Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

MODUL 6
ANALISIS KUANTITATIF AIR

Nama : Afdinal Ghibran Batubara


NIM : 12222037
Kelompok :2
Tanggal Praktikum : 31 Oktober 2023
Tanggal Penyerahan : 7 November 2023
Dosen : Zuher Syihab, S.T., Ph.D.
Asisten Modul : Devanto Wicaksono (12220061)
Ferryl Ananda Wahyu Pratama (12220151)

LABORATORIUM ANALISIS FLUIDA RESERVOIR


PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………… 2

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………………… 3

DAFTAR TABEL………………………………………………………………………… 4

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Judul Percobaan………………………………………………………………………. 5

1.2 Tujuan Percobaan…………………………………………………………………….. 5

1.3 Teori Dasar…………………………………………………………………………… 5

BAB II : PENGOLAHAN DATA

2.1 Data Hasil Percobaan…………………………………………………………………. 6

BAB III : ANALISIS

3.1 Asumsi ………………………………………………………………………………. 8

3.2 Analisis Alat…………………………………………………………………………. 8

3.3 Analisis Keberjalanan Praktikum……………………………………………………. 12

3.4 Analisis Percobaan…………………………………………………………………… 12

BAB IV : KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………... 14

BAB V : KESAN DAN SARAN

5.1 Saran dan Kesan Terhadap Praktikum……………………………………………….. 15

5.1 Saran dan Kesan Terhadap Asisten………………………………………………….. 15

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………. 16
DAFTAR GAMBAR

3.2.1 Gambar Stopwatch…………………………………………………………….…………...10

3.2.2 Gambar Gelas Ukur…………………………………………………………….…………..10

3.2.3 Gambar Timbangan Digital…….……………………………………………………….…11

3.2.4 Gambar Constant Temperature Bath…………………………………………………....11

3.2.5 Gambar Bola Karet………………………………………………………..,.......................11

3.2.6 Gambar Rubber Penjepit…….……………………………………………….……….…..12

3.7.7 Gambar Picnometer…………………………………………………………….……….…12

3.2.8 Gambar Corong………………………………………………………………….………….13

3.2.9 Gambar Gelas Kimia……………………………..……………………………………......13

3.2.10 Gambar Sampel Crude Oil……………………………………………………………….14

3.2.11 Gambar Viskometer…….…………………………………………………………………14


DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Viskositas Kinetik dan Dinamik Air terhadap Temperatur……………………………………………...6

Tabel 6.1 Data Konstanta Alat………………………………………………………….……………………………………….….... 8

Tabel 6.2 Data Dansitas Cairan terhadap Waktu……………………………………………………………………………..... 8

Tabel 6.3 Data Viskositas Kinetik dan Dinamik Cairan Sampel …………………………………………………… 8
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 JUDUL PERCOBAAN: Analisis Kuantitatif Air

1.2 TUJUAN PERCOBAAN::


a. Menentukan Specific Gravity dari air formasi
b. Menentukan jumlah kandungan ion-ion dalam air formasi
c. Dapat memperkirakan terbentuknya scale oleh air formasi

1.3 TEORI DASAR

Sifat air yang mampu melarutkan kebanyakan zat organik merupakan


alasan mengapa air disebut sebagai pelarut universal. Akibat dari sifat ini, air
dapat melarutkan zat-zat yang berkontak dengannya, baik logam maupun
non-logam. Sifat air sebagai pelarut universal ini umumnya juga menjadi
penyebab berbagai masalah di lapangan.
Perubahan temperatur dan tekanan menyebabkan beberapa zat yang
semula terlarut dalam air menjadi tidak larut dan berubah menjadi padatan yang
memisahkan diri dari air. Di lapangan minyak, zat padat yang terbentuk ini
disebut scale dan dapat menyebabkan rusaknya peralatan-peralatan akibat
tersumbat oleh padatan tersebut. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut,
perlu diketahui beberapa sifat air seperti di bawah ini :
a. Ion-ion penyusun dalam air dan sifat-sifatnya
b. Keterangan terkait ion-ion penyusun air tersebut
c. Metode analisis yang digunakan
Ion-ion penyusun air yang perlu diketahui antara lain:
Kation Anion

Natrium (Na+) Klorida (Cl-)

Kalsium (Ca2+) Bikarbonat (HCO3-)

Magnesium (Mg2+) Sulfat (SO42-)

Besi (Fe2+) Karbonat (CO32-)

1.3.1 Specific Gravity


Specific Gravity air dapat ditentukan dengan menggunakan Hydrometer,
SG Balance, atau picnometer. Pemilihan alat untuk percobaan tergantung dari
ketelitian yang dikehendaki. Hidrometer menggunakan prinsip Archimedes
sehingga perlu dibenamkan ke dalam sampel yang akan diukur. Terkadang
hydrometer dilengkapi dengan termometer, sehingga koreksi terhadap
temperatur dapat dilakukan jika diperlukan. Adanya minyak dalam sampel
mempengaruhi pengukuran specific gravity air formasi, jadi sampel yang dapat
digunakan adalah sampel yang telah difiltrasi atau bebas minyak.

1.3.2 Ion Sulfat (Galvanimetric Method)


Sulfat diendapkan dengan BaI2 dalam larutan asam, disaring dan
ditimbang sebagai BaSO4. Dalam prakteknya unsur-unsur pengganggu hanya
sedikit berpengaruh terhadap sulfat dalam air formasi.

1.3.3 Total Dissolved Solid (TDS)


Penentuan TDS ini digunakan sebagai pengecekan terhadap SG dan
resistivity. Kebanyakan air formasi merupakan NaCl dengan jumlah yang lebih
besar daripada CaCl2 , MgCl2, SrCl2, dan garam-garam lain. Ada empat cara
untuk menentukan TDS dari air formasi, yaitu:
a. Perkiraan dari penentuan SG
b. Perkiraan dari penentuan resistivity
c. Penguapan sampel sampai penimbangan residu yang konstan
d. Perhitungan dari jumlah konsentrasi ion-ion
Cara pertama dan kedua berguna untuk hal-hal tertentu saja. Sedangkan yang
ketiga dilakukan bila suatu penelitian diperlukan.
BAB II
PENGOLAHAN DATA

2.1 DATA HASIL PERCOBAAN


2.1.1 Penentuan SG
Tabel 6.1 Data SG dari air formasi
SG

air formasi 1.005

2.1.2 Penentuan SO42-


Tabel 6.2 Data Percobaan Penentuan SO42-
Massa Sampel Volume
(gr) Sampel (mL)

0.03 100

2.1.3 Penentuan TDS


Tabel 6.3 Data Penentuan TDS
Massa sebelum Massa setelah Volume (mL)
dipanaskan (gr) dipanaskan (gr)

15.6 0.07 10

2.1.4 Analisis Ion pada AgNO1 dan HCl


Tabel 6.4 Data Analisis Ion AgNO3 dan HCl
Ion Massa (gr) Volume MM Valensi N
(mL)

AgNO3 0.1 100 169.87 1 5.89

HCl 0.1 100 36.46 1 27.43

2.1.5 Analisis Ion CO32-, HCO3-, Cl-, dan Ca2+


Tabel 6.5 Data Analisis Ion CO32-, HCO3-, Cl-, dan Ca2+
Ion Vtitran Ntitran MM Vsampel SG Valensi
Ion

CO32- 3.4 mL 10 mL 2

HCO3- 4.4 mL 10 mL 1

Cl- 21 mL 10 mL 1
Ca2+ 3 mL 10 mL 2

2.1.6 Total Hardness


Tabel 6.6 Data Total Hardness

Vtitran Vsampel Ntitran SG [Mg2+ + Ca2+]

0.7 mL 10 mL

2.2 PERHITUNGAN DATA


2.2.1 Perhitungan Konstanta Alat (C)
Dari tabel 1.1 dapat diketahui nilai viskositas kinetik dari air pada suhu 50oC, sehingga
untuk menghitung nilai konstanta alat melalui rumus:’
𝑣
𝐶 = 𝑡
0.553 𝑐𝑆𝑡
𝐶= 301.62 𝑠
= 0. 001833 𝑐𝑆𝑡/𝑠

2.2.2 Perhitungan Densitas Cairan


Perhitungan densitas untuk crude oil dapat menggunakan cara berikut:
● Densitas air
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑖𝑟 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 − 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑐𝑛𝑜 = 58. 68 − 32. 44 = 26. 24 𝑔𝑟
𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑖𝑟 = 26. 44 𝑔𝑟 / 25 𝑚𝐿 = 1. 0496 𝑔𝑟/𝑐𝑐
● Densitas crude oil pada 50oC
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 − 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑐𝑛𝑜 = 54. 63 − 32. 44 = 22. 19 𝑔𝑟
𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 = 22. 19 𝑔𝑟 / 25 𝑚𝐿 = 0. 8876 𝑔𝑟/𝑐𝑐
● Densitas crude oil pada 60oC
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 − 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑐𝑛𝑜 = 54. 63 − 32. 44 = 22. 19 𝑔𝑟
𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 = 22. 19 𝑔𝑟 / 25 𝑚𝐿 = 0. 8876 𝑔𝑟/𝑐𝑐

2.2.3 Perhitungan Viskositas Kinetik dan Dinamis


Perhitungan viskositas kinetik pada cairan sampel dapat dilakukan menggunakan
persamaan berikut:

𝑣 = 𝐶𝑥𝑡
o
● Pada suhu 50 C
𝑣 = 0. 001833 𝑥 1695 = 3. 107 𝑐𝑆𝑡

● Pada suhu 60oC


𝑣 = 0. 001833 𝑥 1433 = 2. 626 𝑐𝑆𝑡
Sedangkan untuk menghitung viskositas dinamis dari cairan sampe, dapat
menggunakan persamaan berikut:
𝜇 = 𝑣𝑥𝑡
o
● Pada suhu 50 C
𝜇 = 0. 8876 𝑥 3. 107 = 2. 757 𝑐𝑃

● Pada suhu 60oC


𝜇 = 0. 8876 𝑥 2. 626 = 2. 3308 𝑐𝑃

BAB III
ANALISIS

3.1 ASUMSI
a. Alat viskometer dan picnometer bersih dan kering
b. Fluida yang digunakan pada picnometer sama pada fluida yang digunakan pada
viskometer
c. Volume air yang digunakan tepat 25 mL
d. Stopwatch ditekan tepat saat cairan mulai mengalir di pipa kapiler
e. Tidak ada kesalahan pembacaan ukuran
f. Alat yang digunakan dalam keadaan baik atau tidak rusak sehingga
mempengaruhi output data

3.2 ANALISIS ALAT


1. Termometer
Gambar 3.2.1 Termometer
Termometer digunakan untuk mengukur suhu. Pada praktikum modul kali ini,
termometer digunakan untuk mengamati perubahan suhu pada percobaan
penentuan specific gravity dari air formasi. Saat tidak ada lagi perubahan suhu
yang teramati pada termometer, maka suhu telah konstan dan pengambilan data
dapat dilakukan
2. Gelas Kimia

Gambar 3.2.2 Gelas Kimia


Gelas kimia biasanya digunakan sebagai wadah tempat terjadinya reaksi kimia.
Pada praktikum modul ini, gelas kimia digunakan pada penentuan ion sulfat
dengan metode Galvanimetrik.
3. Pemanas
Gambar 3.2.3 Pemanas
Pemanas digunakan untuk memijarkan cawan saat percobaan penentuan ion
sulfat dan total dissolved solid. Alat ini pada praktiknya tidak dipakai pada
praktikum modul kali ini. Karena keterbatasan waktu, akan lebih efektif jika kita
memakai oven untuk tujuan pemanasan
4. Oven

Gambar 3.2.4 Oven


Oven pada modul kali ini digunakan sebagai pemanas dan pemijar. Oven
digunakan untuk mengeringkan sampel pada percobaan penentuan ion sulfat
dan TDS. Diperlukan waktu selama 15 menit untuk memanaskan cawan
menggunakan oven, Namun pada praktiknya, oven ini tidak mampu mencapai
600oC sesuai pada modul kali ini.
5. Pipet Tetes
Gambar 3.2.5 Pipet Tetes
Pipet tetes digunakan untuk menyedot suatu senyawa fluida cair dan
meneteskan sedikit demi sedikit untuk mencapai keakuratan penuangan volume.
Pada modul kali ini, pipet tetes digunakan untuk menyedot senyawa yang akan
dijadikan reaksi pada analisis ion.
6. Neraca Analitis

Gambar 3.2.6 Neraca Analitis


Neraca ini digunakan untuk menentukan massa dari suatu zat atau alat dengan
akurat. Neraca ini berfungsi dengan baik saat digunakan pada praktikum modul
kali ini.
7. Cawan
8.

3.3 ANALISIS KEBERJALANAN PRAKTIKUM


Pada praktikum modul 4, diawali dengan pembagian dua grup dalam
penentuan tes di awal praktikum, yaitu tes tulis atau tes alat. Kelompokku
mendapat bagian untuk tes tulis terlebih dahulu. Setelah itu, lanjut ke tes alat.
Setelah tes awal selesai, kami memulai praktikum. Kami memulai
percobaan menggunakan viskometer yang berukuran 75. Ternyata percobaan
penentuan konstanta alat, waktu yang diperlukan untuk air mengalir dari batas
atas ke batas bawah pada pipa kapiler membutuhkan waktu kurang dari 200
detik. Sehingga kami perlu menggunakan viskometer dengan ukuran yang lebih
kecil, yaitu 25. Setelah mengganti ukuran viskometer menjadi yang lebih kecil,
didapat waktu sekitar 301 detik. Setelah itu, kami menguji densitas dari crude oil
pada suhu 50oC dan 60oC menggunakan picnometer. Setelah didapat hasilnya,
kami mengganti cairan uji menjadi crude oil. Namun, kami belum membersihkan
sisa air yang ada di dalam viskometer menggunakan kompresor sehingga saat
kami memasukkan crude oil, ia tercampur dengan air. Namun karena jumlah air
yang tercampur hanya sedikit, maka kami asumsikan bahwa crude oil tidak
tercampur dengan air. Selanjutnya, kami memasukkan viskometer ke dalam
constant temperature bath. Namun, karena viskositas crude oil yang terlalu
tinggi, maka waktu yang dibutuhkan agar crude oil mengalir dari batas atas ke
batas bawah sangat besar. Sehingga kami memutuskan untuk mengganti ukuran
viskometer menjadi lebih besar, yaitu dari 25 ke 50. Setelah itu didapat
waktunya.
Setelah melakukan pengujian pada cairan sampel, kami membereskan
alat alat dan bahan dan mencuci viskometer bekas crude oil.
3.4 ANALISIS PERCOBAAN
Pada percobaan penentuan konstanta alat, terdapat sedikit hambatan,
yaitu besar waktu yang dibutuhkan untuk air mengalir dari batas atas ke batas
bawah pipa kapiler pada viskometer itu kurang dari 200 detik. Yang mana besar
waktu haruslah lebih dari 200 detik agar kita dapat mengabaikan faktor koreksi
kinetik Ini terjadi karena viskositas air yang terlalu kecil sehingga air dengan
mudah mengalir pada pipa kapiler berukuran 75. Setelah diganti dengan pipa
kapiler berukuran 25 barulah didapat waktu alir > 200 detik, yaitu tepatnya 301.2
detik. Dari data waktu alir ini, didapat konstanta viskometer sebesar ~0.001835.
Angka ini didapat dengan membagi viskositas kinetik air pada 50oC dengan
waktu alir.
Selanjutnya, pada percobaan penentuan densitas dari cairan sampel yaitu
crude oil, digunakan picnometer sebagai alat ukurnya. Picnometer kosong
awalnya ditimbang untuk mengetahui massa bersihnya. Selanjutnya, crude oil
pada suhu 50oC dan 60oC dimasukkan ke dalam picnometer secara bergantian
untuk mengetahui massa kotor picnometer. Setelah itu, massa kotor picnometer
dikurangi massa bersihnya sehingga didapat massa dari crude oil pada suhu
50oC dan 60oC. Dari percobaan ini, didapat densitas dari crude oil pada suhu
50oC dan 60oC adalah 0.8876 gr/cc. Namun, dari yang kita tau, seharusnya
sampel dengan suhu yang lebih tinggi akan memiliki densitas yang lebih rendah.
Hasil tidak menunjukkan yang demikian. Bisa saja hal itu disebabkan dari kurang
akuratnya alat pengukuran sehingga terjadi kesalahan data dan perhitungan.
Selanjutnya, pada percobaan penentuan viskositas cairan sampel / crude
oil, digunakan viskometer berukuran 50 karena viskometer sebelumnya, yaitu 25,
membutuhkan waktu alir yang sangat lama. Hal itu disebabkan karena viskositas
crude oil yang tinggi menyebabkan butuh waktu yang jauh lebih lama dibanding
air. Setelah viskometer diganti, didapat waktu alir pada suhu 50oC adalah 1692
detik, maka didapat viskositas kinetiknya adalah 3.107 cSt dan viskositas
dinamiknya adalah 2.757 cP. Untuk suhu 60oC, didapat waktu alir adalah sebesar
1433 detik dengan viskositas kinetiknya sekitar 2.626 cSt dan viskositas
dinamiknya sekitar 2.3308 cP.

BAB IV
KESIMPULAN

1. Nilai konstanta dari viskometer yang digunakan pada modul kali ini adalah
~0.001835 cSt/s. Nilai ini didapat dengan membagi nilai viskositas kinetik air
pada suhu 50oC dengan waktu alir yang dibutuhkan untuk mengalir pada pipa
kapiler viskometer
2. Viskositas kinetik dari cairan sampel, yaitu crude oil, pada suhu 50oC adalah
sebesar 3.107 cSt dan viskositas dinamiknya adalah 2.757 cP. Sedangkan pada
suhu 60oC, viskositas kinetiknya adalah 2.626 cSt dan viskositas dinamiknya
adalah 2.3308 cP.
3. Dari percobaan penentuan viskositas pada crude oil, dapat dilihat bahwa waktu
alir yang dibutuhkan pada suhu 60oC lebih kecil daripada waktu alir yang
dibutuhkan pada suhu 50oC. Hal ini menandakan bahwa viskositas turun
sehingga waktu alir mengecil. Maka jelaslah bahwa suhu berpengaruh pada
viskositas. Temperatur yang tinggi akan menurunkan viskositas dari suatu fluida
(viskositas dan temperatur berbanding terbalik).
BAB V
KESAN DAN SARAN

5.1 Kesan dan Saran Terhadap Praktikum


Praktikum kali ini cukup mudah dimengerti dan berjalan dengan cukup baik.
Melihat secara langsung mengenai fenomena pengaruh temperatur terhadap
viskositas suatu cairan. Namun karena ada hambatan kecil seperti ukuran
viskometer yang terlalu kecil sehingga membutuhkan waktu lama untuk mengalir
di pipa kapiler, membuat banyak waktu yang terpakai untuk mengamatinya.
5.2 Kesan dan Saran Terhadap Asisten
Asisten pada modul ini cukup baik dan mampu mengarahkan proses percobaan
sehingga percobaan berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

● Asisten Praktikum Analisis Fluida Reservoir. (2022). Modul Praktikum Analisis


Fluida Reservoir. Bandung : Institut Teknologi Bandung.
● Wikipedia. Kekentalan.[diakses pada 31 Oktober 2023].
https://id.wikipedia.org/wiki/Kekentalan#:~:text=Kekentalan%20atau%20viskositas%2
0merupakan%20pengukuran,baik%20dengan%20tekanan%20maupun%20tegangan
.

Anda mungkin juga menyukai