Abstrak
Bahan bakar adalah suatu material yang bisa diubah menjadi energi dengan cara mereaksikan dengan oksigen
udara, yaitu dengan cara mencampur bahan bakar dengan udara dalam silinder piston, setelah kompresi pada
TMA maka tekanan dan temperaturnya meningkat, kemudian dengan bantuan percikan api busi membakar
campuran bahan bakar tersebut sehingga energi berupa energi dalam sebagai enthalpi yang tersimpan berupa
energi panas yang dapat dilepaskan dan dimanipulasi. Jumlah energi yang dilepaskan pada proses
pembakaran dinyatakan sebagai entalpi pembakaran. Energi dari pembakaran tersebut mendorong pisston
turun ke TMB untuk memutar poros engkol, sampai dua kali putaran poros engkol disebut satu siklus, artinya
dua kali putaran poros engkol berarti diperoleh satu kali kerja, atau tenaga (power).
bakar cair berkisar 15 % yang berarti setiap satu produk dan reaktan dari proses pembakaran
satuan bahan bakar, 0,15 bagian merupakan sempurna. Entalpi pembakaran ini dapat
hidrogen. Pada proses pembakaran sempurna, air dinyatakan sebagai Higher Heating Value (HHV)
yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar atau Lower Heating Value (LHV). HHV diperoleh
adalah setengah dari jumlah mol hidrogennya. ketika seluruh air hasil pembakaran dalam wujud
Selain berasal dari pembakaran hidrogen, cair sedangkan LHV diperoleh ketika seluruh air
uap air yang terbentuk pada proses pembakaran hasil pembakaran dalam bentuk uap.
dapat pula berasal dari kandungan air yang Pada umumnya pembakaran tidak
memang sudah ada didalam bahan bakar menggunakan oksigen murni melainkan
(moisture). Panas laten pengkondensasian uap air memanfaatkan oksigen yang ada di udara sekitar.
pada tekanan parsial 20 kN/m2 (tekanan yang Jumlah udara minimum yang diperlukan untuk
umum timbul pada gas buang) adalah sebesar 2400 menghasilkan pembakaran lengkap disebut sebagai
kJ/kg, sehingga besarnya nilai kalor bawah (LHV) jumlah udara teoritis (atau stoikiometrik). Akan
dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut: tetapi pada kenyataannya untuk pembakaran
lengkap udara yang dibutuhkan melebihi jumlah
udara teoritis. Kelebihan udara dari jumlah udara
Di mana : teoritis disebut sebagai excess air yang umumnya
LHV = Nilai kalor bawah (kJ/kg) dinyatakan dalam persen. Parameter yang sering
M = Persentase kandungan air dalam bahan digunakan untuk mengkuantifikasi jumlah udara
bakar (moisture) dan bahan bakar pada proses pembakaran tertentu
H2 = Persentase hydrogen dalam bahan bakar. adalah rasio udara-bahan bakar. Apabila
pembakaran lengkap terjadi ketika jumlah udara
3.2 HHV dan LHV sama dengan jumlah udara teoritis maka
Nilai Panas (Nilai Pembakaran) atau HV pembakaran disebut sebagai pembakaran
(Heating Value) adalah jumlah panas yang sempurna.
dikeluarkan oleh 1kg bahan bakar bila bahan bakar Nilai kalori merupakan nilai panas yang
tersebut dibakar. Pada gas hasil pembakaran dihasilkan dari pembakaran sempurna suatu zat
terdapat H2O dalam bentuk uap atau cairan. pada suhu tertentu.
Dengan demikian nilai pembakaran bila H2O yang Sesuai definisinya, panas pembakaran
terbentuk berupa uap akan lebih kecil bila dihitung seolah-olah reaktan dan hasil reaksi
dibandingkan dengan H2O yang terbentuk sebagai memiliki suhu yang sama. Biasanya kondisi
cairan. Berarti ada 2 macam Nilai Pembakaran standar yang dipakai untuk perhitungan nilai
yaitu Nilai Pembakaran Atas (NPA) atau HHV dan kalori adalah 25 °C dan 1 atm. Seperti kita tahu
Nilai Pembakaran Bawah (NPB) atau LHV. pada 25 °C dan 1 atm H2O memiliki fase liquid,
1. HHV yaitu Nilai Pembakaran bila didalam gas maka perhitungan HHVmenganggap H2O hasil
hasil pembakaran terdapat H2O berbentuk cairan pembakaran diembunkan menjadi fase liquid,
2. LHV yaitu Nilai Pembakaran bila didalam gas sehingga selain panas didapat dari pembakaran,
hasil pembakaran terdapat H2O berbentuk gas. diperoleh pula energi dari panas pengembunan
Prinsip pembakaran bahan bakar sejatinya H2O. Kalau perhitungan LHV itu menganggap
adalah reaksi kimia bahan bakar dengan oksigen bahwa H2O tetap pada fase gas pada 25 °C.Jadi
(O).Kebanyakan bahan bakar mengandung unsur selisih antara HHV dan LHV adalah panas
Karbon (C), Hidrogen (H) dan Belerang (S). Akan pengembunan H2O pada suhu dan tekanan standar.
tetapi yang memiliki kontribusi yang penting HHV dan LHV adalah notasi theoretical,
terhadap energi yang dilepaskan adalah C dan H. hanya dipakai untuk indikasi dan tidak
Masing-masing bahan bakar mempunyai menunjukkan kondisi yang sebenarnya dalam
kandungan unsur C dan H yang berbeda-beda. praktek. Alasannya bahan bakar dan gas hasil
Proses pembakaran terdiri dari dua jenis yaitu pembakaran tidak pernah berada pada temperatur
pembakaran sempurna (complete combustion) dan yang sama sesuai asumsi yang dipakai untuk
pembakaran tidak sempurna (incomplete perhitungan HHV dan LHV. Dalam praktek,
combustion). Pembakaran sempurna terjadi apabila energi yang bisa kita peroleh dari pembakaran
seluruh unsur C yang bereaksi dengan oksigen bahan bakar akan selalu lebih kecil dari HHV atau
hanya akan menghasilkan CO2, seluruh unsur H LHV, karena ada energi dalam bentuk panas yang
menghasilkan H2O dan seluruh S menghasilkan dibawa pergi oleh gas hasil pembakaran. Itulah
SO2. Sedangkan pembakaran tak sempurna terjadi sebabnya efisiensi semua mesin konversi energi
apabila seluruh unsur C yang dikandung dalam (steam power plant, internal combustion engine,
bahan bakar bereaksi dengan oksigen dan gas yang gas turbine) tidak pernah bisa 100 %.
dihasilkan tidak seluruhnya CO2.Keberadaan CO Jadi HHV dan LHV sama sekali tidak ada
pada hasil pembakaran menunjukkan bahwa hubungannya dengan fase dari bahan bakarnya,
pembakaran berlangsung secara tidak lengkap. baik bahan bakar padat maupun cair, sama-sama
Jumlah energi yang dilepaskan pada proses punya HHV dan LHV. Kalau soal gampang atau
pembakaran dinyatakan sebagai entalpi susahnya membakar, juga tidak ada hubungannya
pembakaran yang merupakan beda entalpi antara dengan HHV & LVH. Karena, pembakaran itu
proses eksotermis, jadi tidak mengambil panas mati atas piston.Dimana ledakan dan terbakarnya
(energi) dari lingkungan justru memberikan panas bahan bakar bensin tersebut, oleh percikan apibusi
ke lingkungan. Sebenarnya yang bisa dibakar itu untuk mendorong piston bergerak ke bawah.
adalah fase gas, kalau ada bahan bakar cair, maka Bahayanya akan timbul kalau motor diisi bensin
harus terbentuk cukup uap di atas permukaannya dengan nilai oktan yang tidak sesuai sama
supaya bisa memulai pembakaran.Kalau kita mulai kompresi motor. Mesin akan menimbulkan
dari temperatur ambient, untuk bahan bakar cair suara ngelitik.
tertentu, misalnya diesel oil, mesti diberikan suhu
yang cukup supaya tekanan uapnya cukup tinggi 3.4 Kompresi Motor bakar
untuk membentuk fase uap yang bisa dibakar (dari Pengertian kompresi adalah merupakan
sinilah muncul istilah flash point). Tapi begitu pemadatan volume bahan bakar campur udara
sudah dibakar, panas dari pembakaran akan selalu dalam silinder mesin menjadi lebih kecil. Ini
menyediakan energi yang cukup untuk terjadi dalam pergerakan piston kendaraan saat
menghasilkan fase uap yang siap untuk dibakar. posisinya TMA.setelah posisi piston di TMA maka
akan dibakar oleh percikan api dari busi dan bahan
Rumus Dulong & Petit untuk menghitung bakar di ruang bakar akan terbakar. Dalam bidang
Nilai Panas otomotif, ada yang namanya sebuah rasio
kompresi. Rasio ini menunjukkan perbandingan
HHV = 33950 C + 144200 ( H2-O2/8) + 9400 S antara volume silinder saat piston berada antara
kJ/Kg (Prinsip Prinsip Konversi Energi) TMA dengan beberapa millimeter di bawah dan
C = persentase unsure Carbon. piston berada di atas.
H2 = persentase unsure Hidrogen.
S = persentase unsure Sulfur.
O2 = persentase unsure Oksigen.