Anda di halaman 1dari 36

INILAH PROSES PENGEBORAN MINYAK DAN GAS

BUMI!
  Pernah menonton film "Armageddon"? Film ini menceritakan sebuah meteor
raksasa bergerak menuju bumi dan tim yang dipimpin oleh Bruce Willis dikirim
untuk mendarat, mengebor, menanam hulu ledak nuklir, dan meledakkan
meteor tersebut. Alhasil, tim tersebut berhasil meledakkan meteor dan bumi
selamat dari malapetaka. Namun, bukan jalan cerita film tersebut yang akan
saya bahas. Tapi, bagaimana mereka (mayoritas bekerja di pengeboran lepas
pantai) melakukan pengeboran.
   Mengebor untuk aktifitas eksploitasi migas tidak sama dengan proses
pengeboran yang pada umumnya, seperti mengebor sumur air. Sekalipun
namanya sama-sama sumur, namun yang dipompa keluar sangatlah berbeda.
Sekalipun namanya sama-sama sumur, tapi kedalaman yang harus dicapai
juga jauh berbeda. Tentu saja, prosedurnya pun berbeda. Seperti apa? Simak
ulasannya.

Offshore Rig

   Tahap persiapan pertama yang harus dilakukan pada pengeboran onshore adalah


persiapan lokasi yang meliputi perataan tanah, pembuatan mud pit, dan cellar. Mud
pit dibuat dengan tujuan untuk menampung limbah-limbah pengeboran, namun
sebelumnya lubang ini harus dilapisi dengan lembaran-lembaran plastik di
permukaannya.
Mud Pit

    Selanjutnya yang perlu dipersiapkan adalah cellar. Cellar adalah kolong


segiempat yang dibuat di titik lokasi yang berguna sebagai tambahan ruang di
bawah lantai bor. Cellar ini berbentuk sama seperti mud pit namun dengan ukuran
yang lebih kecil. Diameter cellar juga disebut conductor holeyang akan berada tepat
di bawah lantai rig setelah dipasang substructure diatasnya.

Cellar hole

  Umumnya kedalaman cellar dibuat antara 50-80 kaki sebelum dipasang  conductor


casing. Conductor casing berfungsi untuk mendukung/menjaga kestabilan tanah
selama proses pengeboran berlangsung. Ukuran conductor casing pun bervariasi
antara 18"-30".

Pemasangan conductor casing

    Derrick adalah bagian yang paling nampak dari drilling rig. Derrick disusun dan


dibangun untuk menyokong seluruh aktifitas pengeboran. Secara
umum, derrick merupakan tower atau tiang baja dengan ketinggian beberapa puluh
meter, didirikan secara vertikal untuk memasukkan drill stringke dalam lubang
sumur.

Derrick Tower

    Beberapa bagian penting dari derrick ditunjukkan oleh potongan-potongan


gambar di bawah, namun tidak akan dijelaskan secara detil mengenai spesifikasi
dan fungsinya. Pembahasan mengenai peralatan derrick akan dibahas pada
kesempatan selanjutnya.
1. Hoist Support
 

Hoist Support

2. Drilling rig
 
Drilling rig

3. Mobile Hoist

Mobile Hoist

4. Hook 

Derrick Hook

5. Injection Head
Injection Head

6. Mud Injection Column

Mud Injection Column

7. Rotating feed table for the drill train

Rotating feed table

8. Draw-works
Draw-Works

9. Engine
 

Engine

10. Mud pump

Mud Pump

11. Quagmire
Quagmire

  
  Lalu, apalagi bagian-bagian yang lain? Bagian yang penting untuk diketahui adalah
bagian penyusun dari lengan bor. Apa saja? Simak gambar di bawah ini.

1. Drilling Train

Drilling Train
2. Cement Retainer

Cement Retainer
3. Tubing
Tubing

4. Drill Stem

Drill Stem

5. Drilling Bit

Drilling bit
     Semua bagian di atas akan dibahas lebih detil pada kesempatan lain. Sekarang
kita bisa mulai prosesnya. Pengeboran darat atau lepas pantai menerapkan teknik
dan metode yang sebagian besar mirip. Perbedaan yang mungkin sangat kentara
adalah konstruksi platform dan metode mendirikan derrick. Bila di
darat, derrick didirikan dengan sangat mudah. Namun lain halnya dengan
pengeboran lepas pantai. Setidaknya ada 4 jenis platform untuk pengeboran lepas
pantai yaitu fixed platform, self-elevating platform, semi-submersible
platform, dan dynamic positioning vessel.

     Pengeboran,baik darat maupun lepas pantai, akan dilakukan setelah para ahli
geologi dan geofisika melakukan survey dan yakin bahwa di wilayah tersebut diduga
ada cadangan minyak atau reservoir. Meskipun di atas dijelaskan mengenai
persiapan pengeboran darat, namun yang akan dibahas berikutnya adalah proses
pengeboran lepas pantai. :D

     Sama dengan langkah awal pengeboran darat, pengeboran lepas pantai dapat
dilakukan setelah para ahli geologi melakukan survey dan menduga ada cadangan
minyak di bawah lantai laut. Langkah pertama yang dilakukan adalah memasang
pipa penghubung (conductor pipe) dandrilling pipe dan menurunkannya ke dasar
laut.

Conduct conductor pipes


Proses menurunkan pipa conductor

     Setelah pipa konduktor sampai di dasar laut dan menembus lapisan permukaan
lantai laut, drilling pipe kembali ditarik ke permukaan. Di dalam conductor
pipe terpasang jet bit yang membantu melubangi dasar laut sehingga conductor
pipe dapat terangkat.

Posisi pipa konduktor dan pelepasan drill pipe

       Kemudian drill
bit atau dalam bahasa sehari-hari kita adalah mata bor,
diturunkan dan masuk hingga ke dasar pipa konduktor. 
Posisi drill bit di dasar pipa konduktor

   Drill bit akan mulai berputar dan melubangi lantai laut. Drill bit biasanya


memiliki nozzle di bagian tengah nya. Nozzle digunakan untuk menyemburkan air/air
laut di lapisan yang akan digali. Apa tujuannya disemburkan air laut atau mud? Coba
perhatikan ilustrasi di bawah ini.

Drill bit terhambat serpihan sedimen hasil pengeboran


  Gambar di atas menunjukkan bahwa drill bit terhambat serpihan sedimen hasil pengeboran.
Serpihan ini tidak akan terangkat ke atas karena tekanan air laut yang masuk dari atas. Tumpukan ini
menyebabkan proses pengeboran akan semakin berat, drill bit akan panas dan cepat aus. Karena itu,
air laut disalurkan dari atas rig ke dalam drilling pipe lalu disemburkan melalui nozzle di dalam drill
bit dan akan mendorong serpihan-serpihan ini ke permukaan lantai laut seperti gambar di bawah ini.
Serpihan terangkat setelah air laut disemburkan

Serpihan sedimen terangkat keluar dari lubang pengeboran

     Kita lanjutkan proses pengeborannya. Setelah melakukan pengeboran sedalam


beberapa ratus meter, drill bit akan diangkat ke permukaan. Dan casing pipe dengan
ukuran diameter kira-kira 50 cm (sedikit lebih kecil daripada lubang sumur)
diturunkan ke dalam lubang sumur menggunakandrill pipe. Pipa casing ini berfungsi
untuk melapisi dan menjaga dinding lubang sumur agar tidak runtuh.
Menurunkan casing pipe

Memasukkan casing pipe ke dalam conductor pipe

    Apakah cukup dengan ini? Tidak. Memasukkan pipa casing tanpa penguat bukan
hal yang bijak untuk menjaga kekuatan dinding sumur. Lalu apa? Setelah
pipa casing dimasukkan, maka adonan semen diinjeksikan ke dalam
pipa casing tersebut hingga meluber keluar diantara dinding sumur dan pipa.
Semen di injeksikan melalui pipa casing

Proses Cementing
Proses cementing

    Proses penyemenan ini diteruskan hingga ke ujung atas pipa casing. Jangan


disangka bahwa semen yang digunakan adalah semen yang umum di toko
bangunan. Semen ini khusus dirancang untuk tahan dengan kondisi air laut dan
tekanannya. Ulasan lebih jelas mengenai prosescementing dapat dibaca disini.

     Setelah proses tersebut selesai, drill pipe dilepas dan ditarik kembali ke atas.


Selanjutnya adalah menyambung riser pipe. Riser pipe ini akan berfungsi ganda,
salah satunya adalah untuk sirkulasi mud yang disemburkan melalui ujung drill
bit (akan dibahas lebih jelas nanti). Untuk proses selanjutnya, ujung dari riser
pipe dihubungkan dengan perangkat khusus yang bernamaBlow Out
Preventer (BOP). BOP ini akan didudukkan di atas pipa casing yang sudah lebih
dahulu terpasang di lantai laut.

BOP duduk di atas pipa casing


Sekarang,  platform atau rig yang berada di permukaan laut sudah dihubungkan
oleh riser pipedengan pipa casing di lapisan dalam dasar laut seperti gambar di
bawah ini. 

Riser pipe terhubung hingga ke casing pipe di bawah lantai laut

     Drill bit yang ukurannya lebih kecil dari yang pertama kali digunakan, diturunkan
melalui riser pipe hingga ke casing pipe. Dan, proses pengeboran pun dilanjutkan.
Bila di atas tadi dijelaskan bahwa untuk membuang serpihan sedimen digunakan
air/air laut, maka di proses pengeboran kedua ini, mud digunakan untuk membuang
serpihan tersebut. Dengan proses yang sama, muddisemprotkan dari nozzle yang
ada di drill bit. Pertanyaan berikutnya adalah kenapa pada proses pengeboran
kedua ini menggunakan mud? Kenapa bukan air?  

    Air laut bisa saja digunakan untuk praktek seperti ini. Namun, jauh lebih baik bila
menggunakanmud bila pengeboran sudah semakin dalam. Agar mud tidak
mencemari air laut, maka riser pipeharus diaplikasikan. Jadi, serpihan dan mud akan
dipompa naik ke atas rig.
Riser pipe untuk mengakomodasi mud

  Ada beberapa alasan kenapa mud lebih baik daripada air untuk riser system seperti


ini antara lain:

1. Mud memiliki viskositas yang lebih besar daripada air. Artinya, mud jauh lebih


mudah dan mampu lebih banyak mengangkat serpihan sedimen keluar dari lubang
pengeboran.
 

Mud lebih banyak mengangkat serpihan dari dalam lubang bor karena viskositasnya

 2. Mud memiliki densitas lebih besar dari air. Ketika pengeboran semakin jauh ke
dalam lapisan batuan, tekanan dari dinding-dinding lubang bor akan semakin besar.
Bila air (densitas rendah) yang disemprotkan ke dalam lubang bor, maka lama
kelamaan air tidak akan sanggup menahan tekanan dari dinding-dinding sumur.
Dinding sumur bisa runtuh dan drill bit akan tertahan.

Dinding sumur colapse akibat tekanan di dalam lubang sumur tidak mengimbangi

    Bila menggunakan mud (densitas lebih besar daripada air), maka tekanan dari
luar sumur bisa diimbangi oleh tekanan dari dalam sumur yang diisi dengan mud.
Dan mud ini cukup ekonomis karena mampu dibersihkan, didaur ulang dan
digunakan kembali. Baca lebih lengkap tentang muddi artikel ini.

Mud mengimbangi tekanan dari luar dinding sumur

     Setelah drill bit menyentuh kedalaman yang diinginkan, drill bit akan ditarik


kembali ke atas. Lalu, casing pipe dengan diameter lebih kecil dari casing
pipe sebelumnya dimasukkan melaluiriser pipe hingga di kedalaman terakhir lubang
sumur. Panjang casing pipe yang terakhir ini sama dengan jarak BOP hingga ke
kedalaman terakhir lubang sumur. Lalu dilakukan proses cementingseperti
sebelumnya. Setelah cementing selesai, maka drill bit yang lebih kecil dimasukkan
ke dalam casing pipe hingga di kedalaman terakhir tadi. Lalu, proses pengeboran
kembali dilanjutkan. Proses ini akan terus berulang sampai drill bit mencapai
kedalaman yang dituju.

    Setelah mencapai kedalaman yang dituju, drill bit akan ditarik keluar dan diganti
dengandiamond core bit yang memiliki lubang di tengahnya seperti gambar di bawah
ini. Tujuannya adalah untuk mengambil sampel formasi yang sudah dicapai.

Natural diamond core bits


Formation Sampling

     Sampel tersebut akan dianalisa untuk memastikan lapisan batuan yang ditembus
adalah formasi reservoir. Setelah itu, geophisical logging tool diturunkan ke dalam
lubang sumur untuk menganalisa dan memberikan informasi
kepada geologist mengenai data-data fisik formasi batuan sepanjang tool tersebut
diturunkan di formasi reservoir. Semua data yang dikumpulkan akan dievaluasi
untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan apakah sumur bisa langsung
berproduksi, atau geologist memutuskan untuk mengambil data lebih banyak atau
malah sumur yang sudah digali tidak dapat diproduksi.

Geophisical Tool introduced to collect data

    Bila ternyata sumur tersebut memang berpotensi untuk langsung diproduksi,


maka casingterakhir akan diturunkan ke dalam lubang sumur dan dilakukan
proses cementing. Setelah itu, casing tersebut di-pervorating atau dalam bahasa
yang lebih mudah dilubangi sehingga memungkinkan minyak bumi dialirkan ke
permukaan.
Sumur sudah siap berproduksi

      Masih banyak hal-hal detil lainnya dalam proses pengeboran yang mungkin
terlewatkan. Artikel ini memang hanya mengupas bagian luar dari proses yang ada
agar dapat memberi pengetahuan dasar bagi yang ingin tahu proses pengeboran
minyak dan gas bumi. Terima kasih. Semoga bermanfaat. :

OPERASI PEMBORAN

Dalam operasi pemboran, peralatan pemboran yang digunakan dapat dikelompokkan menjadi
5 sistem, yaitu :

1. Sistem Pengangakatan (Hoisting System)


2. Sistem Pemutar (Rotating System)
3. Sistem Sirkulasi (Circulating System)
4. Sistem Tenaga (Power System)
5. Sistem Pencegah Semburan Liar (BOP System)

Kelima sistem tersebut diatas mempunyai hubungan yang erat antara satu dengan yang lain.
Dengan kata lain, bahwa kerja sistem-sistem tersebut berlangsung pada waktu yang
bersamaan.

Operasi pemboran adalah merupakan suatu kegiatan yang terpadu dengan kegiatan-kegiatan
lainnya dalam industri perminyakan.

Pada masa sekarang, operasi pemboran dapat dilaksanakan baik di darat (on-shore) maupun
di lepas pantai (off-shore). Peralatan yang digunakan untuk operasi pada kedua tempat
tersebut pada prinsipnya sama, perbedaannya adalah tempat untuk menempatkan menara (rig)
serta perlengkapannya.

Tahap Persiapan Operasi Pemboran ini meliputi :

1. Persiapan tempat
2. Pengiriman pelaratan ke lokasi
3. Penunjukan pekerja
4. Persiapan rig dan pendiriannya.
5. Peralatan penunjang dan pemasangannya
6. Persiapan akhir.
 Persiapan Tempat :
 Pada tahap persiapan tempat ini, terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :
 1. Pembuatan sarana transpotasi
 2. Pembutan kolam cadangan (reserve pit)
 3. Persiapan lubang bor (Cellar)
 4. Memasang Conductor Pipe
 5. Penyediaan air

 Penyediaan Air 
1.Pengiriman Peralatan ke Lokasi
2.Pengiriman peralatan melalui darat
3.Pengiriman peralatan melalui air
4.Pengiriman peralatan melalui udara

 Penunjukan Pekerja.

Dalam pelaksanaan operasi pemboran, kebutuhan personil yang berpengalaman adalah


merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi. Personil-personil tersebut terdiri dari kru
kontraktor pemboran dan kru perusahaan jasa (service company).

Kebutuhan personil tersebut adalah sebagai berikut :

o Company man
o Tool pusher
o Driller
o Derrickman
o Rotary helper
o Motor man
o Rig mechanic.
o Rig electrician
o Mud engineer
o Mud logger
o Casing and cementing crew

 Mendirikan Rig

Pengiriman unit rig ke lokasi pemboran biasanya berupa bagian-bagian (modul-modul).


Kontraktor pemboran dan kru-nya dengan menggunakan mesin derek segera memulai
pemasangan dan pendirian menara bor atau rig (“rigging up”).

 Peralatan Penunjang dan Pemasangannya

Dengan selesainya pendirian rig, tahap berikutnya adalah mulai memasang peralatan-
peralatan penunjang. Peralatan penunjang ini biasanya dikirim dengan truck, tetapi untuk
bebarapa komponen yang besar, seperti mud pump biasanya dikirim dengan truck yang
dilengkapi dengan mesin derek atau dengan menggunakan flat bed truck.
Dengan telah siapnya peralatan penunjang, kru pemboran dengan tugasnya masing-masing
mulai menyambung bagian-bagian dari berbagai peralatan yang terangkai menjadi suatu
sistem dari rotary drilling yang siap untuk melaksanakan operasi pemboran. Material
pemboran, seperti bahan-bahan lumpur pemboran, dan peralatan-pelatan lainnya seperti drill
pipe, drill collar, tool joint juga diatur pada tempat yang telah tersedia.
Pada dasarnya persiapan tahap “rigging up” ini dapat dikatakan mendekati penyelesaian,
sehingga lokasi pemboran tersebut telah berubah menjadi suatu komplek rotary drilling yang
modern

 Persiapan Akhir

Persiapan akhir ini meliputi 2 hal pokok, yaitu :

1. Persiapan Lumpur Pemboran, kru pemboran mulai mempersiapkan lumpur pemboran


untuk circulating system. Pada umumnya pada saat pelaksanaan pemboran surface hole,
tekanan formasi pada trayek ini relatif kecil, sehingga cukup digunakan air tawar.

2. Pengecekan Komponen-komponen Sistem Pemboran, persiapan akhir untuk memulai


pemboran kini sudah hampir mendekati penyelesaian. Persiapan akhir ini termasuk
pengecekan untuk kedua kalinya dari setiap komponen sistem pemboran yang ada pada
sistem rotary drilling.

Pengecekan sistem pemboran tersebut meliputi :

 Sistem Pengangakatan (Hoisting System)


 Sistem Pemutar (Rotating System)
 Sistem Sirkulasi (Circulating System)
 Sistem Tenaga (Power System)
 Sistem Pencegah Semburan Liar (BOP System)

Setelah tahap persiapan akhir telah selesai, maka operasi pemboran dapat dilaksanakan baik
untuk membor sumur minyak atau gas.

1.2. PERALATAN PEMBORAN LEPAS PANTAI

1.2.1. ANJUNGAN

Jenis platform secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu Fixed platform dan
Mobile platform.

1.2.1.1. Fixed Platform

Fixed platform merupakan "daratan" buatan. Rig berada di platform sampai operasi pemboran
selesai. Semua keperluan peralatan dan material berada di platform. Fixed platform banyak
digunakan untuk operasi pemboran pada laut dangkal, misalnya laut Utara Jawa. Tetapi sekarang
telah dikembangkan untuk laut dalam, misalnya di North Sea.

1.2.1.2. Mobile Platform

Mobile platform dibagi lagi yaitu Bottom Supporting Platform dan Floating Platform.

1. Bottom Supported Platform

Jenis-jenis anjungan pemboran lepas pantai yang termasuk dalam kategori Bottom Supported
Platform antara lain adalah Drilling Barge, Sub-mersible Platform, dan Jack Up Platform.

Drilling Barge

Drilling barge dioperasikan untuk pemboran di daerah rawa atau laut yang sangat dangkal.
Barge ini duduk di dasar rawa atau laut, stabil tidak terpengaruh oleh cuaca dan pasang
surut.

Submersible

Submersible sebenarnya floating platform. Bila dioperasikan pada laut dangkal,

submersible ini didudukkan pada dasar laut dan berfungsi sebagai drilling barge.

Jack-Up

Jack-up berbentuk semacam barge, berukuran besar dan tidak punya propeler sendiri sehingga untuk
menuju ke lokasi harus ditarik dengan kapal tunda. Jack-up dilengkapi dengan kaki-kaki yang terdiri
dari tiga, empat, lima kaki atau lebih. Pada posisi pemboran, kapal diangkat berdiri di atas kaki, cukup
tinggi di atas air serta diatas jangkauan ombak. Kedalaman laut sesuai dengan panjang kaki jadi
terbatas pemakaiannya.

Jack-up stabil, tidak terpengaruh oleh cuaca, arus dan ombak. Semua peralatan berada di atas kapal.
Pada pemboran pengembangan, biasanya sebelum pemboran dimulai terlebih dahulu dipasang
jacket, kemudian dipasang conductor dan ditumbuk. Pada pemboran explorasi biasanya digunakan
mudline suspension, dan dari mud line suspension casing disambut ke atas sampai platform.

2. Floating Platform

Jenis-jenis anjungan pemboran lepas pantai yang termasuk dalam kategori Floating Platform
antara lain adalah Semi-submersible Platform, dan Drill Ship.

Semisubmersible
Semisubmersiible berbentuk semacam kapal dan pada umumnya tidak mempunyai propeler sendiri
sehingga untuk menuju lokasi harus ditarik dengan kapal tunda. Karena sifatnya mengapung,
sehingga dapat dipengaruhi arus, ombak dan pasang surut. Untuk mengatasi masalah tersebut harus
dijangkar.

Sistem penjangkaran ada dua macam, yaitu :

Conventional Mooring System

Dinamic Positioning

Untuk penyelesaian sumur dapat dilakukan :

Dengan Christmastree pada Platform

Dengan Christmastree di dasar laut.

Drill ship

Drill ship merupakan bentuk kapal sepenuhnya dan dilengkapi dengan propeler sendiri. Karena
sifatnya mengapung sehingga sangat dipengaruhi oleh arus, ombak dan pasang surut. Untuk
mengatasi pengaruh tersebut harus dijangkar seperti submarsible. BOP dipasang di dasar laut dan
untuk penyelesaian sumur dapat dilakukan :

a) Christmastree di dasar laut

b) Christmastree pada platform

1.2.2. Peralatan-Peralatan Khusus

Peralatan-peralatan khusus yang ada pada platform bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1. Peralatan khusus pada bottom supported platform

Mudline suspension system

2. Peralatan khusus pada Floating Rig

Subsea BOP stack

Control system dan accumulator

Riser system
Well Head

Motion Compensator

1.2.2.1. Sub-sea BOP Stack

Biasanya dipakai dengan jumlah yang lebih banyak dari pada di darat, dengan maksud untuk safety
serta tidak memerlukan penggantian ram pada saat menurunkan casing. Ukuran serta pressure rating
dan perlu diperhitungkan kedalaman laut. BOP lebih banyak berarti, lebih banyak pressure drop pada
flowline dan hal lain perlu diperhitungkan padaproses well control. Untuk menghindari pressure drop
pada flowline biasanya cairan untuk pengopeasian BOP tidak kembali ke tangki, tetapi langsung
dibuang ke laut. Susunan kill dan choke manifold yang panjang serta laut yang dalam berpengaruh
pada operasi dan prosedur well control.

1.2.2.2. Control System dan Accumulator

BOP dan semua kerangan dibuka dan ditutup secara hidrolis dan harus dapat bekerja dalam waktu
singkat. Ada dua cara pengopeasian BOP, ialah secara hidrolis dan electric hydraulic system.

1.2.2.3. Riser System

Riser system ini meliputi riser pipe, ball joint, slip joint, kill choke manifold dan hydraulic connector.

1. Riser Pipe

Digunakan untuk mengalirkan fluida lumpur ke permukaan didalam proses pemboran, serta
memudahkan dalam memasukkan peralatan pemboran seperti pahat, kedalaman lubang bor.

2. Slip Joint

Dipasang dibagian teratas dari riser pipe. Terdiri dari inner barrel, dimana diatasnya sering dipasang
Deverter dan digantung pada kapal dengan bantuan riser tensider.

3. Ball Joint

Dipasang di bawah riser di atas BOP Stack. Berfungsi untuk menghilangkan stress pada pipa riser.
Ball joint kedua juga sering dipasang di bawah slip joint.

4. Hydraulic Connector

Berfungsi untuk menghubungkan casing head dan well head dengan BOP Stack dengan riser
system. Hydraulic connector dioperasikan dari permukaan secara hidrolis.

1.2.2.4. Well Head


Sebagai pengganti well head dipakai serangkaian casing head untuk masing-masing casing. Masing-
masing casing head mempunyai "HUG" yaitu tempat untuk memasang hydraulic connector dan
mempunyai ulir kiri untuk menyambungkan dengan running tool pada waktu menurunkan casing dan
juga untuk penemenan.

1.2.2.5. Motion Compensator

Kapal bergerak vertikal secara terus menerus, karena ombak maupunpasang surut. Pada bagian
bawah atau pahat, gerakan ini harus dinetralisir agar beban pada pahat konstan. Untuk maksud
tersebut maka dipakai motion compensator. Jadi travelling block dengan seluruh beban tetap tinggal
di tempat. Meskipun kapal bergerak naik turun.

Ada tiga jenis compensator :

1. Bumper Sub.

2. Crown Block Compensator.

3. Travelling Block Compensator.

1.3. PEMBAHASAN

Self contained platform didesaign dengan perbaikan-perbaikan yang siap digunakan. Sesuai dengan
namanya, platform ini cukup besar untuk rumah segala macam rig, tempat tinggal driller dan
penyaluran. Biaya instalasinya cukup besar tetapi cukup ekonomis untuk setiap produksi sumur, sejak
banyak pemboran berarah dari platform. Ini praktis meskipun sangat berbahaya dan tidak
menguntungkan serta mudah terjadi blowout. Ketika struktur ini dipakai untuk dibangun pemboran di
daerah reservoir, tenaga-tenaga pemboran atau driller mengalami kesulitan untuk menyelesaikan
pekerjaan eplorasi.

Perkembangan selanjutnya dibuat platform dengan bentuk lebih kecil yaitu platform drilling tander
instalation. Dalam operasinya platform ini membawa substructure, drawwork, rotary table, mesin-
mesin dan peralatan kecil lainnya. Sedangkan mud pits, lumpur kering, bahan kimia, pipe rack,
peralatan penyemenan dan peralatan driller dibawa oleh kapal tunda. Keuntangannya adalah mobility
yang besar dan biaya instalasi rendah. Kerugiannya yaitu prosentasi kehilangan waktu yang lebih
tinggi karena angin yang tinggi dan gelombang besar selama cuaca buruk, kapal tunda harus
meninggalkan platform untuk mencegah tabrakan. Berbeda dengan self contained platform yang
operasinya dapat disegala cuaca.

1.4. KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :


1. Dalam suatu operasi pemboran lepas pantai patut diperhitungkan kedalaman laut, besar ombak,
besarnya angin dan iklim. Juga diperhitungkan jauh tempatnya pemboran dari pantai dan
perkiraan lamanya waktu pemboran dari mulai membor sampai berakhirnya produksi, karena
semua ini sangat diperlukan untuk menentukan jenis-jenis rig platform yang akan digunakan.

2. Pada operasi pemboran lepas pantai juga diperlukan peralatan-peralatan khusus untuk
menanggulangi arus laut dan kedalaman laut (tekanan hidrostatik) dan gerakan-gerakan dari
drillship.

Jenis-jenis Fixed Platform


Jenis-jenis Ship Platform

You are here: Education - Offshore Drilling


 

 
Offshore Drilling Activities
Wed, Dec 31,
2014

INDEX 

Index

GUEST BOOK

Pengeboran minyak dan gas bumi dapat dilakukan pada daratan (on shore)
Guest Book atau pun di lepas pantai (offshore). Pengeboran on shore dan offshore
mempunyai beberapa perbedaan. Pada suatu pengeboran offshore yang
dilakukan pada air laut yang dangkal, hanya memerlukan sedikit saja
modifikasi jika dibandingkan dengan pengeboran on shore. Namun hal ini
NEWS VIA EMAIL tidak berlaku bagi pengeboran offshore yang dilakukan pada kedalaman air
laut yang dalam. Mengapa demikian? Simak artikel ini bila Anda ingin
menjelajahi lebih dalam seputar aktivitas offshore drilling. 

Dalam menjalankan operasi pengeboran offshore banyak sekali faktor yang


News via Email harus dipersiapkan terlebih dahulu. Faktor yang perlu diperhatikan dalam
offshore drilling adalah adanya platform dan juga teknologi yang tinggi jika
pengeboran tersebut berlangsung pada laut yang dalam. Selain itu faktor
keselamatan kru yang tinggal di platform juga harus diperhatikan.
CONTACT US  

Pengeboran memiliki beberapa tujuan, tujuan utamanya adalah untuk


mengeksploitasi minyak dan gas bumi yang terdapat di dalam perut bumi.
Selain itu pengeboran juga digunakan untuk untuk melakukan berbagai
analisis terhadap material batuan (diantaranya dengan melakukan logging)
Contact Us dan pengambilan sampel.

Sebelum dilakukan operasi pengeboran maka diperlukan adanya suatu


Quick Poll . . . rencana yang matang untuk mencapai kesuksesan operasi pengeboran.
Beberapa yang harus dievaluasi antara lain:
Mobil Mahal saja sudah
bikin jalanan macet, apalagi
1. Target evaluasi pengeboran
mobil murah?
2. Cara pengeboran dalam pencapaian target drilling activity
3. Metode evaluasi atau analisa target offshore drilling
Sangat Setuju.
Setelah evaluasi tersebut jelas dan terstruktur, maka proses pengeboran
dapat dimulai. Pengeboran dilakukan dan selama proses pengeboran harus
Tidak Setuju dilakukan dan diawasi secara seksama oleh wellsite geologist, mud logger
ataupun tenaga ahli lainnya. Sesuai dengan tugas masing-masing, mereka
harus mengawasi pelaksanaan pengeboran agar tujuan yang telah
vote ditetapkan dapat dicapai. Sebagai contoh, well site geologist harus dapat
melakukan justifikasi geologi tentang proses pengeboran yang berlangsung.
Well site geologist harus dapat menentukan pay zone yang telah
We noticed that our diantisipasi sebelumnya. Mud logger bertugas memonitor dan mencatat
website is also accessed data yang berkaitan dengan lubang bor dan proses pengeboran. Tugas mud
internationally. logger meliputi analisis gas dan cutting untuk menciptakan suatu evaluasi
formasi yang kontinyu sementara sumur dibor.
 
Please select the article
that you are interested in Dalam pengeboran diperlukan analisa yang mumpuni dari beberapa
and then use the komponen dan proses pengeboran seperti lumpur/ fluida pengeboran, rig
translator button on the pengeboran, blow-out preventer (BOP) system, casing & cementing, vertical
top left. & directional drilling, serta tahap pengembangan reservoir. Berikut
merupakan penjabaran singkat mengenai komponen dan proses-proses
tersebut.
For further information
please read "about us".  

LUMPUR PENGEBORAN
We will appreciate any
feedback from you.  
Please contact
admin@infotambang.co Satu elemen yang penting pada suatu pemboran adalah fluida pengeboran
atau lumpur pengeboran. Lumpur pengeboran dibagi menjadi tiga jenis,
m
yaitu water-based mud, oilbased mud dan udara. Lumpur pengeboran
mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
Thank you
 Memindahkan cutting dari dasar sumur
 Mengambangkan cutting dan material-material berat
 Menghubungkan transport cutting dan gas ke permukaan
 Mendinginkan dan melumasi bit dan drill string
 Menambang buoyancy pada drill string
 Mengontrol tekanan bawah permukaan

Satu keharusan pada sistem lumpur pengeboran yaitu interaksi antara


lumpur dan formasi yang dibor harus mempunyai efek yang minimal pada
formasi. Hal ini sangat penting untuk mempertahankan lubang terbuka
(open hole) dalam penyelesaian operasi pemboran.
 

RIG PENGEBORAN

Rig adalah serangkaian peralatan khusus yang digunakan untuk membor


sumur atau mengakses sumur. Pemboran dilaksanakan dengan
menggunakan seperangkat alat pemboran yang disebut drilling rig. Ciri
utama rig adalah adanya menara yang terbuat dari baja yang digunakan
untuk menaik-turunkan pipa-pipa tubular sumur. Ada bermacam-macam
offshore-rig yang digolongkan berdasarkan kedalaman air:

1. Swamp barge: Kedalaman air maksimal 7 m saja. Sangat umum


dipakai di daerah rawa-rawa atau delta sungai.
2. Tender barge: Serupa dengan swamp barge tetapi digunakan pada
perairan yang lebih dalam.
3. Jackup rig : Platform yang dapat mengapung dan mempunyai tiga
atau empat “kaki” yang dapat dinaik-turunkan. Untuk dapat
dioperasikan, semua kakinya harus diturunkan sampai menginjak
dasar laut.
4. Drilling jacket : Platform struktur baja, umumnya berukuran kecil
dan cocok dipakai pada laut tenang dan dangkal. Platformn ini
sering dikombinasikan dengan rig jackup atau tender barge.
5. Semi-submersible rig: Rig jenis ini mengapung. Rig ini “diikat” ke
dasar laut menggunakan tali mooring dan jangkar agar posisinya
tetap di permukaan. Dengan menggunakan thruster, yaitu
semacam baling-baling di sekelilingnya, rig semis mampu
mengatur posisinya secara dinamis.
6. Drill ship : Prinsip kerja drill ship adalah menaruh rig di atas sebuah
kapal laut. Sangat cocok dipakai di daerah laut dalam. Posisi kapal
dikontrol oleh sistem thruster berpengendali komputer.

STP Diesel Oil Treatment


ST 1215  
RP 63.500
 

 
 

Gambar 1 Offshore Rig

Komponen rig dapat digolongkan menjadi lima bagian besar:

1. Hoisting system: Berfungsi menurunkan dan menaikkan tubular


(pipa pemboran, peralatan completion atau pipa produksi) selama
masuk-keluar lubang sumur. Menara rig (mast atau derrick)
termasuk dalam sistem ini.

2. Rotary system: Rotating system terdiri atas rotary table dan drill
stem (kelly, drill string, bit). Rotating system berfungsi untuk
memutarkan pipa-pipa tersebut di dalam sumur. Pada pemboran
konvensional, pipa pemboran (drill strings) memutar mata-bor
(drill bit) untuk menggali sumur.

Bagian – bagian utama dari rotating system adalah kelly, drill


string, dan bit. Kelly adalah persegi atau heksagonal dari pipa yang
disekrupkan pada pipa pemboran dan digunakan untuk membawa
pergerakan memutar kepada drill string dan bit. Drill string adalah
kombinasi dari pipa pemboran, collar, dan komponen bottom hole
assembly (BHA) yang lain. Bagian akhir dari drill collar adalah mata
bor atau bit. Bit melakukan bagian menggerus dan memotong
batuan. Bentuk dari bit akan disesuaikan dengan tipe batuan dan
kondisi pemboran. Tipe bit yang umum adalah drag, tri-cone, PDC
dan intan (diamond).

3. Circulation system: Sirkulasi dari lumpur pemboran mempunyai


beberapa fungsi pada rig yaitu mendinginkan bit, membuat
kestabilan lubang, dan membantu dalam evaluasi formasi. Lumpur
pemboran ini disirkulasikan oleh pompa lumpur (mud pumps)
dimana volume lumpur yang dipompa diukur dengan stroke
counter, dan rata-rata pergerakannya dicatat oleh stand pipe
pressure. Hal ini dilakukan untuk mensirkulasikan fluida pemboran
keluar masuk sumur dan menjaga agar properti lumpur seperti
komposisi yang diinginkan. Sistem ini meliputi pompa tekanan
tinggi untuk memompakan lumpur keluar masuk-sumur dan pompa
tekanan rendah untuk mensirkulasikannya di permukaan. 

4. Blowout prevention system: Peralatan untuk mencegah blowout


(meledaknya sumur di permukaan akibat tekanan tinggi dari dalam
sumur). Yang utama adalah BOP (Blow Out Preventer) yang
tersusun atas berbagai katup (valve) dan dipasang di kepala sumur
(wellhead). 

5. Power system: Power system merupakan sumber tenaga untuk


menggerakan semua sistem di atas dan juga untuk suplai listrik.
Sebagai sumber tenaga, biasanya digunakan mesin diesel
berkapasitas besar. Power disediakan di rig oleh mesin diesel,
mesin elektrik diesel atau pada beberapa kejadian adalah mesin
butana. Tenaga ditransfer dari mesin kepada beberapa sistem rig
yang berbeda oleh sabuk, rantai dan tangkai penggerak (drive
shafts) pada rig mekanik, atau dengan membangkitkan tenaga
listrik DC pada rig elektrik. Tenaga didistribuasikan ke rotary table
dan pompa lumpur ketika pemboran.

BLOW-OUT PREVENTER SYSTEM


 

Blowout preventer (BOP) adalah komponen utama dari suatu sistem control
rig. Alat ini adalah pilihan terakhir pada suatu kasus blowout. BOP ini
diletakkan pada muka sumur dan tidak dipindahkan sampai saat sumur
diselesaikan (well completed) dan alat produksi telah dipasang. BOP
biasanya mempunyai 4 bagian, yaitu annular, pipe rams,
blind atau shear rams dan crossover spools.

CASING & CEMENTING


 

Casing dan cementing dilakukan ketika proses produksi ataupun untuk


menghindari runtuhnya dinding lubang bor. Casing dilakukan dengan cara
memasukkan pipa-pipa ke dalam lubang bor. Pipa-pipa umumnya terbuat
dari logam dan dirancang semakin ke bawah pada selang tertentu maka
diameternya akan semakin kecil. Pada saat fase produksi di pay zone,
casing akan mempunyai lubang dimana hidrokarbon akan dapat mengalir
ke dalam lubang bor.

VERTICAL & DIRECTIONAL DRILLING


 

Lintasan (trajectory) dari pemboran dikontrol oleh jenis dari bottom hole
assembly (BHA) dan berat bit. Bottom hole assembly (BHA) adalah bagian
dari drill string yang paling dekat dengan bit pemboran. Vertical drilling
atau pemboran vertikal disebut juga pemboran lurus. Walau bagaimanapun,
beberapa deviasi minor dari arah vertikal sering terjadi secara alamiah. Ini
berhubungan dengan faktor-faktor yang ada dalam formasi seperti sudut
kemiringan, kekerasan dan faktor lain seperti BHA, desain bit dan berat
pada bit.

Directional drilling atau pemboran terarah merujuk pada metode yang


dipakai untuk mencapai target bawah permukaan yang telah ditentukan.
Satu aplikasi dari directional drilling adalah pengembangan lapangan
offshore. Biaya pengembangan akan berkurang dengan penggunaan banyak
sumur directional drilling dari satu atau lebih platform.

 
PENGEMBANGAN RESERVOIR

Setelah mengevaluasi reservoir, tahap selanjutnya adalah pengembangan


reservoir. Yang pertama dilakukan adalah membangun sumur (well-
construction) meliputi pemboran (drilling), memasang tubular sumur
(casing), dan penyemenan (cementing). Proses selanjutnya adalah
completion, sebagai “finishing” sumur agar siap digunakan. Proses ini
meliputi perforasi yaitu pelubangan dinding sumur; pemasangan seluruh
pipa-pipa dan katup produksi beserta aksesorinya untuk mengalirkan
minyak dan gas ke permukaan; pemasangan kepala sumur (wellhead atau
chrismast tree) di permukaan; pemasangan berbagai peralatan
keselamatan, pemasangan pompa jika diperlukan, dan sebagainya. Jika
dibutuhkan, metode stimulasi juga dilakukan dalam fase ini. Selanjutnya
well-evaluation, untuk mengevaluasi kondisi sumur dan formasi di dalam
sumur. Teknik yang paling umum dinamakan logging.

Perencanaan suatu sumur adalah proses kerjasama antara staff teknik dan
geosains meliputi akses beberapa database dan komunikasi yang jelas.
Selama proses pengeboran juga dimungkinkan melakukan proses logging
dengan menggunakan alat LWD (logging while drilling). Dengan
menggunakan alat ini, maka pelaksanaan logging dapat dilakukan
bersamaan dengan pengeboran sehingga formasi yang dievaluasi masih
dalam keadaan belum terganggu oleh kontaminan dan masih fresh.
Terkadang ahli paleontologi juga ambil bagian dalam proses pengeboran ini.
Ahli paleontologi ini mengambil sampel-sampel batuan dan fosil yang
terdapat di dalam lumpur pemboran untuk dianalisa. Analisa dari ahli ini
sangat penting dalam menentukan proses pengeboran selanjutnya

Bagaimana pengerjaan pemboran sumur dilakukan ?


Pemboran sumur dilakukan dengan mengkombinasikan putaran dan tekanan pada mata bor.
Pada pemboran konvensional, seluruh pipa bor diputar dari atas permukaan oleh alat yang
disebut turntable. Turntable ini diputar oleh mesin diesel, baik secara elektrik ataupun transmisi
mekanikal. Dengan berputar, roda gerigi di mata bor akan menggali bebatuan. Daya dorong
mata bor diperoleh dari berat pipa bor. Semakin dalam sumur dibor, semakin banyak pipa bor
yang dipakai dan disambung satu persatu. Selama pemboran lumpur dipompakan dari pompa
lumpur masuk melalui dalam pipa bor ke bawah menuju mata bor. Nosel di mata bor akan
menginjeksikan lumpur tadi keluar dengan kecepatan tinggi yang akan membantu menggali
bebatuan. Kemudian lumpur naik kembali ke permukaan lewat annulus, yaitu celah antara lubang
sumur dan pipa bor, membawa cutting hasil pemboran.
Mengapa digunakan lumpur untuk pemboran ?
Lumpur umumnya campuran dari tanah liat (clay), biasanya bentonite, dan air yang digunakan
untuk membawa cutting ke atas permukaan. Lumpur berfungsi sebagai lubrikasi dan medium
pendingin untuk pipa pemboran dan mata bor. Lumpur merupakan komponen penting dalam
pengendalian sumur (well-control), karena tekanan hidrostatisnya dipakai untuk mencegah fluida
formasi masuk ke dalam sumur. Lumpur juga digunakan untuk membentuk lapisan solid
sepanjang dinding sumur (filter-cake) yang berguna untuk mengontrol fluida yang hilang ke
dalam formasi (fluid-loss).
Mengapa pengerjaan logging dilakukan ?
Logging adalah teknik untuk mengambil data-data dari formasi dan lubang sumur dengan
menggunakan instrumen khusus. Pekerjaan yang dapat dilakukan meliputi pengukuran data-
data properti elektrikal (resistivitas dan konduktivitas pada berbagai frekuensi), data nuklir secara
aktif dan pasif, ukuran lubang sumur, pengambilan sampel fluida formasi, pengukuran tekanan
formasi, pengambilan material formasi (coring) dari dinding sumur, dsb.
Logging tool (peralatan utama logging, berbentuk pipa pejal berisi alat pengirim dan sensor
penerima sinyal) diturunkan ke dalam sumur melalui tali baja berisi kabel listrik ke kedalaman
yang diinginkan. Biasanya pengukuran dilakukan pada saat logging tool ini ditarik ke atas.
Logging tool akan mengirim sesuatu “sinyal” (gelombang suara, arus listrik, tegangan listrik,
medan magnet, partikel nuklir, dsb.) ke dalam formasi lewat dinding sumur. Sinyal tersebut akan
dipantulkan oleh berbagai macam material di dalam formasi dan juga material dinding sumur.
Pantulan sinyal kemudian ditangkap oleh sensor penerima di dalam logging tool lalu dikonversi
menjadi data digital dan ditransmisikan lewat kabel logging ke unit di permukaan. Sinyal digital
tersebut lalu diolah oleh seperangkat komputer menjadi berbagai macam grafik dan tabulasi data
yang diprint pada continuos paperyang dinamakan log. Kemudian log tersebut akan
diintepretasikan dan dievaluasi oleh geologis dan ahli geofisika. Hasilnya sangat penting untuk
pengambilan keputusan baik pada saat pemboran ataupun untuk tahap produksi nanti.
Logging-While-Drilling (LWD) adalah pengerjaan logging yang dilakukan bersamaan pada saat
membor. Alatnya dipasang di dekat mata bor. Data dikirimkan melalui pulsa tekanan lewat
lumpur pemboran ke sensor di permukaan. Setelah diolah lewat serangkaian komputer, hasilnya
juga berupa grafik log di atas kertas. LWD berguna untuk memberi informasi formasi (resistivitas,
porositas, sonic dan gamma-ray) sedini mungkin pada saat pemboran.
Mud logging adalah pekerjaan mengumpulkan, menganalisis dan merekam semua informasi dari
partikel solid, cairan dan gas yang terbawa ke permukaan oleh lumpur pada saat pemboran.
Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui berbagai parameter pemboran dan formasi sumur
yang sedang dibor.
Mengapa sumur harus disemen ?
Penyemenan sumur digolongkan menjadi dua bagian:
Pertama, primary cementing, yaitu penyemenan pada saat sumur sedang dibuat. Sebelum
penyemenan ini dilakukan, casing dipasang dulu sepanjang lubang sumur. Campuran semen
(semen+air+aditif) dipompakan ke dalam annulus (ruang/celah antara dua tubular yang berbeda
ukuran, bisa casingdengan lubang sumur, bisa casing dengan casing). Fungsi utamanya untuk
pengisolasian berbagai macam lapisan formasi sepanjang sumur agar tidak saling
berkomunikasi. Fungsi lainnya menahan beban aksial casing dengan casing berikutnya,
menyokong casing dan menyokong lubang sumur (borehole).
Kedua, remedial cementing, yaitu penyemenan pada saat sumurnya sudah jadi. Tujuannya
bermacam-macam, bisa untuk mereparasi primary cementingyang kurang sempurna, bisa untuk
menutup berbagai macam lubang di dinding sumur yang tidak dikehendaki (misalnya lubang
perforasi yang akan disumbat, kebocoran di casing, dsb.), dapat juga untuk menyumbat lubang
sumur seluruhnya.
Semen yang digunakan adalah semen jenis Portland biasa. Dengan mencampurkannya dengan
air, jadilah bubur semen (cement slurry). Ditambah dengan berbagai macam aditif, properti semen
dapat divariasikan dan dikontrol sesuai yang dikehendaki.
Semen, air dan bahan aditif dicampur di permukaan dengan memakai peralatan khusus.
Sesudah menjadi bubur semen, lalu dipompakan ke dalam sumur melewati casing. Kemudian
bubur semen ini didorong dengan cara memompakan fluida lainnya, seringnya lumpur atau air,
terus sampai ke dasar sumur, keluar dari ujung casing masuk lewat annulus untuk naik kembali
ke permukaan. Diharapkan seluruh atau sebagian dari annulus ini akan terisi oleh bubur semen.
Setelah beberapa waktu dan semen sudah mengeras, pemboran bagian sumur yang lebih
dalam dapat dilanjutkan.
Untuk apa directional drilling dilakukan ?
Secara konvensional sumur dibor berbentuk lurus mendekati arah vertikal. Directional
drilling (pemboran berarah) adalah pemboran sumur dimana lubang sumur tidak lurus vertikal,
melainkan terarah untuk mencapai target yang diinginkan.
Tujuannya dapat bermacam-macam:
1. Sidetracking: jika ada rintangan di depan lubang sumur yang akan dibor, maka lubang sumur
dapat dielakan atau dibelokan untuk menghindari rintangan tersebut.
2. Jikalau reservoir yang diinginkan terletak tepat di bawah suatu daerah yang tidak mungkin
dilakukan pemboran, misalnya kota, pemukiman penduduk, suaka alam atau suatu tempat yang
lingkungannya sangat sensitif. Sumur dapat mulai digali dari tempat lain dan diarahkan menuju
reservoir yang bersangkutan.
3. Untuk menghindari salt-dome (formasi garam yang secara kontinyu terus bergerak) yang dapat
merusak lubang sumur. Sering hidrokarbon ditemui dibawah atau di sekitar salt-dome. Pemboran
berarah dilakukan untuk dapat mencapai reservoir tersebut dan menghindari salt-dome.
4. Untuk menghindari fault (patahan geologis).
5. Untuk membuat cabang beberapa sumur dari satu lubung sumur saja di permukaan.
6. Untuk mengakses reservoir yang terletak di bawah laut tetapi rignya terletak didarat sehingga
dapat lebih murah.
7. Umumnya di offshore, beberapa sumur dapat dibor dari satu platform yang sama sehingga lebih
mudah, cepat dan lebih murah.
8. Untuk relief well ke sumur yang sedang tak terkontrol (blow-out).
9. Untuk membuat sumur horizontal dengan tujuan menaikkan produksi hidrokarbon.
10. Extended reach: sumur yg mempunyai bagian horizontal yang panjangnya lebih dari 5000m.
11. Sumur multilateral: satu lubang sumur di permukaan tetapi mempunyai beberapa cabang secara
lateral di bawah, untuk dapat mengakses beberapa formasi hidrokarbon yang terpisah.
Pemboran berarah dapat dikerjakan dengan peralatan membor konvensional, dimana pipa bor
diputar dari permukaan untuk memutar mata bor di bawah. Kelemahannya, sudut yang dapat
dibentuk sangat terbatas. Pemboran berarah sekarang lebih umum dilakukan dengan memakai
motor berpenggerak lumpur (mud motor) yang akan memutar mata bor dan dipasang di ujung
pipa pemboran. Seluruh pipa pemboran dari permukaan tidak perlu diputar, pipa pemboran lebih
dapat “dilengkungkan” sehingga lubang sumur dapat lebih fleksibel untuk diarahkan.
Apakah perforating ?
Perforasi (perforating) adalah proses pelubangan dinding sumur (casing dan lapisan semen)
sehingga sumur dapat berkomunikasi dengan formasi. Minyak atau gas bumi dapat mengalir ke
dalam sumur melalui lubang perforasi ini.
Perforating gun yang berisi beberapa shaped-charges diturunkan ke dalam sumur sampai ke
kedalaman formasi yang dituju. Shaped-charges ini kemudian diledakan dan menghasilkan
semacam semburan jet campuran fluida cair dan gas dari bahan metal bertekanan tinggi (jutaan
psi) dan kecepatan tinggi (7000m/s) yang mampu menembus casing baja dan lapisan semen.
Semua proses ini terjadi dalam waktu yang sangat singkat (17ms).
Perforasi dapat dilakukan secara elektrikal dengan menggunakan peralatan logging atau juga
secara mekanikal lewat tubing (TCP-Tubing Conveyed Perforations).
(A) Perforating gun berisi shaped-charges diturunkan ke dalam sumur sampai ke formasi yang dituju.
(B) Shaped-charges diledakan membuat beberapa lubang di casing dan lapisan semen.
(C) Fluida formasi mengalir melalui lubang perforasi ini naik ke permukaan.
Apa artinya Well Testing ?
Well testing adalah metode untuk mendapatkan berbagai properti dari reservoir secara dinamis
dan hasilnya lebih akurat dalam jangka panjang. Tujuannya:
 Untuk memastikan apakah sumur akan mengalir dan berproduksi.
 Untuk mengetahui berapa banyak kandungan hidrokarbon di dalam reservoir dan kualitasnya.
 Untuk memperkirakan berapa lama reservoirnya akan berproduksi dan berapa lama akan
menghasilkan keuntungan secara ekonomi.
Teknik ini dilakukan dengan mengkondisikan reservoir ke keadaan dinamis dengan cara
memberi gangguan sehingga tekanan reservoirnya akan berubah. Jika reservoirnya
sudah/sedang berproduksi, tes dilakukan dengan cara menutup sumur untuk mematikan aliran
fluidanya. Teknik ini disebut buildup test. Jika reservoirnya sudah lama idle, maka sumur dialirkan
kembali. Teknik ini disebut drawdown test.

Anda mungkin juga menyukai