Dewatering adalah proses penurunan muka air tanah pada suatu wilayah tertentu dengan cara pemompaan melalui
sebuah sumur ataupun saluran. Pompa yang digunakan disebut pompa submersible (submersible pump) yang
nantinya disalurkan ke sumur-sumur dewatering (dewatering well atau well point) atau saluran-saluran (sump) untuk
memompa debit air.
Kontraktor yang tidak tahu atau abai akan keadaan dan perilaku air tanah ini dapat berpengaruh besar terhadap
kelancaran proyek. Tidak jarang aspek ini akan malah memperburuk pekerjaan kontraktor, mulai dari tertundanya
pelaksanaan proyek atau bahkan proyek harus didesain ulang.
1. Menentukan titik lokasi dewatering. Tim surveyor akan menentukan titik dewatering
yang berada dalam areal galian agar letak sumur dewatering tidak berada pada posisi pondasi
atau pile caps.
2. Apabila kontraktor menemukan adanya genangan air tanah akibat porositas tanah, maka
di dalam pelaksanaannya digunakan sistem dewatering dengan pit (lubang) pada beberapa lokasi
dengan dibuatkannya parit-parit. Air genangan tersebut dialirkan ke parit-parit sehingga berfungsi
sebagai subdrain.
3. Selanjutnya kontraktor membuat sumur dewatering.
4. Konsultan perencana bersama dengan kontraktor bekerjasama untuk menentukan tempat
pompa sum pit atau pompa permukaan yang akan dibuat dengan menyesuaikan kebutuhan di
lapangan.
5. Tim pelaksana menghitung perbandingan berat bangunan terhadap gaya up lift air tanah.
1. Predrainage Method
Predrainage method ini dilakukan dengan menurunkan muka air tanah sebelum penggalian dilakukan yaitu dengan
memompa debit air melalui sumur-sumur dewatering.
Tanah memiliki karakteristik berbutir seragam, relatif lepas, dan cadas (batu lunak) dengan banyak celah.
Debit air yang cukup besar sehingga mudah untuk dilakukan pemompaan.
Lebih diutamakan tidak di daerah padat penduduk, dikarenakan penggunaan metode ini dapat menggangu
atau merugikan bangunan di sekitarnya.
Tersedianya saluran drainase untuk membuang hasil air dewatering. Saluran tersebut harus dapat
menampung debit air per menitnya. Apaila tidak ada saluran drainase yang memadai, maka untuk mengatasi dengan
membuat sumur-sumur resapan sehingga air buangan tersebut dimasukkan kembali ke dalam tanah .
Prinsip kerja predrainage method adalah kontraktor menggunakan wellpoint system atau deep
well untuk menurunkan terlebih dahulu muka air tanah di daerah galian sampai di bawah elevasi rencana dasar
galian. Setelah menurunkan mua air tanah, kontraktor baru memulai pekerjaan galian.
Pertama kali pelaksanaan metode dewatering open pumping ini adalah membuat saluran (sump pit) di sekitar daerah
galian yang memiliki permukaan air tanah yang lebih rendah.
Tujuan pembuatan saluran sumpit adalah untuk mengumpulkan air permukaan dari rembesan air tanah maupun air
hujan. Metode ini dilakukan bersamaan dengan proses penggalian area yang akan digali.
Syarat untuk dapat dilakukannya dewatering dengan metode open pumping ini adalah :
Prisip kerja metode dewatering open pumping adalah penggalian dilakukan sampai pada kedalaman yang
direncanakan. Apabila selama proses penggalian ditemukan genangan air yang timbul, maka penggaliannya
dilakukan secara bertahap. Pada setiap tahapan galian, kontraktor membuat sumur kecil (sum pit) untuk penempatan
pompa isap sehingga dapat dilakukan proses pengeringan dan air sedotannya kemudian dibuang pada saluran yang
sudah ditentukan.
Karakteristik tanahnya berupa tanah lepas, berbutir seragam, cadas lunak dengan banyak celah.
Bangunan gedung sebelah sensitif terhadap penurunan muka air tanah.
Lokasinya tidak tersedia saluran pembuangan.
Prinsip kerja dewatering cut off method ini adalah kontraktor memotong aliran air dengan memancangkan dinding
penahan atau pembatas. Dengan metode cut off ini wilayah galian tersebut terbebas dari air tanah.
Apabila dilihat dari pergerakan air tanah, metode dewatering cut off ini paling baik dan praktis, karena tidak terjadi
aliran air tanah dan untuk daerah sekitar galian tidak akan mengalami penurunan muka air tanah. Namun terdapat
beberapa kelemahan dari pengerjaan dewatering dengan metode cut off, yaitu
Melibatkan banyak alat berat dalam pengerjaan dinding cut off yang menyebabkan cost biaya yang
dikeluarkan cukup tinggi.
Selama proses pemancangan dengan menggunakan alat berat dapat menggangu keamanan bangunan dan
kenyaman warga sekitar akibat getaran yang ditimbulkan.