Dewatering management system adalah upaya pengendalian air di tambang sehingga aktivitas
tambang dapat berjalan lebih produktif.
Limpasan hujan
Air tanah
Air tanah
Rembesan atau bocoran dari sumber air permukaan
Problem :
Kuantitas air yang masuk ke dalam tambang :
Kapan
Dimana
Berapa banyak
Geoteknik :
Pore pressures
Swelling or slaking of rocks
Lingkungan :
Kualitas air
Pengaruh terhadap sumberdaya air
Gambar 2
Air Limpasan
Air Tanah
Yaitu air yang masuk ke area tambang yang berasal dari :
Drain hole
Rembesan melalui sesar / kekar batuan
Gambar 3
Drain Hole
Curah Hujan
Curah Hujan diukur dalam mm, artinya tinggi kolom air dalam mm per satu meter persegi.
Cara prakiraan curah hujan :
Sump
Sump Final/Temporary/Intermediate :
Sump dibentuk sesuai dengan design yang dibuat oleh Tim Engineering.
Sump dibentuk di area tanah asli (insitu).
Batas lokasi sump di buat minimum 100 meter dari toe dan menyediakan bench.
Area sekitar sump harus bebas dari material loose seperti spoil dan fine coal. Jika area
sekitar sump terdapat bench slope maka harus dibuat paritan/tanggulan untuk mencegah
air permukaan langsung masuk ke dalam sump.
Tersedia akses untuk kegiatan pemompaan dan pemeliharaan.
Memiliki fasilitas mud trap sehingga air tidak langsung masuk secara liar ke dalam sump.
Saat pembentukan awal, base sump harus bebas dari material lumpur atau spoil sehingga
air tidak keruh dan mengurangi sedimentasi yang memberikan beban lebih di area settling
pond sehingga menimbulkan isu lingkungan.
Sump intermediate (jika ada) dibuat pada lokasi mimimum 50 meter dari dinding
tambang dan jika dasar sump adalah material insitu berupa pasir atau jenis material lain
yang berpotensi sebagai peresap air (permeable) maka dasar sump harus dilakukan
perlapisan material impermeable yang dikompaksi atau sesuai rekomendasi Tim Geotek.
Sump temporary dibuat jika estimasi penggunaannya tidak lebih dari 3 bulan.
Fungsinya hanya sebagai flip flop saat eksekusi sequence. Namun jika estimasi lebih dari
3 bulan, maka harus dibentuk sump final.
Gambar 6
Main Sump
Gambar 7
Sump Intermediate
Mud trap pit dibentuk sesuai dengan design yang dibuat oleh Tim Engineering.
Mud trap pit dibentuk di area tanah asli (insitu), sedangkan mud trap outlet pompa dapat
dibentuk menggunakan tanah timbunan, konstruksi beton, dan lain-lain sesuai
rekomendasi pihak Enviro. Dimana jatuhan air outlet pompa ditahan menggunakan
susunan ban bekas.
Gambar 8
Mud Trap Pit pada Sump
Posisi mud trap pit harus berada dibagian luar area sump (inlet sump) dan berfungsi
sebagai pintu masuk semua air yang akan menuju ke sump. Posisi mud trap outlet pompa
berada di bagian luar ujung outlet pompa dan berfungsi sebagai pintu keluar air dari
pemompaan sump dan sebagai fasilitas sedimentasi material lumpur hasil pemompaan.
Gambar 9
Outlet Pompa
Drainase Pit :
Ditch/ Open Channel : Saluran biasanya dengan sisi atas terbuka berfungsi untuk mengalirkan air
secara grafitasi, diarea tambang biasanya diaplikasikan dalam bentuk :
Gambar 10
Open Channel
Gambar 11
Outer Drainage
Culvert : digunakan untuk menyeberangkan aliran air melewati jalan, tanggul dsb. Bahan2 yang
digunakan untuk culvert/ gorong-gorong :
Pipa Besi
Silinder beton
Box culvert beton
Pipa Corrugated, dll.
Gambar 12
Culvert
Pumping System
Gambar 13
Pumping System
Settling Pond
Yaitu kolam yang berfungsi untuk menampung air tambang sekaligus mengendapkan partikel-
partikel padatan.
Parameter air limbah (TSS, gradasi ukuran partikel tersuspensi, PH, dll) didasarkan pada :
1. Sediment pond
2. Safety pond
3. Fasilitas treatment
4. Mud pond
5. Titik pentaatan
6. Drying pond
Gambar 14
Settling Pond
1. Sediment Pond
Fungsi :
Sediment Pond berfungsi untuk mengendapkan material yang relatif berat dengan ukuran 0.01
mm s/d 1 mm secara gravitasi tanpa penambahan bahan kimia.
Type sediment : gravel, sand, sandy silt
Lokasi :
Berada di awal proses pengolahan (sebelum air ditambahkan bahan kimia)
Proses :
Panjang jalur pengendapan sesuai target ukuran partikel yang akan diendapkan
Kecepatan air optimal untuk menghindari terjadinya clogging (jika terlalu lambat)
ataupun erosi (jika terlalu cepat)
Dimensi dan jumlah kolam menyesuaikan rencana metode dan skedul maintenance
2. Safety Pond
Fungsi :
Safety Pond berfungsi untuk menampung sementara air limbah yang dihasilkan dari curah hujan
maksimum dalam jangka waktu pendek
Type sediment: silt, silty clay, clay
Lokasi :
Setelah sediment Pond, sebelum intake menuju mud pond
Proses :
Tampungan (Storage)
Pengendali banjir
Penyeragaman (Equalization)
Kriteria Desain :
Mampu menahan debit runoff dan pompa saat hujan tinggi berdasarkan Periode Ulang
Rencana
Memungkinkan untuk mengalirkan air secara grafitasi ke mud pond
Tersedia dead storage untuk tampungan lumpur sesuai dengan umur rencana atau rencana
maintenance
Gambar 15
Konsep Air di Safety Pond
3. Fasilitas Treatment
Fungsi :
Fasilitas Treatment berfungsi sebagai fasilitas pengaturan debit dan lokasi penambahan bahan
kimia (flokulan/koagulan/Ph adjuster) yang memungkinkan terjadinya proses pengadukan
dengan air yang akan di olah baik pengadukan cepat (rapid mixing) maupun pengadukan lambat
(slow mixing).
Lokasi :
Berada diantara safety pond dan mud pond
Proses :
Pengaturan debit
Injeksi bahan kimia
Kriteria Desain :
Pengaturan debit
Tersedia flokulator (tempat injeksi bahan kimia)
Gambar 16
Fasilitas Treatment
4. Mud Pond
Fungsi :
Mud Pond berfungsi memisahkan air dengan endapan yang terbentuk dari proses pencampuran
bahan kimia berupa koagulan dan flokulan dengan air limbah.
Lokasi :
Berada setelah fasilitas slow mixing dan sebelum titik pentaatan
Proses :
5. Titik Pentaatan
Fungsi :
Titik pentaatan berfungsi sebagai titik dimana perusahaan harus taat terhadap baku mutu air
limbah sesuai peraturan yang berlaku sekaligus di sebagai tempat dilakukannya monitoring dan
sampling air dari hasil pengolahan limbah.
Gambar 17
Titik Pentaatan
Gambar 18
Parameter Titik Pentaatan
6. Drying Pond
Fungsi :
Drying Pond berfungsi sebagai tempat untuk penirisan lumpur buangan dari proses maintenance
settling pond hingga dapat di lakukan proses trucking ke area disposal.
Lokasi :
Berada disekitar area setlling pond yang akan dilakukan maintenance.
Proses :
Gambar 19
Dewatering Report
Diposting oleh Dedy Waliyan di 08.56
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
uludan adalah tumpukan tanah yang dibuat memanjang menurut arah garis kontur atau
memotong lereng. Tinggi tumpukan tanah sekitar 25 – 30 cm dengan lebar dasar sekitar 30 – 40
cm. Jarak antara guludan tergantung pada kecuraman lereng, kepekaan erosi tanah, dan erosivitas
hujan. Semakin curam lereng, semakin pendek jarak guludan; semakin peka tanah terhadap erosi
semakin pendek jarak lereng; dan semakin tinggi erosivitas hujan, semakin pendek jarak lereng.
Untuk tanah dengan kepekaan erosinya rendah, guludan dapat diterapkan pada tanah dengan
kemiringan sampai 8 %. Penampang guludan disajikan pada Gambar 1. Guludan dapat diperkuat
dengan menanam rumput atau tanaman perdu.
Pada lereng yang lebih curam dari 8 % atau tanah yang lebih peka erosi, guludan mungkin tidak
akan mampu mengurangi erosi sampai batas laju erosi yang masih dapat dibiarkan. Dalam
keadaan ini dapat digunakan metode lain yaitu metode bersaluran. Guludan bersaluran juga
dibuat memanjang menurut arah garis kontur atau memotong lereng. Pada guludan
bersaluran di sebelah atas sejajar dengan guludan dibuat saluran, seperti tertera pada Gambar 1
(b). Ukuran guludan pada guludan bersaluran sama seperti guludan biasa, sedangkan kedalaman
saluran adalah 25 sampai 40 cm dengan lebar 30 cm.
Pada metode ini guludan diperkuat dengan tanaman rumput, perdu atau pohonan yang tidak
begitu tinggi dan tidak rindang. Guludan bersaluran dapat dibuat pada lereng sampai 12%.
Guludan bersaluran pada tanah permeabilitasnya tinggi dapat dibuat tepat menurut garis kontur.
Pada tanah yang permeabilitasnya rendah, guludan bersaluran dibuat berlereng terhadap
konsut sebesar tidak lebih dari satu persen menuju ke arah saluran pembuangan. Tujuannya
adalah agar air yang tidak dapat segera masuk ke dalam tanah disalurkan dengan kecepatan yang
rendah ke luar lapangan.