Pemboran sumur dilakukan dengan mengkombinasikan putaran dan tekanan pada mata bor. Pada
pemboran konvensional, seluruh pipa bor diputar dari atas permukaan oleh alat yang
disebut turntable. Turntable ini diputar oleh mesin diesel, baik secara elektrik ataupun transmisi
mekanikal. Dengan berputar, roda gerigi di mata bor akan menggali bebatuan. Daya dorong mata bor
diperoleh dari berat pipa bor. Semakin dalam sumur dibor, semakin banyak pipa bor yang dipakai dan
disambung satu persatu. Selama pemboran lumpur dipompakan dari pompa lumpur masuk melalui
dalam pipa bor ke bawah menuju mata bor. Nosel di mata bor akan menginjeksikan lumpur tadi
keluar dengan kecepatan tinggi yang akan membantu menggali bebatuan. Kemudian lumpur naik
kembali ke permukaan lewat annulus, yaitu celah antara lubang sumur dan pipa bor,
membawa cuttinghasil pemboran.
Mengapa digunakan lumpur untuk pemboran ?
Lumpur umumnya campuran dari tanah liat (clay), biasanya bentonite, dan air yang digunakan untuk
membawa cutting ke atas permukaan. Lumpur berfungsi sebagai lubrikasi dan medium pendingin
untuk pipa pemboran dan mata bor. Lumpur merupakan komponen penting dalam pengendalian
sumur (well-control), karena tekanan hidrostatisnya dipakai untuk mencegah fluida formasi masuk ke
dalam sumur. Lumpur juga digunakan untuk membentuk lapisan solid sepanjang dinding sumur
(filter-cake) yang berguna untuk mengontrol fluida yang hilang ke dalam formasi (fluid-loss).
Logging adalah teknik untuk mengambil data-data dari formasi dan lubang sumur dengan
menggunakan instrumen khusus. Pekerjaan yang dapat dilakukan meliputi pengukuran data-data
properti elektrikal (resistivitas dan konduktivitas pada berbagai frekuensi), data nuklir secara aktif dan
pasif, ukuran lubang sumur, pengambilan sampel fluida formasi, pengukuran tekanan formasi,
Logging tool (peralatan utama logging, berbentuk pipa pejal berisi alat pengirim dan sensor penerima
sinyal) diturunkan ke dalam sumur melalui tali baja berisi kabel listrik ke kedalaman yang diinginkan.
Biasanya pengukuran dilakukan pada saat logging tool ini ditarik ke atas. Logging tool akan mengirim
sesuatu “sinyal” (gelombang suara, arus listrik, tegangan listrik, medan magnet, partikel nuklir, dsb.)
ke dalam formasi lewat dinding sumur. Sinyal tersebut akan dipantulkan oleh berbagai macam
material di dalam formasi dan juga material dinding sumur. Pantulan sinyal kemudian ditangkap oleh
sensor penerima di dalam logging tool lalu dikonversi menjadi data digital dan ditransmisikan lewat
kabel logging ke unit di permukaan. Sinyal digital tersebut lalu diolah oleh seperangkat komputer
menjadi berbagai macam grafik dan tabulasi data yang diprint pada continuos paper yang
dinamakan log. Kemudian log tersebut akan diintepretasikan dan dievaluasi oleh geologis dan ahli
geofisika. Hasilnya sangat penting untuk pengambilan keputusan baik pada saat pemboran ataupun
membor. Alatnya dipasang di dekat mata bor. Data dikirimkan melalui pulsa tekanan lewat lumpur
pemboran ke sensor di permukaan. Setelah diolah lewat serangkaian komputer, hasilnya juga berupa
grafik log di atas kertas. LWD berguna untuk memberi informasi formasi (resistivitas,
Mud logging adalah pekerjaan mengumpulkan, menganalisis dan merekam semua informasi dari
partikel solid, cairan dan gas yang terbawa ke permukaan oleh lumpur pada saat pemboran. Tujuan
utamanya adalah untuk mengetahui berbagai parameter pemboran dan formasi sumur yang sedang
dibor.
Pertama, primary cementing, yaitu penyemenan pada saat sumur sedang dibuat. Sebelum
pengisolasian berbagai macam lapisan formasi sepanjang sumur agar tidak saling berkomunikasi.
Kedua, remedial cementing, yaitu penyemenan pada saat sumurnya sudah jadi. Tujuannya
menutup berbagai macam lubang di dinding sumur yang tidak dikehendaki (misalnya lubang perforasi
yang akan disumbat, kebocoran di casing, dsb.), dapat juga untuk menyumbat lubang sumur
seluruhnya.
Semen yang digunakan adalah semen jenis Portland biasa. Dengan mencampurkannya dengan air,
jadilah bubur semen (cement slurry). Ditambah dengan berbagai macam aditif, properti semen dapat
Semen, air dan bahan aditif dicampur di permukaan dengan memakai peralatan khusus. Sesudah
menjadi bubur semen, lalu dipompakan ke dalam sumur melewati casing. Kemudian bubur semen ini
didorong dengan cara memompakan fluida lainnya, seringnya lumpur atau air, terus sampai ke dasar
sumur, keluar dari ujung casing masuk lewat annulus untuk naik kembali ke permukaan. Diharapkan
seluruh atau sebagian dari annulus ini akan terisi oleh bubur semen. Setelah beberapa waktu dan
semen sudah mengeras, pemboran bagian sumur yang lebih dalam dapat dilanjutkan.
drilling (pemboran berarah) adalah pemboran sumur dimana lubang sumur tidak lurus vertikal,
Pemboran berarah dapat dikerjakan dengan peralatan membor konvensional, dimana pipa bor diputar
dari permukaan untuk memutar mata bor di bawah. Kelemahannya, sudut yang dapat dibentuk
sangat terbatas. Pemboran berarah sekarang lebih umum dilakukan dengan memakai motor
berpenggerak lumpur (mud motor) yang akan memutar mata bor dan dipasang di ujung pipa
pemboran. Seluruh pipa pemboran dari permukaan tidak perlu diputar, pipa pemboran lebih dapat
Apakah perforating ?
Perforasi (perforating) adalah proses pelubangan dinding sumur (casing dan lapisan semen) sehingga
sumur dapat berkomunikasi dengan formasi. Minyak atau gas bumi dapat mengalir ke dalam sumur
semburan jet campuran fluida cair dan gas dari bahan metal bertekanan tinggi (jutaan psi) dan
kecepatan tinggi (7000m/s) yang mampu menembus casing baja dan lapisan semen. Semua proses
(A) Perforating gun berisi shaped-charges diturunkan ke dalam sumur sampai ke formasi yang dituju.
Well testing adalah metode untuk mendapatkan berbagai properti dari reservoir secara dinamis dan
Teknik ini dilakukan dengan mengkondisikan reservoir ke keadaan dinamis dengan cara memberi
gangguan sehingga tekanan reservoirnya akan berubah. Jika reservoirnya sudah/sedang berproduksi,
tes dilakukan dengan cara menutup sumur untuk mematikan aliran fluidanya. Teknik ini
disebut buildup test. Jika reservoirnya sudah lama idle, maka sumur dialirkan kembali. Teknik ini
disebutdrawdown test.
laju produksi dari suatu sumur. Metode stimulasi dapat dikategorikan tiga macam yang semuanya
formasi. Tujuan utamanya untuk membersihkan lubang sumur dari berbagai macam kotoran,
Yang kedua adalah yang disebut stimulasi matriks. Fluida diinjeksikan ke dalam formasi hidrokarbon
tanpa memecahkannya. Fluida yang dipakai juga umumnya campuran asam. Fluida ini akan
“memakan” kotoran di sekitar lubang sumur dan membersihkannya sehingga fluida hidrokarbon akan
Teknik ketiga dinamakan fracturing; fluida diinjeksikan ke dalam formasi dengan laju dan tekanan
tertentu sehingga formasi akan pecah atau merekah. Pada propped fracturing,
material proppant (mirip pasir) digunakan untuk menahan rekahan formasi agar tetap terbuka.
Sementara pada acid fracturing, fluida campuran asam digunakan untuk melarutkan material formasi
di sekitar rekahan sehingga rekahan tersebut menganga terbuka. Rekahan ini akan menjadi semacam
jalan tol berkonduktivitas tinggi dimana fluida hidrokarbon dapat mengalir dengan lebih optimum
Artificial lift adalah metode untuk mengangkat hidrokarbon, umumnya minyak bumi, dari dalam
sumur ke atas permukaan. Ini biasanya dikarenakan tekanan reservoirnya tidak cukup tinggi untuk
mendorong minyak sampai ke atas ataupun tidak ekonomis jika mengalir secara alamiah.
Artificial lift umumnya terdiri dari lima macam yang digolongkan menurut jenis peralatannya.
bertingkat yang digerakan oleh motor listrik dan dipasang jauh di dalam sumur.
Yang kedua adalah sistem gas lifting, menginjeksikan gas (umumnya gas alam) ke dalam kolom
minyak di dalam sumur sehingga berat minyak menjadi lebih ringan dan lebih mampu mengalir
sampai ke permukaan.
Teknik ketiga dengan menggunakan pompa elektrikal-mekanikal yang dipasang di permukaan yang
umum disebut sucker rod pumping atau juga beam pump. Menggunakan prinsip katup searah (check
valve), pompa ini akan mengangkat fluida formasi ke permukaan. Karena pergerakannya naik turun
seperti mengangguk, pompa ini terkenal juga dengan julukan pompa angguk.
Metode keempat disebut sistem jet pump. Fluida dipompakan ke dalam sumur bertekanan tinggi lalu
disemprotkan lewat nosel ke dalam kolom minyak. Melewati lubang nosel, fluida ini akan bertambah
kecepatan dan energi kinetiknya sehingga mampu mendorong minyak sampai ke permukaan.
dipasang di dalam sumur tetapi motor dipasang di permukaan. Keduanya dihubungkan dengan batang
EOR merupakan teknik lanjutan untuk mengangkat minyak jika berbagai teknik dasar sudah dilakukan
tetapi hasilnya tidak seperti yang diharapkan atau tidak ekonomis. Ada tiga macam teknik EOR yang
umum:
1. Merupakan teknik EOR yang paling popular. Seringnya menggunakan air panas (water
injection) atau uap air (steam injection).
2. Teknik chemical: menginjeksikan bahan kimia berupa surfactantatau bahan polimer untuk
mengubah properti fisika dari minyak ataupun fluida yang dipindahkan. Hasilnya, minyak
dapat lebih mudah mengalir.
3. Proses miscible: menginjeksikan fluida pendorong yang akan bercampur dengan minyak
untuk lalu diproduksi. Fluida yang digunakan misalnya larutan hidrokarbon, gas
hidrokarbon, CO2ataupun gas nitrogen.
Selain bahan bakar,apa saja yang dapat dibuat dari minyak dan gas ?
Ban mobil, disket komputer, kantung plastik, sandal, tali nilon, boneka, bandage, colokan listrik,
crayon warna, atap rumah, skrin teras rumah, kamera, lem, foto, kapsul untuk obat, aspirin, pupuk,
tuts piano, lipstik, jam digital, gantole, kacamata, kartu kredit, balon, shampo, bola golf, cat rumah,
lensa kontak, antiseptik, piring, cangkir, tenda, deodorant, pasta gigi, obat serangga, CD, gorden bak
mandi, pengering rambut, parfum, bola sepak, pakaian, krim pencukur jenggot, tinta, koper,
pelampung, pewarna buatan, kacamata keselamatan, pakaian dalam, lilin, payung, mobil-
banyaknya.