OLEH :
KELOMPOK 1
JURUSAN KIMIA
MARET 2019
A. Tujuan
Dapat melakukan uji untuk menentukan unsur-unsur yang terkandung dalam suatu
senyawa organik
B. Dasar Teori
Tujuan dari analisis dalam kimia organik adalah untuk menentukan unsur zat organik.
Pada umumnya zat organik mengandung unsur C, H, N ,O, P, dan halogen. Sesudah suatu
zat organik dimurnikan, maka dengan meetoda tertentu macam atom dalam molekul
organik dapat ditentukan. Analisis ini disebut anlisis kualitatif.
Sebagai contoh, menentukan atom C dan H dalam suatu molekul. Untuk mengoksidasi
senyawa organik yang terdiri dari karbon dan hidrogen, dipakai kuprioksida. Karbon
berubah menjadi karbondioksida yang ditunjukan oleh air kapur yang memberikan
endapan putih kalsium karbonat, hidrogen menjadi air, berupa tetesan cairan disekeliling
tabung pembakaran dan dideteksi dengan padatan kuprisulfat anhidrus yang menguibah
warna putih dari kuprisulfat menjadi biru.
Untuk menentukan atom halogen, nitrogen dan belerang, senyawa organik dipijarkan
dengan logam natrium. Halogen dan belerang akan diubah pada pemijaran mejadi
senyawa natrium halida dan natrium sulfida. Nitrogen dalam pemijaran ini diubah menjadi
senyawa sianida. Hasil pemijaran kemudian dideteksi secara konvensional. Adanya
halogen ditunjukan dengan larutan AgNO3 yang menberikan endapan putih dari AgCl dan
AgBr, sedangkan Agl berwarna kuning. Adanya belerang ditentukan dengan menambah
timbal asetat yang akan memberi endapan hitam dari PbS. Adanya nitrogen dapat
diidentifikasi dari hasil pemijaran dengan menambahkan larutan ferrosulfat yang
memberikan endapan biru Berlin. Adanya oksigen dalam senyawa organik hanya diketahui
dari anaisis kualitatif karena tidk dikenal analisis kualitatif yang dapat menunjukkan
adanya oksigen dalam senyawa organik.
Senyawa organik menunjukan sifat kimia dan fisika yang sangat berbeda karena
strukturnya berbeda. Beberapa diantaranya berwujud padat, sebagian berwujud cair, dan
ada pula gas. Adda yang rasanya manis dan ada pula yang asam. Ada yang beracun, ada
yang sangat penting untuk kehidupan. Untuk memahami berbagai sifat molekul organik
perlu diketahui strukturnya. Tiga prinsip sederhana yang dapat memberikan pengertian
dasar tentang struktur dan kimiawi molekul organik adalah:
1. Atom karbon dapat membentuk ikatan kovalen dengan ikatan hidrogen
2. Atom karbon dapat membentuk ikatan kovalen dengn atom karbon lain untuk
membangun rantai karbon,
3. Atom karbon dapat membentuk ikatan kovalen dengan unsur lain, terutam
oksigen, nitrogen, belerang, dan halogen.
Nitrogen terdapat dalam kadaan bebas di udara 78% dari dalam senyawa seperti garam
nitrat dan garam amonium. Sifat nitrogen:
1. Sukar bereaksi karena energi ikatannya besar
2. Reaki nitrogen umumnya endoterm dan memerlukan katalis
3. Satu-satunya logam yang bereaksi dengan nitrogen pada suhu kamar Li dan
membentuk senyawa-senyawa kovalen dengan bilangan oksidasi -3 sampai +5.
Oksigen merupakan unsur terbanyak dialam. Sifat oksigen yaitu tidak dapat terbakar
tatapi diperlukan pada pembakaran dan dengan logam dan non logam membentuk
oksida. Halogen adalah zat oksidator dan memiliki bilangan oksidasi dari 0 sampai +7.
Hasil
Kristal CuSO4
- Ditaburkan kristal tersebut ke cairan yang terbentuk
- Jika kristal berubah warna dari putih menjadi biru berarti cairan tersebut ada
air
- Hal tersebut menunjukkan cairan tersebut mengandung unsure Hidrogen
Hasil
Hasil
2. Uji Peleburan Sampel dengan menggunakan Logam Na
Logam
- Natriumlogam Na dengan menggunakan pinset lalu dikeringkan dengan
Diambil
tisu
- Dipotong logam Na menjadi potongan-potongan yang lebih kecil
- Dimasukkan logam Na ke dalam krusibel
- Dimasukkan sampel kedalam krusibel
- Dimasukkan krusibel ke varnish
- Ditekan tombol on pada varnish
- Diatur suhu dan lama pemanasan
- Jika pemanasan selesai, ditekan tombol off
- Ditunggu sampai varnish agak dingin
- Ditambahkan etanol tetes demi tetes sampai pembentukan gelembung gas
berhenti
- Dipanaskan krusibel pada hotplate sampai kering
- Didinginkan krusibel sebentar, dipindahkan ke beaker glass 100 mL,
ditambahkan 15-20 mL air dingin
- Jika terbentuk gumpalan-gumpalan, dihaluskan gumpalan tersebut dengan
kaca pengaduk
- Dipanaskan campuran sampai mendidih
- Disaring larutan
- Filtrat yang diperoleh digunakan untuk menguji adanya unsure Nitrogen,
Sulfur, dan Halogen
Hasil
3. Uji Belerang
Dimasukkan
Filtrat
- sedikit2 filtrat yang diperoleh ke dalam tabung reaksi
hasil percobaan
- Diasamkan dengan CH3COOH glasial
- Ditambahkan beberapa tetes larutan Pb(CH3COO)2
Hasil
4. Uji Nitrogen
Filtrat hasil percobaan 2
5. Uji Halogen
Hasil
Filtrat
- hasil percobaan
Dimasukkan filtrat 2kedalam tabung reaksi
- Diasamkan filtrat dengan HNO3 encer
- Dimasukkan tabung kedalam almari asam, dididihkan selama 2 menit
- Ditambahkan beberapa tetes larutan AgNO3
Hasil
E. Data Hasil Pengamatan
Pada uji karbon dan hidrogen sampel yang digunakan adalah C12H22O11 (sukrosa) yang
dicampur dengan CuO, dicampurkannya sukrosa dengan CuO dimaksudkan agar
mudahnya terjadi oksidasi karena CuO merupakan sebuah oksidator. Penyusunan alat
pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
Dengan dihubungkannya tabung sampel dengan tabung yang berisi air kapur atau
Ca(OH)2 saat pemanasan maka CO2 dapat terdeteksi dengan keruhnya air kapur dan
terbentuk kalsium karbonat. Pada percobaan praktikan mengamati ternyata air kapur
berubah menjadi keruh sehingga terbukti hasil dari pemanasan sampel menghasilkan CO2
sesuai dengan persamaan:
Setelah melakukan pemanasan, pada ujung tabung sampel terbentuk titik-titik cairan
yang dimungkinkan adalah air (H2O) dengan diidentifikasi menggunakan kertas CoCl2,
hasilnya ialah merubah kertas yang tadinya warna biru menjadi warna merah. Hal ini
membuktikan adanya H2O. Sehingga pada sukrosa terbukti adanaya unsur karbon dan
unsur hidrogen.
Pada uji berikutnya ialah meleburkan sampel dengan logam Na, hal ini dimaksudkan
untuk menguraikan atau mendekomposisi senyawa organik sehingga unsur S, N, dan
halogen yang ada pada sampel dpaat menjadi Na2S, NaCN dan NaX. Akan tetapi,
praktikan tidak melakukan peleburan sampel dikarenakan sampel telah dileburkan oleh
laboran pada suhu 600oC selama 6 jam sehingga sampelnya telah mejadi serbuk/abu
berwarna hitam. Sampel ditambahkan etanol (C2H5OH) dengan maksud untuk
menghilangkan Na yang berlebih dengan melepaskan gas H2 akan tetapi pada langkah ini
tidak menghasilkan gas sehingga dapat disimpulkan bahwa logam Na tepat habis
bereaksi dan tidak berlebih. C2H5OH(aq) + Na(s) C2H5ONa(aq) + H2(g) Setelah itu,
dilakukan pemanasan dengan maksud untuk menguapkan etanol yang ada pada sampel.
Sampel kemudian dilarutkan dengan air dingin sebanyak 15 – 20 mL. Pelarutan dengan
mendidihkan sampel agar pelarutan terjadi sempurna dan cepat. Setelah didinginkan
maka disaring dan kemudian didapatkan filtrat untuk diuji selanjutnya.
Uji yang ketiga adalah uji belerang, filtrat yang telah dihasilkan dari percobaan
sebelumnya diasamkan dengan asam asetat untuk membentuk suasana asam pada
sampel, karena terbentuknya endapan belerang membutuhkan suasana asam. Selanjutnya
ditetesi dengan Pb(CH3COO)2 agar terbentuk PbS yang berupa endapan. Akan tetapi,
pada percobaan tidak terbentuk endapan melainkan larutan menjadi putih sehingga
diduga sampel tidak mengandung belerang. Kemungkinan kedua adalah sampel
mengandung belerang tetapi sudah teroksidasi menjadi PbSO4 (berupa endapan putih)
sehingga tidak terbentuk endapan hitam PbS
Uji yang keempat adalah uji nitrogen, yang membutuhkan pH sebesar 13 sehingga
ketika pH kurang atau pun lebih maka diberikan beberapa cara supaya pH menjadi 13.
Pada sampel praktikan mendapatkan pH sebesar 12 yang artinya kurang dari 13 sehingga
ditambahkan dengan NaOH, sehingga ketika dicek kembali pH mendekati 13 dan
kemudian ditambahkan dengan besi(II) amonium sulfat dimaksudkan untuk
mereaksikannya dengan CN- dan ditambahkan larutan KF, larutan berubah warna
menjadi keruh akibat dari reaksi yang terjadi. Selanjutnya ditambahkan dengan besi(III)
klorida dengan maksud mereaksikan besi(III) dengan CN- sehingga nantinya akan
terbentuk persamaan:
Ketika positif mengandung nitrogen akan berubah menjadi warna biru yang berupa
Fe4[Fe(CN)6]3 (s), akan tetapi pada percobaan ini praktikan tidak mendapatkan perubahan
warna biru pada sampel, tetap[I didapatkan endapan berwarna kuning. Hal tersebut
dikarenakan sedikitnya kandungan nitrogen dalam sampel, sehingga sulit untuk
melakukan identifikasi. Endapan yang terbentuk pada saat penambahan besi(III) klorida
yakni berupa Fe(OH)3.
Pada uji halogen, filtrat diasamkan terlebih dahulu dengan asam nitrat encer, yang
kemudian ditambahkan dengan larutan perak nitrat. Ketika terbentuk endapan warna
putih maka terbukti mengandung unsur halogen berupa Cl, jika endapan warna kuning
maka kemungkinan mengandung unsur halogen Br atau I. Pada percobaan didapatkan
hasil bahwa terbentuk endapan berwarna putih (AgCl) dan ketika dilarutkan dalam
larutan amoniak, endapan tersebut larut dalam amoniak, sehingga dapat disimpulkan
bahwa positif mengandung unsur halogen berupa Cl. AgNO3(aq) + Cl-(aq)
AgCl(s) + NO3-(aq)
G. Kesimpulan
H. Daftar Pustaka
KBK Kimia Organik. 2019. Petunjuk Praktikum Kimia Organik 1. Malang: Universitas
Negeri Malang