Manifold
AT ZULU F/S
Bangkitkan Energi Negeri
DAFTAR
ISI
Well
Completion
Well Diagram
(ESP)
Well Head
Manifold
Protection &
Control
Equipment
INTRODUCTION
Well di Zulu memiliki kedalaman berkisar antara 2500 3500
ft
Berada di Formasi Talang Akar dan Batu Raja termasuk zona
Bima.
Memiliki karakteristik minyak dengan viskositas tinggi (16 20
API).
Formasi Talang akar tersusun atas batuan pasir, batu lanau
dan batu serpih ketebalan dapat mencapai 400 -850 m
Batu Raja tersusun atas batuan carbonat, batu gamping.
Ketebalan formasi dapat mencapai 200 -250 m
WELL DATA
NUI
Aktif
ZUA
ZUD
ZUG
Well Aktif
9 (1,2,3ST, 4,6ST,
7,9,10,11)
10(1,2,3,4,5,7,8,9,10,11
)
8 ( 1,3,4,6,8,9,10,11)
Jumlah
Prod
2161
BOPD
1342
BOPD
1899
BOPD
WELL COMPLETION
Install
Casing
Perforat
ion
swabbin
g
CASING
FUNGSI CONDUCTOR
CASING:
a) MELINDUNGI AIR TAWAR
AGAR TIDAK
TERKONTAMINASI
PRODUCTION
CASING
LUMPUR PEMBORAN
b) MERUPAKAN
MENAHAN CASING
RUNTUHNYA
a)
DINDING LUBANG BOR
TERDALAM.
INTERMEDIATE CASING
Fungsi
casing :
b)
UNTUKsurface
MEMISAHKAN
a)
BERSAMA-SAMA
SEMEN
Menghindari
LAPISAN
PRODUKTIFgugurnya
DENGAN
LAPISAN
LAIN
lubang
pengaliran
MENUTUP LAPISAN
c) DIPASANG
lumpur SARINGAN /
BERTEKANAN
SCREEN
ATAU DILUBANGI/
Sebagai
tempat
PERFORASI
TINGGI/RENDAHBOP dan
kedudukan
well
headLAPISAN
MENUTUP
Menyangga
seluruh
KOROSIF.
berat rangkaian casing
berikutnya yang telah
dimasukkan kedalam
b)
CASING (LINER)
Liner merupakan selubung yang digantungkan kepada
casing yang sudah terpasang. Tujuannya penggunaan liner
antara lain :
Untuk menghemat pemakaian casing.
Menyesuaikan kekuatan menara.
3. GRADE CASING
GRADE
STRENGTH
- 25
25.000 PSI
H - 40
40.000 PSI
- 55
55.000 PSI
CONDUCTOR : 30, 16
N - 80
80.000 PSI
110.000 PSI
INTERMEDIATE
5/8, 7 5/8
: 10 3/4, 9 5/8, 8
PRODUCTION: 7, 5 , 4
MIN. YIELD
-110
PERFORATION
Adalah Pembuatan lubang menembus casing dan semen sehingga
terjadi komunikasi antara formasi dengan sumur yang
mengakibatkan fluida formasi dapat mengalir ke dalam sumur.
Jenis Perforator :
1. Bullet/ Gun Perforator
2. Jet Perforator
.Konidisi saat melakukan perforasi
> P formasi)
2. Underbalance (P hidrostatic lumpur < P formasi)
1. Overbalance (P
hidrostatic lumpur
PERFORATION (Overbalance)
Merupakan kondisi kerja di dalam sumur dimana tekanan
formasidikontrol oleh fluida/lumpur komplesi, atau dengan
kata lain bahwa tekanan hidrostatik lumpur (Ph) lebih
besar dibandingkan tekanan formasi (Pf), sehingga
memungkinkan dilakukan perforasi,pemasangan tubing
dan perlengkapan sumur lainnya.. Cara overbalance ini,
umumnya digunakan untuk :
Komplesi multizona.
Komplesi gravel-pack (cased hole).
Komplesi dengan menggunakan liner.
Komplesi pada casing intermediate.
PERFORATION (Overbalance)
Problem yang sering timbul dengan teknik overbalance
iniadalah :
Terjadinya kerusakan formasi (damage) yang lebih
besar,akibat reaksi antara lumpur komplesi dengan
mineral-mineralbatuan formasi.
Penyumbatan oleh bullet/charge dan runtuhan batuan.
Sulit mengontrol terjadinya mud-loss dan atau kick.
Clean-up sukar dilakukan.
PERFORATION (Underbalance)
Merupakan kebalikan dari overbalance, dimana tekanan
hidrostatik lumpur komplesi lebih kecil dibandingkan tekanan
formasi. Cara ini sangat cocok untuk formasi yang
sensitif/reaktif
dan umumnya lebih baik dari pada
overbalance, karena :
Dengan Ph<Pf, memungkinkan terjadinya aliran balik dari
formasi ke sumur, sehingga serbuk hasil perforasi (debris)
dapat segera terangkat keluar dan tidak menyumbat
hasilperforasi.
Meminimalisir terjadinya mud-loss dan skin akibat reaksi
antara lumpur dengan mineral batuan.
Clean up lebih cepat dan efektif
15
16
SWABBING
Yaitu pengisapan fluida sumur / fluida komplesi setelah
perforasi pada kondisi overbalance dilakukan, sehingga
fluida produksi dari formasi dapat mengalir masuk
kedalam sumur dan kemudian diproduksikan ke
permukaan.
SISTEM SWABBING
1. Penurunan Densitas Cairan
menginjeksikan lumpur yang mempunyai
densitas lebih kecil dari fluida yang berada di sumur,
sehingga densitas lumpur baru akan memperkecil
tekanan hidrostatik (Ph) fluida sumur, sehingga akan
terjadi aliran dari formasi menuju sumur produksi
selanjutnya ke permukaan
17
SWABBING (Contd)
2. Penurunan Kolom Cairan
. Dihisap
Dengan
memasukkan
karet
penghisap
(swabbcup) yang berdiameter persis sama dengan
tubing untuk swabbing. Dengan cara menarik
swabcup ke atas, maka tekanan dibawah
swabcup menjadi kecil sehingga akan terjadi surge
dari bawah yang akan mengakibatkan aliran.
. Ditimba
Timba dimasukkan melalui tubing, dimana
pada saat timba diturunkan, katup pada ujung
membuka dan bila ditarik katup tersebut akan
menutup. Dengan cara ini, maka suatu saat
tekanan formasi akan melebihi tekanan hidrostatik
kolom lumpur
18
DOWN HOLE
COMPLETION
1.
2.
3.
Open Hole
Cased Hole
Sand exclussion
TUBING
COMPLETION
1. Natural Flow
2. Artificial Lift
WELL HEAD
COMPLETION
1.
2.
3.
Christmast Tree
Casing Head
Tubing Head
20
Depth :
0 325 ft
Surface casing
Depth :
325 - 1417 ft
D : 13 3/8
Intermediate casing
Liner casing
Tubing
D : 9 5/8
D : 7
D : 2 7/8
Depth :
Depth :
Depth :
1417 2650 ft
2650 2820 ft
0 2560 ft
GRADE TUBING
GRADE
F - 25
25.000 PSI
H - 40
40.000 PSI
J - 55
55.000 PSI
N - 80
80.000 PSI
P -105
105.000 PSI
22
Safety Valve
25
Packer
Fungsi pokok dari packer
adalah memisahkan atau
mengisolasi annulus tubing casing dan membantu
efisiensi produksi.
Pump
Intake
Protector
Motor
Sensor
1 Joint 2-7/8 EUE 8Rd J-55
6.5 ppf Tubing
1 Joint 2-7/8 EUE 8Rd J-55
6.5 ppf Tubing
Mempertahankan fluida
reservoir dan tekanan
terisolasi dari casing
Mengisolasi casing/liner
yang bocor
Chrismast Tree
Well Head
Pressure
Gauge
Surface
Safety
Valve
Master
Valve
CHRISMAST TREE
Alat
ini
merupakan
susunan
valve
yang
berfungsi
sebagai
pengamanan
dan
pengatur aliran produksi
di permukaan.
The tubing
hanger
Pig Tail
28
To Open
SCSSV
Pull to Open
SSV
29
MANIFOLD
Production Manifold
Test Manifold
30
31
32
Sistem Proteksi
ZUD
ZUG
Pilot
Manifold
PSHH :
PSV
425
P:1400
PSLL: 35 PSV T :
1315
PSHH :
425
PSLL:
40
PSV P:
1470
PSV T:
1470
PSHH :
PSV P:
250
1470
PSLL: 40 PSV T:
1470
Test Separator
LSHH : 80%
LSLL:
20%
PSLL : 80
PSHH:
410
PSV: 655
LSHH : 80%
LSLL:
20 %
PSLL : 50
PSHH:
250
PSV: 500
LSHH : 80%
LSLL:
20% PSLL : 70
PSHH: 210
PSV: 655
33
Out going
PSHH : 250
PSLL: 80
PSHH : 250
PSLL: 50
PSHH : 100
PSLL: 25
34
TERIMA
KASIH