Anda di halaman 1dari 10

NAMA

: ZATI HULWANI

NIM

: 1204108010045

Tugas Penyaliran Tambang

METODE PENYALIRAN AIR TANAH


1. Lubang Bukaan Horizontal
Horizontal Drainage, adalah saluran penyaluran yang dibuat secara mendatar
berdasarkan beda tinggi, biasanya berada di bawah kaki-kaki lereng di daerah
buangan (waste) yang mengalirkan air ke sump. Saluran penyaluran ini akan
berpindah mengikuti penurunan ketinggian (level) tambang. Adapun keuntungan
dan kerugian dari lubang bukaan horizontal adalah sebagai berikut:
a. Keuntungan

Relative cepat dan mudah untuk dibuat.

Penyalirannya dilakukan berdasarkan gravitasi sehingga tidak


memerlukan pompa.
fleksibel terhadap perubahan struktur geologi

perawatan yang dibutuhkan minimal.


b. Kerugian

pengaruhnya sangat terbatas dan tidak dapat dibuat pada saat

pekerjaan pengalian.
2. Pit Vertikal
Vertical drain pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kekuatan geser
pada tanah, mengurangi kompresibilitas/kemampumampatan tanah, dan
mencegah penurunan (settlement) yang besar serta kemungkinan kerusakan pada
struktur bangunan. Preloading dan vertical drain saling berkaitan antara satu
dengan yang lain, umumnya digunakan pada tanah dengan daya dukung yang
rendah seperti pada tanah lempung lembek dan tanah organik. Jenis tanah
tersebut biasanya memiliki ciri seperti berikut: kadar air yang ekstrim,
kompresibilitas yang besar, dan koefisien permeabilitas yang kecil. Pada
prinsipnya teknik preloading menggunakan vertical drains merupakan metode
perkuatan tanah dengan cara mengurangi kadar air dalam tanah (dewatering).

Biasanya waktu konsolidasi yang dibutuhkan untuk jenis tanah seperti ini
memakan waktu yang lama meski dengan menggunakan beban tambahan yang
besar, sehingga teknik preloading mungkin kurang cocok untuk jadwal kontruksi
yang mepet. Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar preloading of subsoil.

Perkembangan vertical drains sendiri sudah dimulai sejak tahun 1925, dimana
D.J.Moran

seorang

insinyur

berkebangsaan

Amerika

memperkenalkan

pemakaian drainase dari kolom-kolom pasir untuk stabilitas tanah pada


kedalaman yang besar. Kemudian untuk pertama kalinya instalasi drainase ini
digunakan di California dan seiring dengan berjalannya waktu, tipe drainase ini
dikenal dengan istilah drainase vertikal (vertical drain). Pada tahun 1936,
diperkenalkan sistem drainase menggunakan bahan sintetis oleh Kjellman di
Swedia. Setelah di tes di beberapa tempat pada tahun 1937 dengan bahan
cardboard, lantas mendapat sambutan yang hangat oleh para ilmuwan. Sejak saat
itu, pengembangan vertical drain dilanjutkan dengan berbagai macam bahan.
PRINSIP VERTICAL DRAIN
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa tanah lempung lunak
memiliki permeabilitas yang rendah, sehingga membutuhkan waktu yang lama
untuk menyelesaikan konsolidasi. Untuk mempersingkat waktu konsolidasi
tersebut, drainase vertikal (vertical drains) dikombinasikan dengan teknik
preloading. Vertical drain tersebut sebenarnya merupakan jalur drainase buatan
yang dimasukkan kedalam lapisan lempung. Dengan kombinasi preloading, air

pori diperas keluar selama konsolidasi dan mengalir lebih cepat pada arah
horizontal daripada arah vertikal. Selanjutnya, air pori tersebut mengalir
sepanjang jalur drainase vertikal yang telah diinstalasi. Oleh karena itu, vertical
drain berfungsi untuk memperpendek jalur drainase dan sekaligus mempercepat
proses konsolidasi.

Gambar preloading dengan vertical drains.

Metode tradisional yang digunakan dalam pemasangan vertical drains ini


yaitu dengan membut lobang bor pada lapisan lempung dan mengisi kembali
dengan pasir yang bergradasi sesuai titik. Ukuran diameternya sekitar 200 - 600
mm dengan panjang saluran sedalam lebih dari 5 meter. Karena tujuannya untuk
memperpendek panjang lintasan pengaliran, maka jarak antar drainase
merupakan hal yang terpenting.
Adapun keuntungan dan kerugian dari metode ini adalah sebagai berikut:
a. Keuntungan

Dapat dibuat sebelum penggalian dimulai

Instalasinya tidak mengganggu kegiatan produksi

Pre-mining dranainage akan mengurangi biaya peledakan dan


pengangkutan

Air yang yangdipompa dapat dimanfaatkan


b. Kerugian

Modal awal untuk peralatannya besar

jika terjadi kemacetan akan meningkatkan tekanan air tanah.


3. Drainage Galleries (Galeri Penirisan)

Drainase galleries merupakan salah satu metode penyaliran tambang yang


bersifat horizontal. Drainage galleries efektif dipakai saat aliran air tanah yang
ada di tambang secara rata-rata alirannya vertikal. Karena arah aliran dan
development tambang berubah terhadap waktu, maka metode yang digunakan
dapat diadaptasi dan disesuaikan dengan kondisi tambang. Drainage galleries
juga merupakan salah satu metode penyaliran tambang yang berupaya untuk
mencegah mengalirnya air tanah ke dalam tambang dengan cara membuat
sumur-sumur penirisan yang berfungsi sebagai dinding penahan. Drainage
galleries adalah terowongan yang dibuat sepanjang area yang membutuhkan
penyaliran yang sangat dalam, dimana topografinya memungkinkan drainase
gravitasi dari galleries menuju sistem drainase permukaan (surface drainage
system). Bagaimanapun drainage galleries merupakan solusi penyaliran yang
cukup mahal, dan cukup susah untuk di buat konstruksinya. Adapun keuntungan
dan kerugian pada metode galeri penirisan ini adalah sebagai berikut:
a. Keuntungan

Potensi penyalirannya besar.

Lebih terpercaya untuk suatu pertambangan jangka panjang.

Dapat memberikan informasi tentang karakteristik batuan setempat.


b. Kerugian

biaya pembuatan instalasi mahal.

Pembuatan konstruksi sulit.


Berikut gambar mengenai metode galeri penirisan.

Gambar Drainage Galleries.

4. Paritan Drainage (Drainage Trench)


Pembuatan parit sangat ideal diterapkan pada tambang terbuka open cast atau
kuari. Parit dibuat berawal dari sumber mata air atau air limpasan menuju kolam
penampungan, langsung ke sungai atau diarahkan ke selokan (riool). Jumlah parit
ini disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga bisa lebih dari satu. Apabila parit
harus dibuat melalui lalulintas tambang maka dapat dipasang gorong-gorong yang
terbuat dari beton atau galvanis. Dimensi parit diukur berdasarkan volume
maksimum pada saat musim penghujan deras dengan memperhitungkan
kemiringan lereng. Bentuk standar melintang dari parit umumnya trapesium.
Biasanya pembuatan paritan biasanya ideal diterapkan pada tambang open cast
atau kuari, karena dapat memanfaatkan gravitasi untuk mengalirkan air dari
bagian lokasi yang lebih tinggi ke lokasi yang lebih rendah. Sasaran akhir parit
adalah kolam atau sump yang akan menampung air sementara sebelum
dipompakan kepermukaan atau dialirkan ke sistem adit. Untuk sistem
penambangan dengan metode opet pit, paritan dapat diterapkan tetapi tegantung
kondisi dan situasi lokasi open pitnya.

5. Perimeter Drainage, adalah saluran yang dibuat di luar batas-batas areal


tambang, yang maksudnya mencegah masuknya air limpahan dan air hujan ke
dalam tambang.
6. Settling Pond, adalah suatu penyaliran berbentuk kolam yang berfungsi
sebagai kolam pengendapan semua air dari areal tambang, baik air tanah
maupan air hujan dan bertujuan untuk menjernihkan air yang keluar ke
perairan umum.

Gambar Lokasi Settling pond Progress JULY

7. Membuat sump di dalam front tambang (Pit)


Sump, adalah kolam penyaliran berbentuk sumuran dan berada pada elevasi
terendah (bukaan pit paling bawah) yang berfungsi menampung semua air di
lokasi tambang, baik air tanah maupun air hujan. Tata letak sump akan
dipengaruhi oleh sistem drainase tambang yang disesuaikan dengan geografis
daerah tambang dan kestabilan lereng tambang. Sistem ini diterapkan untuk
membuang air tambang dari lokasi kerja. Air tambang dikumpulkan pada
sumuran (sump), kemudian dipompa keluar baik ke sungai maupun ke tempat
pembuangan lainnya yang jauh dari lokasi tambang. Pemasangan jumlah pompa
tergantung pada kedalaman penggalian, dengan kapasitas pompa menyesuaikan
debit air yang masuk ke dalam lokasi penambangan.

Sistem penyaliran dengan membuat kolam terbuka dan paritan biasanya ideal
diterapkan pada tambang terbuka seperti open cast, kuari, dan terutama untuk
tambang terbuka yang memiliki banyak jenjang (bench) seperti open pit, karena
dapat memanfaatkan gravitasi untuk mengalirkan air dari bagian lokasi yang
lebih tinggi ke lokasi yang lebih rendah. Pompa yang digunakan pada sistem ini
lebih efektif dan hemat.

Gambar sump pada open pit.

8. Sistem Adit
Cara ini biasanya digunakan untuk pembuangan air pada tambang terbuka
yang mempunyai banyak jenjang. Saluran horisontal yang di buat dari tempat
kerja menembus ke shaft yang di buat disisi bukit untuk pembuangan air yang
masuk ke dalam tempat kerja. Pembuangan dengan sistem ini biasanya mahal,
disebabkan oleh biaya pembuatan saluran horisontal tersebut dan shaft. Sistem
adit ini sangat cocok digunakan untuk tambang terbuka open pit yang dalam, dan
daerah tersebut merupakan lembah yang memungkinkan dibuatnya sumuran
(shaft).

Gambar sistem penyaliran tambang dengan sistem adit.

9. Penyaliran Tambang (Mine drainage)


Penyaliran tambang adalah mencegah air masuk ke lokasi penambangan
dengan cara membuat saluran terbuka sehingga air limpasan yang akan
masuk ke lubang bukaan dapat langsung dialirkan ke luar lokasi
penambangan. Upaya ini umumnya dilakukan untuk penanganan air tanah
yang berasal dari sumber air permukaan. Beberapa metode penyaliran
tambang (mine drainage) adalah sebagai berikut:
a. Metode Siemens
Pada tiap jenjang dari kegiatan penambangan dibuat lubang bor
kemudian ke dalam lubang bor dimaksukkan pipa dan disetiap bawah
pipa tersebut diberi lubang-lubang. Bagian ujung ini masuk ke dalam
lapisan akuifer, sehingga air tanah terkumpul pada bagian ini dan
selanjutnya dipompa ke atas dan dibuang ke luar daerah penambangan.

b. Metode Pemompaan Dalam (Deep Well Pump)

Metode ini digunakan untuk material yang mempunyai permeabilitas


rendah dan jenjang tinggi. Dalam metode ini dibuat lubang bor kemudian
dimasukkan pompa ke dalam lubang bor dan pompa akan bekerja secara
otomatis jika tercelup air. Kedalaman lubang bor 50 meter sampai 60
meter.

c. Metode Elektro Osmosis


Pada metode ini digunakan batang anoda serta katoda. Bilamana elemenelemen dialiri arus

listrik maka air akan terurai, H+ pada katoda (di

sumur besar) dinetralisir menjadi air dan tertumpu pada


dihisap dengan pompa.

d. Small Pipe With Vacuum Pump

sumur

lalu

Cara ini diterapkan pada lapisan batuan yang impermiabel


(jumlah

air

sedikit)

dengan

membuat

lubang

bor.

Kemudian di masukkan pipa yang ujung bawahnya diberi


lubang-lubang. Antara pipa isap dengan dinding lubang
bor diberi kerikil-kerikil kasar (berfungsi sebagai penyaring
kotoran) dengan diameter kerikil lebih besar dari diameter
lubang. Di bagian atas antara pipa dan lubang bor di
sumbat

supaya saat ada isapan pompa, rongga antara

pipa

lubang bor kedap udara sehingga air akan

terserap ke dalam lubang bor.

e. Metode kombinasi dengan lubang bukaan bawah tanah


Dilakukan dengan membuat lubang bukaan mendatar didalam tanah guna
menampung aliran air dari permukaan. Beberapa lubang sumur dibuat
untuk menyalurkan air permukaan kedalam terowongan bawah tanah
tersebut. Cara ini cukup efektif karena air akan mengalir sendiri akibat
pengaruh gravitasi sehingga tidak memerlukan pompa.

Anda mungkin juga menyukai