Dosen Pengampu :
Patimah, S.Si., M.Farm., Apt.
Disusun oleh :
Alshiba Karinina ( P23135017006 )
Annisa Cita Amalia ( P23135017010 )
Danti Ayu Pramesti ( P23135017016 )
Dilla Kanitha ( P23135017021 )
Husnul Chotimah ( P23135017030 )
Indry Wulandari ( P2135017033 )
Larastiti Ayu Pandanwangi ( P23135017036 )
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berisikan informasi
mengenai mata kuliah Kromatografi. Dalam makalah ini terdapat beberapa ulasan mengenai Prinsip,
uraian instrument Kromatografi gas, sampai aplikasi kuantitatif dan kualitatif.
Penulis mengambil dari beberapa sumber dalam pembuatan makalah ini, dan diharapkan
makalah ini bisa menjadi sumber referensi untuk mata kuliah kromatografi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna untuk itu, saran serta kritik yang
membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata penulis ucapakan terima kasih.
2
DAFTAR ISI
2.6 Aplikasi
2.6.1 Analisa Kualitatif .............................................................................. 20
2.6.2 Analisa Kuantitatif ............................................................................ 21
2.6.3 Sumber Kesalahan ............................................................................. 22
2.6.4 Penerapan .......................................................................................... 26
Daftar Pustaka ................................................................................................................ 28
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Salah satu metode pemisahan yangg sering diterapkan adalah Kromatografi.
Kromatografi sendiri didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen-komponen
campuran diantara dua fase, yaitu cair dan padat. Banyaknya macam-macam
kromatrogafi dan salah satunya adalah Kromatografi Gas, dimana cara ini dapat
digunakan untuk setiap campuran dimana semua komponennya mempunyai tekanan uap,
serta suhu yang dipakai untuk proses pemisahannya. Tekanan uap atau keatsirian
memungkinkan komponen menguap dan bergerak bersama-sama dengan fase geraknya
yang berupa gas.
KG merupakan teknik analisis yang telah digunakan dalam bidang-bidang industri,
lingkungan, farmasi, minyak, kimia, klinik, forensik, dan makanan. KG dapat
diotomatisasi untuk analisis sampel padat, cair dan gas. Sampel padat dapat diekstraksi
atau dilarutkan dalam suatu pelarut sehingga dapat diinjeksikan ke dalam system KG,
demikian juga sampel gas dapat langsung diambil dengan penyuntik (syringer) yang ketat
terhadap gas.
4
Bab II
Pembahasan
Tangki gas bertekanan tinggi berlaku sebagai sumber gas pembawa. Pada
KG suhu-tetap, ketelapan kolom tidak berubah selama analisis. Suatu pengatur
tekanan digunalan untuk menjamin tekanan yang seragam pada pemasuk
kolom sehingga diperoleh laju aliran gas tetap. Pada sembarang suhu tertentu,
laju aliran yang tetap akan mengelusi komponen campuran pada waktu yang
khas ( waktu tambat ). Karena laju aliran tetap, komponen mempunyai kolom
gas pembawa yang khas ( volum tambat ).
Gas yang biasa dipakai ialah hidrogen, helium dan nitrogen. Gas pembawa
haruslah
a. Lembam untuk mencegah antaraksi dengan cuplikan atau pelarut ( fase
diam )
b. Dapat meminimumkan difusi gas
c. Mudah didapat dan murni
d. Murni
e. Cocok untuk detektor yang digunakan
6
Gambar 1.1 Rajah Van Deemter
Cara paling sederhana untuk mengukur laju aliran ialah dengan menggunakan
sukar aliran gelembung sabun dan jam-henti.
7
2.1.3 Memasukkan Cuplikan
Cuplikan harus dimasukkan ke dalam kolom sekaligus. Pemeriksaan cara
memasukkan cuplikan yang baik ialah dengan menaikkan suhu pemanas
tempat suntik dan memperkecil ukuran cuplikan. Bila salah satu dari kedua
faktor ini memperbesar jumlah pelat teori, artinya cara mencuplik tidak baik.
Cuplikan gas biasanya dimasukkan dengan semprit kedap-gas atau jalan kitar
cuplikan. Bila digunakan jalan kitar cuplikan, keterulangan lebih baik daripada
0.5% nisbi.
Zat cair ditangnani dengan semprit. Baru - baru ini gawai untuk menyuntikkan
zat padat langsung sudah dapat dibeli. Tetapi cara yang paling mudah untuk
zat padat ialah dengan melarutkannya dalam suatu pelarut yang tanggapannya
tidak mengganggu cuplikan yang dianalisis.
Rekaman
Yang dilakukan sekarang ini ialah menggunakan perekam gaftar carik
untuk memperoleh rekaman hasil yang permanen. Dianjurkan agar
menggunakan tanggapan skala penuh 1 mV dan 1 detik. Perekam jenis
potensiometer yang digunakan pada KG adalah suatu gawai penyetimbang
tegangan yang dijalankan servo. Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut :
motor penyetimbang B akan memindahkan penyadap pusat kawat-geser
potensiometer sehingga sinyal masukkan ( V¹ ) dari kromatograf
disetimbangkan dengan sinyal umpan balik ( V² ). Besarnya putaran motor
berbanding lurus dengan besarnya tegangan yang diukur. Putaran motor
dihubungkan dengan suatu pena yang mencatat perubahan tegangan
dengan berjalannua waktu, pada kertas gaftar.
9
Gambar 1.4 Bagian Perekam Potensiometri
10
2.3 Tempat Peyuntikan
Tempat penyuntikan merupakan pintu gerbang dimana contoh memasuki
sistem kromatografi gas. Tempat penyuntikkan dilengkapi dengan septum karet
silicon yang harus segera berubah kembali setelah penyuntikkan. Setelah disuntikkan
maka contoh harus segera berubah menjadi gas dan kemudian dibawa oleh gas
pembawa menuju ke kolom. Oleh karena itu, tempat penyuntikkan harus dipanaskan
diatas titik didih komponen atau diatas titik didih tertinggi komponen campuran, jika
yang akan dipisahkan merupakan campuran, namun tidak boleh terlalu tinggi (
overheating ) karena septum karet silicon akan menghasilkan gas yang akan menjadi
kontaminan.
Cuplikan yang ideal untuk KG harus mengandung hanya senyawa yang akan
dipisahkan dalam kolom dan, dalam kebanyakan hal, pelarut yang atsiri. Walaupun
cairan dan bahkan zat padat yang atsiri dapat disuntikkan langsung, kebanyakan
cuplikan dikromatografi berupa larutan di dalam pelarut organik dan kering, yang
konsentrasinya berkisar 1-10%. Bahan yang tidak atsiri atau bahan yang
keatsiriannya lebih rendah daripada cuplikan tidak boleh ada karena bahan itu akan
tertinggal pada ruang suntik dan merusak keefektifan kolom. Pelarut yang paling
umum ialah hidrokarbon bertitik didih rendah, etil eter, alcohol, keton.
2.4 Kolom
2.4.1 Kolom
2.4.1.1 Penyangga Padat
Penyangga yang optimum haruspunyabeberapasifatttusebagaiberikut:
a. Luaspermukaanjenis yang besarmulai 1 sampai 20m/gram
b. Strukturpori yang mempunyaigaristengah yang seragam
11
c. Kelembaban ,antaraksikimiadengancuplikandanpenyerapan yang
minimum
d. Partikelberbentuteratur ,ukuranseragam agar kemasanefisien.
e. Kekuatanmekaniktidakbolehpecahpecahketikaditangani.
12
Fase cair yang disarankan berdasarka jenis cuplikan
c. Cara menyalutdengancorong
1. Larutkan 20mg penyangga di dalam 100ml larutanfasecair yang
sesuaidalamlabusaring
13
2. Tekanandalamlabudikurangiselamabeberapamenitdenganmenggunakan
pompaarus air
3. Tekanandilepasdanlabudibiarkanselama 15 menit
4. Tuangkanbahankedalamcorongkacamasirdanbiarkanmenetesbebassam
paipenyanggamenurun
5. Rendahkantekananselamakirakira 5 menit
6. Tebarkanpenyanggadiataskertassaringsupayakering
2.5 Detektor
Detector kromatografi suatu gawai yang menunjukkan dan mengukur banyaknya
komponen yang terbisahkan dalam gas pembawa. Detector dibagi menjadi 2
golongan, yaitu :
a. Detector mengintegrasi
Detector yang memberikan tanggapan yang berbanding lurus dengan massa total
komponen dalam daerah yang dielusi
b. Detector mendiferensiasi
Detector yang menghasilkan tanggapan yang berbanding lurus dengan konsentrasi
atau laju aliran massa komponen yang dielusi. Contohnya detector hantar bahang
dan detector katarometer.
S = mv / (mg/cm3)
= ( mv . cm3) / mg
14
c. Tanggapan
Tanggapan detector adalah besarnya sinyal yang ditimbulkan oleh sejumlah
tertentu cuplikan. Atau dengan kata lain tanggapan detector pengionan sebagai
ukuran proses pengionan pada perubahan molekul cuplikan menjadi ion yang
terkumpulkan.
15
1. Unsur pengindera detektor hantar bahang
Sel hantar bahang terdiri darikawat pijar berbentuk spiral dipasang
didalam satu rongga yang terdapat dalam balok logam. kawat pijar terbuat
dari logam yang tahanan listriknya berubah sangat besar dengan
berubahnya suhu artinya ia mempunyai koefisien suhu tahanan yang
tinggi.
b. Suhu
Peningkatan suhu kawat pijar akan meningkatkan kepekaan detektor.
Tetapi suhu balok detektor harus diusahakan serendah mungkn agar
selisih (Tf-Tb) sebesar-besarnya. Suhu balok harus cukup tinggi agar
cuplikan tidak mengembun didalam detektor.
c. Gas pembawa
Pilihlah gas pembawa yang memmpunyai hantar bahang sebesar
besarnya. Hidrogen atau helium menghasilkan kepekaan tertinggi
untuk senyawa organik.
16
nitrogen, sulfurm dan subsituen halida meningkat. Detektor ini
mempunyai jangkauan dinamik yang llebar dan kepekaan 1000 kali
detektor konduktivitas termal.
He CS2 NH3CO
Ar COS CO
Kr H2S CO2
Ne SO2 H2O
Xe NO SiCl4
O2 N2O SiHCl3
N2 NO2 Sif4
Pemilihan laju aliran gas yang cocok umumnya pada aliran gas
pembawa 30 ml/menit, aliran hydrogen 30 ml/menit, dan aliran udara
300 ml/menit.
17
elektron memasuki detektor dan sebagian elektrin yang di panvarkan
gas pembawa tersebut akan ditangkap oleh komponen maka arus
komponen pada sirkuit eksternal akan berkurang dan ini menjadi
indikasi adanya komponen dalam contoh.
18
b. Keelektifan detektor
Detektor helium bersifat semesta, artinya dtektor ini memberi
tanggapan terhadap semua senyawa. Tetapi kepekaan yang tinggi
terhadap bocoran fase cair membatasi kegunaannya hanya untuk
menganalisis senyawa yang dapat dpisahkan pada Porapak dan kolom
padat aktif seperti alumina, arang, silika gel, berbagai ayakan molekul.
c. Penggunaan
Detektor helium telah digunakan pada penelitian diet dan penentuan
kapasitas difuasi24 gere dan shatting25 telah menunjukan analisis
sesepora dalam etilena, oksigen, argon, hidrogen, kabon monoksida,
nitrogen oksida tingkat kemurnian tinggi, dan hawa napas.
19
2.6 Aplikasi
2.6.1. Analisa Kualitatif
Waktu retensi (tR atau Rt) merupakan waktu antara saat penyuntikan dan
saat puncak mencapai maksimum. Waktu retensi ini dipengaruhi oleh berbagai
faktor yang berubah-ubah meliputi laju aliran fasa gerak, suhu kolom, jenis fasa
diam,
a. Penimbangan
Apabila suatu sample sediaan serbuk atau padat maka dilakukan
penimbangan baik setara ataupun seksama. Timbang seksama membatasi
toleransi ±0,1% dari nominal penimbangan. Misal kita akan menimbang
nominal 100 gram, maka syarat toleransi penimbangan adalah diantara 99,9
gr sampai dengan 100,1 gr. Ini memberi konsekuensi bahwa timbangan
yang kita pakai untuk menimbang, pada kalibrasi di titik 100 gr, harus
memiliki penyimpangan (error ditambah ketidakpastiannya) kurang dari
rentang syarat toleransi di atas.Jadi, Timbang Lebih kurang artinya toleransi
± 10%Timbang saksama artinya toleransi ± 0,1% dengan menggunakan
timbangan analitik dengan ketelitian 0,1 mg
b. Pelarutan
Setelah diperoleh hasil timbangan yang sesuai maka sampel dilarutkan
dengan pelarut yang sesuai, pelarut yang digunakan cukup 2/3 bagian dari
pelarut tersebut setelah dirasa larut (bening) maka ditara hingga batas yang
diinginkan apabila larutan tersebut tidak berwarna maka diamati dengan
20
miniskus bawah apabila larutan tersebut berwarna dan pekat maka
digunakan miniskus atas. Lalu larutan yang sudah di adkan di homogenkan.
c. Penyaringan
Larutan yang telah di homogenkan di saring agar meyakinkan bahwa larutan
tersebut tidak terkandung pengotor yang masih tersisa pada larutan tersebut
dengan melakukan penyaringan menggunakan kertas saring dan corong.
Melipat kertas saring dilakukan dengan benar agar hasil yang diperoleh
maksimal, dengan melipat kertas saring 3-4 kali untuk mengambil endapan
(pengotor) dan lipatan sampai kecil untuk pengambilan hasil filtrat.
d. Evaluasi
Setelah mendapatkan hasil filtrat, filtrate tersebut dimasukkan ke dalam
sebuah vial untuk diletakkan di tempat peninjeksi, disana di tempatkan vial
berisi sampel, baku dan limbah yang nantinya kromatografi gas tersebut
yang akan meninjeksi secara otomatis dengan urutan vial yang diletakkan.
Pengoperasian dilakukan dengan computer yang nantinya data sampel akan
muncul berupa waktu retensi yang digambarkan oleh sebuah puncak.
d. Metode adisi
Dalam metode adisi senyawa yang hendak ditentukan diukur terhadap
contoh lain yang mengandung sejumlah tertentu senyawa yang sama. Metode
ini cocok untuk yang banyak mengandung kotoran.
1. Faktor koreksi
Luas puncak senyawa tidak berbanding lurus dengan susunan dalam %
artinya senyawa yang berbeda mempunyai tanggapan detektor yang
berlainan. Karena factor koreksi harus ditentukan. Jika telah ditentukan,
factor koreksi dapat dipakai untuk menghitung susunan dalam %.
Karena detektor bekerja berdasarkan prinsip yang berbeda, maka factor
harus dihitung sesuai dengan jenis detektornya.
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐴/𝐹A
%A = Σ × 100
Luas/Faktor
24
A/W untuk masing-masing puncak dengan A/W benzena, berarti
bahwa faktor untuk benzene dianggap 1,00
𝑊𝑎.𝑊𝑏
Wb= 𝐹𝑏.𝐴𝑎
Wb : Bobot komponen b
Wa : Bobot senyawa baku a
Aa : Luas puncak senyawa baku a,hasil pengukuran
Ab : Luas puncak komponen b, hasil pengukuran
Fb : Faktor koreksi senyawa b nisbi terhada senyawa a pada bobot
yang sama.
25
b. Retensi Relatif
Untuk mencapai keseragaman penafsiran, simbol serta
definisi berikut ini digunakan dalam rumus-rumus pada
monografi.
2.6.4. Penerapan
Bahan Farmasi dan Obat
Kromatografi gas memegang peranan yang penting pada analisis
sediaan farmasi dan Obat. Kromatografi gas digunakan pada
pengendalian mutu, analisis sediaan baru, dan pada pemantauan
metabolit dalam cairan biologi.
Makanan
Nishimoto menguraikan cara kromatografi gas untuk
antioksidan dan pengawet. Biasanya kromatografi gas digabung
dengan kromatografi lapis tipis (KLT) dan kromatografi kolom untuk
memeriksa pemalsuan, pencemaran, dan penguraian makanan,
misalnya minyak zaitun, minyak babi, Olahan susu, dan peliat dalam
makanan.
Sisa Pestisida
Pada tahun 1939 Paul Muller menemukan manfaat DDT
sebagai insektisida.Sejak itu banyak senyawa sejenis telah disintesis
dan disemprotkan kepada tanaman pertanian dan dedaunan di seluruh
dunia. Karena banyak dari senyawa ini merupakan racun sistemik,
sudah jelas bahwa pengendalian dan analisis pestisida serta sisa
akhirnya banyak mendapat perhatian. Kromatografi gas memegang
peranan yang menonjol karena alat ini mempunyai detector yang
26
selektif dan peka untuk senyawa halogen organic dan senyawa
organofosfat.
Minyak Bumi
Kromatografi gas pertama kali dipakai secara luas dalam
industry minyak. Telah digunakan untuk memisahkan segala jenis hasil
minyak bumi, mulai gas hidrokarbon ringan sampai lilin, aspal, dan
minyak mentah.
27
Daftar Pustaka
Patimah, S.Si., M.Farm., Apt, dkk, Serial Buku ajar Kromatografi, Politeknik
Kementerian Kesehatan jakarta II Jurusan Analisa Farmasi dan Makanan.
28