Anda di halaman 1dari 10

PERCOBAAN 4

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

IDENTIFIKASI CAIRAN ORGANIK BERDASARKAN SIFAT FISIKNYA


Yang diampu oleh Bapak Aman Santoso dan Ibu Rini Retnosari

OLEH :
KELOMPOK 1

1. Ainayya Annihayah (170332614531)


2. Ariza Rizki Aminasari (170332614502)
3. Ayu Wulandari (170332614570)
4. Laili Ramadhan (!70332614576)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FEBRUARI 2019

A. Tujuan
Dapat mengidentifikasi suatu cairan organik dari sekelompok cairan yang dikaji,
berdasarkan sifat-sifat fisikanya.
B. Dasar Teori

Senyawa adalah zat yang terbentuk dari penggabungan unsur-unsur dengan pembentuknya. Senyawa
dihasilkan dari reaksi kimia antara dua unsur atau lebih melalui reaksi pembentukan. Senyawa organik atau
senyawa karbon adalah suatu senyawa yang unsur-unsur penyusunya terdiri dari atom karbon dan atom-
atom hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, halogen, atau fosfor.
Sifat fisika senyawa organik seperti titik leleh, titik didih, kelarutan tergantung pada
struktur, gugus fungsi, dan berat molekul. Gugus fungsi suatu molekul organik sangat
menentukan sifat reaksinya. Seperti halida (alkil halida), hidroksil (alkohol dan
karboksilat), karbonil (aldehida dan keton), amino, dan sulfonil.
Ada dua jenis model analisis, yaitu analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis
kualitatif membahas mengenai identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawa
apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisis
kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur.
Setiap zat mempunyai sifat fisik tertentu. Bila sekelompok cairan organik diketahui
sifat-sifat fisiknya, suatu sampel cairan dalam kelompok tersebut dapat diidentifikasi
berdasarkan sifat-sifat tersebut. Dalam percobaan ini, akan dipelajari bagaimana cara
mengidentifikasi sampel berdasarkan berat jenis, titik didih, kelarutannya dalam air,
kemampuan nyala, dan titik bekunya.
C. Alat dan Bahan
 Alat :
- Gelas ukur - Krusibel
- Timbangan - Beaker
- Tabung reaksi - Korek api dari kayu
- Cawan - Krusibel
- Thermometer - Tabung reaksi
- Perkolator - Lampu spiritus
- Kaki tiga - Segitiga keramik
- Sumbat - Statif
- Manice - Klemp
 Bahan :
Sampel cairan organic (sampel A,E,F,G)
D. Prosedur Percobaan dan Hasil Pengamatan
1.Berat Jenis
Sampel cairan organik

- ditimbang gelas ukur yang kering dan bersih. Dicatat beratnya


- Diisi gelas ukur dengan sampel dan dicatat volumenya
- Ditimbang gelas ukur dan sampel tersebut. dicatat beratnya.
- Dihitung berat sampel tersebut
- Dihitung berat jenis sampel dengan cara membagi berat sampel dengan
volumenya

Hasil

2. Titik didih
Sampel cairan organik
- Dipasang 2 manice pada statif
- Dipasang 1 klemp pada salah satu manice dan 1 ring/klemp pada
manice yang lain
- Diambil kaki tiga
- Diletakkan segitiga keramik diatas kaki tiga
- Diambil cawan penguapan, diisi dengan pasir kemudian diletakkan
cawan yang berisi pasir tersebut pada segitiga keramik
- Ditempatkan kaki tiga, segitiga keramik dan cawan penguapan
tersebut dekat statif
- Diambil tabung reaksi yang bersih dan kering
- Dimasukkan bagian bawah tabung reaksi dalam pasir yang terdapat
dalam cawan penguapan
- Dijepit tabung tersebut dengan menggunakan klemp yang terpasang
pada statif
- Diatur klemp sedemikian, sehingga tabung reaksi tegak lurus dan
dijepit dibagian ¾ tabung
- Dimasukkan pecahan keramik kecil kedalam tabung reaksi
- Dimasukkan perkolator kedalam tabung reaksi
- Digantung thermometer pada ring / klemp yang berada diatas tabung
reaksi
- Dimasukkan ujung thermometer kedalam perkolator
- Dimasukkan 1ml sampel kedalam tabung reaksi
- Dipanaskan sampel tersebut dengan api kecil sampai mendidih
- Dicatat temperaturnya

Hasil

3.Kelarutan dalam air


Sampel cairan organik
- Dimasukkan 2mL air kedalam tabung reaksi
- Ditambahkan beberapa 1 mL sampel, kemudian dikocok
- Dicatat kelarutan sampel dalam air
Hasil

4. Kemampuan nyala

Sampel cairan organik

- Dimasukkan 5 tetes sampel kedalam sebuah krusibel


- Dibakar sampel tersebut dengan menggunakan korek api kayu
- Dicatat hasil pengamatan

Hasil

Data Hasil Pengamatan

No Sampel Titik Didih Berat Jenis Kemampuan Kelarutan Kesimpulan


(℃) (g/mL) Nyala dalam Air
1 A 64,76 0,59 Nyala Tidak Heksanol
2 G 62,76 0,73 Nyala Larut Metanol
3 E 73,76 0,71 Nyala Larut Etanol
4 F 57,76 1,21 Tidak Tidak Kloroform
Perhitungan :

1. Titik Didih Terkoreksi


 Sampel A = 64℃
760−𝑥
Titik Didih Terkoreksi = Titik Didih Pengamatan + 𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖
10
760−741
= 64℃ + 𝑥 0,4
10

=64℃ + 0,76
= 64,76℃
 Sampel G = 62℃
760−𝑥
Titik Didih Terkoreksi = Titik Didih Pengamatan + 𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖
10
760−741
= 62℃ + 𝑥 0,4
10

=62℃ + 0,76
= 62,76℃
 Sampel E = 73℃
760−𝑥
Titik Didih Terkoreksi = Titik Didih Pengamatan + 𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖
10
760−741
= 73℃ + 𝑥 0,4
10

=73℃ + 0,76
= 73,76℃
 Sampel F = 57℃
760−𝑥
Titik Didih Terkoreksi = Titik Didih Pengamatan + 𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖
10
760−741
= 57℃ + 𝑥 0,4
10

=57℃ + 0,76
= 57,76℃
2. Berat Jenis Senyawa
 Sampel A
Massa sampel = 0,59 g
Volume sampel = 1 mL
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Berat jenis sampel = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
0,59 𝑔
= 1 𝑚𝐿

= 0,59 g/mL
 Sampel G
Massa sampel = 0,73 g
Volume sampel = 1 mL
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Berat jenis sampel = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
0,73 𝑔
= 1 𝑚𝐿

= 0,73 g/mL
 Sampel E
Massa sampel = 0,71 g
Volume sampel = 1 mL
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Berat jenis sampel = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
0,71 𝑔
= 1 𝑚𝐿

= 0,71 g/mL

 Sampel F
Massa sampel = 1,21 g
Volume sampel = 1 mL
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Berat jenis sampel = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
1,21 𝑔
= 1 𝑚𝐿

= 1,21 g/Ml

E. Analisa Data dan Pembahasan

Cara mengidentifikasi suatu senyawa dapat dilakukan dengan melihat sifat fisik dari senyawa
tersebut. Sifat fisik tersebut antara lain :

 Berat jenis
 Titik didih
 Kelarutan dalam air
 Uji nyala

Berat jenis adalah konstanta/ tetapan bahan tergantung pada suhu untuk tubuh padat, cair, dan
bentuk gas yang homogen. Berat jenis didefinisikan sebagai massa suatu bahan per satuan
volume bahan tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi berat jenis suatu zat adalah:
1. Temperatur
Dimana pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya dapat menguap
sehingga dapat mempengaruhi berat jenisnya, demikian pula halnya pada suhu yang
sangat rendah dapat menyebabkan senyawa membeku sehingga sulit untuk menghitung
berat jenisnya. Oleh karena itu, digunakan suhu dimana biasanya senyawa stabil, yaitu
pada suhu 25℃ (suhu kamar).
2. Massa zat
Jika zat mempunyai massa yang besar maka kemungkinan berat jenisnya juga menjadi
lebih besar.
3. Volume zat
Jika volume zat besar maka berat jenisnya akan berpengaruh tergantung pula dari massa
zat itu sendiri, dimana ukuran partikel dari zat, berat molekulnya serta kekentalan dari
suatu zat dapat mempengaruhi berat jenisnya.

Titik didih suatu cairan ialah temperature pada mana tekanan uap yang
meninggalkan cairan sama dengan tekanan luar. Adanya ikatan hydrogen antarmolekul
menyebabkan titik senyawa relatif lebih tinggi dibandingkan dengan senyawa lain yang
memilki berat molekul sebanding. Titik didih senyawa golongan alkohol lebih tinggi daripada
senyawa golongan alkana, demikian juga titik didih air lebih tinggi daripada aseton. Pengaruh
ikatan hidrogen terhadap titik leleh
tidak begitu besar karena pada wujud padat jarak antarmolekul cukupberdekatan "Senyawa y
ang mampu membentuk ikatanhidrogen dalam air akan mudah larut dalam air. !anjang atau
pendeknya rantai karbon (gugus alkil-R) memiliki pengaruh terhadap kealrutan senyawa
dalam air

Kelarutan menyatakan secara kualitatif jumlah maksimal zat yang dapat terlarut
dalam sejumlah zat terlarut atau larutan. Secara kuantitatif untuk menyatakan komposisi atau
kelas dari larutan digunakan uji kelarutan terhadap senyawa.Senyawa organik mengikuti tiga
ketentuan dalam kelarutan:

1. Molekulorganik kecil lebih mudah larut dalam air daripada molekul organik yang besar

2.Molekul organik polar, terutama yang mampu mengikat hidrogen, lebih mudah larutdalam
air daripada molekul nonpolar
3. Senyawa dalam bentuk ionik merekalebih mudah larut dalam air daripada bentuk
netralnya.

Dengan kata lain,senyawa dengan sifat-sifat serupa umumnya larut satu sama lain, dan
senyawa dengan sifat yang berbeda umumnya tidak larut satu sama lain. Senyawa polar
umumnya larut dalam senyawa polar lainnya; Senyawa non-polar umumnya laru tdalam
senyawa non-polar lainnya. Molekul yang bisa membentuk ikatan hydrogen umumnya larut
dengan molekul lain yang bisa membentuk ikatan hydrogen pula.

Untuk mengidentifikasi senyawa organiK lebih lanjut adalah dengan uji nyala dari
cairan senyawa organik tersebut. Uji nyala api adalah uji yang dilakukan untuk melihat
kemampuan nyala yang ditimbulkan oleh setiap cairan senyawa organik melalui pembakaran
dengan nyala api didalam cawan penguapan/ krusibel.

Pada percobaan ini, disediakan sampel A,G,E,F untuk selanjutnya diidentifikasi sifat
fisiknya. Setelah dilakukan percobaan didapatkan hasil pada sampel A memiliki titik didih
sebesar 64,76℃, berat jenis sebesar 0,59 g/mL, tidak larut dalam air, dan menghasilkan nyala
api. Berdasarkan data tersebut sampel A merupakan senyawa Heksana, karena dilihat dari
data hasil pengamatannya mirip/ hampir mendekati data teoritik pada Heksana.

Pada sampel G memiliki titik didih sebesar 62,76℃, berat jenis sebesar 0,73 g/mL,
larut dalam air, dan menghasilkan nyala api. Berdasarkan data tersebut sampel G merupakan
senyawa Metanol, karena dilihat dari data hasil pengamatannya mirip/ hampir mendekati data
teoritik pada Metanol.

Pada sampel E memiliki titik didih sebesar 73,76℃, berat jenis sebesar 0,71 g/mL,
larut dalam air, dan menghasilkan nyala api. Berdasarkan data tersebut sampel E merupakan
senyawa Etanol, karena dilihat dari data hasil pengamatannya mirip/ hampir mendekati data
teoritik pada Etanol.

Pada sampel F memiliki titik didih sebesar 57,76℃, berat jenis sebesar 1,21 g/mL,
tidak larut dalam air, dan tidak menghasilkan nyala api. Berdasarkan data tersebut sampel F
merupakan senyawa Kloroform, karena dilihat dari data hasil pengamatannya mirip/ hampir
mendekati data teoritik pada Kloroform.
F. Kesimpulan
Berdasarkan analisa data tersebut dapat disimpulkan bahwa :
1. Identifikasi cairan senyawa organic dapat dilakukan dengan melihat sifat fisik dari
senyawa tersebut, yang meliputi :
 Berat jenis
 Titik didih
 Kelarutan dalam air
 Kemampuan nyala
2. Pada sampel A dapat disimpulkan bahwa sampel tersebut adalah senyawa Heksana
3. Pada sampel G dapat disimpulkan bahwa sampel tersebut adalah senyawa Metanol
4. Pada sampel E dapat disimpulkan bahwa sampel tersebut adalah senyawa Etanol
5. Pada sampel F dapat disimpulkan bahwa sampel tersebut adalah senyawa Kloroform

G. Daftar Pustaka
KBK Kimia Organik. 2019. Petunjuk Praktikum Kimia Organik 1. Malang: Universitas
Negeri Malang

Alex.2013, Penentuan Berat Jenis, [online],


(https://alexschemistry.blogspot.com/2013/09/laporan-penentuan-berat-jenis.html,
diakses tanggal 26 Februari 2019 )

Nur.2013, Kemampuan Nyala [online], (http://d-nur.blogspot.com/2013/01/kemampuan


nyala.html, diakses tanggal 26 Februari 2019 )

Anda mungkin juga menyukai