada clay.

2.3. Alat dan Bahan


2.3.1. Alat
1. Timbangan
2. Mixer
3. Fann vg meter
4. Gelas ukur
5. Stop watch

2.3.2 Bahan
1. Semen portland
2. Air
3. Bentonite
18

Timbangan digital Fann VG meter

Cement Mixer Gelas ukur

Stop watch

Gambar 2.1 Peralatan Percobaan Pengujian Rheologi Suspensi Semen


19

2.4. Prosedur Percobaan


1. Mengisi bejana dengan suspensi semen yang telah disiapkan sampai
batas yang telah ditentukan.
2. Meletakkan bejana pada tempatnya, mengatur skala kedudukan
sedemikian rupa sehingga rotor dan bob tercelup kedalam semen menurut
batas yang telah ditentukan.
3. Menggerakkan rotor pada posisi high dan menempatkan kecepatan rotor
pada kedudukan 600 rpm. Pemutaran terus dilakukan sehingga
kedudukan skala (dial) mencapai keseimbangan. Mencatat harga yang
telah ditunjukkan skala sebagai pembacaan 600 rpm
4. Menurunkan kecepatan menjadi 300 rpm dan mencatat skala sebagai
pembacaan 300 rpm
5. Menghitung besarnya plastic viscosity dan yield point dengan
menggunakan persamaan :

(μp) = C600 – C300


(YP) = C300 – μp
Dimana :
μp = plastic viscosity, cp
Yp = yield point, lb/100 ft2
C600 = dial reading pada 600 rpm
C300 = dial reading 300 rpm
20

2.5. Hasil Pengamatan

Tabel 2.1 Hasil Pengamatan Pengujian Rheologi Suspensi Semen

μp
Bahan C600 C300 Yp
( cp )

Semen standar 29 13 16 -3

Air + Semen + Barite 34 15 19 -4

2.6. Perhitungan
1. Sampel 1 (Semen + Air)
Diketahui:
C600 = 29
C300 = 13

Ditanya:

a. μp (plastic viscosity)

b. Yp (yield point)
Jawab:

a. μp (plastic viscosity)
μp = C600 - C300

= 29 - 13
= 16 cp
b. Yp (yield point)
Yp = C300 - μp
= 13 - 16
= -3 lb/100ft2
21

2. Sampel 2 (Semen + Air + Barite )


Diketahui:
C600 = 34
C300 = 15

Ditanya:

a. μp (plastic viscosity)

b. Yp (yield point)
Jawab:

a. μp (plastic viscosity)
μp = C600 - C300

= 34 - 15
= 19 cp

b. Yp (yield point)
Yp = C300 - μp
= 19 - 15
= -4 lb/100ft2

2.7. Pembahasan
Rheologi merupakan desiplin ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat
aliran pada berbagai jenis fluida. Pada fluida semen sifat yang di uji adalah
viscositas, yield point, dan plastic viscosity. Pada perinsipnya terdapat dua tipe
fluida yaitu fluida newtonian dan non-newtonian. Fluida newtonian fluida yang
memiliki viscositas yang konstan terhadap laju geseknya(shear rate) contohnya
air, sedangkan fluida non-newtonian contohnya semen, memiliki viscositas yang
berubah dengan adanya laju gesekan sehingga titik kulminasi kemudian viscositas
konstan. Viscositas ini disebut dengan viscositas plastis, serta timbul gel strength
dan yiel point sebelum terjadi aliran fluida, hal ini disebabkan adanya tekanan
22

geser antara partikel yang tersuspensi dalam fluida newtonian. Pengujian sifat
rhologi semen dapat dilakukan menggunakan fann vg meter.
Besar kecilnya harga viskositas dalam operasi penymenan dapat di atur
dengan menambahkan zat additive . Dalam percobaan ini menggunakan zat
additive berupa barite. Yang di mana merupakan additive yang berfungsi untuk
mengentalkan suspensi semen.
Dari hasil yang didapat yaitu terjadi penurunan harga viscositas plastik,
dimana pada semen standard didapatkan 16 cp, setelah ditambahkan additive
bentonite viscositas plastic menjadi 19 cp, sedangkan untuk harga yield point
mengalami penurunan -3 lb/100 ft2 menjadi -4 lb/100 ft2. Hal tersebut tidak dapat
menjadi bukti dengan adanya fungsi additive barite

2.7. Discussion

Rheology is a scientific discipline that discusses the properties of flow in


various types of fluid. In the cement fluid the properties tested are viscosity,
melting point, and plastic viscosity. In principle there are two types of fluids,
namely newtonian and non-newtonian fluids. Newtonian fluid fluid that has a
constant viscosity to the friction rate (shear rate) for example air, while non-
Newtonian fluids for example cement, has viscosity associated with friction
turnover due to culmination and constant viscosity. This viscosity is called plastic
viscosity, and gel strength and yiel point arise before fluid flow occurs, this
occurs due to a shift between particles suspended in the newtonian fluid. Testing
the properties of cement rhology can be done using vg meter meters.
The size of the price of viscosity in the curing operation can be adjusted by
adding additive substances. In this experiment using additive in the form of
bentonite. Which is an additive that serves to dilute cement suspension.
From the results obtained there was a decrease in the price of plastic
viscosity, where the standard cement obtained 16 cp, after adding additive
bentonite viscosity plastic to 19 cp, while the price for the yield point experienced
an increase of -3 lb / 100 ft2 to -4 lb / 100 ft2. This is not proven by the barite
additive function.
23

2.8. Kesimpulan
Adapun beberapa kesimpulan dalam percobaan ini yaitu :
1. Penambahan zat additive barite seharusnya berfungsi sebagai
pengental suspensi semen.
2. Banyaknya additive yang di gunakan berpengaruh terhadap besar
perubahan dari harga viskositas.
3. Aplikasi di lapangan percobaan ini adalah untuk menghitung hidraulika
penyemenan yang sangat menentukan dalam perkiraan kehilangan
tekanan akibat friksi dan sifat-sifat aliran yang menentukan
keberhasilan operasi penyemenan.
4. Rheologi suspensi semen adalah sifat yang berhubungan dengan sifat
mengalir fluida dan deformasi fluida dalam merespons suatu stress.

Anda mungkin juga menyukai