TEORI DASAR
proses coalification selain air dan batubara itu sendiri. Coalification adalah proses
pada temperatur tertentu dan waktu yang lama. Gas hasil produk dari
proses coalification didominasi oleh metana dengan kandungan lebih dari 90%
Gambar 3.1
Graphite. CBM akan dapat diproduksikan dengan baik pada coal rank Sub
Bituminous – Bituminous karena memiliki komposisi dan kandungan air dan gas
yang sesuai.
Penentuan rasio kapasitas simpan reservoir CMB lapangan H berdasarkan analisis injection fall-off test
Dimas Alifah Giran H.
9
karakteristik penting yang harus dimiliki oleh suatu batuan reservoir CBM, dimana
mengalirkan fluida yang terkandung didalamnya. Dalam hal ini dinyatakan dalam
(pore volume) terhadap volume total batuan (bulk volume) (ATHY, 1930).
akan menentukan seberapa banyak hidrokarbon (minyak atau gas) yang ada
𝑉𝑏 −𝑉𝑚 𝑉𝑝
𝜙= = ................................................................... (1)
𝑉𝑏 𝑉𝑏
Penentuan rasio kapasitas simpan reservoir CMB lapangan H berdasarkan analisis injection fall-off test
Dimas Alifah Giran H.
10
migas pada umumnya, dengan nilai porositas yang kecil tersebut reservoir
terdiri dari 2 (dua) mekanisme pada batubara, yaitu sedikit free gas dan
Penentuan rasio kapasitas simpan reservoir CMB lapangan H berdasarkan analisis injection fall-off test
Dimas Alifah Giran H.
11
untuk ukuran pori yang 4 (empat) kali lebih kecil akan menghasilkan 12
Gambar 3.2
Batubara memiliki porositas yang kecil, dan semakin kecil pori matriks
lebih besar sehingga semakin banyak adsorpsi gas yang terjadi. Pada
batubara, gas yang terbentuk dominan berasal dari proses adsorpsi yang
Penentuan rasio kapasitas simpan reservoir CMB lapangan H berdasarkan analisis injection fall-off test
Dimas Alifah Giran H.
12
b. Permeabilitas
seiring bertambahnya tingkat porositas pada suatu batuan maka akan diikuti
𝑄.𝜇.𝐿
𝐾= ................................................................................ (2)
𝐴.∆𝑃
meloloskan satu macam fluida apabila terdapat dua macam fluida yang
Penentuan rasio kapasitas simpan reservoir CMB lapangan H berdasarkan analisis injection fall-off test
Dimas Alifah Giran H.
13
tidak bercampur satu sama lain. Permeabilitas efektif akan memiliki nilai
besar saturasi air maka permeabilitas relatif air tersebut akan semakin besar.
terlebih dahulu. Hampir seluruh permeabilitas yang ada pada batubara itu
dianggap akibat dari rekahan dalam bentuk cleat. Cleat batu bara terdiri dari
dua jenis: butt cleat dan face cleat yang hadir dalam sudut hampir tegak
lurus.
Struktur Batubara terdiri dari dua porositas, yaitu matriks dan cleats,
tinggi namun low gas storage. Pada cleats (fracture system) terdiri dari face
cleats dan butt cleats, dimana face cleats memiliki karakteristik menerus sepanjang
reservoir batubara yang dapat digunakan sebagai jalur utama pada aliran produksi
Penentuan rasio kapasitas simpan reservoir CMB lapangan H berdasarkan analisis injection fall-off test
Dimas Alifah Giran H.
14
CBM, sedangkan butt cleats memiliki karakteristik tidak menerus dan tegak
Gambar 3.3
gas CBM dengan gas konvensional umumnya. Gas CBM seringkali berada pada
lapisan batubara yang dangkal, sehingga memiliki tekanan yang sangat rendah.
Pada masa produksi awal justru hampir 100% air. Gas yang terkandung diatas 95%
hanya metana, gas lainnya sangat sedikit. Sehingga sering disebut drygas atau gas
Penentuan rasio kapasitas simpan reservoir CMB lapangan H berdasarkan analisis injection fall-off test
Dimas Alifah Giran H.
15
kering. Lebih lanjut tentang perbedaan karakteristik CBM dengan Gas Bumi
Tabel 3.3
Gambar 3.4
Penentuan rasio kapasitas simpan reservoir CMB lapangan H berdasarkan analisis injection fall-off test
Dimas Alifah Giran H.
16
Pada Gas Bumi konvensional laju produksi gas akan besar di awal produksi
dan terus mengalami penurunan produksi secara berkala sampai akhir produksi.
Sedangkan pada CBM laju produksi gas sedikit di awal dengan dominasi produksi
air (dewatering) hingga saat tertentu produksi gas mencapai maksimum kemudian
perbedaan media berpori yang didefenisikan sebagai matriks dan rekahan. Karena
perbedaan fluida yang tersimpan dan konduktifitas dari matriks dan rekahan,
Gambar 3.5
Penentuan rasio kapasitas simpan reservoir CMB lapangan H berdasarkan analisis injection fall-off test
Dimas Alifah Giran H.
17
Gambar 3.4 mengilustrasikan reservoir rekah alami yang terdiri dari matriks
gerowongan besar dan rekahan alam. Biasanya model reservoir rekah alami
ditunjukkan dalam sketsa. Beberapa model tes telah diajukan untuk menampilkan
kelakuan tekanan pada reservoir jenis ini. Perbedaan pada model ini terdapat pada
asumsi yang dibuat untuk mendeskripsikan aliran fluida dalam matriks ke rekahan.
Model dual porosity mempunyai asumsi bahwa produksi dari reservoir rekah alami
berasal dari matriks, kemudian menuju rekahan dan kemudian mengalir ke sumur.
Namun pada saat awal produksi, fluida yang terdapat di rekahanlah yang dominan
state pada model ini, begitu juga dengan kelakuan pressure buildup. Mereka
menemukan suatu kondisi dimana plot pressure buildup akan dihasilkan dua garis
lurus yang pararel. Garis vertikal yang menghubungkan kedua garis tersebut adalah
ganda yaitu Rasio Kapasitas Penyimpanan (ω) dan Aliran Antar Porositas (λ).
∅𝑓 𝐶𝑓
𝜔= .............................................................................. (3)
∅𝑓 𝐶𝑓 +∅𝑚 𝐶𝑚
Penentuan rasio kapasitas simpan reservoir CMB lapangan H berdasarkan analisis injection fall-off test
Dimas Alifah Giran H.
18
berarti storage capacity pada matriks ~ 0 artinya semua fluida hanya terdapat pada
rekahan saja. Misalnya ω = 0.1, berarti storage capacity matriks adalah 9x storage
capacity ratio (ω) maka storage capacity matriksnya semakin besar, dan makin
kecil pulalah kontribusi rekahan terhadap total storage dari sistem ini.
Dari harga storage capacity ratio (ω) kita juga bisa mengidentifikasi
porositas pada batuan rekah alami dan akibatnya terhadap kapasitas penyimpanan
Gambar 3.6
Penentuan rasio kapasitas simpan reservoir CMB lapangan H berdasarkan analisis injection fall-off test
Dimas Alifah Giran H.
19
fluida (storage capacity) dibagi menjadi tiga tipe yaitu sebagai berikut:
sama besarnya
kemampuan suatu fluida untuk mengalir dari matriks ke rekahan. Hubungan ini
𝐾𝑚
𝜆=𝛼 𝑅𝑤 2 ................................................................................. (4)
𝐾𝑓
geometri dan karakter dari bentuk sistem matriks-rekahan. Dan pada studi ini
60 𝐾𝑚
𝜆= ( ) 𝑅𝑤 2 .......................................................................... (5)
𝑙𝑚2 𝐾𝑓
Misalnya λ = 10-3, artinya permeabilitas matriksnya kurang lebih 1000x lebih kecil
dari permeabilitas rekahan dengan anggapan harga rw2 tetap. Jadi semakin kecil
Penentuan rasio kapasitas simpan reservoir CMB lapangan H berdasarkan analisis injection fall-off test
Dimas Alifah Giran H.
20
harga λ semakin kecil pulalah harga permeabilitas matriksnya, yang juga berarti
3.3 Well-Testing
Tujuan utama dari uji sumur, atau yang dikenal luas dengan sebutan well-
testing, selain untuk menentukan kemampuan suatu lapisan atau formasi untuk
dirancang secara baik dan memadai, kemudian hasilnya dianalisis secara tepat,
banyak sekali informasi yang sangat berharga akan diperoleh seperti permeabilitas
efektif fluida, kerusakan atau perbaikan formasi di sekeliling lubang bor yang diuji,
gangguan keseimbangan tekanan terhadap sumur yang diuji. Hal ini dapat
namun pada studi ini pengujian yang dilakukan adalah injection fall-off test.
Dengan adanya gangguan ini, impuls perubahan tekanan (pressure transient) akan
disebarkan keseluruh reservoir dan diamati setiap saat dengan mencatat tekanan
lubang bor selama pengujian berlangsung. Apabila perubahan tekanan tadi diplot
Penentuan rasio kapasitas simpan reservoir CMB lapangan H berdasarkan analisis injection fall-off test
Dimas Alifah Giran H.
21
dengan suatu fungsi waktu, maka akan dapat dianalisis pola aliran yang terjadi dan
respon tekanan terhadap waktu sebuah injection fall-off test (IFO). Parameter-
Permeabilitas reservoir
𝑄𝜇𝐵
𝑘 = −162.6 .................................................................. (3.6)
𝑚ℎ
Skin
𝑃𝑖 −𝑃1ℎ𝑟 𝑘
𝑆 = 1.151 [ − log ( 2 ) + 3.23] ....................... (3.7)
𝑚 ∅ 𝜇 𝐶𝑡 𝑅𝑤
fluida pada reservoir rekah alami ini diberikan oleh Muskat (1937). Ia menuliskan
bahwa “the main body of reservoir feeds its fluid into the highly permeable
into the outlet wells”. Konsep ini nantinya dikenal sebagai “Double Porosity
Penentuan rasio kapasitas simpan reservoir CMB lapangan H berdasarkan analisis injection fall-off test
Dimas Alifah Giran H.
22
Concept” atau sistem porositas ganda, sebagai akibat adanya sistem matriks dan
rekahan yang ada kemudian hanya rekahan (fractures) yang mengalirkan fluida
tersebut ke lubang bor, tetap dipakai sebagai acuan dasar oleh pada peneliti di
bidang ini untuk menerangkan pola aliran fluida dan pressure transient pada
reservoir rekah alami (Doddy, 2011). Di bawah ini adalah persamaan untuk
1 −𝜆𝑡𝐷 𝐷 −𝜆𝑡
𝑃𝐷𝑓 = [ln 𝑡𝐷 + 0.80908 + 𝐸𝑖 ( ) − ((1−𝜔))]............................. (6)
2 𝜔(1−𝜔)
storativity ratio (ω) dan interporosity flow coefficient (λ) yang berbeda.
Gambar 3.7
Penentuan rasio kapasitas simpan reservoir CMB lapangan H berdasarkan analisis injection fall-off test
Dimas Alifah Giran H.
23
Untuk menerangkan arti fisik dan kurva PD versus tD yang terjadi, dibuat
idealisasi seperti terlihat pada Gambar 3.7. Ciri khas yang terlihat pada Gambar 3.7
ini adalah ada 3 segmen garis yang terjadi pada PD versus log tD, yaitu segmen garis
pertama ternyata dengan segmen garis terakhir (slope = 1.15) dipisahkan oleh garis
transisi ditengahnya (transition period). Garis dengan kemiringan 1.15 (angka ini
berasal dari 1/2 x 2.303), sebagai ciri solusi untuk aliran radial di dalam hubungan
PD versus log tD, dikenali sebagai akibat respon awal yang cepat dari rekahan
mengalirkan fluida secara radial ke lubang bor. Perioda ini dikenal sebagai
fractured flow controlled period. Setelah beberapa saat, penurunan tekanan yang
Gambar 3.8
Penentuan rasio kapasitas simpan reservoir CMB lapangan H berdasarkan analisis injection fall-off test
Dimas Alifah Giran H.
24
akan mulai berkurang dari 1.15 sepanjang fluida yang mengalir dari matriks mampu
menahannya. Perioda ini dikenal sebagai perioda transisi yang mempunyai titik
belok yaitu disaat mana matriks mulai melemah mengalirkan fluidanya. Pada suatu
saat, tekanan pada matriks dan rekahan akan mencapai keseimbangan, dan sistem
Lamanya waktu respon tekanan mulai berubah dari slope 1.15 adalah merupakan
fungsi dari interporosity flow coefficient (λ), makin kecil λ, makin lama juga
perioda awal dengan slope 1.15. Sedangkan panjangnya waktu perioda transisi ini
merupakan fungsi dari storativity ratio (ω), makin kecil harga storativity ratio (ω),
Ada suatu asumsi dasar yang dipakai oleh Warren dan Root (1960) didalam
memecahkan persoalan ini, yaitu mereka menganggap bahwa aliran dari matriks ke
fractures (cleats) ada dibawah kondisi “pseudo steady state”. Begitu terjadi
penurunan tekanan pada rekahan (karena fluidanya mengalir ke lubang bor), maka
dengan segera tekanan pada setiap titik pada matriks akan turun mencapai suatu
tertentu tekanan pada matriks batuan disetiap titik menurun jika diproduksikan
Penentuan rasio kapasitas simpan reservoir CMB lapangan H berdasarkan analisis injection fall-off test
Dimas Alifah Giran H.
25
dengan laju alir konstan. Kemudian aliran dari matriks ke rekahan sebanding
dengan perbedaan tekanan antara tekanan matriks dan tekanan didekat rekahan.
Kondisi pseudo steady-state juga menganggap tidak ada gradien tekanan unsteady-
state pada matriks dengan asumsi bahwa kondisi aliran pseudo steady-state terjadi
sejak awal aliran. Persamaan diferensial parsial yang menerangkan sistem ini
2
𝛿𝑃𝐷𝑓 1 𝛿𝑃𝐷𝑓 𝛿𝑃𝐷𝑚 𝛿𝑃𝐷𝑓
+ = = (1 − 𝜔) +𝜔 ............................................(7)
𝛿𝑟𝐷2 𝑟𝐷 𝛿𝑟𝐷 𝛿𝑡𝐷 𝛿𝑡𝐷
𝛿𝑃𝐷𝑚
(1 − 𝜔) = 𝜆(𝑃𝐷𝑓 − 𝑃𝐷𝑚 ) ..................................................................(8)
𝛿𝑡𝐷
Solusi aliran pseudo steady-state dikembangkan oleh Warren dan Root yang
memprediksikan bahwa plot semilog profil tekanan pada uji analisis Horner akan
menghasilkan dua buah garis lurus yang pararel (Gambar 3.8). Kemiringan garis
untuk mensuplai fluida ke rekahan. Pada periode ini, formasi berkelakuan seperti
reservoir homogen dengan kontribusi aliran seluruhnya hanya berasal dari rekahan.
matriks mulai mengalir ke rekahan sehingga daerah transisi mulai tampak sampai
akhirnya terjadi kesetimbangan aliran antara matriks dan rekahan. Pada keadaan ini
reservoir juga berkelakuan seperti reservoir homogen tetapi sistem terdiri dari
Penentuan rasio kapasitas simpan reservoir CMB lapangan H berdasarkan analisis injection fall-off test
Dimas Alifah Giran H.
26
awal. Pada kenyataannya bentuk semilog plot dari data pada reservoir rekah alami
hampir selalu tidak menunjukkan adanya wellbore storage dan tidak jelas pula pada
daerah transisi diantara kedua garis seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.8.
Gambar 3.9
dengan type curve lebih berguna dalam identifikasi dan analisis sistem dual
porosity. Gambar 3.9 menunjukkan salah satu contoh type curve yang
dikembangkan oleh Bourdet dkk., untuk aliran pseudo steady-state pada matriks.
Pada keadaan awal data uji mengikuti kurva CDe2s dimana CD adalah dimensionless
Penentuan rasio kapasitas simpan reservoir CMB lapangan H berdasarkan analisis injection fall-off test
Dimas Alifah Giran H.
27
wellbore storage coefficient. Pada contoh Gambar 3.9, saat awal data tes mengikuti
kurva CDe2s = 1.
Selanjutnya data menyimpang dari data awal dan mengikuti kurva transisi
oleh parameter λe-2s = 3 x 10-4. Ketika kesetimbangan tercapai antara matriks dan
rekahan, kemudian data mengikuti suatu harga yang lain CDe2s, contoh pada periode
akhir data mengikuti CDe2s = 0.1. Pada saat awal, reservoir berkelakuan seperti
reservoir homogen dengan fluida seluruhnya berasal dari rekahan. Selama waktu
pertengahan, terjadi transisi karena fluida dari matriks mulai ikut terproduksi ke
Gambar 3.10
Pada periode akhir, sistem kembali seperti reservoir homogen dengan fluida
seluruhnya berasal dari rekahan dan matriks. Derivative Type Curve untuk pseudo
Penentuan rasio kapasitas simpan reservoir CMB lapangan H berdasarkan analisis injection fall-off test
Dimas Alifah Giran H.
28
dari reservoir rekah alami adalah setelah mengikuti pola reservoir homogen,
λCD/ω(1 – ω).
parameter λCD/(1 – ω). Pola pada Derivative Type Curve di atas dapat
pada matriks. Baik data tekanan maupun derivative-nya harus digunakan secara
Gambar 3.11
Injection fall-off test dilakukan dengan melewati 2 fase, yaitu fase injeksi
dan fase fall-off. Fase injeksi adalah saat dilakukan penginjeksian air ke dalam
Penentuan rasio kapasitas simpan reservoir CMB lapangan H berdasarkan analisis injection fall-off test
Dimas Alifah Giran H.
29
lubang sumur. Air dipilih sebagai fluida injeksi karena fluida yang terkandung pada
reservoir CBM sebagian besar adalah air. Pada fase ini rate yang muncul pada plot
rate dengan waktu adalah negatif atau dibawah 0 karena yang dilakukan adalah
injeksi bukan produksi. Kemudian tekanan bawah sumur perlahan akan naik seiring
Gambar 3.12
akan ditutup selama kurang lebih 12 jam lalu dicatat penurunan tekanannya. Pada
gambar 3.6 dapat dilihat di fase ini rate injeksi kembali ke 0 bersamaan dengan
ditutupnya sumur dan tekanan yang sebelumnya naik dikarenakan oleh injeksi
Penentuan rasio kapasitas simpan reservoir CMB lapangan H berdasarkan analisis injection fall-off test
Dimas Alifah Giran H.
30
untuk membantu dalam menganalisis hasil dari pengujian sumur. Ecrin dapat
reservoir, batas resevoir, tekanan awal reservoir, skin factor, permeabilitas, dan lain
yang digunakan sudah sesuai atau match. Untuk mendapatkan hasil parameter
karakteristik reservoir yang benar maka model yang digunakan harus disesuaikan
dengan baik. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan model,
Pemilihan model sumur meliputi sumur vertikal, sumur horizontal, atau bisa
Gambar 3.13
Penentuan rasio kapasitas simpan reservoir CMB lapangan H berdasarkan analisis injection fall-off test
Dimas Alifah Giran H.
31
reservoir yang sebenarnya bila grafik yang dibuat oleh perangkat lunak sudah match
dengan model yang kita pilih. Model reservoir yang tersedia meliputi reservoir
Gambar 3.14
Penentuan rasio kapasitas simpan reservoir CMB lapangan H berdasarkan analisis injection fall-off test
Dimas Alifah Giran H.
32
Dalam pemilihan model boundary ini kita akan melihat apakah reservoir
kita tidak memiliki batas (infinite) atau memiliki batas reservoir semisal berupa
patahan yang diketahui melalui hasil analisis pengujian sumur ini. Model boundary
dapat berupa infinite, one fault (patahan), circle, parallel faults, dan rectangle.
Gambar 3.15
Penentuan rasio kapasitas simpan reservoir CMB lapangan H berdasarkan analisis injection fall-off test
Dimas Alifah Giran H.