Anda di halaman 1dari 4

Pembakaran dan Karakteristik Bahan Bakar Cair

Dionisius Andy Kristanto


Jurusan Teknik Fisika ITS, Surabaya, email: dionisius.andy12@mhs.ep.its.ac.id

Abstrak- Bahan bakar fosil merupakan sumber bahan nuklir (seperti Fisi nuklir atau Fusi nuklir). Berdasarkan
bakar yang paling banyak digunakan pada saat ini, wujudnya, bahan bakar dibedakan menjadi bahan bakar cair,
sebagai penggerak dari mesin bakar alat-alat padat, dan gas.
tranasportasi, maupun sebagai sumber bahan bakar dari
berbagai industry sampai power plant. bahan bakar fosil 1.2 Bahan Bakar Cair
memiliki karakteristik yang indentik, salah satunya adalah Bahan bakar cair adalah bahan bakar yang strukturnya
nilai kalor yang dapat dilepaskan (HHV), Pada praktikum tidak rapat, jika dibandingkan dengan bahan bakar padat
kali ini dilakukan perhitungan untuk HHV dari tiga molekulnya dapat bergerak bebas. Bensin/gasolin/premium,
sumber bahan bakar, yaitu : bensin, spirtus dan solar. Dari minyak solar, minyak tanah adalah contoh bahan bakar cair.
hasil percobaan dan analisa data, diperoleh HHV dari tiap Bahan bakar cair yang biasa dipakai dalam industri,
bahan bakar yaitu : bensin (31540.25 Kj/Kg), spirtus transportasi maupun rumah tangga adalah fraksi minyak bumi.
(6007.925 Kj/Kg) dan solar (34805.75 Kj/Kg). setelah itu Minyak bumi adalah campuran berbagai hidrokarbon yang
dicari hubungan nya dengan efisiensi dan factor ekonomi, termasuk dalam kelompok senyawa: parafin, naphtena, olefin,
sehingga didapatkan bahwa untuk memanaskan air dari dan aromatik. Kelompok senyawa ini berbeda dari yang lain
suhu 27 oC – 50 oC bahan bakar bensin sebagai bahan dalam kandungan hidrogennya. Minyak mentah, jika disuling
bakar paling murah dan efisien. akan menghasilkan beberapa macam fraksi, seperti: bensin
Kata kunci : bensin , fosil , solar , methanol atau premium, kerosen atau minyak tanah, minyak solar,
minyak bakar, dan lain-lain. Setiap minyak petroleum mentah
I. PENDAHULUAN mengandung keempat kelompok senyawa tersebut, tetapi
Saat ini bahan bakar merupakan suatu hal yang sangat perbandingannya berbeda.
penting bagi kehidupan manusia. Salah satu bahan bakar yang
banyak digunakan yaitu bahan bakar cair. Baik untuk 1.3 Karakteristik Bahan Bakar Cair
menggerakkan mesin mesin pembakaran alat-alat transportasi, Proses pembakaran adalah reaksi antara unsur-unsur yang
sebagai bahan bakar di berbagai industry, hingga untuk terkandung dalam bahan bakar dengan oksigen. Hasil dari
memanaskan boiler pada power plant.. proses pembakaran ini akan menghasilkan kalor dan cahaya.
Sebagian besar bahan bakar fosil, merupakan ikatan Reaksi pembakaran dari bahan bakar minyak dituliskan:
hidrokarbon jenuh yang memiliki kandungan karbon (C),
hidrogen (H), dan oksigen (O). Selain ketiga unsur utama
pembentuknya, bahan bakar juga memiliki kandungan unsur
lain seperti sulfur, nitrogen, maupun unsur-unsur yang lain.
Proses pembakaran yang terjadi pada bahan bakar tersebut Karakteristik bahan bakar cair adalah sebagai berikut:
merupakan reaksi yang terjadi antara unsur-unsur yang  Densitas
terkandng dalam bahan bakar dengan oksigen. Pada percobaan Densitas didefinisikan sebagai perbandingan massa bahan
ini dilakukan perhitungan untuk menentukan karakteristik bakar terhadap volum bahan bakar dengan acuan 25 C.
o
yaitu HHV dari beberapa bahan bakar cair, dan analisa Dimana densitas ini sangat berpengaruh paa perhitungan
terhadap efisiensi sistem bahan bakar menggunakan bahan kuantiitatif dan pengkajian kualitas penyalaan.
bakar cair dan juga untuk menganalisis energi yang dihasilkan
 Specific Gravity
bahan bakar cair dari aspek ekonomi.
Specific gravity adalah perbandingan berat sejumlah
volum minyak bakar terhadap berat air untuk volum yang
1.1 Bahan Bakar sama pada suhu tertentu. Dimana nilai specific gravity dari air
Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa ditentukan sama dengan 1.
diubah menjadi energi. Biasanya bahan bakar mengandung  Viskositas
energi panas yang dapat dilepaskan dan dimanipulasi. Merupakan ukuran ukuran resistansi bahan terhadap aliran.
Kebanyakan Viskositas mempengaruhi derajat pemanasan awal yang
bahan bakar digunakan manusia melalui diperlukan untuk handling, penyimpanan dan atomisasi yang
proses pembakaran (reaksi redoks) dimana bahan bakar memenuhi kriteria.
tersebut akan melepaskan panas setelah direaksikan  Titik nyala
dengan oksigen di udara. Proses lain untuk melepaskan energi
dari bahan bakar adalah melalui reaksi eksotermal dan reaksi
Titik nyala suatu bahan bakar adalah suhu terendah dimana f. Stopwatch
bahan bakar dapat dipanaskan sehingga uap mengeluarkan g. Bensin
nyala sebentar bila dilewatkan suatu nyala api. h. Spiritus
 Titik tuang i. Solar
Titik tuang suatu bahan bakar adalah suhu terendah
dimana bahan bakar akan tertuang atau mengalir bila 2.2 Prosedur Praktikum
didinginkan dibawah kondisi yang sudah ditentukan. Ini a. Peralatan dan bahan disiapkan
merupakan indikasi kasar untuk suhu terendah dimana bahan b. Massa bahan bakar spiritus ditimbang dengan
bakar minyak siap untuk dipompakan. timbangan digital dan dicatat pada tabel 1.1 hingga
 Nilai kalor akhirnya diletakkan pada cawan minyak tungku
Nilai kalor atas (HHV) dapat dihitung menurut persamaan bakar.
milik Dulong & Petit pada persamaan 1.1: c. Gelas ukur berisi air ditimbang dengan timbangan
digital dan dicatat pada tabel 1.1
d. Api pada cawan minyak dinyalakan
e. Air dipanaskan di atas tungku minyak hingga
temperature air naik sebesar ΔT
f. Api dimatikan ketika suhu telah mencapai 50oC
Dimana C adalah persentase unsur Karbon, H2 adalah g. Langkah a-f diulang kembali untuk bahan bakar yang
persentase unsur hidrogen, S adalah persentase unsur sulfur, berbeda
dan O2 adalah persentase unsur oksigen. Sedangkan nilai
kalor bawah (LHV) dapat dihitung dengan menggunakan 2.3 Prosedur Pengolahan Data
persamaan 1.2 di bawah ini a. Dihitung panas Qair yang diterima oleh m kg air
untuk perubahan temperatur ∆T pada penggunaan
bahan bakar
b. Dihitung nilai kalor bakar untuk mB1 kg dengan
 Kadar Abu (Ash) menggunakan hubungan persamaan nomor 1.1.
Pengujian kadar abu menggunakan cawan dan timbangan c. Dihitung efisiensi pembakaran dengan persamaan 1.4
digital. Untuk mendapatkan nilai kadar abu, maka dapat berikut
digunakan persamaan 2.3 berikut,

(1.4)
dimana, C = berat abu/residu (gr) dan A = berat bahan sebelum d. Dilakukan perhitungan yang sama seperti pada
pengabuan (gr). Umumnya, kadar abu berada pada kisaran langkah 1) – 3) untuk penggunaan bahan bakar lain
0,03 – 0,07 %. Abu yang berlebihan dalam bahan bakar cair kemudian melakukan analisis terhadap karakteristik
dapat menyebabkan pengendapan kotoran pada peralatan bahan bakar cair yang telah dihitung dari masing-
pembakaran. masing percobaan menggunakan varisasi jenis bahan
 Kadar Air (Moisture) bakar.
Kadar air menunjukkan banyaknya massa air dalam sebuah e. Dihitung harga energi yang dibutuhkan dalam
massa bahan bakar. Kadar air minyak tungku/furnace pada Rupiah dan melakukan analisis dengan melihat
saat pemasokan umumnya sangat rendah sebab produk perbedaan harga energi dari variasi bahan bakar.
disuling dalam kondisi panas. Batas maksimum 1% ditentukan
sebagai standar. III. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisa Data
II. METODOLOGI PERCOBAAN Berdasarkan hasil eksperimen yang telah
Dalam bagian ini akan dijelaskan mengenai peralatan dan dilakukan,didapatkan hasil analisa data sebagai berikut :
bahan serta langkah-langkah dalam praktikum 1 ini.
2.1 Peralatan Tabel 1 Hasil Pembakaran Bahan Bakar Cair
Peralatan yang digunakan dalam praktikum P-1 adalah Bahan m1 m2 Δm T1 T2
sebagai berikut : Bakar (kg) (kg) (kg) (°C) (°C)
a. Tungku bakar Bensin 0,174 0,172 0.002 27 50
b. Thermometer raksa Solar 0,244 0,241 0.003 28 50
c. Cawan minyak Spirtus 0,181 0,178 0.003 28 50
d. Breaker glass
e. Timbangan massa digital
Qair yang diterima air dengan perubahan temperature awal dibutuhkan untuk memanaskan air dari suhu 27 dan 28 derajat
T1=27 oC dan 28 oC, serta T2=50oC. celcius hingga 50 derajat celcius.

Tabel 3 Harga Bahan Bakar per Liter


No. Bahan Bakar Harga (Rp) / Liter
1 Bensin 7400
2 Spirtus 16000
3 Solar 6900

Dengan menggunakan data selisih berat sebelum dan sesudah


HHV dari ketiga jenis bahan bakar cair yang dipakai dapat pemanasan yang terdapat pada tabel 1, maka dapat dicari
dilihat dari tabel 2, yang mengacu pada standar yang telah volume yang terpakai untuk memanaskan air, sehingga jika
ditetapkan, sedangakan LHV didapat dari perhitungan dengan diketahui harga tiap-tiap bahan bakar per liter maka dapat
persamaan 1.2. dihitung harga yang diperlukan untuk memaskan air yaitu
pada tabel berikut.
Tabel 2 Nilai HHV dan LHV
Bahan bakar HHV (kj/kg) LHV (kj/kg) Tabel 4 Biaya yang dibutuhkan
Bensin 47300 44060 Bahan Harga Density Volume
Solar 45575 42335 No. (Rp) / Biaya
Bakar (kg/m3) terpakai
Liter
Spiritus 23000 19760
1 Bensin 7400 742 2,69 x 10-3 Rp19.9
2 Spirtus 16000 794.4 3,77 x 10-3 Rp 60.4
Dari tabel 1 dan tabel 2, didapatkan efisiensi dari masing- 3 Solar 6900 838.7 3,57 x 10-3 Rp 24.6
masing bahan bakar cair sebagai berikut.
B. Pembahasan
1. Efisiensi Bensin
Pada Praktikum kali ini, diperoleh data berupa selisih
η= massa bahan bakar cair setelah digunakan. Selisih massa inilah
yang digunakan untuk menentukan efisiensi bahan bakar cair.
Untuk memanaskan air dari suhu awal yaitu 27 oC dan 28 oC
η=
hingga 50 oC. Selisih massa dan HHV akan menentukan
η = 0,102 efisiensi dari bahan bakar cair. Dari data diperoleh efisiensi
bensin, solar, spiritus berturut-turut sebesar 10,2%, 6,75%, dan
η = 0,102 x 100 % = 10.2 % 13,3%. Efisiensi terbesar dimiliki oleh spirtus. Efisiensi bensin
dan solar lebih besar bensin. Hal ini ditandai pembakaran pada
bensin menghasilkan asap hitam yang banyak. Asam hitam
2. Efisiensi Solar dianggap sebagai residu. Bahan bakar yang paling efisien
η= adalah bahan bakar yang paling efisien didapatkan dari panas
yang tinggi tetapi menghabiskan sedikit bahan bakar (∆m
sedikit). Dengan efisiensi yang tinggi, bahan bakar spiritus
η= banyak digunakan untuk bahan sintesis pembuatan alcohol, zat
aditif untuk peningkatan nilai oktan pada bensin. Sedangkan
η = 0.067 dari segi ekonomi, besarnya biaya operasional dari sistem
pembakaran ini yautu pemanasa air dengan suhu awal antara
η = 0,067 x 100 % = 6.75 %
27 oC dan 28 oC hingga 50 oC dengan bahan bakar solar
sbesar Rp. 24.6, bahan bakar spiritus sebesar Rp. 60.4, dan
3. Efisiensi Spirtus bahan bakar bensin sebesar Rp. 19.6. Dari data tersebut sistem
pembakaran dengan bahan bakar spiritus memiliki biaya
η= operasional paling mahal. Hal ini dikarenakan spirtus
memiliki harga perliter yang paling mahal diantara ketiga
bahan bakar trsebut, yaitu Rp 16.000,-. sehingga spirtus lebih
η= cocok digunakan sebagai campuran atau zat aditif misalnya
untuk peningkatan nilai oktan pada bensin. Dari pada sebagai
η = 0.133 x 100 % = 13.3 % bahan bakar utama.

Setelah dilakukan perhitungan efisiensi dari tiap tipa bahan


bakar, berikut nya dilakukan analisa ekonomi, atau biaya yang
IV. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah
sebagai berikut :
 HHV merupakan salahsatu karakteristik dari bahan
bakar, dimana tiap tiap bahan bakar memiliki HHV
yang berbeda.
 Selisih masa awal dan akhir dari suatu bahan bakar
dan nilai HHV akan mempengaruri efisiensi dari
bahan bakar
 Spiritus memiliki efisiensi yang paling tinggi.
Efisiensi ini dilihat dari asap pembakaran yang
dihasilkan. Spirtus lebih sedikit asap atau residunya.
 besarnya biaya operasional dari sistem pembakaran
ini yautu pemanasa air dengan suhu awal antara 27 oC
dan 28 oC hingga 50 oC dengan bahan bakar solar
sbesar Rp. 24.6, bahan bakar spiritus sebesar Rp. 60.4,
dan bahan bakar

V. REFERENSI

Asisten Lakone, 2015. “Pembakaran dan Karakteristik Bahan


Bakar Cair”. Lakone, Jurusan Teknik Fisika, FTI-ITS.
Surabaya.

http://www.engineeringtoolbox.com/fuels-higher-calorific-
values-d_169.html diakses pada Selasa, 27 April 2015

Anda mungkin juga menyukai