DISUSUN OLEH :
Nama : Irwan
NIM : 1301028
Kelas : Geologi A
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang sudah memberi taufik, hidayah,
serta inayahnya sehingga kita semua masih bisa beraktivitas sebagaimana
seperti biasanya termasuk juga dengan penulis, hingga penulis bisa
menyelesaikan tugas pembuatan makalah Termodinamika yang berjudul
“Reaksipembakaransiklusdaya”.
Penulis juga tak lupa mengucapkan banyak terima kasih pada rekan-
rekan satu tim yang sudah membantu serta bapak / ibu guru yang sudah
membimbing penulis supaya penulis bisa membuat makalah sesuai
dengan ketentuan yang berlaku hingga jadi sebuah karya ilmiah yang
baik dan benar.
Penyusun
(Irwan)
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN................................................................................4
1.1. Latar belakang..............................................................................4
1.2. Rumusan masalah.........................................................................4
1.3. Tujuan + Manfaat.........................................................................4
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Dalam makalah ini, saya mengambil tema tentang Reaksi pembakaran siklus
daya. Saya memilih tema ini karena kami rasa materi ini sangat penting untuk
dipelajari karena Reaksi pembakaran siklus daya ini merupakan salah satu materi
dasar dalam kimia yang harus dikuasai. Di dalam makalah ini saya membahas tentang
konsep dasar dari Reaksi pembakaran siklus daya yang saya sajikan pada bagian awal
dari isi makalah. Hal ini saya lakukan karena saya menilai untuk memahami suatu
materi, kita harus tahu konsep dasarnya terlebih dahulu, setelah itu baru masuk ke inti
materinya. Reaksi pembakaran siklus daya merupakan materi yang harus dipahami
dengan baik karena didalamnya mencakup cukup banyak materi. Maka dari itu,saya
berusaha untuk membuat materi Reaksi pembakaran siklus daya dalam makalah ini
menjadi ringkas dan mudah dipahami.
Dapat menganalisis reaksi yang di butuhkan dan yang di hasilkan oleh reaksi
pembakaran
Selain itu diharapkan juaga makalah ini dapat digunakan untuk menambah
pengetahuan dan bermanfaat bagi kita semua. Oleh karena itu bagaimana
kecilnya suatu kegiatan mesti memiliki tujuan dan manfaat tertentu.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Gambar Siklus Carnot
Sebuah mesin nyata (real) yang beroperasi dalam suatu siklus pada
temperatur TH and TC tidak mungkin melebihi efisiensi mesin Carnot.
Sebuah mesin nyata (kiri) dibandingkan dengan siklus Carnot (kanan).
Entropi dari sebuah material nyata berubah terhadap temperatur.
Perubahan ini ditunjukkan dengan kurva pada diagram T-S. Pada
gambar ini, kurva tersebut menunjukkan kesetimbangan uap-cair (lihat
siklus Rankine). Irreversible sistem dan kehilangan kalor ke lingkungan
(misalnya, disebabkan gesekan) menyebabkan siklus Carnot ideal tidak
dapat terjadi pada semua langkah sebuah mesin nyata. Usaha yang
dihasilkan mesin kalor Carnot adalah
6
Q1= kalor yang diserap/dimasukkan (J)
Q2= kalor yang hilang/tidak terpakai (J)
Sehingga,
7
Persamaan di atas menunjukkan bahwa,
8
menaikkan suhu dan tekanan campuran udara dan uap bensin. Proses
pembakaran pada tekanan yang tinggi akan menghasilkan suhu dan
tekanan (P = F/A) yang sangat besar. Akibatnya gaya dorong (F = PA)
yang dihasilkan selama proses pemuaian menjadi sangat besar. Mesin
motor atau mobil menjadi lebih bertenaga. Walaupun tidak ditekan,
campuran udara dan uap bensin bisa terbakar ketika busi memercikkan
bunga api. Tapi suhu dan tekanan gas yang terbakar tidak terlalu tinggi
sehingga gaya dorong yang dihasilkan juga kecil. Akibatnya mesin
menjadi kurang bertenaga.
Proses perubahan bentuk energi dan perpindahan energi pada mesin
pembakaran dalam empat langkah di atas bisa dijelaskan seperti ini :
Ketika terjadi proses pembakaran, energi potensial kimia dalam bensin
+ energi dalam udara berubah menjadi kalor alias panas. Sebagian
kalor berubah menjadi energi mekanik batang piston dan poros engkol,
sebagian kalor dibuang melalui pipa pembuangan (knalpot). Sebagian
besar energi mekanik batang piston dan poros engkol berubah menjadi
energi mekanik kendaraan (kendaraan bergerak), sebagian kecil
berubah menjadi kalor alias panas sedangkan panas timbul akibat
adanya gesekan.
Secara termodinamika, siklus Otto memiliki 4 buah proses
termodinamika yang terdiri dari 2 buah proses isokhorik (volume tetap)
dan 2 buah proses adiabatis (kalor tetap).
Keterangan:
Q = panas yang keluar atau masuk sistem (joule)
ΔU = perubahan energi dalam (joule)
W= kerja yang diberikan sistem (joule)
Rancangan motor bakar diinginkan agar mampu mengubah sebanyak-
9
banyaknya energi panas menjadi gerak. Untuk itu diperlukan
pengetahuan teori mengenai efisiensi sistem tersebut. Dalam hal ini,
efisiensi dari siklus Otto ialah:
Dengan:
Qin ialah panas yang dimasukkan ke dalam sistem.
Pada siklus di atas D U = 0, karena pada akhir siklus posisi grafik
kembali ke titik semula (atau keadaan fluida pada akhir siklus sama
seperti pada awal siklus), sehingga:
Dengan:
Qout ialah panas yang dikeluarkan dari sistem
Dengan demikian, efisiensi siklus akan sebesar:
dan
10
Gambar mesin diesel pertama
11
Sehingga efisiensi siklus ialah Dalam hal ini cv/cp = k, sehingga
Proses penambahan panas pada 2-3 adalah pada tekanan tetap,
sehingga atau Proses 3-4 adalah adiabatik, sehingga atau
dengan mengganti T3 dengan ruas kanan pada persamaan (c), maka
Karena proses 1-2 adalah adiabatik, sedang V4=V1 (lihat grafik), maka
Atau
2.2 TERMOKIMIA
12
a) Azas Kekekalan Energi
Ditulis oleh Bambang Sugianto pada 11-06-2009
Telah disebutkan bahwa jumlah energi yang dimiliki sistem dinyatakan
sebagai energi dalam (U). Hukum I termodinamika menyatakan hubungan
antara energi sistem dengan lingkungannya jika terjadi peristiwa. Energi
dalam sistem akan berubah jika sistem menyerap atau membebaskan kalor.
Jika sistem menyerap energi kalor, berarti lingkungan kehilangan kalor,
energi dalamnya bertambah (ΔU > 0), dan sebaliknya, jika lingkungan
menyerap kalor atau sistem membebasakan kalor maka energi dalam sistem
akan berkurang (ΔU < 0), dengan kata lain sistem kehilangan kalor dengan
jumlah yang sama.
Energi dalam juga akan berubah jika sistem melakukan atau menerima kerja.
Walaupun sistem tidak menyerap atau membebaskan kalor, energi dalam
sistem akan berkurang jika sistem melakukan kerja, sebaliknya akan
bertambah jika sistem menerima kerja.
Sebuah pompa bila dipanaskan akan menyebabkan suhu gas dalam pompa
naik dan volumenya bertambah. Berarti energi dalam gas bertambah dan
sistem melakukan kerja. Dengan kata lain, kalor (q) yang diberikan kepada
sistem sebagian disimpan sebagai energi dalam (ΔU) dan sebagian lagi
diubah menjadi kerja (w).
Secara matematis hubungan antara energi dalam, kalor dan kerja dalam
hukum I termodinamika dapat dinyatakan sebagai berikut:
ΔU = q + W (6)
13
hanyalah merupakan perubahan bentuk energi. Energi listrik dapat diubah
menjadi bentuk energi kalor. Energi kimia dapat diubah menjadi energi listrik
dan energi listrik dapat diubah menjadi energi kimia. Agar tidak terjadi
kekeliruan dalam menggunakan rumus diatas, perlu ditetapkan suatu
perjanjian. Maka perjanjian itu adalah:
1. Yang diutamakan dalam ilmu kimia adalah sistem, bukan lingkungan
2. Kalor (q) yang masuk sistem bertanda positif (+), sedangkan yang keluar
bertanda negatif (-)
3. Kerja (w) yang dilakukan sistem (ekspansi) bertanda negatif (-) , dan yang
dilakukan lingkungan (kompresi) bertanda positif.
4. Yang diutamakan dalam ilmu kimia adalah sistem, bukan lingkungan.
14
5. Kerja dihitung dengan rumus:
W=-P(V1-V2) (7)
ΔU= q + w
=100 kJ – 5 kJ
= 95 kJ
15
Gambar 11 Aliran kalor pada reaksi eksoterm dan endoterm
Pada reaksi endoterm, sistem menyerap energi. Oleh karena itu, entalpi
sistem akan bertambah. Artinya entalpi produk (Hp) lebih besar daripada
entalpi pereaksi (Hr). Akibatnya, perubahan entalpi, merupakan selisih
antara entalpi produk dengan entalpi pereaksi (Hp -Hr) bertanda positif.
Sehingga perubahan entalpi untuk reaksi endoterm dapat dinyatakan:
ΔH = Hp- Hr < 0 ( 14 )
16
c)Persamaan Termokimia
Ditulis oleh Bambang Sugianto pada 09-06-2009
Persamaan reaksi yang mengikutsertakan perubahan entalpinya disebut
persamaan termokimia. Nilai ΔH yang dituliskan pada persamaan
termokimia disesuaikan dengan stokiometri reaksi. Artinya jumlah mol zat
yang terlibat dalam reaksi sama dengan koefisien reaksinya.
Oleh karena entalpi reaksi juga bergantung pada wujud zat harus dinyatakan,
yaitu dengan membubuhkan indeks s untuk zat padat , l untuk zat cair, dan g
untuk zat gas. Perhatikan contoh berikut . Contoh: Pada pembentukan
1a mol air dari gas hidrogen dengan gas oksigen dibebaskan 286 kJ. Kata
“dibebaskan” menyatakan bahwa reaksi tergolong eksoterm. Oleh karena itu ?
H = -286 kJ Untuk setiap mol air yang terbentuk. Persamaan termokimianya
adalah:
Atau
(karena koefisien reaksi dikali dua, maka harga ΔH juga harus dikali dua).
17
d) Pembakaran Sempurna dan Tidak Sempurna
Ditulis oleh Bambang Sugianto pada 16-06-2009
Pembakaran bahan bakar dalam mesin kendaraan atau dalam industri tidak
terbakar sempurna. Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon (bahan
bakar fosil) membentuk karbon dioksida dan uap air. Sedangkan pembakaran
tak sempurna membentuk karbon monoksida dan uap air. Misalnya:
C8H18 (l) +12 ½ O2 (g) –> 8 CO2 (g) + 9 H2O (g) ΔH = -5460 kJ
18
e)Kalor Pembakaran
Ditulis oleh Bambang Sugianto pada 15-06-2009
Reaksi kimia yang umum digunakan untuk menghasilkan energi adalah
pembakaran, yaitu suatu reaksi cepat antara bahan bakar denga oksigen yang
disertai terjadinya api. Bahan bakar utama dewasa ini adalah bahan bakar
fosil, yaitu gas alam, minyak bumi, dan batu bara. Bahan bakar fosil itu
berasal dari pelapukan sisa organisme, baik tumbuhan atau hewan.
Pembentukan bahan bakar fosil ini memerlukan waktu ribuan sampai jutaan
tahun.
Bahan bakar fosil terutama terdiri atas senyawa hidrokarbon, yaitu senyawa
yang hanya terdiri atas karbon dan hidrogen. Gas alam terdiri atas alkana
suku rendah terutama metana dan sedikit etana, propana, dan butana.
Seluruh senyawa itu merupakan gas yang tidak berbau. Oleh karena itu,
kedalam gas alam ditambahkan suatu zat yang berbau tidak sedap, yaitu
merkaptan, sehingga dapat diketahui jika ada kebocoran. Gas alam dari
beberapa sumber mengandung H2S, suatu kontaminan yang harus
disingkirkan sebelum gas digunakan sebagai bahan bakar karena dapat
mencemari udara. Beberapa sumur gas juga mengandung helium.
Bahan bakar fosil, terutama minyak bumi, telah digunakan dengan laju yang
jauh lebih cepat dari pada proses pembentukannya. Oleh karena itu, dalam
waktu yang tidak terlalu lama lagi akan segera habis. Untuk menghemat
penggunaan minyak bumi dan untuk mempersiapkan bahan bakar pengganti,
telah dikembangkan berbagai bahan bakar lain, misalnya gas sintesis (sin-
gas) dan hidrogen. Gas sintetis diperoleh dari gasifikasi batubara. Batu bara
merupakan bahan bakar fosil yang paling melimpah, yaitu sekitar 90 % dari
cadangan bahan bakar fosil. Akan tetapi penggunaan bahan bakar batubara
menimbulkan berbagai masalah, misalnya dapat menimbulkan polusi udara
yang lebih hebat daripada bahan bakar apapun. Karena bentuknya yang padat
terdapat keterbatasan penggunaannya. Oleh karena itu, para ahli berupaya
mengubahnya menjadi gas sehingga pernggunaannya lebih luwes dan lebih
19
bersih.Gasifikasi batubara dilakukan dengan mereaksikan batubara panas
dengan uap air panas. Hasil proses itu berupa campuran gas CO,H2 dan CH4.
Apabila energi yang digunakan untuk menguraikan air tersebut berasal dari
bahan bakar fosil, maka hidrogen bukanlah bahan bakar yang konversial.
Tetapi saat ini sedang dikembangkan penggunaan energi nuklir atau energi
surya. Jika proyek itu berhasil, maka dunia tidak perlu khawatir akan
kekurangan energi. Matahari sesungguhnya adalah sumber energi terbesar di
bumi, tetapi tekonologi penggunaan energi surya belumlah komersial. Salah
satu kemungkinan penggunaan energi surya adalah menggunakan tanaman
yang dapat tumbuh cepat. Energinya kemudian diperoleh dengan membakar
tumbuhan itu. Dewasa ini, penggunaan energi surya yang cukup komersial
adalah untuk pemanas air rumah tangga (solar water heater). Nilai kalor dari
berbagai jenis bahan bakar diberikan pada tabel 4 berikut.
Tabel 4. Komposisi dan nilai kalor dari berbagai jenis bahan bakar
20
f )Entalpi Pembakaran
Kata Kunci: Entalpi Pembakaran, Entalpi Penguraian
Ditulis oleh Bambang Sugianto pada 14-06-2009
Reaksi suatu zat dengan oksigen disebut reaksi pembakaran. Zat yang mudah
terbakar adalah unsur karbon, hidrogen, belerang, dan berbagai senyawa dari
unsur tersebut. Pembakaran dikatakan sempurna apabila karbon (c) terbakar
menjadi CO2, hidrogen (H) terbakar menjadi H2O, belerang (S) terbakar
menjadi SO2.
Perubahan entalpi pada pembakaran sempurna 1 mol suatu zat yang diukur
pada 298 K, 1 atm disebut entalpi pembakaran standar (standard enthalpy
of combustion), yang dinyatakan dengan ΔHc0 . Entalpi pembakaran juga
dinyatakan dalam kJ mol -1 .
Harga entalpi pembakaran dari berbagai zat pada 298 K, 1 atm diberikan
pada tabel 3 berikut.
21
0,7 kg L -1 (H = 1; C =12).
g )Entalpi Penguraian
Reaksi penguraian adalah kebalikan dari reaksi pembentukan. Oleh karena
itu, sesuai dengan azas kekekalan energi, nilai entalpi penguraian sama
dengan entalpi pembentukannya, tetapi tandanya berlawanan.
Contoh:
Diketahui ΔHf 0 H2O (l) = -286 kJ mol -1, maka entalpi penguraian H2O (l)
menjadi gas hidrogen dan gas oksigen adalah + 286 kJ mol-1
h.Entalpi Pembentukan
Ditulis oleh Bambang Sugianto pada 12-06-2009
Perubahan entalpi pada pembentukan 1 mol zat langsung dari unsur-
unsurnya disebut entalpi molar pembentukan atau entalpi
pembentukan. Jika pengukuran dilakukan pada keadaan standar (298 k, 1
atm) dan semua unsur-unsurnya dalam bentuk standar, maka perubahan
entalpinya disebut entalpi pembentukan standar (ΔHf 0). Entalpi
pembentukan dinyatakan dalam kJ per mol (kJ mol -1).
AB + CD ———-> AC + BD Δ H0 = x kJ/mol
22
Δ H0 adalah lambang dari perubahan entalpi pada keadaan itu. Yang
dimaksud dengan bentuk standar dari suatu unsur adalah bentuk yang paling
stabil dari unsur itu pada kondisi standar (298 K, 1 atm).
Contoh: Entalpi pembentukan etanol (C2H5OH) (l) adalah -277,7 kJ per mol.
Hal ini berarti: Pada pembentukan 1 mol (46 gram) etanol dari unsur-
unsurnya dalam bentuk standar, yaitu karbon (grafit), gas hidrogen dan gas
oksigen, yang diukur pada 298 K, 1 atm dibebaskan 277,7 kJ dengan
persamaan termokimianya adalah:2 C (s, grafit) + 3H2 (g) + ½ O2 (g) –
> C2 H5 OH (l) ΔH = -277,7kJ
23
i )Perubahan Entalpi Berdasarkan Energi Ikatan
Ditulis oleh Bambang Sugianto pada 08-06-2009
Energi ikatan didefinisikan sebagai energi yang diperlukan untuk
memutuskan 1 mol ikatan dari suatu molekul dalam wujud gas. Energi ikatan
dinyatakan dalam kilojoule per mol (kJ mol -1 )
24
j ) Perubahan Entalpi Berdasarkan Entalpi Pembentukan
Kalor suatu reaksi dapat juga ditentukan dari data entalpi pembentukan zat
pereaksi dan produknya. Dalam hal ini, zat pereaksi dianggap terlebih dahulu
terurai menjadi unsur-unsurnya, kemudian unsur-unsur itu bereaksi
membentuk zat produk. Secara umum untuk reaksi:
m AB + n CD —–> p AD + q CB
————————————————————————- +
25
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Inti dari reaksi pembakaran siklus daya adalah Reaksi yng membutuhkan 02 dan
akan menghasilkan H 20 +c02 . Pembakaran sempurna terjadi jika semua unsur C, H
dan S yang terkandung dalam bahan bakar bereaksi membentuk CO2, H2O dan SO2.
memberikan gambaran mengenai unjuk kerja dalam kondisi pengendaraan yang lebih
berat.
Kecenderungan bahan bakar untuk mengalami ketukan bergantung pada struktur
kimia hidrokarbon yang menjadi penyusun bensin. Pada umumnya, hidrokarbon
aromatik, olefin dan isoparafin mempunyai sifat antiketuk yang relatif baik,
sedangkan n – paraffin mempunyai angka oktan yang kurang baik, kecuali yang berat
molekulnya rendah.
SARAN
1. Sebagai generasi muda hendaknya kita memiliki pengetahuan yang luas dengan
banyak membaca referensi-referensi yang akurat dan dapat dipercaya.
2. Sebagai generasi penerus bangsa hendaknya kita mampu dan mau menyalurkan
ilmu yang dimiliki untuk dibagi kepada sesama sehingga bermanfaat dan tercipta
kelestarian lingkungan hidup
26
DAFTAR PUSTAKA
Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/berkas:Real_vs_Carnot.png
http://www.gurumuda.com
http://syairpuisiku.files.wordpress.com
http://dsupardi.wordpress.com/kimia-xi/termokimia/
BAB
27