Tipe 1
Alga dari lingkungan pengendapan lacustrine dan lagoon. Tipe seperti ini dapat
mengahsilkan minyak dengan kualitas baik dan mampu menghasilkan gas.
Tipe 2
Campuran dari tumbuhan dan mikroorganisme laut. Tipe seperti ini merupakan
bahan utama minyak dan gas bumi.
Tipe 3
Tanaman darat dalam endapan yang mengandung batubara. Tipe seperti ini
umumnya menghasilkan gas dan sedikit minyak.
Tipe 4
Bahan bahan tanaman yang teroksidasi. Tipe seperti ini tidak mampu
menghasilkan minyak dan gas.
2. Reservoir Rock
Trap Struktural
Trap ini dipengaruhi oleh kejadian deformasi perlapisan
dengan terbentuknya struktur lipatan dan patahan yang
merupakan respon dari kejadian tektonik.
Contoh: Antiklin, Fault, Saltdome
Trap Stratigrafi
Trap reservoir ini dipengaruhi oleh variasi perlapisan secara vertikal
dan lateral, perubahan facies batuan dan ketidakselarasan, serta
variasi lateral dalam litologi pada suatu lapisan reservoir dalam
perpindahan minyak bumi.
Contoh: Reef, Unconformity, Pinch-Out
Trap Kombinasi
Trap ini merupakan kombinasi antara 2 trap, baik secara struktural
maupun stratigrafi, dimana trap ini merupakan faktor bersama dalam
membatasi pergerakan dari minyak bumi.
Contoh: Piercment dome, anticline fault.
AIB
• Analisa Inti Batuan adalah
tahapan analisa setelah contoh
formasi dibawah permukaan
(core) diperoleh.
Rutin
• Analisa inti batuan rutin, yakni analisa yang rutin dilakukan.
Analisa Inti Batuan Rutin umumnya berkisar tentang pengukuran
porositas, permeabilitas absolut dan saturasi fluida
Spesial
• Analisa Inti Batuan Spesial, yakni analisa yang dilakukan hanya
pada kejadian tertentu. Dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
• Pengukuran pada kondisi statis (pengukuran tanpa injeksi),
meliputi tekanan kapiler, sifat-sifat listrik dan cepat rambat
suara, grain density, wettability, kompresibilitas batuan,
permeabilitas dan porositas fungsi tekanan (Net Over Burden)
dan studi petrography.
• Pengukuran pada kondisi dinamis (pengukuran dengan injeksi),
meliputi permeabilitas relatif, thermal-recovery, gas residual,
water flood evaluation, liquid permeability (completion evaluation,
workover dan injection fluid).
Tujua
n
• Menentukan secara langsung informasi tentang sifat – sifat fisik
batuan.
• Dalam pemboran eksplorasi dapat digunakan untuk mengevaluasi
kemungkinan dapat diproduksikan hidrokarbon dari suatu sumur.
• Tahap eksploitasi dari suatu reservoir dapat digunakan untuk
pegangan melaksanakan well completion.
• Merupakan suatu informasi penting untuk melaksanakan proyek
secondary dan tertary recovery.
• Data inti batuan ini juga berguna sebagai bahan pembanding dan
kalibrasi dan metode logging
Penetuan sifat fisik batuan dilakukan
dengan 3 cara:
1. Analisa Core
Pengambilan core (sampel formasi dibawah
permukaan) dari dalam sumur dengan menggunakan
core bit. Pengujian sifat fisik batuan dengan metode ini
dilakukan pada praktikum AIB.
Coring dilakukan dengan cara:
Conventional coring
Sidewall coring
Conventional Core
Side Wall Coring
Analisa Logging
dilakukan dengan cara menganalisa lapisan batuan
yang dibor dengan menggunakan peralatan logging
(Tool Log).
Biasanya Loging membaca porositas, permeabilitas,
saturasi
Porositas= sonic, density
Permeabilitas = gamma log
Analisa Cutting
meneliti cutting yang berasal dari lumpur pemboran
yang disirkulasikan kedalam sumur pemboran.
Porositas
Porositas () : didefinisikan sebagai fraksi atau
persen dari volume ruang pori-pori terhadap volume
batuan total (bulk volume).
Vp Vb Vg Vp
x100% x100% x100%
Vb Vb V p Vg
Klasifikasi Porositas
Berdasarkan Pembentukannya :
Metode Menimbang
Core Kering Mula – Mula (W1)
Core Dijenuhi Oleh Kerosene (W2)
Core Dijenuhi Kerosene diangkat diudara (W3)
W3 W 2 W1 W2 W3 W1
Vb Vg Vp
B.J kerosin B.J kerosin B.J kerosin
Vp
x100%
Vb
Metode Mercury Injection Pump
Penentuan Skala Picnometer
Volume picnometer kosong
= |skala awal – skala akhir|
Asumsi darcy
Alirannya steady state, alirannya lancar tanpa hambatan
Fluida 1 fasa, hanya menggunakan 1 fasa saja. Seperti air saja, atau oil saja,
atau gas saja.
Viskositas konstan, kekentalan stabil
Kondisi aliran isothermal, temperatur tetap tidak berubah
Formasi homogen, menggunakanm satu jenis formasi
arah alirannya horizontal
Fluidanya incompressible, tidak ada perubahan besar volume disetiap tekanan.
Satuan permeabilitas adalah:
Q(cm 3 / sec). (centipoise)L(cm)
K ( darcy )
A( sqcm).P(atm)
Q A
P1 P2
Klasifikasi Permeabilitas
Permeabilitas Absolut
Melewatkan satu fasa
Permeabilitas Effektif
Melewatkan lebih dari satu fasa
Permeabilitas Relatif
Perbandingan Keff dengan Kabs
Hubungan Saturasi VS Permeabilitas
Hubungan permeabilitas dengan porositas
Pc = Pnw - Pw
Pengaruh tekanan kapiler dalam sistem reservoir antara lain
adalah :
• Erotion
• Reduce Production
• Formation damage
• Equip damage
• Tubing instability
Penanggulangan Problem Kepasiran
Metode Modified
Metode Wash Down
Gravel diendapkan sampai ketinggian tertentu diatas zona
perforasi
Turunkan screen liner dgn wash pipe, agar screen liner
dapat menembus gravel
Biarkan gravel mengendap di sekeliling screen liner
Metode Reverse Circulation
Gravel di pompakan melalui annulus antara casing dengan string.
Lalu fluida pendorong akan kembali keatas melalui screen dan
kepermukaan melalui string.
Dipakai pada saat regravel (penempatan perbaikan gravel) utk mengisi
gravel antara casing dengan string.
Metode Crossover Tool
Mensirkulasi gravel melalui tubing dengan bantuan pompa
dan fluida
Fluida pendorong akan kembali keatas melalui crossover dan
kembali kepermukaan melalui annulus antara tubing dan
casing
SCREEN
LINER
• Screen liner adalah sebuah pipa yang merupakan bagian dari analisa
sieve yang berada di daerah zona perforasi untuk meminimalisir
kandungan pasir yang ikut terproduksi.
Sand Consolidation
PENENTUAN KADAR LARUT SAMPLE TERHADAP LARUTAN ASAM
Temperature
Berbanding lurus
Luas Permukaan Batuan
Berbanding lurus
Tekanan
Berbanding terbalik
Konsentrasi Asam
Berbanding lurus
Komposisi Batuan
Laju reaksi cenderung cepat, kecuali pada batuan dolomit
Kecepatan Aliran Asam
Memiliki pengaruh terhadap daya reaktifnya terhadap batuan
Tahap Kegiatan Penginjeksian Asam
Preflush
Memompakan asam berkonsentrasi rendah dgn volume
setengah dari volume asam yg sebenarnya
Tujuannya :
Menghilangkan material yg dpt bereaksi dgn HCl
Menghilangkan ion Na2+, Ca2+, dll yg dpt mengendap
ketika bereaksi dgn HF
Mendinginkan formasi agar penetrasi asam maksimal
Spotting
Proses utama dalam penginjeksian asam untuk memperbaiki
permeabilitas batuan