Anda di halaman 1dari 12

Ekologi mikroba

Ekologi mikroba (atau mikrobiologi lingkungan ) adalah ekologi mikroorganisme : hubungan


timbal balik antara mikroba dan dengan lingkungannya.

Mikroorganisme, oleh kemahakuasaan, mempengaruhi seluruh biosfer . Kehidupan mikroba


memainkan peran utama dalam mengatur sistem biogeokimia di hampir semua lingkungan planet
kita, termasuk beberapa lingkungan ekstrem , dari lingkungan beku dan danau asam, sampai
lubang hidrotermal di dasar samudra terdalam, dan beberapa yang paling akrab, seperti sebagian
di usus kecil manusia. Mikroba, berdasarkan biomassa mereka sendiri, merupakan penyerap
karbon yang signifikan. Selain fiksasi karbon, proses metabolisme kolektif kunci
mikroorganisme (termasuk fiksasi nitrogen , metabolisme metana , dan metabolisme sulfur )
mengendalikan siklus biogeokimia global. [8] Besarnya produksi mikroorganisme adalah
sedemikian rupa sehingga, bahkan dalam ketiadaan total kehidupan eukariotik, proses ini
kemungkinan akan terus berlanjut tidak berubah.

Sejarah

Sementara mikroba telah dipelajari sejak abad ke-17, penelitian ini berasal dari perspektif
fisiologis terutama daripada yang ekologis.

Ekologi mikroba modern diluncurkan oleh Robert Hungate dan rekan kerja, yang menyelidiki
ekosistem rumen . Studi tentang rumen dibutuhkan Hungate untuk mengembangkan teknik
pembiakan mikroba anaerob, dan dia juga mempelopori pendekatan kuantitatif untuk
mempelajari mikroba dan aktivitas ekologisnya yang membedakan kontribusi relatif spesies dan
jalur katabolik .

Simbiosis

Mikroba, terutama bakteri, sering terlibat dalam hubungan simbiotik (baik positif maupun
negatif ) dengan organisme lain, dan hubungan ini mempengaruhi ekosistem. Salah satu contoh
simbiosis mendasar ini adalah kloroplas , yang memungkinkan eukariota melakukan
fotosintesis . Kloroplas dianggap sebagai sianobakteria endosimbiotik, sekelompok bakteri yang
dianggap berasal dari fotosintesis aerobik. Beberapa teori menyatakan bahwa penemuan ini
bertepatan dengan perubahan besar di atmosfer bumi awal, dari atmosfir yang mereduksi hingga
atmosfir kaya oksigen. Beberapa teori mengatakan bahwa pergeseran keseimbangan gas ini
mungkin telah memicu zaman es global yang dikenal sebagai Snowball Earth [ rujukan? ] .

Peran

Mikroorganisme adalah tulang punggung semua ekosistem , namun terlebih lagi di zona dimana
fotosintesis tidak dapat terjadi karena tidak adanya cahaya. Di zona seperti itu, mikroba
mikrosintetik memberi energi dan karbon pada organisme lainnya.

Mikroba lainnya adalah dekomposer , dengan kemampuan untuk mendaur ulang nutrisi dari
produk limbah organisme lainnya. Mikroba ini memainkan peran penting dalam siklus
biogeokimia. [14] Siklus nitrogen , siklus fosfor , siklus sulfur dan siklus karbon semuanya
bergantung pada mikroorganisme dengan satu atau lain cara. Misalnya, gas nitrogen yang
membentuk 78% atmosfer bumi tidak tersedia untuk kebanyakan organisme, sampai diubah
menjadi bentuk biologis yang tersedia dengan proses mikrobial fiksasi nitrogen .

Karena tingginya transfer gen horizontal antara komunitas mikroba, [15] ekologi mikroba juga
penting untuk mempelajari evolusi . [16]

Manajemen sumber mikroba

Dapat digunakan bersamaan dengan ekologi mikroba untuk mengatasi sejumlah tantangan
lingkungan dan ekonomi . Misalnya, teknik molekuler seperti fingerprint komunitas dapat
digunakan untuk melacak perubahan dalam komunitas mikroba dari waktu ke waktu atau menilai
keanekaragaman hayati mereka. Mengelola siklus karbon untuk menyerap karbon dioksida dan
mencegah kelebihan metanogenesis penting dalam mengurangi pemanasan global , dan prospek
bioenergi sedang dikembangkan oleh pengembangan sel bahan bakar mikroba . Pengelolaan
sumber daya mikroba mendukung sikap yang lebih progresif terhadap penyakit , dimana agen
kontrol biologis lebih disukai daripada upaya pemberantasan. Fluks pada komunitas mikroba
harus lebih dicirikan agar potensi lapangan ini bisa terwujud. [17] Selain itu, ada juga implikasi
klinis, karena simbiotik mikroba laut adalah sumber berharga dari agen antimikroba yang ada
dan yang baru, dan dengan demikian menawarkan jalur penyelidikan lain dalam perlombaan
senjata evolusioner resistensi antibiotik , perhatian yang mendesak bagi peneliti. [18]

Dalam lingkungan binaan dan interaksi manusia [ sunting ]

Artikel utama: Mikrobiota manusia

Mikroba ada di semua area, termasuk rumah, kantor, pusat komersial, dan rumah sakit. Pada
tahun 2016, jurnal Microbiome menerbitkan koleksi berbagai karya yang mempelajari ekologi
mikroba lingkungan binaan . [19]

Sebuah studi 2006 tentang bakteri patogen di rumah sakit menemukan bahwa kemampuan
mereka untuk bertahan hidup bervariasi menurut jenisnya, beberapa diantaranya bertahan hanya
beberapa hari sementara yang lain bertahan selama berbulan-bulan. [20]

Umur mikroba di rumah bervariasi sama. Umumnya bakteri dan virus membutuhkan lingkungan
yang basah dengan kelembaban lebih dari 10 persen. [21] E. coli dapat bertahan selama beberapa
jam sampai satu hari. [21] Bakteri yang membentuk spora dapat bertahan lebih lama, dengan
Staphylococcus aureus bertahan selama berminggu-minggu atau, dalam kasus Bacillus
anthracis , bertahun-tahun. [21]

Di rumah, hewan peliharaan bisa menjadi pembawa bakteri; Sebagai contoh, reptil khususnya
biasanya merupakan pembawa salmonella. [22]
S. aureus sangat umum terjadi, dan secara asimtomatik menjajah sekitar 30% populasi manusia;
[23] upaya untuk mendekolonisasi pembawa telah bertemu dengan keberhasilan yang terbatas
[24] dan umumnya melibatkan pencucian nasal dan klorheksidin mupirocin , berpotensi
menyertai vankomisin dan kotrimoksazol untuk mengatasi infeksi saluran usus dan saluran
kemih.

Antimikroba

Beberapa logam, terutama tembaga dan perak, relatif mikroba. Menggunakan permukaan sentuh
tembaga antimikroba adalah teknik yang mulai digunakan pada abad ke-21 untuk mencegah
penularan bakteri. Perak, terutama dalam bentuk nanopartikel, juga mulai dimasukkan ke dalam
permukaan bangunan dan kain, meskipun ada kekhawatiran tentang potensi efek samping
partikel kecil yang tidak sehat pada tubuh.

PERTUMBUHAN MIKROBA.

A.Tahapan pertumbuhan mikroorganisme.

Defenisi pertumbuhan

Pertumbuhan adalah pertambahan secara teratur semua komponen di dalam sel Hidup. Pada
organisme multiseluler, yang disebut pertumbuhan adalah peningkatan jumlah sel per
organisme, dimana ukuran sel juga menjadi lebih besar. Pada organisme uniseluler (bersel
tunggal) pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel, yang berarti juga pertambahan jumlah
organisme, misalnya pertumbuhan yang terjadi pada suatu kultur jasad renik. Pada organisme
soenositik (aselular), selama pertumbuhan ukuran sel menjadi bertambah besar tetapi tidak
terjadi pembelahan sel

FAKTOR FAKTOR PERTUMBUHAN MIKROBA:

1. Waktu
Bila suatu sel mikroorganisem diinokulasi pada media nutrien segar, pertumbuhan yang
terlihat mula-mula adalah suatu pembesaran ukuran volume dan berat sel. Ketika ukurannya
telah mencapai kira-kira dua kali dari besar sel normal, sel tersebut membelah dan menghasilkan
dua sel . Sel-sel tersebut tumbuh dan membelah diri menghasilkan empat sel. Selamakondisi
memungkinkan pertumbuhan dan pembelahan sel berlangsung terus sampasi sejumlah besar
populasi sel terbentuk. Jika pembelahan sel  dan sel terbentuk seperti  yang ditunjukkan dalam 
tabel 1, terjadi maka sejumlah besar sel dapat terbentuk dalam waktu yang sangat singkat.
Waktu antara masing-masing pembelahan sel berbeda-beda tergantung dari spesies  dan
kondisi lingkungannya,   tetapi untuk kebanyakan bakteri  waktu ini  berkisar antara  10-60
menit. Tip[e pertumbuhan  yang cepat ini disibut pertumbuhan logaritmis atau eksponensial
karewna bila  log jumlah  sel digambarkan terhadap  waktu dalam grafik akan menunjukkan
garis lurus . Tetapi pda kenyataannya tipe pertumbuhan  eksponensial  ini tidak langsung  terjadi 
pada saat sel dipindahkan  kemedia nutrien segar dan tidak terjadi  secara terus menerus.
Biasanya  hal ini hanya terjadi  dalam satu fase yang singkat  dari pertumbuhan  populasi
mikroorganisme . Dikenal empat fase pertumbuhan   selama pertumbuhan populasi 
mikroorgansme  atau kultur  yaitu  fase-fase lambat ( lag(, fase cepat ( log) , tetap ( stasioner),
dan menurun seperti terlihat pada gambar 1. 

Tabel 1. Pertumbuhan Logaritmis Dari Mikroogranisme  Dengan 


Waktu Berkembang Biak 20 Menit.

Waktu dalam menit Jumlah organisme


1
          0 2
        20 4
        40 8
        60( jam ) 16
        80 32
      100 64
      120 (2 jam) 128
      140 256
160 512
180 (3 jam) 1.024
200 2.048
220 4.096 Log jumlah organisme hidup
240      (3 jam) 8.192
260 16.384
280 32.768
300 (5 jam) 65.536
320 131.072
340 262.144
360      (6 jam) 524.288
380 1.048.576
400 2.097.152
420  (7 jam)
                                     
                                                                               
                                                                fase
                                                                Stasioner                                       fase penurunan
                                          Fase log

                    
                   Fase lag
 
                                                                Waktu 

 Gambar 1 . Kurva pertumbuhan bakteri                                               

a. Fase lambat (lag)        


Pada awal inokulasi sel ke dalam media nutrien segar biasanya pada suatu periode  dimana tidak
terjadi  pembelahan  sel. Fase lambat  ini dapat terjadi antara  beberapa menit  sampa beberapa
jam  tergantung paada spesies, umur  dari sel inokulum dan lingkungannya. Waktu pada fase
lambat dibutuhkan untuk kegiatan  metaboliisme dalam rangka persiapanpenyesuai diri dengan
kondisi pertumbuhan dalam lingkungan yang baru.
b. Fase log
Setelah beradaptasi  terhadp kondisi  baru, sel-sel  ini akan tumbuh dan  membelah diri secara
eksponensial sampai  jumlah maksimum  yang dapat dibantu oleh kondisi lingkungan yang
dicapai.
C. Fase tetap (stationary phase)
Poopulasi mikroorganisme jarang dapat tetap tumbuh secara eksponensial dengan kecepatan
tinggi untuk suatu jangka waktu yang lama. Sebab-sebanya  akanmenjadi jelas jika dipikirkan 
akibat dari pertumbuhan  secara eksponensial. Setelah 48 jam, pertumbuhan  eksponensial  satu
sel  bakteri  dengan waktu lipat 20 menit akan menghasilkan turunan 2,3 x 1031 g atau kira-kira
4000 kali  berat bumi. Pertumbuhan populasi mikroorganisme biasanya dibatasi oleh  habisnya
bahan gizi yang tersedia atau penimbunan zast racun sebagai hasil akhir  metabolisme .
Akibatnya kecepatan  kecepatan pertumbuhan menurun  dan pertumbuhan akhirnya berhenti,
Pada titik ini dikatakan pada fase tetap (stasionary phase) . Kompisisi sel  pada fase ini  berbeda
dibandingkan  dengan sel-sel saat  fase eksponensial  dan umumnya  lebih tahan terhadp
perubahan  kondisi fisik seperti panas, dingin dan radiasi  maupun terhadap bahan-bahan kimia.

Fase menurun ( decline or death phasse)


                Sel-sel  yang berada dalm fase tetap akhirnya akan mati bila tidak dipindahkan  ke
media segar lainnya.  Sebagaimana pertumbuhan, kematian  sel juga  secara eksponensial  dan
karenanya dalam  bentuk logaritmis, fase menurun  atau  kematian ini merupakan  penurunan
secara  garis lurus  yang digambarkan oleh  jumlah sel-sel  yang hidup terhadap waktu. Jecapatan
kematian  berbeda=beda  tergantung dari spesies mikroorganisme dan kondisi lingkungannya.
               
2. Makanan
     Semua mikroorganisme memerlukan makanan   yang akan menjadi sumber energi  dan
menyediakan  unsu-unsur  kimia dasar  untuk pertumbuhan sel. Unsur-unsur  dasar tersebut
adalah  karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur,  fosfor, magnesium, zat besi ,  dan sejumlah
kecil logam  lainnya.
a.       Eneregi, biasanya diperoleh  dari substansi mengandungkarbon
b.      Nitrogen untuk sintesa protein
c.       Sumber enersi
d.      Vitamin dan mineral  yang berkaitan dengan faktor pertumbuhan

Ada dua jenis nutrisi dasar, organisme  dapat bersifat heterotrofik atau autotrofik.

a. Nutrisi heterotrofik
                Mikroorganisme yang tumbuh pada makanan  umumnya bersifat  heterotrof yaitu
menggunakan  karbohidrat sebagai sumber energi dan karbonwalaupun komponen organik
lainnya  yang mengandung karbon mungkin  juga dapat digunakan. Kebanyakan organisme
heterotrof menggunakan komponen organik  yang mengandung nitrogen  sebagai sumber N,
tetapi beberapa dapat  pula  menggunakan sumber nitrogen  anorganik.
                Beberapa  orgenisme heterotrof yang tidak dapat atau kehilangan kemampuan  untuk
mensintesa bebagai komponen  nitrogen organik membutuhkan komponen tersebut  didalam
substraty untuk pertumbuhannya. Sebaliknya  mikroorganisme lain seperti Escherichia
coli dan Enterobacter aerogenes , khamir dan kapang  dapaat tumbuh dengan baik pada medium 
yang hanya mengandung glukosa sewbagai sumbe nutrien organik. Streptopkoki, stapilokoki dan
berbagai  organisme heterotrof lainnya,  mungkin membutuhkan beberapa sumber  nitrogen
organik lainnya dalam bentuk asam  amino purin dan pirimidin  serta faktor-faktor pertumbuhan 
seperti vitamin E, Thiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), asam nikotinat (niasin)
piridoksin (B6), asam  pantotenat dan kobalamin (vitamin B12) dibutuhkan oleh  organisme 
yang tergolong pemilih  dan sukar tumbuh.
                Vitamin  yang larut lemak  yaitu vitamin  A, D, dan E tidak dibutuhkan oleh
kebanyakan mikroorganisme, sedangkan vitamin K              hanya dibutuhkan oleh bakteri  dari
golongan Mycobacterium dan Bacteriodes,  yang berfungsi sebagai subsitusi  untuk koenzim Q
(Benzoquinon)  dalam sistim transport elektron ( respirasi). Vitamin C tidak berfungsi  sebagai
faktor pertumbuhan, tetapi dapat merangsang pertumbuhan beberapa organisme karena  diduga 
dapat mengatur potensi oksidasi-reduksi yang tepat terhadp medium. Asam lemak hanya
dibutuhkan  oleh beberapa organisme, terutama jika  di dalam medium tidak terdapat vitamin B, 
sedangkan sterol hanya dibutuhkan olehmycoplasma.
b. Nutrisi autotrofik
Organisem autotrofik merip dengan tumbuhan, karena mereka mampu mempergunakan substansi
anorganik sederhana sebagai makanannya. Ada banyak bakteri yang bersifat autotrofik
Sehingga hanya sedikit substansi yang tidak mengalami biodegradasi, dalam arti tidak dapat
dipecah  oleh suatu spesies bakteri. Beberapa bakteri dapat hidup dalam beton dan lainnya lagi
dapat hidup dalam desinfekstan seperti asam karbol (”carbolic acid”).

Bakteri autotrofik memperoleh energi dengan dua cara:


a). Bakteri kemosintetik seperti baktri nitrifikasi memperoleh energi dengan  mengoksidasi senyawa
anorganik. Spesiesn nitrosomonas mengubah garam amonium menjadi nitrit dan  spesies nitro
bakter  mengubah nitrit menjadi nitrat.
b). Bakteri fotosintetik memiliki pigmen  yang erat kaitannya dengan klorofil yang dijumpai pada
tumbuhan dan  oleh karenanya dapat mempergunakan energi  matahari. Energi ini digunakan
untuk mensintesis substansi organik komplek  dari senyawa sederhana  seperti air dan
karbondioksida.

3. Kelembaban ( Aktifitas air)


                Mikroorganisme  memerlukan air untuk  hidup dan berkembang biak,  oleh karena itu
pertumbuhan sel  mikroorganisme  di dalam suatu  makanan sangat dipengaruhi  oleh jumlah air.
Air merupakan bagian terbesar  dari komponen sel (70 -80 %), air  juga dibutuhkan sebagaii
reaktan  dalam berbagai reaksi biokimia. Tidak semua air yang terdapat dalam bahan pangan
dapat digunakan oleh mikroorganisme .beberapa keadaan dimana air tidak  digunakan oleh
mikroorganisme yaitu :
a. Adanya solut dan ion  dapat mengikat air di dalam larutan , misalnya  adanya gula atau
garam pada konsentrasi tinggi akan mengikat air dari bahan pangan,  bahkan dapat  mengikat air 
dari dalam sel mikroorganisme jika konsentrtasi solut diluar  sel lebih tinggi dari pada di dalam
sel.
b. Koloid hidrofilik (gel) dapat mengikat aiir , dimana sebanyak 3-4 % agar di dalam
medium  dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
c. Air dalam bentuk kristal es  tidak digunakan oleh mikroorganisme.

Tersedianya air di dalam suatu  bahan dapat dinyatakan dalam istilah aktifitas air (aw = water
activity). Air berperan dalam  reaksi metabolik  dalam sel dan merupakan  alat  pengangkut  zat-
zat gizi  atu bahan limbah ke dalam dan  ke luar  sel. Semua  kegiatan ini membutuhkan  air
dalam bentuk cair dan apabila air tersebut  mengalami kristalisasi dan membentuk es atau terikat
secara kimiawi  dalam larutan gula  atau garam, maka air tersebut  tidak dapat digunakan oleh 
mikroorganisme. Jumlah  air yang terdapat dalam bahan pangan  atau larutan dikenal  sebagai
aktivitas  air (water activity = aw)  Air murni mempunyai nilai  aw  - 1,0.
Nilai air suatu bahan pangan akan mencapai keseimbangan  dengan  kelembaban udara relatif 
(RH) dari ruangan disekitar bahanpangan tersebut.Oleh karena itu jika RH disekitar bahan
pangan rendah  dari pada  aw   nya bahan pangan akan mengalami penguapan air,  Sebaliknya
jika RH lebih tinggi dari pada aw  bahan pangan, maka akan terjadi penyerapan air oleh bahan
pangan  sampai tercapai keadaan seimbang.
                Mikroorganisme yang berbeda membutuhkan jumlah air yang berbeda untuk
pertumbuhannya. Tabel 2 menunjukkan batas aw minimal  untuk pertumbuhan beberapa
kelompok mikro organsime. Bakteri pada umumnya membutuhkan aw  mendekat  1,00
Tabel; 2 : Batas   minimal untuk pertumbuhan mikroorganisme
penyebab kebusukan makanan.

Kelompok mikro organisme aw      minimal


Bakteri 0,91
Khamir 0,88
Kapang 0,80
Bakteri halofilik 0,75
Khamir osmofilik 0,60

                Sebagai contoh    minimal untuk bakteri  adalah 0,97 untuk Pseudomonas, 0,96 untuk
E. Coli, 0,95  untuk bacillus  substilis, 0,93 untuk Clostridium botulinum, dan 0,86 untuk
Staphylococcus aureus. khamir membutuhkan aw     lebih rendah (0,87-0,91) kapang lebih rendah
lagi  ( 0,80 – 0,87).
                Larutan gula dan garam  yang pekat  mengakibatkan  tekanan  osmotik pada sel 
mikroorganisme dengan menyerap keluar air dari dalam sel  dan menyebabkan sel kekurangan
air dan mati. Beberapa jenis mikroorgansime  dapat menyesuaikan diri dengan keadaan  tersebut
diatas  yaitu tekanan osmotik  eksternal  yang tinggi dan dalam beberapa hal tertentu keadaan
semacam itu yang diinginkan. Beberapa jenis bakteri khamir dan kapang  dapat tahan dan
tumbuh pada larutan  gula yang sangat pekat dan umumnya dikenal sebagai organisme
osmofilik.  Keadaan yang sama  pada beberapa jenis mikroorganisme yang tahan dalam
lingkungan berkadar garam cukup tinggi  yang disebut halofil atau organisme halofilik. Jenis-
jenis yang tahan tekanan  osmotik ini dapat  berperan  secara  nyata  dalam pembusukan bahan
pangan.

2. Suplai Nutrisi

Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai sumber
energidan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah : karbon, nitrogen,
hidrogen,oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya. Ketiadaan atau
kekurangansumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada
akhirnyadapat menyebabkan kematian.Kondisi tidak bersih dan higinis pada lingkungan adalah
kondisi yang menyediakan sumbernutrisi bagi pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat
tumbuh berkembang di lingkungan seperti ini. Oleh karena itu, prinsip daripada menciptakan
lingkungan bersih dan higinis adalahuntuk mengeliminir dan meminimalisir sumber nutrisi bagi
mikroba agar pertumbuhannya terkendali.

3. Suhu / Temperatur
Suhu merupakan salah satu faktor penting di dalam mempengaruhi dan
pertumbuhanmikroorganisme. Suhu dapat mempengaruhi mikroba dalam dua cara yang
berlawanan :

1) Apabila suhu naik maka kecepatan metabolisme naik dan pertumbuhan dipercepat.Sebaliknya
apabila suhu turun, maka kecepatan metabolisme akan menurun dan pertumbuhan diperlambat.

2) Apabila suhu naik atau turun secara drastis, tingkat pertumbuhan akan terhenti, kompenensel
menjadi tidak aktif dan rusak, sehingga sel-sel menjadi mati.

Berdasarkan hal di atas, maka suhu yang berkaitan dengan pertumbuhan


mikroorganismedigolongkan menjadi tiga, yaitu :

1) Suhu minimum yaitu suhu yang apabila berada di bawahnya maka pertumbuhan terhenti.

2) Suhu optimum yaitu suhu dimana pertumbuhan berlangsung paling cepat dan optimum.
(Disebut juga suhu inkubasi)

3) Suhu maksimum yaitu suhu yang apabila berada di atasnya maka pertumbuhan tidak terjadi.

Tabel 2. : Pengelompokan  Mikroorganisme  Bedasarkan Reaksi Pertumbuhan


                  Terhadap Suhu.

Kelompok Suhu pertumbuhan Suhu pertumbuhan Suhu pertumbuhan


minimum ( 0C ) optimum ( 0C ) maksimum  ( 0C)
Psikofil - 15 10 20
Psikrotrof -5 25 35
Mesofil 5 – 10 30 – 37 45
Thermofil 40 45 – 55 60 – 80
Thermotrof 15 42 - 46 50

4. Keasaman atau Kebasaan (pH)

Setiap organisme memiliki kisaran pH masing-masing dan memiliki pH optimum yang berbeda-
beda. Kebanyakan mikroorganisme dapat tumbuh pada kisaran ph 8,0

 – 

8,0 dan nilai pH di luarkisaran 2,0 sampai 10,0 biasanya bersifat merusak.
5. Ketersediaan Oksigen

Mikroorganisme memiliki karakteristik sendiri-sendiri di dalam kebutuhannya akan


oksigen.Mikroorganisme dalam hal ini digolongkan menjadi:

1) Aerobik : hanya dapat tumbuh apabila ada oksigen bebas.

2) Anaerob : hanya dapat tumbuh apabila tidak ada oksigen bebas.

3) Anaerob fakultatif : dapat tumbuh baik dengan atau tanpa oksigen bebas.


4) Mikroaerofilik : dapat tumbuh apabila ada oksigen dalam jumlah kecil

C. Pengaruh faktor intrinsik terhadap pertumbuhan mikroba.

Faktor intrinsik (Sifat bahan pangan ) atau  faktor dalam yang mempengaruhi populasi jasad renik (Mikro
organisme) di dalam makanan meliputi sifat-sifat kimia atau komposisi, sifat fisik dan struktur makanan,
misalnya  nilai aw (aktifitas air), komposisi nutrien, pH, potensi redoks, adanya bahan pengawet alami
atau tambahan dsb.

                Contoh : Mikro Organiseme pada daging berbeda dengan Mikroorganisme pada buah-buahan
dan sayuran Karena kedua kelompok bahan pangan ini mempunyai komposisi, pH, potensi redoks  dan
sifat-sifat yang berbeda,  bahkan pada daging Mikroorganisme bagian luar bersifat aerobik dan bagian
dalam anaerob atau anaerob fakultatif.

D. Pengaruh Faktor ektrinsik (lingkungan) terhadp pertumbuhan mikroba.

                Bahan pangan segar atau makanan olahan yng tidak langsung dikonsumsi memerlukan tahap
penyimpanan atau transpor/distribusi. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyaimpanan  dan transpor
seperti suhu,  kelembaban, susunan gas merupakan faktor ekstrinsik (lingkungan yang mempengaruhi 
populasi mikroorganisme  yang terdapat pada makanan.  Sebagai contohpda daging  yang disimpan
dengan  cara pendinginan  di dalam wadah biasa (tanpa vacum), maka mikroorganisme  yang akan
tumbuh dominan selama penyimpanan  adalah bakteri  gram  negatif  yang bersifat psikrotrofik dan
aerob, sedangkan jika dismpan  pada suhu yang sama  dengan cara pengepakan vakum,  maka yang
dominan selama penyimpanan adalah  bakteri gram positif yang bersifat anaerobik atau
anaerofakultatif.

E. Faktor Implisit yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba

Adanya berbagai mikroorganisme  yasng terdapat pada makanan  kadang-kadang mengakibatkan  ua


atau lebih  mikroorganisme  hidup bersama  saling emnguntungkan (sinergis) atau jasad  mikroorganis
yang satu  merugikan pertumbuhan mikroorganisme ysang lainnya ( antagonis). Sebagai contoh adanya
sutu  bakteri patogen atau pembusuk pada makanan mungkin tidak mengakibatkan  keracunan pada
orang yang menelannya  atau menyebabkan  kebusukan  makanan tersebut, karena metabolisme  dan
pertumbuhan bakteri  patogen atau pembusuk tersebut  diatur atau dihambat oleh adanya jasad renik
lainnya. Sebagai contoh, bakteri patogen  seperti Salmonella dan Staphylococcusaureus yang terdapat 
pada suatu makanan akan dihambat pertumbuhannya jika  di dalam makanan tersebut terdapat
kelompok bakteri lainnya yang tergolongLactobacillaceae.

Anda mungkin juga menyukai