I. Tujuan
1. Memperoleh pengalanman dalam mencatat dan menjelaskan pengamatan
percobaan
2. Mengembangankan keterampilan dalam menangani alat kaca dan
mengalihkan bahan kimia padat maupun campuran.
3. Membiasakan diri dengan tata cara keselamatan kerja di laboratorium.
4. Menentkan koefesien reaksi penguraian KCLO3.
5. Menghitung volume molar gas oksigen dalam keadaan STP.
6. Menghitung persentase O2 dalam KCLO3
II. Teori
Proses pengembangan kimia yang berlangsung secara induktif ini dapat dilihat
dari struktur ilmu kimia melalui kegiatan pengamatan dan eksperimen.kimia
merupakan kumpulan data dan fakta mengenai sifat sifat zat.
Setiap zat mengalami proses berbagai proses kimia berlangsung ini dapat di
bagi dalam 4 kelompok proses yaitu :
a. Stoikiometri
1
b. Energetika
c. Struktur
Memasalahkan molekul atau zat yaitu bagaimana bagian dari dari zat tersebut
tersususn satu dengan yang lain dalam ruang dan banyak bersumber dari teori
kuantum.
d. Dinamika
( Yayan,2010;76 ).
( Lestari, Muji.2013;52 )
Pada Stoikiometri terdapat Massa atom relatif, massa molekul relatif, dan
konsep Mol.
2
a. Massa Atom Relatif
Biasa disebut bobot atom ( BA) Suatu unsur adalah Massa Atom suatu unsur
tersebut di bagi dengan 1/12 massa satu atom isotop c-12.
c. Konsep Mol
Mol (n) adalah jumlah yang di dapat di setarakan artinya dengan lusin ,satu
mol berisi 6,02×10²³ partikel. Mol dapat dirumuskan sebagai
n = Massa molekul AB
Mr unsur AB
3
III. Prosedur Percobaan
3.1.1 Alat
1) Labu Florence
2) klep penjepit
3) Tabung Reaksi
4) Gelas piala
5) Pemanas Spritus
6) Gelas ukur
7) Gelas kimia
8) Termometer
9) Tabung reaksi pyrex 200 ml
10) Selang karet
11) Statif
12) Pipa kaca pendek
13) Neraca
3.1.2 Bahan
1) KCLO3 0,2 gr
2) MnO2 0,03gr
3) NH4Cl
4) CaCL2
5) H2O
6) Merkiri II Nitrat
7) CuSO4
4
3.2 Skema kerja
KClO3
- Disiapkan
- ditimbang 0,2 gram
- dimasukan ke tabung reaksi
- ditambahkan
MnO2
- Disiapkan
- Ditimbang 0,1 gr
- dihomogenkan
KClO3 dan MnO2
- Dipanaskan
- Ditimbang
- Dicatat
Hasil
Amonium klorida
Hasil
Kalsium klorida
5
c. percobaan ada dan hilang
Merkeri (II)Nitrat
Kalium 10 dicle
- Ditambahkan 20 mL
- Diamati
- Ditambahkan lagi 30 mL
- Diaduk dan dicatat
Hasil
Gula pasir
- Dimasukkan 150 mL ke gelas piala
- Ditambahkan asam sulfat
- Diaduk
- Dicatat
Hasil
6
IV. Hasil Dan Pembahasan
4.1 Data dan perhitungan
a) Pengukuran KClO3
Mr 122
=122
2 2
Kec.dik
= 2 ×0,00235 = 0,00235
7
*Volume Molar O2 dan % dalam KClO3
=P total – P H2O
=729,96 mmHg
PV=n.R.T
n= PV
RT
*Volume molar O2
Vo2 0,003525
2 ArO 32
8
*Percobaan panas dan dingin
Larutan Hasil
Merkeri (II) Nitrat +kalium Iodie Serbuk orange berjatuhan
Merkeri (II)nitrat + 30 kalium iodie Sepenuhnya orange
dari semua
*Percobaan paku tembaga
Larutan hasil
Tembaga (II)sulfat + paku paku berubah warna seperti karat
9
4.2 Pembahasan
Direaksikan NH4Cl dan CaCl2 masing-masing dengan akuades dan hasil dari
percobaan tersebut didapatkan bahwa tabung yang di beri NH4Cl terasa dingin,
sedangkan pada CaCl2 terasa hangat. Ini menandakan bahwa NH4Cl dengan
akuades merupakan reaksi endoterm, berarti terjadi penyerapan kalor oleh sistem
dari lingkungan sehimgga menyebabkan suhu lingkungannya turun dan terasa
dingin.
Saat Merkuri (II) nitrat dan kalium 10 die di masukkan dalam suhu tabung
reaksi yang terjadi larutan berubah menjadi serbuk.serbuk orange yang berjatuhan
kebawah gelas ukur .tetapi saat ditambahkan lagi 30ml ke dalam gelas ukur hasil
nya arutan tersebut berubah menjadi warna orange sepenuhnya berubah .ketika di
diamkan selama 5-10menit serbuk-serbu tersebut yang warna orange perlahan
turun.
10
f. Percobaan Warna Biru Sirna
Direaksikan glukosa dan metil biru pada gelas kimia. setelah diaduk
menghasilkan warna biru yang semua ada berubah menjadi hilang atau sirna.
11
V. Kesimpulan Dan Saran
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
13
LAMPIRAN
Pertanyaan Pra-Praktek
2. Mana dari bahan kimia berikut yang perlu ditangani dengan hati hati dan
sebutkan bahayanya : asam pekat, alkohol, amonium nitrat, kalsium klorida,
bahan kimia organik dan air suling
Jawaban :
- Asam pekat = Berbahaya ,karena dapat membuat keracunan ,kulit terbakar
dan iritasi
- Alkohol = Berbahaya, karena dapat menyebabkan mual keracunan,dan
mudah terbakar.
- Amunium Nitrat = Berbahaya, karena bila terkena kulit akan melepuh
- Kalsium Klorida = Berbahaya ,karena dapat menyebabkan rasa gatal, kulit
mengekupas dan iritasi.
- Bahan kimia organik = Berbahaya,karena dapat menyebabkan rasa pusing
dan mual
- Air suling = Berbahaya, karena jika terkena bahan mudah terbakar akan
meledak.
3. Apa yang anda lakukan bila bahan kimia terpecik ke mata anda?
Jawaban :
14
Jika bahan kimia mengenai mata ,seggalah mencuci mata dengan air sebanyak
banyak nya dan laporkan segera ke Asisten laboratorium.
4. Tuliskan persamaan reaksi kimia untuk reaksi yang terjadi bila KClO3
dipanaskan ?
Jawaban :
2KClO3 2KCL + 3O2
15
PERCOBAAN II
I. Tujuan
1. Mengkaji kesamaan sifat unsur-unsur dalam tabel berkala.
2. Mengamati uji nyala dan reaksi beberapa unsur alkali dan alkali tanah.
3. Mengenali reaksi air klorin dan halida.
4. Menganalisa larutan anu yang mengandung unsur alkali atau alkali tanah
dan halida.
II. Teori
Logam alkali dalam keluarga I A dari tabel berkala dan logam alkali tanah
dalam keluarga II A dinamakan demikian karena kebanyakan oksida dan
hidroksidanya termasuk diantara basa (alkali) yang paling kuat dikenal. Ciri
khusus yang paling menyolok dari logam alkali dan alkali tanah adalah
kereaktifannya yang luar biasa besar. Karena logam-logam ini begitu aktif
sehingga mereka tak terdapat sebagai unsur, bila bersentuhan dengan udara atau
air. Tak satupun dari unsur-unsur I A dan II A terdapat dalam kedaaan unsurnya.
Semua unsur alkali terdapat dalam senyawa alam sebagai ion unipositif (positif
satu), semua unsur alkali tanah terdapat sebagai ion positif (positif dua). Logam
alkali dan alkali tanah adalah zat pereduksi yang sangat kuat, karena begitu mudah
16
kehilangan elektron. Mereka mudah bergabung kebanyakan unsur non-logam,
membentuk senyawa ion seperti halida, hidrida, oksida dan sulfida.
(Keenam, 1980: 154)
Halida anhidrat dapat dibuat dengan dehidrasi dari garam hidrat. Halida-
halida Mg dan kalsium mudah menyerap air. Kemampuan untuk membentuk
hidrat seperti juga kelarutannya dalam air menurun dengan naiknya ukuran dan
halida-halida Sr, Ba dan Ra biasanya anhidrat.Hal ini melengkapi kenyataan
bahwa energi menurun secara lebih cepat dari pada energi kisi dengan
bertambahnya ukuran M2+.
(Cotton, 1989: 265)
Reagensia yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah :
- Hcl - (NH4)2S
- H2S - (NH4)2CO3
Klasifikasi ini didasarkan atas suatu kation bereaksi dengan reagen-reagensia ini
dengan membentuk endapan atau tidak. Klasifikasi kation yang paling umum
17
didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfat dan karbodat dari kation
tersebut.
Definisi unsur yaitu, suatu zat tunggal yang tidak dapat diuraikan mrnjadi
zat-zat lain yang lebih sederhana dengan reaksi kimia sederhana. Sedangkan
sistim periodik unsur adalah suatu susunan yang mengambarkan suatu letak
keadaan, periode, golonga dan unsur kimia. Sistim periodik unsur disusun
berdasarkan kenaikan nomor atau (kenaikan jumlah proton dan muatan inti).
(Ralph, H petiucci.1987:140)
18
III. Prosedur Percobaan
3.1.1 Alat
- Tabung reaksi
- Bunsen
- Rak tabung reaksi
- Penjepit tabung reaksi
- Pipet tites
3.1.2 Bahan
- BaCl2 - Kalium
- CaCl2 - Natrium
- LiCO - Stronsium
- KCl - Amonium Fosfat
- NaCl - Amonium sulfat
- SrCl - NaBr
- Kwata nikrom - Na1
- Amonium karbonat - Air klorin
- Air suling - Karbon tetraklorida
- Barium - Asam nitrat
- Kalsium - Larutan anu (x)
- Litium - Larutan anu (y)
19
3.2 Skema Kerja
A. Uji Nyala Unsur Alkali dan Alkali Tanah
Kawat nikrom
Dipanaskan.
Dicelupkan ketabung reaksi
larutan barium.
Dipanaskan.
Dicatat.
Dibersihkan.
Diulangi untuk larutan lain.
Hasil
Amonium Karbonat
Amonium Fosfat
Dicatat.
Dimasukkan setiap
tabung.
Ca, Li, Cl, Na dan Sr
Ditambahkan.
Amonium Sulfat
Dicatat.
Hasil
20
C. Reaksi-reaksi Halida
Dimasukkan ketabung.
Ditambahkan.
Karbon Tertraklorida
Dikocok.
Diamati.
Hasil
Larutan Anu X
Dicatat.
Larutan Anu Y
Dimasukkan ketabung.
Ditambahkan.
Dikocok.
Dicatat.
Hasil
21
IV. Hasil dan Pembahasan
22
NO Zat Pereaksi EDP TR
1. CaCl2 (NH4)2SO4
2. BaCl2
3. SrCl2
4. KCl
5. NaCl
6. LiCl
C. Reaksi-reaksi Halida.
b. Zat Y
- Zat Y + CCL4 + HNO3 Bening
- Warna lapisan CCl4 Bening
23
4.2 Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan beberpa percobaan, antara lain : Uji nyala unsur
alkali dan alkali tanah, reaksi-reaksi unsur alkali dan alkali tanah.
Pada percobaan ini, untuk melihat warna nyala larutan CaCl2, BaCl2, SrCl2,
KCl, NaCl, LiCl. Dapat dilakukan dengan menggunakan kawat nikrom dengan
dipanaskan terlebih dahulu sampai panas, kemudian dimasukkan kedalam zat
yang diperlukan (didalam tabung reaksi) setelah itu kawat dibakar lagi dan akan
terjadi perubahan atau terbentuk warna pada api disekitanya, warna yang terlihat
itulah warna dari zat tersebut. Pada percobaan yang dilakukan didapatkan bahwa
CaCl2 memiliki merah nyala dan dari buku panduan atau literatur warna dari
CaCl2 adalah merah. Ini berarti praktikum yang dilakukan berhasil.
Pada hasil percobaan uji nyala terhadap BaCl2 didapatkan warna kuning dan
dari buku panduan atau litelatur warna dari BaCl2 adalah hijau. Ini berarti
praktikum yang dilkukan tidak berhasil. Hal ini dikarenakan pada saat setelah
pembersihan dengan HCl pekat pemanasan kawat nikrom tidak terlalu panas,
karena kawat nikrom belum panas sedangkan BaCl2 langsung dipanaskan atau
dibakar sehingga tidak menghasilkan warna yang diharapkan atau mungkin juga
dipengaruhi oleh udara disekitar pasa saat praktikum atau dapat juga dikarenakan
warna lampu spiritus yang berwarna kuning sehingga warna yang dihasilkan tidak
terlihat karena warna kuning yang lebih dominan.
Pada percobaan uji nyala KCl didapatkan warna ungu pada hasil percobaan
dan pada literatur warna dari KCl adalah ungu. Ini berarti praktikum yang
dilakukan berhasil.
Pada percobaan uji nyala NaCl didapat warna merah sedangkan pada literatur
warna uji nyala NaCl adalah kuning. Ini berarti percobaan yang dilakukan tidak
berhasil, karena warna yang didapat tidak sesuai yang diinginkan. Hal ini
dsebabkan karena udara disekitar mempengaruhi atau kesalahan terjadi pada saat
penentuan warna.
24
Pada percobaan uji nyala LiCl didapatkan warna merah pada hasil percobaan,
sedangkan pada literatur warna menunjukkan merah. Hal ini berarti percobaan
yang dilakukan berhasil.
25
SrCl2 direaksikan denan (NH4)3PO4 hasil dari percobaan didapatkan
terbentuk endapan. Hal ini dikarenakan SrCl dapat direaksikan dengan larutan
(NH4)2PO4.
KCl pada percobaan ini direaksikan dengan larutan (NH4)2CO3 dari hasil
percobaan didapatkan bahwa tidak terbentuk endapan dan tidak terjadi reaksi. Hal
ini dikarenakan KCl tidak dapat bereaksi dengan larutan (NH4)2CO3.
KCl pada percobaan ini direaksikan dengan larutan (NH4)3PO4 dari hasil
percobaan didapatkan bahwa tidak terbentuk endapan, namun reaksi yang terjadi
yaitu larutan menjadi berminyak. Hal ini dikarenakan KCl tidak dapat membentuk
endapan dari larutan (NH4)3PO4 tetapi mampu bereaksi dengan membentuk
minyak.
KCl pada percobaan ini direaksikan dengan larutan (NH4)2SO4 dari hasil
percobaan didapatkan bahwa tidak terbentuk endapan dan tidak terjadi reaksi. Hal
ini dikarenakan KCl tidak dapat bereaksi dengan larutan (NH4)2SO4.
NaCl pada larutan percobaan ini direaksikan dengan (NH4)2CO3. Dari hasil
percobaan didapatkan bahwa tidak ada terbentuk endapan dan tidak ada reaksi.
Hal ini dikarenakan bahwa NaCl tidak dapat bereaksi dengan (NH4)2CO3.
NaCl pada percobaan ini direaksikan dengan larutan (NH4)3PO4 dari hasil
percobaan didapatkan bahwa tidak terbentuk endapan, namun reaksi yang terjadi
yaitu larutan menjadi berminyak. Hal ini dikarenakan NaCl tidak dapat
membentuk endapan dari larutan (NH4)3PO4 tetapi mampu bereaksi dengan
membentuk minyak.
NaCl pada larutan percobaan ini direaksikan dengan (NH4)2SO4. Dari hasil
percobaan didapatkan bahwa tidak ada terbentuk endapan dan tidak ada reaksi.
Hal ini dikarenakan bahwa NaCl tidak dapat bereaksi dengan (NH4)2SO4.
26
LiCl pada percobaan ini direaksikan dengan larutan (NH4)2CO3. Dari hasil
didapatkan bahwa tidak ada terjadi endapan atau reaksi apapun. Hal ini
menandakan bahwa larutan LiCl tidak dapat bereaksi dengan (NH4)2CO3.
LiCl pada percobaan ini direaksikan dengan larutan (NH4)3PO4. Dari hasil
didapatkan bahwa tidak ada terjadi endapan, namun reaksi yang terjadi yaitu
larutan menjadi berminyak. Hal ini dikarenakan LiCl tidak dapat membentuk
endapan dari larutan (NH4)3PO4 tetapi mampu bereaksi dengan membentuk
minyak.
LiCl pada percobaan ini direaksikan dengan larutan (NH4)2SO4. Dari hasil
didapatkan bahwa tidak ada terjadi endapan atau reaksi apapun. Hal ini
menandakan bahwa larutan LiCl tidak dapat bereaksi dengan (NH4)2SO4.
Pada percobaan ini, larutan antara NaCl,NaBr, NaI, dengan Cl2 pada
percobaan didapatkan hasil sabagai berikut :
Pada percobaan pereaksian antara larutan NaCl + Cl2 terjadi hasil, pada
larutan ini didapatkan tidak ada terjadinya reaksi. Sedangkan pada literatur atau
pengamatan lainnya terbentuknya endapan dan timbul warna putih. Hal ini
mungkin dikarenakan kesalahan dalam mereaksikan larutan sehingga hasil tidak
sesuai.
Pada percobaan larutan NaBr + Cl2 terjadi reaksi dengan hasil warna larutan
berubah kuning, berminyak dan berbuih. Percobaan ini dikatakan berhasil karena
terdapatnya warna kuning seperti di literatur.
Pada percobaan larutan NaI + CL2 terjadi reaksi dengan hasil larutan berubah
menjadi warna pink dan kuning, namun tidak menyatu. Pada bagian atas terdapat
sedikit warna pink dan pada bagian bawah terdapat bayka warna kuning.
Percobaan yang dilakukan dikatan berhasil karena adanya timbul warna kuning
pada larutan.
27
D. Analisis Larutan Anu.
Pada analisis larutan X terdapat hasil bahwa nyala larutan zat X yaitu
berwarna bening. Dari didapatkan bahwa zat X yang direaksikan dengan
(NH4)2CO3 tidak terjadi reaksi. Saat dilarutkan atau direaksikan dengan larutan
(NH4)3PO4 zat X tidak menghasilkan reaksi. Saat dilarutkan dengan (NH4)2SO4
hasil yang didapatkanpun sama, tidak adanya terjadi reaksi pada larutan. Dari
hasil yang diperoleh larutan zat X sama dengan percobaan reaksi unsur alkali dan
alkali tanah yang bila dicampur dengan ketiga unsur larutan tersebut tidak terjadi
endapan berarti zat tersebut adalah NaCl atau zat tersebut Na.
Pada percobaan analisis alrutan anu Y yang didapatkan hasil bahwa setelah
ditambahkan CCl4 ditemukan ada terbentuk endapan dan minyak pada permukaan
zat Y menjadi cekung dan setelah ditambahkan HNO3 akan terbentuk endapan
dan permukaannya tidak terlalu cekung. Kesimpulannya bahwa zat Y adalah NaI,
karena sma dengan endapan dengan percobaan pada reaksi halida.
28
V. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
1. Garam-garam alkali dan alkali tanah pada uji nyala dapat menghasilkan
warna yaitu Ca warna jingga-merah,Ba warna hijau, K warna Ungu,Na
warna kuning.
2. Garam-garam alkali dan alkali tanah pada reaksi-reaksi unsur alkali dan
alkali tanah ada yang dapat bereaksi (dengan terbentuknya endapan) dan
ada yang tidak reaksi bila dicampurkan dengan suatu larutan zat yang
dapat bereaksi.
5.2 Saran.
29
Daftar Pustaka
30
LAMPIRAN
I. Pertanyaan Prapraktek
1. Tuliskan unsur-unsur yang termasuk golongan IA (alkali) dan golongan
IIA (alkali tanah).
Jawab :
Alkali: Litium (Li), Natrium (Na), Kalium (K), Rubidium (Rb), Cesium
(Cs), Fransium (Fr).
Alkali tanah: Berilium (Be), Magnesium (Mg), Calsium (Ca), Stransium
(Sr), Barium (Ba), radium (Ra).
2. Selesaikan persamaan reaksi berikut :
Jawab :
o CaCl2 + (NH4)2Co3 CaCo3 + 2NH4Cl
o BaCl2 + (NH4)2Co3 BaCo3 + 2NH4Cl
o NaCl + (NH4)2Co3 NaCo3 + 2NH4Cl
o NaCl + Cl : tidak bereaksi
o NaBr + Cl2 2NaCl + Br
o NaI + Cl2 2NaCl + I2
3. Apakah fungsi penambahan CCl4 dalam percobaan C ?
Jawab :
o Sebagai pelarut nonpolar, untuk melarutkan golongan halogen.
o Untuk mengidentifikasikan unsur-unsur yang ada dalam larutan.
Jawaban :
1. Tidak, karena unsur tidak dapat diuji dengan reaksi nyala tetapi dapat diuji
dalam bentuk senyawa seperti : NaCl, CaCl2 dan lain-lain. Selain dengan
31
reaksi nyala, untuk mengidentifikasi unsur dapat digunakan atau dapat
mereaksikan unsur atau senyawa tersebut dengan beberapa larutan dan
membandingkan hasil dari uji reaksi nyala yang didapatkan atau telah
teridentifikasi dengan hasil dari mereaksikan unsure senyawa dengan
beberapa larutan.
2. Reaksi air klorin dengan NaCl,NaBr dan NaI memberikan hasil yang
berbeda, ini dikarenakan setiap zat atau senyawa tersebut memiliki unsur
halogen yang berbeda dan memiliki kereaktifan yang berbeda, serta pada
suhu biasa memiliki bentuk danwarna khas yang berbeda yaitu : klor (Cl)
berupa gas yang kuning kehijauan, brom(Br) berupa cairan yang merah
coklat, iod (I) berupa zat pada hitam dan flour (F) gas yang kekuning-
kuningan. Sedangkan air klorin berguna untuk memberikan perbedaan
warna pada tiap-tiap zat.
32
PERCOBAAN III
I. Tujuan
1. Mencari rumus empiris dari suatu senyawa dan menetapkan rumus
molekul senyawa tersebut.
2. Mempelajari cara mendapatkan data percobaan dan cara memakai data
untuk menghitung rumus empiris.
3. Mempelajari sifat – sifat senyawa tersebut.
4. Mempelajari reaksi bolak – balik hidrasi.
5. Menetukan persentase air di dalam suatu berhidrat.
II. Teori
Rumus empris adalah rumus perbandingan jumlah mol unsur – unsur dalam
suatu senyawa sedangkan Molekul merupakan reaksi kimia yang menggambarkan
jumlah atom dan unsur yang menyusun dalam suatu senyawa. Menetapkan rumus
empiris dari percobaan penentu susunan senyawa dengan melakukan
perbandingan massa unsur dalam suatu senyawa berdasarkan massa.
Penyelesaian :
Langkah I. Tentukan massa tiap unsur dalam 100 gr menjadi jumlah mol.
33
Langkah II. Tulis rumus sementara yang didasarkan jumlah mol yang baru
ditentukan (5,88 ; 5,47 ; 1,47) atau C4H7O (rumus empiris), kemudian tentukan
rumus molekul :
(C4H4O) n = 136
(68) n = 136
n =2 Jadi rumus molekulnya adalah C8H8O2 (Daniel,2006:1-2).
Jika etanol dibakar dalam sebuah peralatan seperti gas karbon dioksida
(CO2) dan air (H2O) akan dilepaskan. Karena sebelumnya, tidak terdapat karbon
maupun hydrogen di dalam gas. Maka dapat disimpulkan bahwa karbon (C) dan
hydrogen (H) serta mungkin oksigen (O), yang terdapat etanol. (Molekul oksigen
memang ditambahkan pada proses pembakaran tetapi, sebagian oksigennya
mungkin berasal dari sampel awal etanol).
Massa CO2 dan H2O yang dihasilkan dapat ditentukan dengan mengukur
kenaikan massa penyerapan CO2 dan H2O. Andaikan dalam sebuah percobaan,
pembakaran 11,5 gram etanol menghasilkan 22 gram CO2 dan 13,5 gram H2O.
Kita dapat menghitung massa karbon dan hydrogen dari 11,5 gram sampel awal
sebagai berikut :
34
Jadi, dalam 11,5 g etanol terdapat 6 g karbon dan 1,51 g hydrogen sisanya
tentulah oksigen, yang massanya adalah :
( )
( )
Jadi, rumus etanol adalah C0,50H1,5O0,25 (kita bulatkan jumlah mol menjadi dua
angka signifikan). Karena jumlah atom haruslah berupa bilangan bulat, maka kita
bagi subskripnya dengan subskrip terkecil 0,25 sehingga kita dapatkan rumus
empiris etanol C2H6O
(Chang, Raymond.2005;68).
(Respati,1986;45-46).
35
Dalam etana terdapat karbon dan hydrogen dengan perbandingan atomnya
1:3 sedangkan glukosanya mengandung karbon oksigen dan hydrogen dengan
perbandingan 1:1:1 dengan demikian rumus empiris kedua senyawa adalah CH3
untuk rumus empiris etana dan CH2O rumus empiris glukosa.
Rumus molekul memberikan jumlah mol setiap jenis atom dalam satu mol
molekul senyawa data yang diperlukan untuk menentukan rumus molekul yaitu
rumus empiris dan massa molekul relative. Data yang diperlukan untuk
menentuka rumus empriris yaitu macam unsur dalam senyawa, persen komposisi
unsur dan massa atom relative unsur yang bersangkutan
(Achmad, Hiskia.2001:123).
Rumus molekul hydrogen peroksida suatu zat yang digunakan sebagai zat
anti septik dan zat pemutih untuk tekstil dan rambut adalah H2O2. Rumus ini
menandakan bahwa setiap molekul hydrogen peroksida terdiri atas 2 atom
hydrogen dan 2 atom oksigen
(Sunarya, Yayan.2001;81)
36
III. Prosedur Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
a. Rumus Empiris Senyawa
Alat :
(1.) Cawan krus dan penutupnya (6.) Pembakar Bunsen
(2.) Timbangan (7.) Stopwatch
(3.) Tissue (8.) Penjepit Krus
(4.) Kaki tiga (9.) Pipet tetes
(5.) Segitiga porselen
(6.) Pembakar Bunsen
Bahan :
(1.) Potongan pita Mg 10-15 cm
(2.) Air
b. Hidrasi Air
(a.) Penentuan kuantitatif persentase air dalam senyawa hidrat
Alat :
(1.) Cawan porselen dan penutupnya
(2.) Segitiga penyangga
(3.) Timbangan
(4.) Kaki tiga
Bahan :
(1.) Deterjen
(2.) Aquades
(3.) Larutan HNO3 6 M
(b.) Reaksi bolak – balik hidrat
Alat : Bahan :
(1.) Spatula (1.) ZnSO4 . 5H2O
(2.) Cawan porselen (2.) Aquades
(3.) Kaca arloji
37
3.2 Skema Kerja
a. Rumus empiris senyawa
Pita Mg 10-15 cm
Hasil Percobaan
b. Hidrasi Air
(a.) Penentuan kuantitatif persentase air dalam senyawa hidrat
38
(b.) Reaksi bolak balik Hidrat
ZnSO4 . 5H2O
Hasil Percobaan
39
IV. Hasil dan Pembahasan
4.1 Data dan perhitungan
1. Senyawa Magnesium
Bagaimana Ulangan I Ulangan II
mendapatkannya
1. Bobot cawan krus + Menimbang 53,019 g 53,014 g
tutup
2. Bobot cawan krus + Menimbang 53,143 g 53,134 g
magnesium
3. Bobot magnesium (2) - (1) 0,124 g 0,12 g
4. Bobot cawan krus + Menimbang 53,920 g 53,915 g
tutup + magnesium 53,134 g 53,121 g
oksida
5. Bobot magnesium (4) - (1) 0,901 g 0,901 g
oksida 0,115 g 0,107 g
6. Bobot oksida (4) - (2) 0,777 g 0,781 g
- 0,009 g -0,013 g
7. Bobot atom Tabel berkala 24,3 24,3 g
magnesium
8. Bobot atom oksida Tabel berkala 16,0 g 16,0 g
9. Jumlah mol atom 0,048 mol 0,049 mol
oksida - 0,00056 mol -0,00081 mol
10. Jumlah mol atom 0,0051 mol 0,0049 mol
magnesium
11. Rumus empiris magnesium oksida MgO9 Mg10O
2. Hidrat
1) Massa cawan kosong + tutup = 51,045 gram
2) Massa cawan kosong + tutup + contoh = 51, 917 gram
3) Massa cawan kosong + tutup + contoh = 51,484 gram
Pemanasan I
40
4) Massa cawan kosong + tutup + contoh = 51, 494 gram
Pemanasan II
5) Massa cawan kosong + tutup + contoh = 51,512 gram
Pemanasan III
6) Masssa contoh setelah pemanasan (bobot tetap) = 0,467 gram
7) Massa contoh setelah pemanasan = 0,452 gram
8) Massa air yang hilang dari contoh = 0,405 gram
9) Persentase air yang hilang dari contoh = 49,27 %
10) Massa molar senyawa anhidrat = 155
11) Rumus Hidrat = CuSO4 . 75H2O
12) Jumlah zat anu =
PERHITUNGAN
1. Senyawa Magnesium
3) Bobot Mg = (bobot + cawan krus + Mg) – (bobot cawan krus + tutup)
Ulangan I = (53,143 g) – (53,019 g) = 0,124 g
Ulangan II = (53,134 g) – (53,014 g) = 0,12 g
5) Bobot Mg Oksida = (bobot cawan krus + Mg) – (bobot cawan krus + tutup)
Ulangan I = (53,920 g) – (53,019 g) = 0,901 g
Ulangan II = (53,121 g) – (53,014 g) = 0,107 g
41
6) Bobot Oksida = (bobot cawan krus + tutup + MgO) – (bobot cawan krus
+Mg)
Ulangan I = (53,920 g) – (53,143 g) = 0,777 g
= (53,134 g) – (53,143 g) = -0,009 g
Ulangan II = (53,915 g) – (53,134 g) = 0,781 g
= (53,121 g) – (53,134 g) = -0,031 g
Ulangan II
Ulangan I
42
2. Hidrat
6) Massa contoh setelah pemanasan (bobot tetap)
= Pemanasan 3 – (massa cawan + tutup)
= (51,512 g) – (51,045 g)
= 0,467 g
43
4.2 Pembahasan
Dalam reaksi, pita Magnesium beraksi dengan udara bebas. Seperti yang
kita ketahui udara mengandung banyak gas seperti gas oksigen dan nitrogen. Kita
hanya dapat memprediksi pita magnesium beraksi dengan gas apa dan membentuk
apa dengan melihat massa perhitungan yang mendekati. Misalkan saja pita
Magnesium bereaksi dengan oksigen membentuk MgO. Kita harus mencari mol
M dan mol O2.
Hidrasi Air
Pada praktikum ini, digunakan tembaga (II) sulfat yang mengikat beberapa
molekul air. Tembaga (II) sulfat tersebut kemudian dipanaskan selama 11 menit
dan dihitung beberapa persentase air yang hilang selama pemanasan dan
sebenarnya tembaga tersebut mengikat beberapa molekul air juga dapat kita
ketahui dengan menghitung massa krus dan penutupnya terlebih dahulu.
Rumus senyawa hidrat yang kami dapat dalam praktikum ini adalah
CuSO4 . 75H2O yang berarti 1 mol tembaga (II) sulfat mengikat 75 molekul air.
Molekul air ini apabila senyawa hidrat dipanaskan maka molekul air akan lepas
dari hidrat dan menguap ke udara bebas. Dari sini terlihat bahwa dalam percobaan
44
ini terdapat kesalahan, yang berupa kurang teliti dalam menimbang massa –
massa, melihat waktu.
45
V. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Bedasrkan praktikum kimia dasar yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
Rumus empiris menunjukkan kepada kita unsur – unsur yang ada dan
perbandingan bilangan bulat paling sederhana dari atom – atomnya
tetapi tidak selalu harus menunjukkan jumlah atom sebenarnya dalam
suatu molekul. Sedangkan rumus molekul menunjukkan jumlah
ekstrak atom – atom dari setiap unsur dalam unit terkecil suatu zat.
Rumus empiris dapat ditentukan dengan cara berikut :
- mencari massa tiap unsur penyusun senyawa.
- mengubah ke satuan mol.
- Perbandingan mol tiap unsur merupakan rumus empiris.
Sifat – sifat senyawa Hidrat yaitu :
- Membentuk Kristal
- Mengandung molekul
- Mengalami reaksi bolak – balik Hidrat
Pada reaksi bolak balik hidrasi senyawa hidrat akan berubah menjadi
senyawa anhidrat melalui pemanasan dan senyawa anhidrat akan
berubah menjadi senyawa hidrat melalui penambahan air.
Menentukan persentase air yang hilang :
5.2 Saran
Dalam praktikum kimia dasar dengan judul Rumus Empiris dan Senyawa
Hidrasi Air, sebaiknya praktikan harus sabar dan teliti dalam menghitung waktu
pemanasan dan menimbag suatu senyawa. Supaya praktikum dapat berjalan sesuai
yang diinginkan. Terima kasih kepada asisten laboratorium yang telah sabar
dalam membimbing kami dan menghadapi sikap kami.
46
DAFTAR PUSTAKA
47
LAMPIRAN
Pertanyaan Prapraktek
1. Apakah yang disebut dengan rumus empiris dan rumus molekul ?
Jawab :
- Rumus empiris adalah rumus kimia suatu zat yang menyatakan jenis
dan perbandingan paling sederhana (bilangan bulat terkecil) dari atom
– atom penyusunnya.
- Rumus molekul adalah rumus kimia suatu zat yang menyatakan jenis
dan banyaknya atom yang sebenarnya dalam suatu molekul zat.
4. Suatu sampel diketahui berupa hidrat yaitu Zink Sulfat (ZnSO4). Bila 300
g sampel dipanaskan hingga bobotnya tetap, bobot yang tersisa = 1,692 g.
Bagaimana rumus garam Hidrat ini ? (Mr (ZnSO4 = 161; H2O = 18))
48
ZnSO4 . H2O ZnSO4 + xH2O
Penyelesaian :
Massa H2O yang dilepaskan = 300 – 1,692 = 298,308 g
2. Dari data dibawah ini, hitunglah rumus empiris senyawa. Suatu senyawa
surfur dengan bobot 50,00 g dipanaskan dengan kondisi tertentu untuk
menghasilkan senyawa surfur oksigen. Bobot senyawa sulfur oksigen
100,00 g. Bagaimana rumus empiris senyawa tersebut ?
Penyelesaian :
Massa S = 50 g
Ar S = 32
Massa Sulfur Oksigen = 100 g
49
3. Suatu senyawa setelah dianalisis ternyata mengandung 74,06 % oksigen
dan sisanya nitrogen. Tentukan rumus empiris senyawa tersebut !
Penyelesaian :
( )
4. Berapa g logam Zink yang akan larut dalam 1,5 kg HCl 37% dan berapa
volume gas nitrogen yang dibebaskan dalam keadaan standar ?
Penyelesaian :
Zn + 2HCl ZnCl2 + H2
76 15,20 7,6 7,6
( ) iter
50
Jawab :
Bobot tetap adalah bobot yang di dapat setelah beberapa kali pemanasan
hingga tidak ada terjadi perubahan lagi pada bobotnya.
4. Mengapa warna CuSO4 yang baru berubah menjadi putih pada pemanasan
?
Jawab :
Warna biru pada CuSO4 sebenarnya adalah air yang diikat pada saat
dipanaskan air yang diikat itu lepas dan menguap sehingga warna CuSO4
yang tadinya biru karena air berubah menjadi putih.
51
Massa air yang hilang = 1,632 g – 1,008 gr = 0,624 g
52
PERCOBAAN IV
I. Tujuan
1. Mengukur daya hantar listrik berbagai jenis senyawa dan larutan pada
berbagai konsentrasi.
2. Mempelajari pengaruh jenis senyawa dan konsentrasi suatu larutan
terhadap daya hantar listrik.
II. Teori
( Svante.Arrhenius, 1883).
Arus listrik dapat dianggap sebagai aliran elektron yang membawa aliran
negatif melalui suatu pengantar. Arus listrik akan mengalir dari tempat yang
potensialnya tinggi ketempat potensialnya rendah.
Daya hantar listrik adalah kemampuan suatu substansi tenaga listrik dari
ujung substansi sampai ujung lainnya. Adanya arus listrik ternyata disebabkan
53
oleh perpindahan elektron dari unsure yang satu ke unsure lain, terutama dalam
reaksi kimia seperti reaksi reduksi oksidasi
(Jho.Djamaludin, 2002).
Zat elektrolit dapat berasal dari senyawa ion atau beberapa senyawa
kovalen yang didalam larutan dapat terurai menjadi ion-ion. Senyawa ion terdiri
dari ion, senyawa yang terdiri atas senyawa garam basa kecuali NH4OH. Senyawa
ion sendiri dalam keadaan kristal sudah sebagai ion-ion, tetapi ion itu berkait satu
sama lain dengan kuat dan rapat, sehingga tidak bebas bergerak.
Beberapa senyawa kovalen didalam air dapat terurai menjdi ion – ion
positif dan ion-ion negatif. HCl merupakan senyawa kovalen, tetapi ukuran
perganda molekul air HCl dapat terurai menjadi ion H+ dalam ion CL-
(Anwar, 1987.34).
Pada referensi dijelaskan bahwa daya hantar listrik adalah ukuran seberapa
kuat suatu larutan dapat menghantarkan listrik. daya hantar listrik adalah
kebalikan dari hambatan listik (R). Secara matematis : R=ρ I/A suatu hambatan
dinyatakan dalam ohm (Ω), ρ adalah tahanan spesifik atau resistivitas dalam ohm
cm (satuan SI,ohm,m) I adalah panjang dalam cm, dan A luas penampang lintang
dalam cm2. Oleh karena itu daya hantar listrik dinyatakan K=I/ρ
(Setyadi.Markus, 1989:55).
Larutan adalah suatu campuran homogen dari dua atau lebih zat. Dalam
larutan, zat yang ada dalam jumlah yang lebh kecil disebut zat terlarut atau solute,
sedangkan zat yang ada dalam jumlah yang lebih kecil disebut pelarut atau
solvent. Solute-solute yang ada didalam larutan dapat dibagi menjadi dua kategori
yaitu elektrolit dan nonelektrolit. Elektrolit merupakan suatu zat yang apabila
dilarutkan dalam air menghasilkan suatu larutan yang dapat menghantarkan
listrik, sedangkan nonelektrolit merupakan kebalikannya yaitu kalau dilarutkan
dalam air tidak menghantarkan listrik
(Supadi.M.si, 2000).
54
Larutan merupakan suatu sistem homogen yang mengandung dua atau
lebih zat yang masing-masing komponennya tidak bisa dibedakan secara fisik dan
campuran yaitu suatu sistem yang heterogen. Larutan elektrolit adalah larutan
yang dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan nonelektrolit adalah larutan
yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Larutan elektrolit kuat adalah larutan
yang mempunyai daya hantar arus listrik, karena zat terlarut yang berada didalam
pelarut (air), seluruhnya dapat terurai sempurna membuat ion positif (kation) dan
ion negatif (anion) dengan harga derajat ionisasi yaitu satu (a=1). Larutan
elektrolit lemah adalah larutan yang mampu menghantarkan arus listrik dengan
daya lemah, dengan harga derajat ionisasi lebih dari nol tetapi kurang satu
(0<a<1). Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak terurai kedalam air
sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik disebabkan tidak mengion.
(Purwono, 1879:283-284).
Hambatan
55
III. Prosedur Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
a. Alat :
1. Beker gelas 100 ml : 8 buah
2. Batang pengaduk : 1 buah
3. Rangkaian alat multimeter
4. Gelas ukur 100 ml : 1 buah
5. Gelas ukur 50 ml : 1 buah
6. Kaca arloji : 1 buah
7. Pipet tetes : 5 buah
8. Spatula : 1 buah
b. Bahan :
1. Aquades
2. NaCL
3. Air jeruk nipis
4. NH4OH
5. NaOH
6. HCl
7. NaOH
8. NaBr
9. NaI
10. NH4Cl
11. Minyak tanah
56
3.2 Skema Kerja
Hasil Percobaan
Larutan
Hasil Percobaan
57
IV. Hasil dan Pembahasan
o Kelompok 1
o Kelompok II
[ NaCl NaBr NaI NH4Cl
M I mA V L I V L I V L I V L
] volt ohm-1 m vol ohm-1 m vol ohm-1 m vol ohm-1
A t A t A t
0,05 11 3 3,7 3 10 3 33,3 10 3 33,3
0,1 8 3 2,66 10 3 33,3 3 3
58
0,5 8 3 2,66 3 3 3
1,0 20 3 2,66 3 3 3
4.1.2 Perhitungan
Percobaan 1
1. diketahui : H2O
* I = 0,4 mA
*V=3V
ditanya : L= ...?
penyelesaian : R = V = 3 = 7,5 ohm
I 0,4
L = I = 1 = 0,053 ohm⁻¹
R 7,5
2. diketahui : NaCL
* I = 0,4 mA
*V = 3 v
ditanya : L = ...?
penyelesaian : * R = V = 3 = 7,5 ohm
I 0,4
* I = I = 1 = ohm ⁻¹
R 7,5
=) percobaan 2
* kelompok 1
59
2. diketahui : NH₄OH
* I= 0,6 mA
* V= 3 volt
ditanya : L=...?
penyelesaian : * R = V = 3 = 5 ohm
I 0,6
3. diketahui : NH₄OH
* I = 2 mA
* V= 3 volt
ditanya : L = ...?
penyelesaian : *R= V = 3 = 1,5 ohm
I 2
* L= I = 1 = 0,66 ohm⁻¹
R 1,5
4. diketahui : NH₄OH
* I= 1 mA
* V= 3 volt
ditanya : L=...?
penyelesaian : * R= V = 3 = 3 ohm
I 1
*L=I = 1 = 0.3 ohm⁻¹
R 3
5. diketahui : HCL
* I= 2,5 mA
*V=3 volt
ditanya : L=...?
penyelesaian : * R = v = 3 = 1,2 ohm
I 2,5
* L= I = 1 = 8,33 ohm⁻¹
R 1.2
8. diketahui : NaBr
* I =10 mA
* V= 3 Volt
60
ditanya : L=...?
penyelesaian : * R = V = 3 = 0,3 ohm
I 10
* L= I = 1 = 3,33 ohm⁻¹
R 0,3
9. diketahui : NaI
* I = 10 mA
*V= 3 volt
ditanya : L=...?
penyelesaian :
* R= V = 3 = 0,3 ohm
I 10
*L= I = 1 = 3,33 ohm⁻¹
R 0,3
61
4.2 Pembahasan
Larutan NaBr
62
larutan NH₄CL
Larutan NaCL
Larutan ini dapat menghantarkan arus listrik karena semua molekul NaCl
dapat terurai menjadi ion Na⁺ dan Cl⁻ ( terionisasi sempurna). Akibatnya daya
hantar listrik yang dihasilkan kuat. Sehingga NaCl dapat digolongkan sebagai
larutan elektrolit kuat.
Larutan NaI
Larutan ini dapat menghantarkan arus listrik karena semua molekul NaI
dapat terurai menjadi ion Na⁺ dan I⁻ (terionisasi secara sempurna). Akibatnya
daya hantar yang dihasilkan kuat. Sehingga larutan NaI dapat digolongkan
sebagai larutan elektrolit kuat. Dari percobaan tersebut didapat larutan yang
tergolong larutan elektrolit dan non elektrolit, karena adanya ion-ion yang
dihasilkan tiap larutan berbeda, dan daya hantar listrik itu sendiri.
Larutan elektrolit adalah suatu zat yang ketika dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan yang dapat menghantarkan listrik. Non elektrolit tidak
menghantarkanlistrik. larutan elektrolit dibedakan menjadi dua, berdasarkan kuat
arus yang ditunjukkan pada saat pengukuran dengan alat ukur multimeter, yaitu :
larutan yang memiliki arus yang besar dan terdapat pada banyak
gelembung disebut larutan elektrolit kuat. Larutan elektolit kuat memiliki
ciri-cirinya yaitu : terdapat banyak gelembung, dan lampu menyala terang
larutan yang memiliki arus yang lemah dan terdapat sedikit gelembung
disebut larutan elektrolit lemah. Larutan elektrolit lemah memiliki ciri-ciri
yaitu : lampu menyala tapi tidak terang sekali dan sedikit gelembung
larutan yang memiliki arus yang tidak ada dan tidak terdapat gelembung
disebut larutan non elektrolit. Larutan non elektrolit memiliki ciri-ciri
yaitu : lampu tidak menyala dan tidak ada gelembung.
63
V. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Sebaiknya dalam melaksanakan praktikum harus cermat, hati-hati, dan
cepat.Gunakan alat-alat yang aman dan sesuai standar praktikum agar tidak terjadi
suatu kecelakaan yang fatal. Hati-hati dengan zat-zat atau bahan kimia yang
berbahaya. Dalam melakukan praktikum diharapkan tenang, agar apa yang
dilakukan dalam praktikum bisa berjalan lancar. praktikum ini cukup berjalan
baik, tetapi karna keterbatasan waktu sehingga masih ada beberapa larutan yang
tak dapat diuji coba, jadi sebaiknya waktunya diperhatikum dan dipercepat agar
semua yang dipraktikumkan bisa dapat semua dikerjakan.
64
DAFTAR PUSTAKA
65
LAMPIRAN
Pertanyaan Prapraktik
1. Apa yang dimaksud dengan daya hantar listrik?
Jawab :
Daya hantar listrik adalah parameter yang dipengaruhi silimitas tinggi
rendahnya berkaitan erat dengan nilai silimitas.
Evaluasi
1. Apa yang dimaksud dengan larutan elektrolit ?
Jawab :
Larutan elektrolit merupakan larutan yang dapat menghantarkan listrik
dengan memberi gejala berupa menyalanya lampu pada alat uji atau
timbulnya gelembung gas dalam larutan.
2. Bagaimana sifat dari larutan yang bersifat elektrolit kuat, lemah, dan non
elektrolit ?
jawab :
66
- larutan elektrolit kuat = larutan yang mempunyai daya hantar
listrik yang kuat, karena zat terlarutnya didalam pelarut (umumnya
air) seluruhnya berubah menjadi ion-ion (alpha=1).
- larutan elektrolit lemah = larutan yang daya hantar listriknya lemah
dengan derajat ionisasi sebesar 0 (alpha<1).
- larutan Non elektrolit = larutan yang tidak dapat menghantarkan
arus listrik dan tidak menimbulkan reaksi apa-apa.
67
PERCOBAAN V
I. Tujuan
1. Memisahkan campuran dengan cara 1) Sublimasi, 2) Dekatasi, 3)
Ekstraksi, 4) Kristalisasi 5) Kromotografi.
2. Mengendapan Barium Klorida dan menentukan persentasi hasil dari
Barium Kromat
3. Menentukan persentasi barium klorida dari suatu campuran
4. Mengalami dan menggunakan Rumus Stiokiometri dalam reaksi kimia
5. Mengembangkan keterampilan menyaring dan memindahkan endapan.
II. Teori
Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih yang
saling bercampuran serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah
tercampur atau tercemar. Campuran adalah setiap contoh materi yang tidak murni,
yaitu bukan sebuah unsur atau sebuah senyawa.
Campuran merupakan suatu materi yang dibuat dari penggabungan dua zat
berlainan atau lebih menjadi zat fisik. Setiap zat dalam campuran ini tetap
memperhatikan sifat-sifat aslinya. Sifat asli campuran :
68
yang khas. Hal ini dinyatakan sbagai harga Rf yang didefinisikan sebagai Rf =
jarak yang ditempuh zat : jarak yang dittempuh pelarut
(Syukuri,1999).
(Respati,1986:162).
Bila suatu zat dapat terlarut dalam dua terlarut dalam dua pelarut yang
tidak bercampur dan ketiga ada bersama-sama maka zat tersebut terbagi kedalam
dua pelarut tersebut dalam kondisi pelarut berharga tetap pada suhu yang tetap
pernyataan ini dikenal sbagai hukum distribusi. Hukum ini berlaku bila larutannya
69
encer dan zat terlarut mempunyai struktur molekul yang sama dalam kedua
pelarut.
(Sukardjo:1990).
(AgCl → Ag + Cl¯)
Tetapan kesetimbangan antara fase padat dari garam yang tidak larut dan
ion-ionnya dalam larutan.
[Ag Cl]
Ksp=[Ag] [Cl¯]
70
Ksp disebut titipan hasil kali larutan harga Ksp tetap meskipun terdapat
zat-zat yang lain dalam larutan
(Yuliandi:2000).
71
III. Prosedur Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1. Pemisahan komponen dari campuran
a) Alat
b).Bahan
- NaCl
- NH4Cl
- C1C4
- 25 ml Air
- Butanol
- Asam nitrat
a). Alat
b). Bahan
- Kira-kira 1 gr
- (0,8-1,29) BaCl
- 25 ml air suling
- K2CrO4 0,2 M Sebanyak 25 ml
72
3.2 Skema kerja
Larutan
73
b) pemisahan dengan kromatografi
Hasil
74
HASIL
Barium klorida
- didapatkan campuran,dicatat bobotnya
- dihitung prosedur A
- dihitung massanya dalam campuran dan
- dihitung persentasenya dalam campuran semula
HASIL
75
IV. Hasil dan Pembahasan
76
Hasil nyata endapan BaCrO4 :serbuk kuning yang
lengket pada kertas
saring.
Perhitungan hasil teeoritis BaCrO4
Bobot endapan BaCrO4 (hasil teoritis) :1,216
Perhiitungan persentase hasil : % BaCrO4
1,74: 1,216 x 100%
1,43x100%
` 143%
Persentase hasil BaCrO4 :143%
77
4.2 Pembahasan
A) Pemisahan dengan cara konversional
Pada percobaan ini kami mencampurkan 3 senyawa NH4Cl,NaCl,SiO4
yang masing-masing mempunyai 0,5 gr. Dengan menggunakan pemisahan
campuran secara konvensional persentase bahan yang dipisahkan adalah dimana
(gram zat yang terbentuk) (gram sample) x 100%.
Campuran itu dipanaskan dalam cawan penguap sampai terlihat asap
putih,asap putih yang timbul adalah NH4Cl yang menyublin. Massa NaCl = bobot
cawan penguap dan contoh bobot semula – bobot penguap sesudah bobot
penyublin sehingga diperoleh persentase NaCl=99,9% denngan perhitungan =
588,37:588,4x100% = 99,9%
Bobot NaCl : bobot campuran x 100%
Pada pemanasan larutan SiO2 diperoleh persentase
% SiO2= bobot SiO2 : bobot sampel x 100%
=66:58,4 x 100%
= 113%
Dari data tersebutt bobot sampel yang diuraikan adalah bobot NaCl +
bobot SiO2 = 58,7+66 gr = 124,37 gr
Dan dapat diketahui selisih bobot
SiO2- NaCl = 66-58,37
=1,63 gr.
78
Dalam percobaan ini kami membuat noda ppada kertas saring dengan
menggunakan penodaan spidol/pena direndam dalam campuran air, warna yang
terurai adalah abu-abu, hitam, ungu.
Perbandingan gerakan zat terhadap zat aliran pelarut adalah tetap
dinyatakan dengan Rf = jarak yang ditempuuh zat : jarak yang ditempuh pelarut
= 4,5 /6,5 = 0,695 (abu-abu)
=5/5,6 = 0,769 (hitam)
=6/6,5 = 0,923 (ungu)
79
Dari persentae 143% menunjukkan telah terjadi kesalahan dalam praktikum,
hal ini terjadi karena kekurang telitian prakttikum dalam pengamatan dan
perhitungan. Kurang keringnnya endapan waktu pengerinngan maupun
penggunaan kertas saring juga berpengaruh terhadap hasil yang didapat.
80
V. Kesimpulan dan Saran
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan, maka dapat disimpulkan bahwa;
1) Pemisahan komponen dari campuran dapat dilakukan dengan cara
sublimasi, ekstraksi, dekantasi, kristalasi dan kromatografi.
2) Suatu zat akan mengendap apabila hasil kali kelarutan ion-ionnya lebih
besar daripada harga Ksp.Persentase hasil suatu zat dapat ditentukan
dengan rumus;
5.2. Saran
Diharapkan sebelum melakukan praktikum bahan dan alat dilengkapi
sehingga praktikum berjalan dengan lancar. Sebaiknya pakai masker dan sarung
tangan agar terhindar dari zat-zat yang berbahaya.
81
DAFTAR PUSTAKA
Michael purba.2004.Kimia.Jakarta:Erlangga
Respati.1986.Dasar-dasar Ilmu Kimia.Yogyakarta:UGM
Syukri.1999.Kimia dasar I.Bandung:ITB
Sukardjo.1990.Kimia Fisika.yogyakarta:Bina Aksara
Yuliandi.2000.Kimia Dasar I ..Jakarta:Erlangga
82
LAMPIRAN
Pertayaan prapraktek
1. Apa yang dimaksud dengan pemisahan komponen dari campuran?
Jawab:
Pemisahan komponen dari campuran adalah memisahkan komponen yang
menyusun suatu campuran (zat terlarut) dengan pelarutnya (dapat berupa
zat padat, cair dan gas)
2. Sebutkan cara-cara pemisahan yang anda ketahui dan jelaskan prinsipnya?
Jawab:
Sublimasi adalah pemisahan padatan dari campuran berbentuk padatan
dengan cara penguapan.
Ekstrasi adalah proses pemisahan komponen zat dari suatu campuran
berdasarkan perbedaan kelarutan.
Dekantasi adalah proses pemisahan cairan dari padatannya dengan
menuangkan aupernatan9perlahan).
Kristalisasi adalah proses pemisahan cairan dari padatannya
berdasarkan kelarutan.
Kromatografi adalah pemisahan zat padat dari campurannya
berdasarkan perbedaan migrasi seyawa.
Destilasi adalah cara pemisahan pada campuran zat-zat yang
didasarkan pada per bedaan titik didihnya.
3. Apakah yang disebut Rf dan apa peranannya dalam proses pemisahan?
Jawab:
Rf merupakan perbandingan dari jarak yang ditempuh zat dan jarak yang
ditempuh pelarut. Rf digunakan untuk keperluan identifikasi, noda-noda
sering ditentukan coraknya dengan harga Rf.
4. Berikan definisi untuk: flitral, %komposisi, endapan, stoikiometri,
supernatan dan hasil teortitis!
Jawab:
Flitral adalah zat hasil filtrasi (penyaringan) dari suatu campuran
%komposisi adalah persentase setiap unsur dalam senyawa.
83
Endapan adalah komponen yang tidak larut dan biasanya terdapat pada
bagian bawsah suatu campuran.
Stoikiometri adalah kajian tentang pengukuran partikel-partikel/ unsur-
unsur yang terdapat dalam senyawa dalam reaksi kimia.
Supernatan adalah perlahan-lahan (hati-hati)
Hasil teoritis adalah banyaknya produk yang diperoleh dari reaksi yang
berlangsung sempurna.
5. Bagaimana menguji apakah endapan telah sempurna?
Jawab:
Dengan memasukkan beberapa tetes larutan yang kita ujikan/reaksikan
sehingga tidak lagi terlihat pengendapan.
6. Masalah apa yang terjadi jika endapan yang tejadi tidak sempurna?
Jawab:
Jika endapan yang terjadi tidak sempurna, maka sebagian bobot yang
seharusnyan Mengendap terpaksa harus menguap karena masih menyatu
dengan bagian Larutan yang paling atas.
7. Apakah yang anda larutan jika partikel endapan kelihatan dalam filtrat?
Apakah sumber utama dari kesalahan percobaan tersebut?
Jawab:
Apabila partikel endapan kelihatan dalam filtrat maka harus
dilakukanpenyaringan kembali sampai tidak ada lagi partikel dalam filtrat.
Sedangkan sumber utama dari kesalahan tersebut adalah kertas saring
yang digunakan tidak sesuai atau praktikan yang kurang teliti dalam
menyaring.
84
B. Bagaimana cara anda memisahkan AgCl dari BaCl2?
Jawaban:
dengan cara memasukkan campuran kedalam air, setelah itu campuran
diekstraksi untuk mendapatkan AgCl.
C. Bagaimana cara anda memisahkan TeO2 dari SiO2?
Jawaban:
dengan cara memasukkan campuran ke dalam air, lalu ditambahkan O2+
dalamcampuran sebagai akibat ion sejenis akan memperkecil kelarutan
dan dipisahkan dengan cara dekantasi.
2. apakah ada cara pemisahan selain yang disebutkan dalam percobaan ini?
Jawaban:
ada, yaitu filtrasi, sentrifungsi, destilasi, sedimentasi, evaporasi, eksraksi
zat cair dan destilasi bertingkat.
85
Jawaban:
Diket: Ms MgCl2 = 0,552gr
Ms endapan AgCl 1,631gr
Dit : % AgCl?
% AgCl = x 100%
= x 100%
= 98,05%
86
PERCOBAAN VI
REAKSI – REAKSI KIMIA DAN REAKSI REDOKS
I. Tujuan
1) Mempelajari jenis reaksi kimia secara sistematis
2) Mengamati tanda-tanda terjadinya reaksi
3) Menulis persamaan reaksi dengan benar
4) Menyelesaikan reaksi redoks dari setiap percobaan
II. Teori
Reaksi kimia yaitu suatu proses dimana zat (senyawa) diubah menjadi satu
atau lebih senyawa baru. Dalam kimia, terdapat reaksi asam-basa yang dikenal
sebagai proses transper-proton. Kelompok reaksi oksidasi-reduksi (redoks)
dikenal juga sebagai reaksi transper electron.
Reaksi redoks yang terjadi oleh suatu spesi disebut disproporsionasi atau
reaksi autooksidasi. Spesi ini mengandung unsur yang mempunyai bilangan
oksidasi di antara bilangan oksidasi tertinggi dan terendah yang saling bereaksi
satu sama lain. Metode percobaan langsung untuk menentukan potensial
elektroda yaitu berdasarkan penentuan percobaan potensial.
Antara dua elektroda, bila dibuat suatu hubungan listrik antara dua daerah
yang mempunyai rapatan muatan yang berbeda maka muatan listrik akan mengalir
dari daerah yang mempunyai rapatan muatan yang lebih tinggi atau potensial
listrik yang lebih tinngi menuju daerah dengan potensial listrik yang lebih rendah.
Gabungan dua setengah sel disebut sel elektokimia
(Chang.2003.92).
87
Hubungan listrik antara dua setengah sel harus dilakukan dengan cara
tertentu, kedua elektroda logam dan larutannya harus berhubungan secara
sederhana elektroda saling dihubungkan dengan kawat logam yang
memungkinkan aliran elektroda. Aliran listrik di antara dua larutan harus
berbentuk migrasi ion. Hal ini hanya dapat dilakukan melalui larutan yang
“menjembatani” kedua setengah sel. Hubungan ini disebut jembatan garam.
Jembatan garam ini terdiri dari pipa U terbaik yang diisi dengan elektrolit yang
menghantarkan listrik seperti kalium klorida, dan disumbat dengan kapas pada
kedua ujungnya untuk mencegah aliran mekanis.
Dua aturan yang cocok untuk menghitung daya gerak listrik suatu sel
penentuan reaksi sel, dan untuk menentukan apakah reaksi sel seperti tertulis
berlangsung spontan daya gerak listrik sel E0 adalah daya gerak listrik bila semua
konstituen terdapat pada keaktifan satu.
Daya gerak listrik suatu sel sama dengan potensial elektroda standar
elektroda katode dikurangi potensial elektroda anode.
Hasil E0 sel > 0 menyatakan reaksi berlangsung spontan, dan E0 sel < 0
maka menyatakan reaksi berlangsung tidak spontan.
88
Reaksi yang berlangsung pada anode ditulis sebagai reaksi oksidasi dan
reaksi yang berlangsung pada anode ditulis sebagai reaksi oksidasi dan reaksi
yang berlangsung pada katode adalah reaksi reduksi.
Reaksi sel adalah jumlah dari kedua reaksi ini. Untuk mengetahui reaksi
redoks spontan atau tidak juga bisa dilihat dalam deret keaktifan logam yaitu : Li
K Ba Ca Na Mg Al Mn (H2O) Zn Cr Fe Ni Co Sn Pb (H) Cu Hg Ag Pt Au,
semakin kekanan maka potensial reduksinya semakin meningkat sehingga
semakin mudah untuk direduksi, dan semakin ke kiri makin mudah untuk
dioksidasi.
(Achmad.1993:82-85)
Zn │Zn2+ ││Ag+ │ Ag
(Barnasconi.1995:71)
89
Massa zat yang bereaksi pada elektroda sebanding dengan jumlah
kelistrikan yang mengalir melalui sel. Massa ekivalen zat yang berbeda dihasilkan
atau dipakai pada elektroda dengan melewatkan sejumlah tertentu muatan listrik
melalui sel.
(Asizin, Zainal.1986:170-172)
90
III. Prosedur Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat :
1) Sudip
2) Cawan krus + tutup
3) Bunsen
4) Kaki tiga +kasa
5) Tabung reaksi
6) Pipet tetes
3.2.2 Bahan
1) Magnesium 0,5gr 22) NaNO3 0,5 M
2) Kristal CuSO4. 5H2O 23) 5 tetes H2O2 0,1 M
3) 1 ml latutan AgNO3 0,01 M 24) FeCl3 0,1 M
4) 0,1 gr serbuk Cu
5) 1 ml larutan HCl 0,1 M
6) 1ml larutan Hg(NO3)2 0,1 M
7) 1ml larutan Al(NO3)3 0,1 M
8) 3ml KI 0,1 M
9) Larutan Na3PO4 0,1M
10) Larutan HNO3 0,1 M
11) Larutan H2SO4 0,1 M
12) Larutan H3PO4 0,1 M
13) NaOH 0,1 M
14) NaHSO4 0,1 M
15) N2C2O4 0,1 M
16) NaOH 10 M
17) Larutan KMnO4
18) Cuso4 0,5 m
19) Logam Zn dan logam Cu
20) ZnSO4 0,5M
21) Pb (No3)2 0,5 M
91
3.2 Skema Kerja
a) Reaksi penggabungan
SERBUK Mg
HASIL
b) Reaksi penguraian
KRISTAL CuSO4.
5H2O
- Dimasukkan seujung sudip bahan utama ke
tabung reaksi
- Dipanaskan dengan Bunsen
- Diamati dan dicatat
HASIL
92
d) Reaksi penggantian rangkap
HASIL
HASIL
93
IV. Hasil dan Pembahasan
4.1 Data dan Perhitungan
B. Reaksi penguraian
CuSO4 . 5H2O CuSO4 + 5H2O Saat diapanaskan berwarna putih
berembun, dan menguap
C. Reaksi penggantian tunggal
1. Cu + 2AgNO3 Cu (NO3)2 + 2Ag Ada endapan, tetapi terpisah
2. Mg + 2HCl MgCl2 + H2 Berwarna putih susu dan Mg
mengendap
D. Reaksi penggantian rangkap
1. AgNO3+ KI KNO3 +AgI Kuning
2. Hg(NO3)2 + 2KI 2KNO3 + HgI2 Berubah warna jadi orange, terdapan
endapan diatas
3. Al(NO3)3 + 3KIN 3KNO3 + ALI3 Tidak ada endapan
4. 3AgNO3+ Na3PO4 Hg3PO4 +3NaNO3 Ada endapan, larutan berwarna susu
6NaNO3
6. Al(NO3)3 + Na3PO4 AlPO4 + 3NaNO3 Larutan berwarna kuning
E. Reaksi netralisasi
1. HNO3 + NaOH NaNO3 + H2O Tidak ada perubahan(10tetes NaOH)
94
Berwarna coklat, dipanaskan
3. HCl + KMnO4 langsung mendidih
95
4.2 Pembahasan
Pada percobaan kali ini kita mengamati perubahan kimia pada reaksi
kimia. Perubahan kimia yang terjadi berupa sifat-sifat fisik pada reaksi kimia
seperti bentuk gas ,perubahan warna dan bentuk endapan. Dalam percobaan yang
kami lakukan didaptkan hasil sebagai berikut:
1) Reaksi penggabungan
Mg + O2 MgO2
2) Reaksi penguraian
Pada sebuah tabung reaksi dengan 1 mL larutan AgNO3 0,01 M dan kami
masukkan serbuk Cu 0,1 gr, kemudian kami kocok larutan tersebut, setelah kami
amati ternyata terdapat endapan tetapi terpisah. Sehingga reaksi yang terjadi
adalah:
96
Mg + 2HCl MgCl2 + H2
Pada percobaan ini kami menguji larutan AgNO3 0,01 M, Hg(NO3)2 0,1 M
dan Al(NO3)3 0,1 M . Keempat larutan tersebut kami masukkan ke tabung reaksi
yang berbeda untuk setiap larutan kemudian amsing-masing larutan tersebut kami
tambahkan KI 0,1 M sebanayk 1 mL. setelah kami amati, ternyata untuk larutan
AgNO3 berubah menjadi kuning, terdapat endapan karena andanya larutan AgNO3
yang mengendap di larutan KI encer, AgNO3 mempunyai sifat padat dari KI
sehingga terjadi reaksi:
97
5) Reaksi netralisasi
Pada percobaan ini kami menguji larutan HNO3 0,1 M, H2SO4 0,1 M, dan
H3PO4 0,1 M kedalam tabung reaksi yang berbeda untuk setiap larutan. Masing-
masing larutan kami teteskan fenolnaftalin sebagai indicator. Kemudian kami
tambahkan lagi beberapa tetes NaOh pada setiap larutan. Pada HNO3 tidak ada
perubahan warna dan pada larutan H2SO4 terdapat endapan berwarna ungu, serta
pada larutan H3PO4 tidak ada perubahan. Masing-masing larutan kami tambahkan
10 tetes NaOH. Sehingga reaksi yang terjadi :
Pada percobaan ini kami menguji larutan H2SO4 6M, NaHSO3 0,1M, dan
HCl 6M. masing-masing larutan kmai masukkan pada tabung reaksi yang
berbeda. Untuk larutan H2SO4 6M kami tambahkan KMnO4 0,1M + tetesan
larutan Na2C2O4 0,1 M. Saat larutan H2SO4 6M kami tambahkan KMnO4 ternyata
larutan berubah warna menjadi ungu, lalu kami tambahkan Na2C2O4 ternyata
larutan tetap berwarna ungu walaupun sudah diberi beberapa tetesan. Untuk
tabung ke 2 , larutan NaHSO3 + 1 mL NaOH dan diteteskan larutan KMnO4 . Saat
penambahan NaHSO3 + 1 mL NaOH larutan menimbulkan gelembung dan
ditambahkan KMnO4 larutan terdapat endpan diatas berwarna coklat dan
bergelembung. Untuk tabung 3, larutan HCl + KMnO4 berwarna cokalt dan
berbau menyengat lalu kami panaskan ternyata larutan tersebut langsung bereaksi.
98
bereaksi , tetapi menurut teori tidak dapat bereaksi karena Mg terdapat disebelah
kanan logam Na sehingga tidak dapat bereaksi. Apabila dilihat dari hasil yang
diperoleh tersebut, terdapat kekeliruan hasil, mungkin praktikan lupa mana tabung
yang berisi Mg + Zn(NO3)2 dan tabung berisi Mg + NaNO3 sehingga hasilnya
seperti kebalikan.
99
V. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1) Ada 5 jenis reaksi kimia biasa yaitu yaitu reaksi penggabungan, reaksi
penguraian, reaksi penggantian tunggal, reaksi penggantian rangkap dan
reaksi netralisasi serta reaksi reduksi oksidasi (redoks) yang sering
terjadi.
2) Tanda-tanda reaksi kimia dapat berupa timbulnya gas, endapan, perubahan
warna dan perubahan suhu.
3) Menulis persamaan reaksi yang paling penting adalah penyetaraan unsur-
unsur yang ikut bereaksi.
4) Reaksi redoks dapat disetarakan dengan dua cara, yaitu:
a. Cara perubahan biloks
b. Cara setengah reaksi
5.2 Saran
Pada saat melakukan praktikum , praktikan diharapkan tenang dan berhati-
hati terhadap senyawa ? larutan yang diuji. Usahakan memakai sarung tangan dan
masker saat melakukan percobaan. Untuk asisten laboratorium terima kasih
selama ini telah membimbing kmai saat melakukan praktikum dengan sabar.
100
DAFTAR PUSTAKA
101
LAMPIRAN
1. Pertanyaan prapraktek
1. Berikan definisi dari istilah-istilah berikut ;
Jawab:
a. Katalis adalah suatu zat yang dapatmempercepat jalannya laju
reaksi
b. Deret elektromagnetik adalah suatu deret yang menyatakan
susunan unsur-unsur berdasarkan kemampuan mereduksi dari
yang paling kuat sampai yang lemah
c. Reaksi eksotermik adalah reaksi yang melepaskan kalor dari
sistem ke lingkungan
d. Endapan adalah komponen campuran yang tidak ikut larut dan
biasanya terdapat di bagian bawah larutan
e. Produk adalah zat hasil reaksi
f. Pereaksi adalah zat-zat yang bereaksi
2. Terangkan arti lambang-lambang berikut: ∆, WR, (s), (L), (g) dan (aq)
Jawab:
a. ∆ : reaksi diberi panas
b. WR : jumlah energi dalam reaksi
c. (S) : solid umtuk fase padat
d. (L) : liquid untuk fase cair
e. (g) : gas untuk fase gas
f. (aq): aqudes untuk fase larutan
3. Berapa kira-kira volume dalam tabung reaksi yang berisi sepersepuluh bagian?
Jawab: x 250 = 25 ml
102
5. Hitung massa atom Cu dari sebagai berikut:
Bobot cawan penguap + logam M yang tidak diketahui 45,82gr
Bobot cawan penguap 45,361gr
Bobot cawan penguap + logam Cu 45,781gr
Jawab: bobot logam Cu = ( bobot cawan penguap + logam Cu) – (bobot
cawanpenguap)
= ( 45,781 – 45,361) gr
= 0,42 gr
2. Pertayaan pascapraktek
1. Identifikasi zat-zat berikut ini. Lihat kembali hasil pengamatan
a. Asap putih : reaksi penggabungan NH4Cl = O2
b. Cairan tak berwarna : reaksi penggantian rangkap = H2O
c. Gas yang dapat memadamkan api = reaksi penguraian H2
d. Padatan kelabu = reaksi rangkap tunggal Cu
e. Gas yang tak berwarna = reaksi penggantian tunggal MgCl2
f. Endapan jingga = reaksi penggantian rangkap KNO3endapan
kuning = reaksi penggantian rangkap NaNO3
g. Yang mengubah warna indikator = reaksi netralisasi NaOH
103
2. Buatlah persamaan reaksinya
a. Tembaga logam + oksigen tembaga (II) oksida
Jawab: Cu + ½ O2 CuO
b. Merkuri (II) nitrat + kalium bromida merkuri (I) bromida + kalium
Jawab : nitrat Hg(NO3)2 +2KBr 2HgBr + 2KNO3
3. Lengkapi persamaan reaksi berikut. Bila tidak ada reaksi, tulis TR.
a. Hg + Fe(NO3)2 TR
b. Zn + Ni(OH)2 Zn(OH)2 + Ni
c. Pb(NO3)2 +K2CrO4 TR
104
PERCOBAAN VII
I. Tujuan
1. Mengenal perbedaan antara senyawa kovalen dan ionik.
2. Mempelajari jenis ikatan dan struktur molekul yang mempengaruhi
senyawa secara langsung.
3. Membandingkan sifat fisis dan kimia beberapa pasang isomer.
4. Mempersiapkan diri untuk memasuki praktikum kimia organik.
II. Teori
Namun demikian, teori ikatan valensi memiliki kelemahan yakni tidak dapat
menjelaskan pembentukan ikatan kovalen pada sebagaian molekul, termasuk
molekul kecil yang melibatkan atom seperti B, Be dan C. Sebagai contoh,
molekul CH4 yang memiliki 4 ikatan kovalen C – H. Dari pengamatan, CH4
diketahui memiliki bentuk molekul tetrahedron yang simetris, dengan panjang
ikatan C – H yang sama dan sudut H – C – H yang sama pula, yakni 109,5o.
Hal tersebut menunjukan bahwa keempat ikatan kovalen C – H adalah
ekiuvalen. Fakta tersebut sulit dipahami karena atom C memiliki satu orbitas 2s
dan tiga orbital 2p, dimana orbitas 2s-nya sudah terisi. Dengan kata lain, tumpang
tindih orbital-orbital atomic valensinya dengan orbital-orbital 1s dari atom H tidak
mungkin menghasilkan 4 ikatan C – H yang ekivalen.
105
Untuk mengatasi kelemahan tersebut, Linus Pauling mengemukakan teori
Hibridisasi yang berbunyi :
“ Orbital-orbital atomik dari suatu atom dengan perrbedaan tingkat energy
yang kecil, dapat bercampur dmembentuk orbital-orbital baru yang disebut orbital
atomik hybrid ”
(Keenam, 1980;204).
Ikatan elektrolvalen atau biasa dikenal dengan ikatan ion adalah gaya tarik-
menarik listrik antara ion yang berbeda muatan. Ikatan ion disebut juga ikatan
elektrovalen. Contohnya Natrium Klorida (NaCl) terdiri atas ion Na+ dan Cl- . ion-
ion tersebut dibutuhkan oleh gaya tarik-menarik listrik sesuai dengan hokum
Coloumb.
Logam mempunyai daya tarik elektron yang lemah. Non-logam mempunyai
daya tarik elektron yang besar. Misalnya Natrium merupakan elektron yang
relative mudah melepaskan elektron (mempunyai energi ionisasi yang relatif
kecil), sedangkan Klorin merupakan non-logam dengan afinitas electron atau
keelektronegatifan yang besar. Ketika Natrium direaksikan dengan Klorin, maka
atom klorin akan menarik satu elektron dari natrium. Atom natrium berubah
menjadi ion positif, sedangkan atom klorin berubah menjadi ion negative.
Selanjutnya, ion-ion yang berbeda muatan itu saling tarik-menarik, sehingga
terbentuknya senyawa NaCl.
Ikatan ion hanya dapat terjadi jika unsur-unsur yang direaksikan mempunyai
perbedaan daya tarik electron (keelektronegatifan) yang cekup besar. Perbedaan
daya tarik electron yang cukup besar memungkinkan terjadinya serah-terima
elekton. Pada kenyataannya, hal itu terjadi pada ikatan antara logam (khususnya
golongan III A dan II A) dengan non logam VIIA dan VI A) senderung ionic
(Sukardjo, 1985;301)
.
Konfigurasi oktet juga dapat dicapai dengan memasangkan elektron
valensinya. Oleh karena mempunya keelektronegatifan yang relatif besar, unsur-
unsur non-logam cenderung mnearik electron. Sebagai contoh, pembentukan
ikatan molekul hidrogen (H2). Masing-masing atom H mempunyai 1 elektron.
106
Untuk mencapai konfigurasi stabil gas mulia terdekat, yaitu He (Z=2), dua atom
hydrogen saling memasangkan electron valensinya. Pasangan elektron tersebut
menjadi milik bersama, artinya ditarik oleh kedua inti atom yang berikatan.
Dengan demikian, kedua atom tersebut menjadi saling terikat. Ikatan yang
terbentuk karena penggunaan bersama pasangan elektron disebut ikatan kovalen
(Purba, 2000;89).
107
III. Prosedur dan Percobaan
3.1.1. Alat
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet tetes
4. Thermometer
5. Gelas piala 100 mL
6. Gelas piala 150 mL
7. Erlenmeyer 150 mL
8. Batang pengaduk
9. Spatula
10. Kaca arloji
3.1.1 Bahan
1. Akuades
2. n-heksan
3. Sikloheksan
4. n-dekana
5. o-diklorobenzen
6. p-diklorobenzen
7. n-butil alcohol
8. t-butil alcohol
9. naftalen
10. C10H8
11. p-diklorobenzen
12. C6H4Cl2
13. NaCl
14. KI
15. MgSO4
108
3.2. Skema Kerja
senyawa kovalen
Naftalen, C10H8 , p-diklorobenzena, C6H4Cl2
HASIL
Senyawa ionik
NaCl, Kalium Iodida, MgSO4
- Dimasukan ketabung kapiler
- Ditekan ujung tabung
- Dibalik dan diketuk kapiler
- Dipanaskan
- Diaduk
- Dicatat suhu saat meleleh
HASIL
109
b. Perbandingan Kelarutan
Isopropil alcohol, NaCl, KI, p-diklorobenzena, naftalen, (CH3)2CHO,
MgSO4, C6H4Cl2, C10H8
HASIL
- Diamati
- Dibandingkan sifat fisis
HASIL
- Diamati
- Dibandingkan sifat fisis
HASIL
110
d. Isomer
p-diklorobenzena, o-diklorobenzena, n-butil alcohol, t-
butil alkohol
- Dicatat bau
- Dimasukan ke tabung
- Ditambahkan air dengan alcohol
setetes
- Digoyangkan
HASIL
111
IV. Hasil dan Pembahasan
4.1.1 Data
a. Perbandingan kelarutan
Kelarutan
Senyawa kovalen
Air Karbon tetraklorida
c. Isomer
Sifat fisis
112
4.2 Pembahasan
(Wirasasmita, 1989;83).
a. Ikatan ion
Ikatan ion adalah gaya tarik-menarik listrik antara ion yang berbeda muatan.
Ikatan ion disebut juga ikatan elektrovalen. Ion dapat terjadi karena adanya
serah terima elektron antar atom. Ikatan ini terbentuk antara:
Ion positif dengan ion negatif (oleh gaya elektro statis)
Atom-atom berenergi potensial ionisasi kecil dengan atom-atom
berelektronegatifan besar
Atom-atom unsure golongan I A, IIA dengan atom-atom unsur golongan
VI A, VIIA. Contoh :
113
b. Ikatan kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terbentuk karena memiliki electron yang
digunakan bersama. Ikatan anatara sesama logam merupakan ikatan kovalen.
Larutan yang terbentuk karena penggunaan bersama pasangan electron disebut
ikatan kovalen.
Ikatan kovalen terjadi berdasarkan pemakaian pasangan electron bersama.
Ikatan ini terjadi sesame unsur bukan logam yang perbedaan elektronegatifitasnya
rendah.
(Sukardjo, 1985;302).
Isopropil alcohol pada kelarutan air larut sebagian sedangkan pada karbon
tetraklorida tidak larut. Hal ini berarti menunjukan bahwa isopropyl alcohol
mempunya ikatan ion yang akan tarik-menarik muatannya.
Natrium Klorida (NaCl) pada kelarutan air hasilnya larut sedangkan pada
karbon tetraklorida tidak larut. Hal ini berarti menunjukan bahwa natrium klorida
mempunyai ikatan ion yang berarti adanya ion muatan positif dan negative dalam
senyawa ini.
114
Kalium iodide pada kelarutan air menghasilkan larut dengan sempurna
sedangkan pada karbon tetraklorida tidak larut. Hal ini berarti menunjukan bahwa
kalium iodide ini mempunyai ikatan ion yang berarti terjadinya reaksi dalam
larutan ini karena unsure-unsur mengalami gaya yang tarik-menarik.
n-heksana memiliki warna yang bening atau jernih dan memiliki bau yang
sagat menyengat. Hal ini menunjukan bahwa n-heksana mempunyai ikatan ion.
Da sikloheksana memiliki warna yang bening atau jernih dan memiliki bau yang
tidak menyengat. Hal ini menunjukan bahwa sikloheksana mempunyai ikatan
kovalen.
115
V. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
116
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta: Erlangga.
117
LAMPIRAN
a. Pertanyaan Pra-praktek
1. Apa sebabnya air disebut molekul polar ? Jelaskan dwikutub air
berdasarkan bentuk molekulnya ?
Jawab :
Molekul H2O bersifat polar karena ikatan O – H bersifat polar (ada
perbedaan keelektronegatifan) dan bentuk molekul yang tidak simetris. Pol
negative pada O dan pol positil pada H.
4. Diantara senyawa berikut ini : MgCl2, C4H10, SO3, Li2O, C3H8, PCl3, HCl,
tentukan mana senyawa ionic dan senyawa kovalen ?
Jawab :
Ionik : MgCl2, , C4H10,Li2O,HCl
Kovalen : SO3, Li2O
CH = CH
118
b. Pertanyaan Pasca-praktek
1. Manakah yang lebih tinggi titik lelehnya CaCl2, KI, atau CH3(CO)Cl ?
Jawab :
Kalium iodide dan CaCl2 memiliki titik leleh yang lebih tinggi daripada
aasetil klorida karena CaCl2 merupakan senyawa ionic dan CH3(CO)Cl
senyawa kovalen.
4. Dietil eter sedikit larut dalam air. Jelaskan peraturan air dalam pelarut
eter?
Jawab :
Etil sukar larut dalam air karena molekul eter tidak terlalu polar serta tidak
ada ikatan hidrogennya.
119