Tujuan dari percobaan lumpur dasar dan densitas pada lumpur bor adalah sebagai berikut: 1. Mengenal material pembentuk lumpur pemboran serta fungsi-fungsi utamanya. 2. Menentukan densitas lumpur pemboran dengan menggunakan alat mud balance.
2.2. ALAT DAN BAHAN
2.3.1. Alat Mud Balance Multi Mixer Gelas Ukur 500 cc Timbangan Digital Cup 2.3.2. Bahan Fresh Water KOH Barite Soda Ash KCL 7% XCD Polymer PAC-LV Defoamer 2.4. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN 2.4.1. Hasil Percobaan Lumpur Dasar - Fresh Water : 333,767 mL - KOH : 0,238 mL Additive - Soda Ash : 0,198 mL - PAC-LV : 2,375 mL - Barite : 19 mL - XCD Polymer : 0,533 mL - KCL 7% : 12, 349 mL - Defoamer : 0,54 mL - Total : 350 mL Densitas : 9,9 ppg 2.6 PEMBAHASAN Praktikum minggu ini acara pertama membahas dan melakukan perhitungan “Lumpur Dasar & Densitas” dari lumpur pemboran. Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui material pembentuk lumpur pemboran serta fungsi-fungsi utamanya. Selain itu juga menentukan densitas lumpur pemboran dengan menggunakan alat Mud Balance. Material dasar dari lumpur pemboran terdiri atas; padatan berupa bentonite, liquid yang bisa berasal dari water atau oil, dan additive yang ditambahkan berupa XCD Polymer, Soda Ash, KCL 7%, PAC-LV, Barite, KOH, dan Defoamer. Perhitungan densitas lumpur menggunakan alat mud balance yang memiliki prinsip kerja kesetimbangan. meningkatnya densitas pada lumpur pemboran akan berpengaruh pada kenaikan tekanan hidrostatik lumpur (Ph), sehingga dapat mencegah terjadinya problem pemboran seperti kick. Akan tetapi, besarnya nilai Ph tidak boleh melebihi besar dari tekanan rekah formasi sebab akan menyebabkan terjadinya lost circulation. Selain itu, dengan mengetahui nilai densitas lumpur, kita dapat mendesain pressure window. Pressure window merupakan grafik depth vs pressure yang menggambarkan hubungan tekanan hidrostatik, tekanan formasi, dan tekanan rekah formasi. Ph yang sesuai yaitu Ph yang berada diatas Pf dan dibawah Prf atau dapat dituliskan dengan Pf<Ph<Prf. Tekanan hidrostatik (Ph) adalah tekanan yang berasal dari fluida yang disirkulasikan selama proses pemboran berlangsung. Tekanan formasi (Pf) adalah tekanan yang diakibatkan oleh fluida yang mengisi pori-pori batuan. Tekanan rekah formasi (Prf) adalah tekanan maksimum yang dapat diterima oleh formasi atau tekanan dimana pertama kali formasi mulai merekah. Batas aman dari tekanan hidrostatik lumpur adalah 400 psi dibawah tekanan rekah formasi dan 100-200 psi diatas tekanan formasi. Aplikasi lapangan dari pengukuran densitas yaitu untuk penentuan pressure window dengan memperhatikan tekanan hidrostatis (Ph) sebab sangat penting bagi jalannya operasi pemboran. Densitas lumpur pemboran berfungsi untuk menahan tekanan formasi. Hal ini perlu dilakukan agar tidak terjadi kick yang diakibatkan oleh tekanan hidrostatik lebih kecil dari tekanan formasi (Ph<Pf) dan lost circulation yang terjadi jika tekanan hidrostatik lebih besar dari tekanan rekah formasi (Ph>Prf). Oleh karena itu, diperlukan Ph yang sesuai untuk tekanan formasi (Pf) tertentu yang bisa diperoleh dari lumpur pemboran. Dengan adanya Ph yang sesuai, problem pemboran seperti kick dan loss circulation dapat dihindari. 2.5. KESIMPULAN 1. Tujuan percobaan lumpur dasar dan densitas pada lumbpur bor untuk mengenal dan menentukan densitas lumpur pembotan serta fungsi-fungsi utamanya 2. Menggunakan alat mud balace dengan prinsip kerja kesetimbangan 3. Pengukuran densitas lumpur pemboran dengan komposisi fresh water sebesar 333,767 mL dengan additive XCD Polymer sebesar 0,533 mL, Soda Ash sebesar 0,198 mL, PAC-LV sebesar 2,375 mL, Barite sebesar 19 mL, KOH sebesar 0,238 mL, KCL 7% sebesar 12,949 mL, dan defoamer sebesar 0,54 mL. jadi, total mud adalah 350 mL 4. Densitas yang digunakan oleh plug C adalah 9,9 ppg 5. Pressure window merupakan grafik depth vs pressure yang menggambarkan hubungan tekanan hidrostatik, tekanan formasi, dan tekanan rekah formasi dapat dituliskan dengan Pf<Ph<Prf. 6. Aplikasi lapangan dari pengukuran densitas yaitu untuk penentuan mud window dengan memperhatikan tekanan hidrostatis (Ph) sebab sangat penting bagi jalannya operasi pemboran. Dengan adanya Ph yang sesuai, problem pemboran seperti kick dan loss circulation dapat dihindari.