Anda di halaman 1dari 29

PRODUKTIVITAS FORMASI

 Secara umum produktivitas formasi


dapat dinyatakan sebagai suatu
akumulasi hidrokarbon dalam batuan
porus permeable untuk
memproduksikan fliuda yang
dikandungnya,
Productivity Index (PI)
Ukuran keproduktifan formasi secara sesaat
dapat dinyatakan sebagai yang kemudian
dikembangkan sebagai Inflow Performance
Relationship (IPR)
namun sebelum membahas mengenai
produktivititas formasi tersebut, maka akan
dijelaskan terlebih dahulu tentang dasar –
dasar yang berhubungan dengan produktivitas
formasi
IPR
 Inflow Performance Relationship (IPR) adalah
suatu parameter yang menunjukkan
produktivitas suatu sumur yang ditampilkan
dalam bentuk kurva hubungan antara tekanan
alir dasar sumur dengan laju produksi.
Berdasarkan pada kondisi tekanannya,
kelakuan fluida dalam media berpori dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu di atas tekanan
bubble point (Pb) dan di bawahnya
Aliran Fluida dalam Media Berpori

 Aliran fluida adalah suatu gejala perpindahan


zat akibat gerakan-gerakan massa materi zat,
dimana fluida dapat berupa gas atau cair atau
kedua-duanya.
Aliran dalam media berpori
dipengaruhi :
 Sifat fisik dari batuan formasi
 Sifat fisik dari fluida yang mengalir
 Geometri dari sumur dan daerah
pengurasannya
 Perbedaan tekanan antara formasi produktif
dengan lubang sumur pada saat terjadi aliran
Hukum Darcy
Aliran Laminer
k dp
v
μ dL
v :kecepatan aliran, cm/sec
μ :viscositas fluida yang mengalir, cp
dp/dl :gradient tekanan, atm/cm
k :permeabilitas media berpori, darcy
P1 P P2
dP

Q A

dx
0 x L

Penampang Aliran Linier Melalui Media Berpori


Karena rate aliran ialah q = V x A, maka persamaan
Darcy menjadi :

kA dp
q
 dL
A : luas dari porous medium, cm2
Aliran Radial
kh( Pe  Pwf )
q  7.08
re
 o Bo ln
rw
q = rate aliran fluida, STB/hari
h = tebal lapisan produktif, ft
Pe = tekanan pada jarak re, psi
Pwf = tekanan alir dasar sumur, psi
re = jari – jari pengurasan, ft
rw = jari – jari sumur, ft
k = permeabilitas fluida, darcy
μo = viscositas fluida, cp
Bo = factor volume formasi minyak, bbl/STB
Produktivity Index (PI)

 Kemampuan suatu akumulasi hidrokarbon


dalam batuan porus untuk memproduksikan
fluida yang dikandungnya tergantung dari
produktivitas reservoir. Ukuran keproduktifan
reservoir ini dikenal dengan Productivity Index
(PI).
Konsep PI
 Produktivity Index ialah suatu index atau
derajat pengukuran kemampuan produksi
suatu sumur, yang didefinisikan sebagai
perbandingan antara rete produksi yang
dinyatakan dalam stock tank barrel per
hari dengan pressure draw-down.

 Kecuali secara khusus, PI didasarkan pada gross


liquid production, tapi ada juga yang
mendasarkan dengan rate produksi minyak (qo).
q
PI  J  STB/hari/psi
( Ps  Pwf )

 q = gross liquid rate, STB/hari


 Ps = tekanan static reservoir, psi
 Pwf = tekanan alir dasar sumur, psi
 Ps-Pwf = draw-down pressure, psi
Batasan PI
Kermitz E. Brown (1967) telah mencoba
memberikan batasan terhadap besarnya
produktivitas sumur, yaitu :
•PI rendah jika kurang dari 0.5
•PI sedang jika antara 0.5 sampai 1.5
•PI tinggi jika lebih dari 1.5
Faktor yang Mempengaruhi PI

Permeabilitas
Saturasi
Karakteristik fluida reservoir
- Kelarutan gas dalam minyak
- Faktor volume formasi minyak
Viscositas
Draw-down
Ketebalan lapisan
Mekanisme pendorong
Inflow Performance Relantionship (IPR)

 Untuk lebih memahami konsep Produktivity


Index, maka harga PI dianggap konstans,
tidak tergantung pada rate produksi sesaat

q
Pwf  Ps 
PI
Satu Fasa
Kurva IPR di Atas dan di Bawah Bubble Point Pressure
Dua Fasa
Persamaan VOGEL
2
qO  Pwf   Pwf 
 1.0  0.2    0.8  
 qO  max  Ps   Ps 

qo
q max  2
1 - 0,2 (Pwf/Ps) - 0,8 (Pwf/Ps)

Persamaan diatas hanya dapat digunakan bila


Pwf lebih kecil dari Pb (tekanan gelembung).
Sedangkan bila Ps di atas Pb maka sebagaian
dari kurva IPR merupakan garis linier dan
selanjutnya melengkung
Contoh
 Bila diketahui Ps = 2000 psi, Pwf = 1500 psi dan q
= 65 bbl/hari, maka grafik IPR dapat dibuat sebagai
berikut:
 PI = = 0,13 bbl/hari/psi
 qmax = 0.13 x 2000 = 260 bbl/hari
 Buat sumbu koordinat seperti pada Gambar 1
kemudian plot 2000 psi pada sumbu tekanan (Pwf)
dan 260 bbl/hari pada sumbu laju produksi (q).
 Hubungkan dengan garis-lurus kedua titik tersebut,
garis hubung ini adalah IPR satu-fasa.
Ps
2000

Pwf
tan  = PI
1000

Q mak
0
100 200 260
q

Gambar 1. Grafik IPR untuk Aliran Fluida Satu-Fasa


IPR 2 Fasa
Kasus Ps < Pb
• Pada kondisi ini prosedur pembuatan IPR adalah
sebagai berikut:
• Dengan menggunakan Persamaan

2
qO  Pwf   Pwf 
 1.0  0.2    0.8  
 qO  max  Ps   Ps 
 Tentukan qmax berdasarkan data tes produksi dan
tekanan.
 Secara tabulasi buat hubungan antara Pwf vs q, dengan
menggunakan diatas atau dengan kurva dasar IPR pada
Gambar dibawah ini. Harga Pwf dianggap antara Pwf =
0 dan Pwf = Ps.
B O T T O M H O L E P R E S S UwRf/PER ),(PF R A C T IO N
1.0

O F R E S E R V O IR P R E S S U R E
0.8

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

PRODUCING RATE (q o/ (q o ) max), FRACTION


OF M AXIM UM

Inflow Performance Relationship untuk 2 fasa


• Buat sumbu koordinat, tekanan pada sumbu tegak
dan laju produksi pada sumbu datar.
• Plot pada kertas grafik hasil tabulasi pada langkah
#2.
• Hubungkan titik-titik tersebut, garis ini merupakan
IPR.
Contoh
Diketahui
Ps = 2000 psi,
Pwf = 1500 psi,
Pb = 2100 psi
qo = 65 bbl/day, maka penyelesaiannya adalah
sebagai berikut:
Dengan Persamaan Vogel 2
fasa

2
65  1500   1500 
 1  0.2   0.8 
qmax  2000   2000 
65
 0.40
qmax

65
qmax   162.5 bbl/hari
0.40
Tabulasi
Pwf q
Pwf q
Ps q max
0 0.00 1.00 162.50
500 0.25 0.90 146.25
1000 0.50 0.70 113.75
1500 0.75 0.40 65.00
2000 1.00 0.00 0.00
2000
Tekanan Alir (Pwf), psi

1500

1000

500

0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180

Laju Produksi (q), bbl/hari

Kurva IPR untuk Aliran Dua-fasa


Pada Kasus Ps < Pb
Kasus Ps > Pb

Anda mungkin juga menyukai