Anda di halaman 1dari 8

BAB V

DRILLING

5.1. TUJUAN PEMBORAN

Target pemboran adalah pada kedalaman 4610 ft. Pelaksanaan pemboran


diharapkan dapat dilaksanakan dengan seefektif dan seefisien mungkin, tanpa
kecelakaan kerja, kerusakan alat, dan kerusakan lingkungan.
Hal diatas mencakup:
1. Melakukan pemboran formasi sampai kedalaman akhir sesuai program dengan
menembus semua lapisan target.
2. Operasi pemboran berpedoman pada aspek Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Lindungan Lingkungan (K3LL).
5.2. PROFIL SUMUR MILAN

Gambar 5.1. Profil Sumur


Operasi Pemboran

Pemboran direncanakan secara vertikal dengan kedalaman target akhir


pada 4610 ft. Kegiatan operasi pemboran sumur dapat dilihat secara ringkas
sebagai berikut:
1. Rig memasuki lokasi
2. Bor lubang 26 sampai 200 ft, sirkulasi bersih, short trip, sirkulasi, cabut
rangkaian roller cone bit 26 sampai permukaan, persiapan masuk casing
30, masuk casing 30 sampai 200 ft, sirkulasi, kondisikan lumpur, persiapan
penyemenan, penyemenan casing 30, wait on cement, pasang BOP, BOP
Test.
3. Persiapan dan masuk rangkaian roller cone bit 17, bor sampai kedalaman
1400 ft, sirkulasi bersih, cabut rangkaian pahat 17 sampai permukaan,
persiapan dan masuk casing 20, kondisikan lumpur, persiapan penyemenan,
penyemanan casing 20 , wait on cement.
4. Persiapan dan masuk rangkaian roller cone bit 12, bor sampai kedalaman
3000 ft, sirkulasi bersih, cabut rangkaian pahat 12 sampai permukaan,
persiapan dan masuk casing 14, kondisikan lumpur, persiapan penyemenan,
penyemanan casing 14 , wait on cement.
5. Persiapan masuk rangkaian pahat roller cone bit 8 , bor sampai kedalaman
4610 ft. Sirkulasi bersih, cabut rangkaian pahat roller cone bit 8 sampai
permukaan, persiapan masuk casing 9 5/8. persiapan penyemenan,
penyemenan casing 9 5/8, wait on cement.
6. BOP Test, perforation.
7. Rig Down.

5.3. BIT PROGRAM


Terdapat 4 trayek pemboran yang akan dilakukan, yaitu trayek conductor,
trayek surface, intermediate dan production. Keempat trayek dibor dengan
menggunakan Roller Cone Bit. Bit yang digunakan untuk 4 trayek pemboran.
Masing-masing adalah Drag Bit 26, Roller Cone Bit 17 , Roller Cone Bit
12, dan Roller Cone Bit 8.
Tabel 5.1 Bit Program
Kedalaman (ft) Ukuran (inch) Tipe
0-200 26" Drag Bit
200-1400 17 1/2" Roller Cone Bit
1400-3000 12 1/2" Roller Cone Bit
3000-4610 8 1/2" Roller Cone Bit

5.4. MUD PROGRAM


Pada operasi pemboran ini, lithologi yang ditembus didominasi oleh
batupasir dan batulempung. Seperti yang diketahui, batulempung mengandung
mineral clay yang sensitif terhadap air. Jika batulempung berkontak dengan air,
maka dapat mengakibatkan swelling dan menimbulkan masalah pemboran.
Pada pemboran ini digunakan salt base mud. Litologi batuan yang
ditembus pada trayek ini didominasi perselingan batupasir, batugamping, dan
batulempung, sehingga salt base mud yang berfungsi mengangkat cutting dan
menahan tekanan formasi, lumpur jenis ini juga meminimalisasi risiko terjadinya
swelling. Pada trayek production casing, ditambahkan dengan weighting agent
additive (barite).
Penggunaan barite ditujukan untuk mencegah terjadinya penurunan
densitas lumpur akibat percampuran dengan gas, karena pada trayek ini pemboran
telah memasuki zona produktif, dimana pada zona produktif tersebut terdapat gas.
Berikut ini merupakan perhitungan tekanan formasi (Pf), tekanan rekah
formasi (Prf), tekanan hidrostatis (Ph), dan densitas desain lumpur pemboran
(Mud Weight) untuk tiap trayek :
Tabel 5.2. Perhitungan Tekanan Hidrostatik Lumpur
Densitas Lumpur
Kedalaman (ft) Pf (psi) Prf (psi) Ph (psi)
Desain (ppg)
200 128.095 152.063 9.4 150.941
1400 744.895 963.263 10.3 808.113
3000 1567.295 2044.863 10.4 1681.239
4610 2394.834 3133.223 10.5 2576.46
Selanjutnya, dapat diperoleh grafik mud window dari perhitungan diatas
untuk tiap interval kedalaman 100 ft, sebagai berikut:

Mud Window
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500
0
500
1000
1500
2000
Depth, ft 2500
3000
3500
4000
4500
5000

Pressure, psi

Pf Prf Ph Design

Grafik 5.1. Mud Window Lapangan Milan

5.5. CASING DESIGN

Casing design pada sumur ini terdiri dari trayek conductor casing, surface casing
intermediate casing, production casing:
Tabel 5.3. Setting Depth Casing Pemboran
Kedalaman (ft) Trayek Ukuran Grade
200 Conductor 20" K - 55
1400 Surface 14" K - 55
3000 Intermediate 9 5/8" K - 55
4610 Production 7" K - 55

5.6. CEMENT PROGRAM

Semen digunakan untuk memperkuat casing dan mengisolasi casing dari


formasi. Semen yang digunakan adalah semen kelas G. Berikut adalah tabel
program semen yang akan digunakan untuk sumur ini :
Tabel 5.4. Perhitungan Tekanan Hidrostatik Semen
Kedalaman Densitas Semen (ppg) Ph Semen
Trayek
(ft) Lead Tail (psi)
200 Conductor 11.5 11.7 119.6
1400 Surface 11.5 11.7 851.76
3000 Intermediate 11.5 11.7 1825.2
4610 Production 11.5 11.7 2804.724

5.7. WELL COMPLETION


Well completion merupakan operasi penyelesaian sumur yang dilakukan
pada tahap akhir pemboran, dengan kata lain well completion merupakan tahapan
penyempurnaan proses pemboran agar sumur siap produksi. Metode komplesi
sumur harus sesuai benar dengan kondisi sumur dan formasi, sehingga tidak akan
menimbulkan efek negatif terhadap formasi, dan laju alir fluida yang diperoleh
optimum.
Jenis formation completion yang dilakukan adalah cased hole completion.
Pemilihan jenis komplesi cased hole ini dikarenakan litologi yg ditembus adalah
batupasir sehingga kemungkinan dapat terjadi problem kepasiran. Oleh karena itu,
dengan cased hole completion ini maka problem kepasiran dapat diminimalisir
karena kemudahan dalam pemasangan gravel pack dan screen liner.
Kemudian dilakukan tubing completion yang disesuaikan dengan jumlah
lapisan produktif yang akan diproduksikan, karena terdapat beberapa layer pada
formasi Talang Akar, maka dilakukan komplesi dengan jenis commingle tubing
completion. Pada jenis komplesi ini, hanya digunakan satu tubing untuk
mengkomplesi beberapa lapisan produktif.
Gambar 5.2. Double Layer Single Tubing

5.8. BOP DESIGN


Blow Out Preventer merupakan peralatan yang vital dalam proses
pemboran karena berfungsi sebagai pengaman untuk mencegah semburan liar di
permukaan. Satu rangkaian BOP terdiri dari :
Annular preventer
Pipe ram preventer
Drilling Spool
Blind Ram Preventer
Casing Head
Choke Manifold
Kill line
Gambar 5.3. Blow Out Preventer
5.9. RISER
Riser sebagai tempat masuknya Drill Pipe, sirkulasi lumpur dan
penyambungan dengan BOP Stack dibawah laut pada pemboran lepas pantai.
Berfungsi juga sebagai Annulus.

Gambar 5.4. Riser

Anda mungkin juga menyukai