Sejarah
Sementara mikroba telah dipelajari sejak abad ke-17, penelitian ini berasal dari perspektif
fisiologis terutama daripada yang ekologis.
Ekologi mikroba modern diluncurkan oleh Robert Hungate dan rekan kerja, yang menyelidiki
ekosistem rumen . Studi tentang rumen dibutuhkan Hungate untuk mengembangkan teknik
pembiakan mikroba anaerob, dan dia juga mempelopori pendekatan kuantitatif untuk
mempelajari mikroba dan aktivitas ekologisnya yang membedakan kontribusi relatif spesies dan
jalur katabolik .
Simbiosis
Mikroba, terutama bakteri, sering terlibat dalam hubungan simbiotik (baik positif maupun
negatif ) dengan organisme lain, dan hubungan ini mempengaruhi ekosistem. Salah satu contoh
simbiosis mendasar ini adalah kloroplas , yang memungkinkan eukariota melakukan
fotosintesis . Kloroplas dianggap sebagai sianobakteria endosimbiotik, sekelompok bakteri yang
dianggap berasal dari fotosintesis aerobik. Beberapa teori menyatakan bahwa penemuan ini
bertepatan dengan perubahan besar di atmosfer bumi awal, dari atmosfir yang mereduksi hingga
atmosfir kaya oksigen. Beberapa teori mengatakan bahwa pergeseran keseimbangan gas ini
mungkin telah memicu zaman es global yang dikenal sebagai Snowball Earth [ rujukan? ] .
Peran
Mikroorganisme adalah tulang punggung semua ekosistem , namun terlebih lagi di zona dimana
fotosintesis tidak dapat terjadi karena tidak adanya cahaya. Di zona seperti itu, mikroba
mikrosintetik memberi energi dan karbon pada organisme lainnya.
Mikroba lainnya adalah dekomposer , dengan kemampuan untuk mendaur ulang nutrisi dari
produk limbah organisme lainnya. Mikroba ini memainkan peran penting dalam siklus
biogeokimia. [14] Siklus nitrogen , siklus fosfor , siklus sulfur dan siklus karbon semuanya
bergantung pada mikroorganisme dengan satu atau lain cara. Misalnya, gas nitrogen yang
membentuk 78% atmosfer bumi tidak tersedia untuk kebanyakan organisme, sampai diubah
menjadi bentuk biologis yang tersedia dengan proses mikrobial fiksasi nitrogen .
Karena tingginya transfer gen horizontal antara komunitas mikroba, [15] ekologi mikroba juga
penting untuk mempelajari evolusi . [16]
Dapat digunakan bersamaan dengan ekologi mikroba untuk mengatasi sejumlah tantangan
lingkungan dan ekonomi . Misalnya, teknik molekuler seperti fingerprint komunitas dapat
digunakan untuk melacak perubahan dalam komunitas mikroba dari waktu ke waktu atau menilai
keanekaragaman hayati mereka. Mengelola siklus karbon untuk menyerap karbon dioksida dan
mencegah kelebihan metanogenesis penting dalam mengurangi pemanasan global , dan prospek
bioenergi sedang dikembangkan oleh pengembangan sel bahan bakar mikroba . Pengelolaan
sumber daya mikroba mendukung sikap yang lebih progresif terhadap penyakit , dimana agen
kontrol biologis lebih disukai daripada upaya pemberantasan. Fluks pada komunitas mikroba
harus lebih dicirikan agar potensi lapangan ini bisa terwujud. [17] Selain itu, ada juga implikasi
klinis, karena simbiotik mikroba laut adalah sumber berharga dari agen antimikroba yang ada
dan yang baru, dan dengan demikian menawarkan jalur penyelidikan lain dalam perlombaan
senjata evolusioner resistensi antibiotik , perhatian yang mendesak bagi peneliti. [18]
Mikroba ada di semua area, termasuk rumah, kantor, pusat komersial, dan rumah sakit. Pada
tahun 2016, jurnal Microbiome menerbitkan koleksi berbagai karya yang mempelajari ekologi
mikroba lingkungan binaan . [19]
Sebuah studi 2006 tentang bakteri patogen di rumah sakit menemukan bahwa kemampuan
mereka untuk bertahan hidup bervariasi menurut jenisnya, beberapa diantaranya bertahan hanya
beberapa hari sementara yang lain bertahan selama berbulan-bulan. [20]
Umur mikroba di rumah bervariasi sama. Umumnya bakteri dan virus membutuhkan lingkungan
yang basah dengan kelembaban lebih dari 10 persen. [21] E. coli dapat bertahan selama beberapa
jam sampai satu hari. [21] Bakteri yang membentuk spora dapat bertahan lebih lama, dengan
Staphylococcus aureus bertahan selama berminggu-minggu atau, dalam kasus Bacillus
anthracis , bertahun-tahun. [21]
Di rumah, hewan peliharaan bisa menjadi pembawa bakteri; Sebagai contoh, reptil khususnya
biasanya merupakan pembawa salmonella. [22]
S. aureus sangat umum terjadi, dan secara asimtomatik menjajah sekitar 30% populasi manusia;
[23] upaya untuk mendekolonisasi pembawa telah bertemu dengan keberhasilan yang terbatas
[24] dan umumnya melibatkan pencucian nasal dan klorheksidin mupirocin , berpotensi
menyertai vankomisin dan kotrimoksazol untuk mengatasi infeksi saluran usus dan saluran
kemih.
Antimikroba
Beberapa logam, terutama tembaga dan perak, relatif mikroba. Menggunakan permukaan sentuh
tembaga antimikroba adalah teknik yang mulai digunakan pada abad ke-21 untuk mencegah
penularan bakteri. Perak, terutama dalam bentuk nanopartikel, juga mulai dimasukkan ke dalam
permukaan bangunan dan kain, meskipun ada kekhawatiran tentang potensi efek samping
partikel kecil yang tidak sehat pada tubuh.
PERTUMBUHAN MIKROBA.
Defenisi pertumbuhan
Pertumbuhan adalah pertambahan secara teratur semua komponen di dalam sel Hidup. Pada
organisme multiseluler, yang disebut pertumbuhan adalah peningkatan jumlah sel per
organisme, dimana ukuran sel juga menjadi lebih besar. Pada organisme uniseluler (bersel
tunggal) pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel, yang berarti juga pertambahan jumlah
organisme, misalnya pertumbuhan yang terjadi pada suatu kultur jasad renik. Pada organisme
soenositik (aselular), selama pertumbuhan ukuran sel menjadi bertambah besar tetapi tidak
terjadi pembelahan sel
1. Waktu
Bila suatu sel mikroorganisem diinokulasi pada media nutrien segar, pertumbuhan yang
terlihat mula-mula adalah suatu pembesaran ukuran volume dan berat sel. Ketika ukurannya
telah mencapai kira-kira dua kali dari besar sel normal, sel tersebut membelah dan menghasilkan
dua sel . Sel-sel tersebut tumbuh dan membelah diri menghasilkan empat sel. Selamakondisi
memungkinkan pertumbuhan dan pembelahan sel berlangsung terus sampasi sejumlah besar
populasi sel terbentuk. Jika pembelahan sel dan sel terbentuk seperti yang ditunjukkan dalam
tabel 1, terjadi maka sejumlah besar sel dapat terbentuk dalam waktu yang sangat singkat.
Waktu antara masing-masing pembelahan sel berbeda-beda tergantung dari spesies dan
kondisi lingkungannya, tetapi untuk kebanyakan bakteri waktu ini berkisar antara 10-60
menit. Tip[e pertumbuhan yang cepat ini disibut pertumbuhan logaritmis atau eksponensial
karewna bila log jumlah sel digambarkan terhadap waktu dalam grafik akan menunjukkan
garis lurus . Tetapi pda kenyataannya tipe pertumbuhan eksponensial ini tidak langsung terjadi
pada saat sel dipindahkan kemedia nutrien segar dan tidak terjadi secara terus menerus.
Biasanya hal ini hanya terjadi dalam satu fase yang singkat dari pertumbuhan populasi
mikroorganisme . Dikenal empat fase pertumbuhan selama pertumbuhan populasi
mikroorgansme atau kultur yaitu fase-fase lambat ( lag(, fase cepat ( log) , tetap ( stasioner),
dan menurun seperti terlihat pada gambar 1.
Fase lag
Waktu
Ada dua jenis nutrisi dasar, organisme dapat bersifat heterotrofik atau autotrofik.
a. Nutrisi heterotrofik
Mikroorganisme yang tumbuh pada makanan umumnya bersifat heterotrof yaitu
menggunakan karbohidrat sebagai sumber energi dan karbonwalaupun komponen organik
lainnya yang mengandung karbon mungkin juga dapat digunakan. Kebanyakan organisme
heterotrof menggunakan komponen organik yang mengandung nitrogen sebagai sumber N,
tetapi beberapa dapat pula menggunakan sumber nitrogen anorganik.
Beberapa orgenisme heterotrof yang tidak dapat atau kehilangan kemampuan untuk
mensintesa bebagai komponen nitrogen organik membutuhkan komponen tersebut didalam
substraty untuk pertumbuhannya. Sebaliknya mikroorganisme lain seperti Escherichia
coli dan Enterobacter aerogenes , khamir dan kapang dapaat tumbuh dengan baik pada medium
yang hanya mengandung glukosa sewbagai sumbe nutrien organik. Streptopkoki, stapilokoki dan
berbagai organisme heterotrof lainnya, mungkin membutuhkan beberapa sumber nitrogen
organik lainnya dalam bentuk asam amino purin dan pirimidin serta faktor-faktor pertumbuhan
seperti vitamin E, Thiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), asam nikotinat (niasin)
piridoksin (B6), asam pantotenat dan kobalamin (vitamin B12) dibutuhkan oleh organisme
yang tergolong pemilih dan sukar tumbuh.
Vitamin yang larut lemak yaitu vitamin A, D, dan E tidak dibutuhkan oleh
kebanyakan mikroorganisme, sedangkan vitamin K hanya dibutuhkan oleh bakteri dari
golongan Mycobacterium dan Bacteriodes, yang berfungsi sebagai subsitusi untuk koenzim Q
(Benzoquinon) dalam sistim transport elektron ( respirasi). Vitamin C tidak berfungsi sebagai
faktor pertumbuhan, tetapi dapat merangsang pertumbuhan beberapa organisme karena diduga
dapat mengatur potensi oksidasi-reduksi yang tepat terhadp medium. Asam lemak hanya
dibutuhkan oleh beberapa organisme, terutama jika di dalam medium tidak terdapat vitamin B,
sedangkan sterol hanya dibutuhkan olehmycoplasma.
b. Nutrisi autotrofik
Organisem autotrofik merip dengan tumbuhan, karena mereka mampu mempergunakan substansi
anorganik sederhana sebagai makanannya. Ada banyak bakteri yang bersifat autotrofik
Sehingga hanya sedikit substansi yang tidak mengalami biodegradasi, dalam arti tidak dapat
dipecah oleh suatu spesies bakteri. Beberapa bakteri dapat hidup dalam beton dan lainnya lagi
dapat hidup dalam desinfekstan seperti asam karbol (”carbolic acid”).
Tersedianya air di dalam suatu bahan dapat dinyatakan dalam istilah aktifitas air (aw = water
activity). Air berperan dalam reaksi metabolik dalam sel dan merupakan alat pengangkut zat-
zat gizi atu bahan limbah ke dalam dan ke luar sel. Semua kegiatan ini membutuhkan air
dalam bentuk cair dan apabila air tersebut mengalami kristalisasi dan membentuk es atau terikat
secara kimiawi dalam larutan gula atau garam, maka air tersebut tidak dapat digunakan oleh
mikroorganisme. Jumlah air yang terdapat dalam bahan pangan atau larutan dikenal sebagai
aktivitas air (water activity = aw) Air murni mempunyai nilai aw - 1,0.
Nilai air suatu bahan pangan akan mencapai keseimbangan dengan kelembaban udara relatif
(RH) dari ruangan disekitar bahanpangan tersebut.Oleh karena itu jika RH disekitar bahan
pangan rendah dari pada aw nya bahan pangan akan mengalami penguapan air, Sebaliknya
jika RH lebih tinggi dari pada aw bahan pangan, maka akan terjadi penyerapan air oleh bahan
pangan sampai tercapai keadaan seimbang.
Mikroorganisme yang berbeda membutuhkan jumlah air yang berbeda untuk
pertumbuhannya. Tabel 2 menunjukkan batas aw minimal untuk pertumbuhan beberapa
kelompok mikro organsime. Bakteri pada umumnya membutuhkan aw mendekat 1,00
Tabel; 2 : Batas minimal untuk pertumbuhan mikroorganisme
penyebab kebusukan makanan.
Sebagai contoh minimal untuk bakteri adalah 0,97 untuk Pseudomonas, 0,96 untuk
E. Coli, 0,95 untuk bacillus substilis, 0,93 untuk Clostridium botulinum, dan 0,86 untuk
Staphylococcus aureus. khamir membutuhkan aw lebih rendah (0,87-0,91) kapang lebih rendah
lagi ( 0,80 – 0,87).
Larutan gula dan garam yang pekat mengakibatkan tekanan osmotik pada sel
mikroorganisme dengan menyerap keluar air dari dalam sel dan menyebabkan sel kekurangan
air dan mati. Beberapa jenis mikroorgansime dapat menyesuaikan diri dengan keadaan tersebut
diatas yaitu tekanan osmotik eksternal yang tinggi dan dalam beberapa hal tertentu keadaan
semacam itu yang diinginkan. Beberapa jenis bakteri khamir dan kapang dapat tahan dan
tumbuh pada larutan gula yang sangat pekat dan umumnya dikenal sebagai organisme
osmofilik. Keadaan yang sama pada beberapa jenis mikroorganisme yang tahan dalam
lingkungan berkadar garam cukup tinggi yang disebut halofil atau organisme halofilik. Jenis-
jenis yang tahan tekanan osmotik ini dapat berperan secara nyata dalam pembusukan bahan
pangan.
2. Suplai Nutrisi
Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai sumber
energidan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah : karbon, nitrogen,
hidrogen,oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya. Ketiadaan atau
kekurangansumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada
akhirnyadapat menyebabkan kematian.Kondisi tidak bersih dan higinis pada lingkungan adalah
kondisi yang menyediakan sumbernutrisi bagi pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat
tumbuh berkembang di lingkungan seperti ini. Oleh karena itu, prinsip daripada menciptakan
lingkungan bersih dan higinis adalahuntuk mengeliminir dan meminimalisir sumber nutrisi bagi
mikroba agar pertumbuhannya terkendali.
3. Suhu / Temperatur
Suhu merupakan salah satu faktor penting di dalam mempengaruhi dan
pertumbuhanmikroorganisme. Suhu dapat mempengaruhi mikroba dalam dua cara yang
berlawanan :
1) Apabila suhu naik maka kecepatan metabolisme naik dan pertumbuhan dipercepat.Sebaliknya
apabila suhu turun, maka kecepatan metabolisme akan menurun dan pertumbuhan diperlambat.
2) Apabila suhu naik atau turun secara drastis, tingkat pertumbuhan akan terhenti, kompenensel
menjadi tidak aktif dan rusak, sehingga sel-sel menjadi mati.
1) Suhu minimum yaitu suhu yang apabila berada di bawahnya maka pertumbuhan terhenti.
2) Suhu optimum yaitu suhu dimana pertumbuhan berlangsung paling cepat dan optimum.
(Disebut juga suhu inkubasi)
Setiap organisme memiliki kisaran pH masing-masing dan memiliki pH optimum yang berbeda-
beda. Kebanyakan mikroorganisme dapat tumbuh pada kisaran ph 8,0
–
8,0 dan nilai pH di luarkisaran 2,0 sampai 10,0 biasanya bersifat merusak.
5. Ketersediaan Oksigen
1) Aerobik : hanya dapat tumbuh apabila ada oksigen bebas.
2) Anaerob : hanya dapat tumbuh apabila tidak ada oksigen bebas.
Faktor intrinsik (Sifat bahan pangan ) atau faktor dalam yang mempengaruhi populasi jasad renik (Mikro
organisme) di dalam makanan meliputi sifat-sifat kimia atau komposisi, sifat fisik dan struktur makanan,
misalnya nilai aw (aktifitas air), komposisi nutrien, pH, potensi redoks, adanya bahan pengawet alami
atau tambahan dsb.
Contoh : Mikro Organiseme pada daging berbeda dengan Mikroorganisme pada buah-buahan
dan sayuran Karena kedua kelompok bahan pangan ini mempunyai komposisi, pH, potensi redoks dan
sifat-sifat yang berbeda, bahkan pada daging Mikroorganisme bagian luar bersifat aerobik dan bagian
dalam anaerob atau anaerob fakultatif.
Bahan pangan segar atau makanan olahan yng tidak langsung dikonsumsi memerlukan tahap
penyimpanan atau transpor/distribusi. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyaimpanan dan transpor
seperti suhu, kelembaban, susunan gas merupakan faktor ekstrinsik (lingkungan yang mempengaruhi
populasi mikroorganisme yang terdapat pada makanan. Sebagai contohpda daging yang disimpan
dengan cara pendinginan di dalam wadah biasa (tanpa vacum), maka mikroorganisme yang akan
tumbuh dominan selama penyimpanan adalah bakteri gram negatif yang bersifat psikrotrofik dan
aerob, sedangkan jika dismpan pada suhu yang sama dengan cara pengepakan vakum, maka yang
dominan selama penyimpanan adalah bakteri gram positif yang bersifat anaerobik atau
anaerofakultatif.