Anda di halaman 1dari 59

REFRESHING

TEKNIK & PERALATAN


PRODUKSI
TK. OPM-OPT
PPSDM MIGAS, 2021
ADALAH OPERASI PRODUKSI MULAI DARI:
 RESERVOIR – LUBANG SUMUR
 LUBANG SUMUR – KE PERMUKAAN /
CHRISTMASS TREE (MELALUI TUBING)
 CHRISTMASS TREE – SEPARATOR
 SEPARATOR – TANKI
1. MENGANGKAT FLUIDA RESERVOIR MIGAS KE
PERMUKAAN
2. MENGALIRKAN PRODUKSI KE STASIUN PENGUMPUL/
BLOCK STATION/GATHERING STATION
3. MELAKUKAN PROSES SEPARASI
4. MELAKUKAN PENGUKURAN SUMUR
5. MELAKUKAN PERAWATAN PERALATAN PRODUKSI
6. MENGATASI PERMASALAHAN PRODUKSI SUMUR
7. MENGALIRKAN PRODUKSI (MINYAK DAN GAS) KE
PEMAKAI
TAHAPAN
PRODUKSI
PRIMARY RECOVERY

sumur selesai dibor dan telah dilakukan well


 Setelah
completion, maka tahap selanjutnya adalah 
memproduksikan sumur.
 Untukmemproduksikan suatu sumur migas, ada beberapa
tahap produksi, antara lain:
a) Primary Recovery
b) Secondary Recovery
c) Tertiary Recovery
PRIMARY RECOVERY

METODA PRODUKSI DIBAGI 2 :


1. MENGALIR DENGAN SENDIRINYA (NATURAL FLOWING WELL).
2. PENGANGKATAN BUATAN (ARTIFICIAL LIFT).
a. SEMBUR BUATAN (GAS LIFT) (McMurry, Camco, Otis)
b. POMPA:
 ELECTRIC SUBMERGIBLE PUMP (ESP) (Reda,Odi, Centrilift)
 SUCKER ROD PUMP (SRP/BTPU)
 HYDRAULIC PUMPING UNIT
 PROGRESSIVE CAVITY PUMP (PCP)
NATURAL FLOWING
WELL
NATURAL FLOWING WELL

Sumur dikatakan flowing apabila:


1. Tenaga dorong dari reservoir cukup besar.
2. Mampu mengatasi hambatan yang
dilaluinya, mulai dari reservoir sampai separator.
(Pr  Pwf  Pt  Pch Pfl  Psep)
3. Umumnya ditemukan pada awal sumur
diproduksikan.
NATURAL FLOWING WELL
ANALISIS FLOWING WELL
a) Kelakuan Aliran Fluida Reservoir
(Pr - Pwf) (P1)
a) Vertical Lift Performance
(Pwf – Pt)  (P2)
a) Bean Performance
(Pchoke – Pfl)  (P3)
a) Horizontal Performance
(Pflow Line – Psep.) (P4) Pst = Pr

Pwf
INFLOW PERFORMANCE RELATIONSHIP (IPR)

IPR adalah GRAFIK hubungan antara KAPASITAS PRODUKSI (Qo)


dengan TEKANAN ALIR DASAR SUMUR (Pwf), yang dipengaruhi
oleh:
 Sifat fisik FLUIDA dan BATUAN reservoir
 GEOMETRI dari suatu SUMUR dan DAERAH
PENGURASAN
 Jenis TENAGA DORONG reservoir (DRIVE
MECHANISM)
INFLOW PERFORMANCE RELATIONSHIP (IPR)
A
Pr
𝟎𝑩 Keterangan:
 𝑻𝒂𝒏 𝜽 =
𝟎𝑨
= 𝑱 = 𝑷𝑰
1) Titik A  Qo = 0 BPD,
Pwf = Pr
2) Titik B  Qo = Qo
Pwf (max), dimana Pwf = 0

0 B
0 Qo
Gambar : Grafik IPR Aliran 1 (satu) Fasa
INFLOW PERFORMANCE RELATIONSHIP (IPR)
Pt
Tes sumur
Flow Rate1 = 1.030 B/D, Pwf1 = 700 Psi
Pr = 1650 Psi
Flow Rate2 = 550 B/D, Pwf2 = 1.150 Psi
1500
Ditanya:
Pwf2=
a. Grafik IPR
1150 Psi b. Tekanan Reservoir
c. Laju Produksi Maks.
1000

Pwf1=
700 Psi
Pwf
500

Q2 = Q1 =
550 B/D 1030 B/D

500 Pst = Pr
1000
QMax = 1700
1500

B/D Pwf
Flow Rate, B/D
INFLOW PERFORMANCE RELATIONSHIP (IPR)

Besar kecilnya aliran fluida formasi menuju lubang sumur


dipengaruhi oleh Productivity Index (PI).
PI adalah kemampuan sumur berproduksi (Q ) per-hari, pada
perbedaan antara tekanan Reservoir (Pr) dengan tekanan
alir dasar sumur (Pwf), BPD/PSI.

𝑸 ALIRAN FLUIDA
𝑷𝑰 = 1 (SATU) FASA
𝑷𝑹 − 𝑷𝒘𝒇
2
𝑄𝑂 𝑃𝑤𝑓 𝑃𝑤𝑓 ALIRAN FLUIDA
= 1 − 0.2 − 0.8 2 (DUA) FASA
𝑄𝑂 𝑚𝑎𝑥 𝑃𝑅 𝑃𝑅
INFLOW PERFORMANCE RELATIONSHIP (IPR)
Contoh : Laju Alir 2 fasa
𝑄𝑂
Diketahui: Ps = 2000 Psi = 1 − 0.15 − 0.45
Pwf = 1500 Psi 𝑄𝑜 𝑚𝑎𝑥
Qo = 65 BPD
65
Ditanya: Buat IPR = 0.4
𝑄𝑜 𝑚𝑎𝑥
Jawab:
2
𝑄𝑂 𝑃𝑤𝑓 𝑃𝑤𝑓 65
= 1 − 0.2 − 0.8 𝑄𝑜 𝑚𝑎𝑥 = = 162.5𝐵𝑃𝐷
𝑄𝑜 𝑚𝑎𝑥 𝑃𝑅 𝑃𝑅 0.4
2
𝑄𝑂 1500 1500
= 1 − 0.2 − 0.8
𝑄𝑜 𝑚𝑎𝑥 2000 2000
INFLOW PERFORMANCE RELATIONSHIP (IPR)
Vogel Qo/qo
Pwf, psi (Pwf/Pr) Qo, BPD
2500
(max)
0.00 0.00 1,00 162.50
500.00 0.25 0,90 146.25
2000
1000.00 0.50 0,70 113.75
65 B/D 1500.00 0,75 0,40 65.00
1500
2000.00 1,00 0,00 0.00
Psig

114 B/D 𝟐
Pwf,

𝑸𝑶 𝟓𝟎𝟎 𝟓𝟎𝟎
1000 = 𝟏 − 𝟎. 𝟐 − 𝟎. 𝟖 = 𝟎. 𝟗
𝑸𝒐 𝒎𝒂𝒙 𝟐𝟎𝟎𝟎 𝟐𝟎𝟎𝟎
2
𝑄𝑂 𝑃𝑤𝑓 146
𝑃 B/D 𝟐
𝑤𝑓 𝑸𝑶 𝟏𝟎𝟎𝟎 𝟏𝟎𝟎𝟎
500
= 1 − 0.2 − 0.8 𝑸𝒐 𝒎𝒂𝒙
= 𝟏 − 𝟎. 𝟐
𝟐𝟎𝟎𝟎
− 𝟎. 𝟖
𝟐𝟎𝟎𝟎
= 𝟎. 𝟕
𝑄𝑜 𝑚𝑎𝑥 𝑃𝑅 𝑃𝑅
Qo(max) =
162,5 B/D
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
LAJU ALIR, BLPD
INFLOW PERFORMANCE RELATIONSHIP (IPR)
KELAKUAN ALIRAN FLUIDA DALAM RESERVOIR
DIANGGAP RADIAL, DENGAN FORMULA (DARCY)
𝟎. 𝟎𝟎𝟕𝟎𝟖𝟐 𝒙 𝒌 𝒙 𝒉 𝑷𝒓 − 𝑷𝒘𝒇
𝑸𝒐 =
𝝁𝒐 𝒙 𝜷𝒐 𝒙 𝒍𝒏 𝒓𝒆 𝒓𝒘
dimana: Qo = Laju produksi minyak BPD
k = Permeabilitas batuan, mD
h = Tebal formasi produktif, Ft, m
Pr = Tekanan reservoir, Psi
Pwf = Tekanan alir dasar sumur, Psi
o = Viscositas minyak, Cp
o = Factor volume formasi minyak, RB/STB
re = Jari-jari pengurasan, Ft, m
rw = Jari-jari sumur, Ft, m
INFLOW PERFORMANCE RELATIONSHIP (IPR)

TEKANAN ALIR DASAR SUMUR DAPAT DIKETAHUI TANPA


MENURUNKAN ALAT EMR/HMR, DIHITUNG DENGAN
FORMULA:
FORMULA TERSEBUT BERLAKU,
Rumus:  D  1, 5
DENGAN SYARAT:
Pwf  Pc1   1. SUMUR TANPA PACKER
Gilbert  100  2. Pwf < Pb
Dimana : 3. ALIRAN SUDAH STEADY /
Pwf = Pressure well flowing, Psi MANTAP
Pc = Casing head pressure, Psia
D = Depth of tubing, thousands of feet
INFLOW PERFORMANCE RELATIONSHIP (IPR)

Example:
A flowing well: Depth = 3000 Ft
Pc1 = 550 Psig; Q1 = 42 BPD
Pc2 = 320 Psig; Q2 = 66 BPD
What is the: PI, Pst, Q potential?

 31.5  Plot this result as shown


Pwf 1  5651    595 psia  580 psig at point A

 100 
 31.5 
Pwf 2  3351    353 psia  338 psig
Plot this result as shown
at point B
 100 
Pst = 1000 Psig
PI = 0,1 BPD/Psi
VERTICAL LIFT PERFORMANCE
2) Vertical Lift Performance
(P wf – P t)  (P 2)
a) Analisis aliran fluida dari
dasar sumur ke permukaan.
melalui pipa tegak (tubing)
b) Pada aliran melalui tubing,
terjadi kehilangan tekanan
paling besar.
c) Faktor yang mempengaruhi
aliran fluida dari dasar sumur
sampai ke permukaan antara
lain:
VERTICAL LIFT PERFORMANCE
c) Faktor yang mempengaruhi aliran
fluida dari dasar sumur sampai ke
permukaan antara lain:
 Gesekan antara fluida formasi
dengan diameter dalam tubing.
 Gradient tekanan fluida, Psi/ Ft.
 Banyaknya gas yang terlarut
dalam cairan, SCF/BBL.
 Untuk menghitung pressure
loss di tubing digunakan kurva
“DPG”.
WELL HEAD & X-MASTREE
WELL HEAD PRESSURE, PSIG

PEMBACAAN PRESSURE GAUGE


 Satuan tekanan yang terbaca pada pressure
gauge kepala sumur ialah PSIG.
 Tekanan kepala tubing (Pt) besarnya
menunjukkan Tekanan Separator +
kehilangan tekanan di flow line.
 Posisi membaca pressure gauge yang benar
adalah Berhadapan Pressure Gauge.
 Satuan tekanan yang ditunjukan oleh
pressure gauge tertulis Ksc, singkatan dari
Kilogram-force per square centimeter.
WELL HEAD & X-MASTREE
Pt = 129,7 Psia

 Pembacaan tekanan kepala sumur


menunjukkan angka 115 psig, maka tekanan
absolut tersebut adalah 129,7 PSIA.
 Tekanan di kepala sumur sering di sebut
THP, PWH, Pt.
 Alat yang digunakan untuk mengukur
tekanan dinamakan Manometer.
 Untuk mengetahui bahwa sumur, pada
kondisi berproduksi normal maka tekanan
di kepala sumur menunjukkan Hasil
pencatatan test tidak berbeda jauh
dengan data kondisi normal
sebelumnya. Pst = Pr

Pwf
MASTER VALVE
Swab
valve
 Jenis valve yang
dipasang pada X-mastree
adalah Gate valve
dengan WP sesuai
tekanan alir dasar sumur.
 Lower master valve pada SSV
x-mastree ditutup
apabila Mengganti/
memperbaiki upper
master valve.
CHOKE
ADJUSTABLE CHOKE  Fungsi choke/bean adalah Mengatur Rate
UKURAN CHOKE= (1/64”) Produksi.
¼” = 16/64”  Untuk mengganti ukuran Choke tipe
½” = 32/64” Positive, pada X-Mastree jenis Single Wing
¾” = 48/64” adl dengan mematikan aliran.
 Adjustable Choke lebih mudah mengatur
diameter dibandingkan dengan Fixed
Choke.

 Apabila Flow rate mengalami perubahan,


maka Choke (fix choke) harus diganti.
 Bila diameter choke diperbesar, maka tekanan
kepala sumur (Pt) akan Menurun.
 Jika tekanan alir dasar sumur (Pwf) diperkecil,
maka Laju alir produksi (Q) membesar.
ALARM & SHUTDOWN SYSTEM

• Tekanan air supply pada “U” valve yang


benar adalah 15 psi – 60 psi.
• SET PRESSURE fungsinya untuk mengatur
High and low pressure pada “P” pilot.
ALARM & SHUTDOWN SYSTEM
• Fusible plug umumnya dipasang
pada tempat Kemungkinan ada
api.
• Fungsi FUSIBLE PLUG adalah
MENGABLAS AIR SUPPLY.
PERALATAN PRODUKSI
SURFACE EQUIPMENT &
SUB SURFACE EQUIPMENT
TUBING
SUB SURFACE EQUIPMENT
MIN. YIELD
GRADE STRENGTH
(PSI)
F-25 25.000
H-40 40.000 SPESIFIKASI TUBING
J-55 55.000  OD = DIAMETER LUAR, INCH  GRADE
 ID = DIMETER DALAM, INCH  BERAT NOMINAL , LB/FT
C-75 75.000  DD = DRIFT DIAMETER, INCH  JENIS SAMBUNGAN (NUE, EU, VAM DLL)
N-80 80.000  T = TEBAL DINDING TUBING, INCH  PANJANG TUBING
- Range I : 20 – 24ft
P-105 105.000
- Range II : 28 – 32ft

• Tubing mempunyai diameter ID, OD, NOMINAL, DRIFT.


• Yang dimaksud drift diameter pada tubing adalah ukuran diameter
tersbesar suatu alat yang dapat masuk kedalam tubing.
• Tubing dengan drift diameter 1,988 inchi artinya adalah diameter fishing
tool : 1,988“ yang dapat dimasukkan ke dalam tubing tersebut.
PACKER
SUB SURFACE EQUIPMENT
FUNGSI PACKER:
 Menyekat zona produksi dengan
annulus.
 Memisahkan formasi produksi yang
satu dengan formasi produksi yang
lain (multiple zone completion).
 Agar gas injeksi tidak masuk ke
formasi (pada sumur gas lift).
 Merupakan jangkar dari tubing
untuk mengurangi
ketegangan/stress tubing yang
berlebihan. Retrievable Packer
scssv
Pt = THP,
 SSSV JUGA DISEBUT DOWN HOLE Psig
SAFETY VALVE ATAU TUBING SAFETY
VALVE
 DIPASANG PADA RANGKAIAN TUBING DI
DALAM SUMUR
 ADA 2 TIPE : - FLAPPER TYPE VALVES
- BALL TYPE VALVES
 OPEN/CLOSED DIGERAKKAN TENAGA
HIDROLIK
 DIPASANG ± 300 FEET DIBAWAH
PERMUKAAN TANAH
 DIPASANG SEBAGAI PENGAMAN
PLATFORM, X-MASTREE
METODA PRODUKSI
ARTIFICIAL LIFT
GAS LIFT

 ADALAH SUATU CARA PENGANGKATAN FLUIDA DARI


DASAR SUMUR KE PERMUKAAN DENGAN
MENGGUNAKAN GAS BERTEKANAN TINGGI
 DIINJEKSIKAN KE DALAM SUMUR MELALUI KATUP-
KATUP GAS LIFT
 GAS YANG DIINJEKSIKAN MEMBANTU MENGANGKAT
FLUIDA KE PERMUKAAN
GAS LIFT

 Gas injeksi untuk gaslift berasal dari Sumur gas


tekanan tinggi, Separator dan scrubber,
Kompresor tekanan tinggi.
 Laju alir gas injeksi pada sumur gas lift setiap hari
diukur dalam satuan MMSCFD.
 lnjeksi gas pada sumur gaslift pada umumnya
Diatur, Dikontrol, Diukur.
GAS LIFT
Gas Lift System Networking
Surface system:
1) Compressor
2) Injection gas line
3) Injection gas manifold
4) Metering and control
5) Well head
6) Flow line
7) Production manifold
8) Separator
Sub-surface system:
1) Tubing/Casing
2) Tubing mandrel
3) Gas lift valve
GAS LIFT
 Side Pocket mandrell pada sumur
gas lift berfungsi sebagai tempat
duduknya gaslift valve.
GAS LIFT

 Dome pada katup gas lift


valve diisi dengan gas
Nitrogen.
ESP
 Electric Submergible Pump (ESP) adalah suatu jenis artificial lift
yang menggunakan pompa listrik di dalam sumur yang
menggunakan gaya centrifugal untuk mengangkat fluida ke
permukaan.
 ESP terdiri dari beberapa stage, dimana setiap stage terdiri dari satu
impeller dan diffuser yang dipasang pada shaft.
 Impeller berfungsi untuk memindahkan fluida dari satu stage ke
stage di atasnya.
 Diffuser yang merupakan bagian yang tidak berputar, berfungsi
untuk mengarahkan fluida ke stage berikutnya.
ESP
Komponen ESP: Komponen ESP:
A. Down hole: B. Surface:
 Motor, tenaga penggerak utama dari  Step down transformer, menurunkan
rangkaian ESP. voltage dari power line (13.2 KV) sesuai
 Protector, pelindung motor terhadap dengan hose power motor yang dipakai
“gangguan” di dalam sumur (misal  Switchboard, alat kontrol dan monitor
mencegah masuknya fluida ke dalam motor) kinerja down hole motor/ pump/power
 Gas separator/pump intake, pemecah cable.
gelembung gas supaya tidak mengganggu  Junction box (vent box), tempat
proses pemompaan. melepaskan gas ke atmosfir yang migrasi
 Pump, terdiri dari sejumlah stage untuk dari dalam sumur melalui power cable,
mengisap dan mendorong fluida ke supaya tidak mengganggu/
permukaan membahayakan sistem di switchboard.
 Power cable, sarana pengantar arus listrik
dari permukaan ke motor.
ESP
Cara kerja ESP
 Electric power atau listrik disuplai dari transformer (step down) melalui
switchboard. Pada switchboard, semua kinerja dari ESP dan kabel akan
dikontrol/dimonitor (amperage, voltage).
 Power akan diteruskan dari switchboard ke motor melalui power cable yang
terikat di sepanjang tubing dan di rangkaian ESP.
 Melalui motor, electric power akan dirubah menjadi mechanical power
yaitu berupa tenaga putaran.
 Putaran akan diteruskan ke protector dan pump melalui shaft yang dihubungkan
dengan coupling. Pada saat shaft dari pompa berputar, impeller akan ikut
berputar dan mendorong fluida yang masuk melalui pump intake atau gas
separator ke permukaan.
 Fluida yang didorong, secara bertahap akan memasuki tubing dan terus menuju
ke permukaan sampai ke GS.
ESP
SWITCHBOARD Fungsi SWITCHBOARD :
 Menghidupkan dan mematikan ESP.
 Memonitor kinerja ESP (recording chart).
 Mengontrol ESP terhadap overload dan underload.
Ammeter
chart
 Amper meter pada switch board ESP berfungsi
untuk mengukur Arus listrik.
 Untuk mengamati kerja sumur ESP dilakukan
melalui suatu alat yang disebut Ammeter chart.
ESP
JUNCTION BOX
FUNGSI:
 Membuang gas yang masuk melalui kabel.
 Merubah putaran motor.
 Mencegah agar gas tidak sampai ke switch
board.
ESP
MOTOR
a) Merupakan tenaga penggerak (prime mover).
b) Dipasang paling bawah.
c) Jenis motor listrik induksi 3 phase, yang
bekerja pada kecepatan putar 2.880 RPM
untuk frekuensi 50 Hz dan 3.450 RPM untuk
frekuensi 60 Hz.
d) Motor ini diisi dengan minyak yang bersifat
non conductive yang berfungsi sebagai
pelumas dan pendingin motor.

Gambar :
Motor induksi 3 phase
ESP
PROTECTOR
1) Protector dipasang diantara motor dengan
intake separator yang berfungsi sebagai
penyekat dan pelindung agar fluida didalam
sumur tidak masuk kedalam motor.
2) Disamping itu juga berfungsi untuk menjaga
keseimbangan tekanan didalam motor
dengan tekanan diluar motor yaitu tekanan
fluida dalam sumur saat motor bekerja.
ESP
Head

INTAKE PUMP/GAS SEPARATOR


1) Bila sumur tidak banyak mengandung gas, cukup
hanya menggunakan intake pump.
2) Tetapi untuk sumur yang mengandung gas, terutama
gas yang terlarut dalam minyak, maka dipakai gas
separator (untuk mencegah peristiwa gas lock)
didalam pompa dan untuk mencegah menurunnya
head capacity yang dihasilkan pompa. Prinsip kerja
alat ini adalah aliran produksi dari lubang sumur
menuju kearah bawah, sehingga memberi
kesempatan gas membebaskan diri.

Gambar : Gas Separator


ESP Upper Bearing
Shaft
Bushing

POMPA Stop Key

Housing

Impeller

 Pompa yang berfungsi untuk memindahkan


cairan sampai kepermukaan merupakan Diffuser

pompa centrifugal bertingkat banyak (multi Housing

stage).
Lower Diffuser

 Jumlah stage tergantung besarnya head


yang harus diatasi pompa.
 Satu stage terdiri dari satu IMPELLER dan satu Bushing

DIFFUSER. Intake Screen


Packing

 Impeller merupakan bagian yang berputar, dipasang pada


Base

poros pompa dan diffuser merupakan bagian yang diam dan


Bushing

dipress pada housing pompa. Coupling


Hex Cap Screw &
Lock Washer
ESP
POMPA
Daya motor ESP
Impeller dinyatakan dalam HP

MISAL: Diffuser

Jika HP per stages 2.5 HP, sedangkan


pompa ESP yang digunakan 70 HP, maka
stages yang diperlukan 28 stages
ESP Filler
Lead
Round Cable
Jacket
KABEL LISTRIK Conductor

Ada 2 (dua) jenis kabel sesuai


bentuknya, yaitu:
a) Round cable (bentuk bulat). Armor
Insulation Flat Cable
b) Flat cable (bentuk pipih).
c) Khusus kabel listrik yang digunakan untuk menghubungkan dengan motor
listrik digunakan kabel pipih (flat cable), sedangkan yang menempel
sepanjang tubing sampai dipermukaan digunakan kable bentuk bulat (round
cable).
d) Disamping itu kabel juga harus tahan terhadap temperatur dan tekanan
serta kedap terhadap resapan cairan. Oleh karena itu kabel biasanya
mempunyai konduktor dan isolasi/pembungkus yang baik dan berkualitas.
ESP
PUMP PERFORMANCE CURVE
Kurva yang menunjukkan hubungan
antara Flow Rate (Capacity)
dengan Head, Eficiency dan Hourse
Power.
 Head Capacity, (meter/feet)
 Pump Efficiency, (%)
 Hourse Power, HP
 Recommended Capacity Range
ESP
TOTAL DYNAMIC HEAD
Jumlah stage yang dibutuhkan suatu pompa agar
fluida dapat mengalir sampai ke penampungan.
Dimana :
TDH : Total Dunamic Head, feet
Hd : Vertical Lifting Head, feet
Ft : Friction Loss dalam Tubing, feet
Pd : Well head pressure (Pwh), feet
TDH  Hd  Ft  Pd

Pd 
Pwh x 2.31 ft / psi Total Dynamic Head
, feet Total Stages 
SG Head per Stage
ESP
PROBLEM & TROUBLE SHOOTING
 OVER LOAD (AMPER RENDAH)
 UNDER LOAD (AMPER TINGGI)
 MOTOR BURN OUT (MOTOR TERBAKAR)

 OVER LOAD dan UNDER LOAD bisa dengan cepat diketahui


oleh pumper / operator di lapangan dengan melihat
ammeter chart pada control panel.
 MOTOR BURN OUT untuk mengetahui motor terbakar
harus di cek oleh orang REDA SPECIALIST.
ESP
PROBLEM & TROUBLE SHOOTING
 Bila ESP terjadi underload maka
Ampere turun.
 Apabila Ampere meter turun
menunjukkan indikasi underload
karena HP turun.
 ESP akan shut down apabila
Overload, Gas locking, Underload.
ALUR PROSES PRODUKSI MIGAS
GAS PROCESSING
(AMINE, METERING
DEHYDRATION)
MP
COMPRE-
SSION
LP

FLOW OIL
MANIFOLD
SEPARATION TREATING METERING
TANKI

WATER
TREATING

www.themegallery.com
INJECTION

WELLS
GATHERING SYSTEM
FLOW LINE & MANIFOLD HEADER
 Manifold adalah sekumpulan valve dan
fitting yang berfungsi untuk Mengarahkan
aliran masuk ke separator yang
dikehendaki.
GATHERING SYSTEM
PIPE, FITTING & VALVE
 Pipa adalah benda tubular yang mempunyai diameter
dan tebal berfungsi sebagai sarana transportasi fluida
cair dan gas.
 Fitting dan Flange adalah bagian dari perpipaan yang
berfungsi sebagai sambungan dari satu pipa ke pipa
yang lainya, atau pipa dengan alat lainya.
 Valve adalah peralatan yang sangat vital digunakan
dalam sistem perpipaan untuk mengatur fluida di dalam
pipa.
GATHERING SYSTEM

PIPE, FITTING & VALVE


 Fungsi Check valve adalah Mencegah aliran balik.
 Ball valve dan Gate valve adalah Jenis valve dimana
aliran yang ditimbulkan lurus, hambatan dan pressure
drop kecil serta full bore (full open port).
 Cara membuka valve yang benar adalah Putar penuh
perlahan-lahan dan kembalikan 1/4 putaran.
 Pemberian grease pada gate valve bertujuan untuk
Agar ulir terlindung dari korosi dan tidak macet.
PIGGING

 Agar transportasi dengan menggunakan sistem perpipaan


dapat beroperasi secara efektif dan effisien, maka
perlu dilakukan inspeksi dan perawatan yang baik secara
berkala dengan cara Pigging.
 Pigging adalah kegiatan operasi meluncurkan suatu
alat yang disebut Pig ke dalam suatu pipa saluran melalui
tabung peluncur (Pig Launcher), menjalankannya pada
tekanan operasi dan menerima atau mengeluarkannya
dari dalam pipa saluran melalui tabung penerima (Pig
Reciever).
PIGGING
TUJUAN PIGGING:
 Membersihkan dinding
bagian dalam dari pipa
saluran.
 Memeriksa kondisi dinding
dalam dari pipa (internal
inspection).

 Kerja purging (buang udara) pada pig launcher pada aliran


minyak dengan cara Buka vent valve dan buka trap by pass valve,
sehingga cairan keluar dari vent valve, kemudian tutup vent valve.
 Pintu/closure/Pig receiver boleh dibuka jika Tekanan pada
pressure gauge = 0 psig, drain valve tetap terbuka.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai