Oleh
Tim Pelaksana
IbM GURU-GURU
GURU KIMIA, FISIKA DAN BIOLOGI SMA DI
KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA (TTU)
1
PERCOBAAN 1
KESADAHAN AIR
Tujuan : memeriksa kesadahan air dan cara untuk menghilangkannya
2
Pengamatan :
Salin, kemudian lengkapilah tabel pengamatan berikut.
1. Pembentukan buih sabun pada beberapa contoh air.
No Jenis Air Jumlah Tetes Air Pengamatan Lain
Sabun
1 Air suling ................................... ...................................
2 Air mengandung Ca(HCO3)2 ................................... ...................................
3 Air mengandung CaCl2 ................................... ...................................
4 Air mengandung MgSO4 ................................... ...................................
5 Air mengandung NaCl ................................... ...................................
6 Air leding/sumur ................................... ...................................
2. Pembentukan buih sabun pada beberapa contoh air yang sudah dididihkan.
No Jenis Air Jumlah Tetes Air Pengamatan Lain
Sabun
1 Air mengandung Ca(HCO3)2 ................................... ...................................
2 Air mengandung CaCl2 ................................... ...................................
3 Air mengandung MgSO4 ................................... ...................................
4 Air mengandung NaCl ................................... ...................................
5 Air leding/sumur ................................... ...................................
3. Pembentukan buih sabun pada beberapa contoh air yang sudah diberi Na2CO3.
No Jenis Air Jumlah Tetes Air Pengamatan Lain
Sabun
1 Air mengandung Ca(HCO3)2 ................................... ...................................
2 Air mengandung CaCl2 ................................... ...................................
3 Air mengandung MgSO4 ................................... ...................................
4 Air mengandung NaCl ................................... ...................................
5 Air leding/sumur ................................... ...................................
Pertanyaan :
1. Berdasarkan eksperimen ini, jenis kation apa saja yang menyebabkan air menjadi
sadah ?
2. Kesadahan air manakah yang dapat dihilangkan dengan cara mendidihkan air tersebut
? mengapa kesadahan air itu hilang ?
3. Kesadahan air manakah yang dapat dihilangkan dengan cara menambah Na2CO3 pada
air tersebut ? mengapa kesadahan air itu hilang ?
4. Apakah air yang ada di sekolah kalian termasuk air sadah ?
5. Buatlah lapoaran tertulis secara individu.
3
PERCOBAAN 2
TITIK BEKU LARUTAN
Tujuan : menyelidiki titik beku larutan serta factor-faktor yang mempengaruhinya.
Alat dan Bahan :
1. Neraca (1) 8. Pengaduk kaca (1)
o
2. Thermometer -10 s.d. 110 C (1) 9. Sendok (1)
3. Tabung reaksi (5) 10. Es
4. Gelas beker 100 mL (4) 11. Urea (CO(NH2)2)
5. Gelas beker 250 mL (1) 12. Garam dapur (NaCl)
6. Gelas beker plastic 400 mL (1) 13. Aquades
7. Gelas ukur (1) 14. Susu
Cara Kerja I :
1. Siapkan campuran pembeku dengan cara menempatkan lebih kurang 100 g es kecil-
kecil, 20 g garam dapur (NaCl), dan 10 mL air dalam gelas beker 250 mL. Aduk
dengan baik.
2. Tempatkan lebih kurang 5 mL susu dalam tabung reaksi besar dan masukkan
thermometer (-10 oC s.d. 110 oC).
3. Tentukan titik beku susu, catatlah temperaturnya.
4. Encerkan susu dengan air dengan cara mencampurkan 3 mL susu dan 3 mL aquades.
Ulangi eksperimen. Tentukan titik beku yag baru, catat temperaturnya.
Pertanyaan :
1. Adakah perbedaan titik beku dari campuran-campuran yang kalian buat?
2. Kesimpulan apa yang kalian peroleh?
3. Buatlah laporan tertulis secara individu.
Cara Kerja II :
1. Larutkan zat-zat berikut dalam 20 mL aquades dengan menggunakan gelas beker 100
mL: 1,20 g urea; 2,40 g urea; 1,17 g NaCl; 2,34 g NaCl.
2. Buatlah campuran pendingin dengan cara sebagai berikut.
Masukkan butiran-butiran kecil es kedalam gelas beker plastic sampai kira-kira tiga
perempat bagian. Tambahkan 8 sendok garam dapur dan aduk dengan pengaduk.
3. Siapkan 5 buah tabung reaksi. Kedalam masing-masing tabung, masukkan aquades
setinggi kurang lebih 4 cm. Masukkan tabung reaksi kedalam gelas beker yang berisi
campuran pendingin dan aduk campuran tersebut.
4. Masukkan pengaduk kaca ke dalam tabung reaksi dan gerakkan pengaduk tersebut
naik turun dalam air hingga air membeku seluruhnya.
5. Keluarkan tabung dari campuran pendingin dan biarkan es dalam tabung meleleh
sebagian. Ganti pengaduk dengan thermometer. Dengan hati-hati, aduklah campuran
dalam tabung dengan menggunakan thermometer secara naik turun. Bacalah
thermometer dan catatlah temperatur campuran es dan air.
6. Ulangi langkah ke-3 sampai ke-5 dengan menggunakan larutan-larutan yang telah
dibuat pada langkah 1 sebagai pengganti aquades. (Jika es dalam gelas sudah banyak
yang mencair, buat lagi campuran pendingin seperti pada cara kerja 2).
Pengamatan : Salin dan lengkapilah tabel pengamatan berikut.
No. Senyawa Zat Terlarut Mol Larutan Titk Beku Perbedaan
(g) Air Titik beku
Molalitas Titik Beku
1. Urea 1,20 g …………. …………. ………….. …………… ……………
2. Urea 2,40 g …………. …………. ………….. …………… ……………
3. NaCl 1,17 g …………. …………. ………….. …………… ……………
4. NaCl 2,34 g …………. …………. ………….. …………… ……………
4
Pertanyaan :
1. Perhatikan titik beku air (pelarut) dan titik beku larutan. Bagaimana titik beku larutan
jika dibandingkan titik beku pelarut (lebih tinggi, lebih rendah, atau sama)?
2. Bagaimana pengaruh konsentrasi (molalitas) urea terhadap
A. Titik beku larutan;
B. Penurunan titik beku larutan?
3. Bagaimana pengaruh konsentrasi (molalitas) natrium klorida terhadap
A. Titik beku larutan;
B. Penurunan titik beku larutan?
4. Pada molalitas yang sama, bagaimana natrium klorida (elektrolit) dibanding dengan
pengaruh urea (nonelektrolit) terhadap
A. Titik beku larutan;
B. Penurunan titik beku larutan?
5. Buatlah laporan tertulis secara individu.
5
PERCOBAAN 3
ELEKTROLISIS LARUTAN
Tujuan : mengamati hasil elektrolisis larutan KI
Alat dan Bahan :
1. Tabung U
2. Elektrode grafit (2)
3. Sumber arus searah (4 baterai disusun seri)
4. Larutan KI 0,5M
5. Amilum
6. Indikator pp
Cara Kerja :
Pengamatan :
Salin dan lengkapilah lembar pengamatan berikut :
Perhitungan :
Banyaknya klorin yang tersedia dan persentase klorin yang tersedia
Catatan : n (Cl2 yang tersedia) = n (I2 yang tertitrasi)
Pertanyaan :
1. Dari harga dan volume yang tertera dalam botol, tentukanlah pemutih merek
apakah yang terbaik untuk dibeli berdasarkan harga per gram klorin yang
tersedia?
2. Buatlah laporan tertulis secara individu.
Pertanyaan :
1. Terangkan mengapa terjadi peruahan-perubahan pada prosedur A denga
menggunakan data dibawah ini.
Ksp AgCl = 2 × 10-10
Ksp AgBr = 2 × 10-13
Ksp AgI = 2 × 10-17
2. Zat apaa yang mungkin dihasilkan pada akhir prosedur B.2?
3. Buatlah laporan tertulis secara individu.
Tujuan
1. Mahasiswa dapat membuktikan adanya suatu gas yang dihasilkan melalui
reaksi kimia, serta mengenalinya menggunakan kertas lakmus.
2. Mahasiswa dapat melakukan pengenceran dan menentukan konsentrasi
larutan.
Tinjauan Teoritis
Reaksi kimia merupakan perubahan yang terjadi ketika suatu bahan kimia
dicampurkan pada kondisi tertentu. Seperti contoh ketika asam asetat dicampur
dengan etanol pada suhu refluks, dengan menggunakan asam sulfat sebagai katalis.
Produknya adalah ester etil asetat dan air. Reaksi kimia ini disebut reaksi esterifikasi.
Pada percobaan ini akan dipelajari reaksi pembentukan gas yang dihasilkan dari
reaksi antara NH4Cl (garam) dengan NaOH (basa kuat). Gas yang timbul akan
diidentifikasi menggunakan kertas lakmus. Reaksi terjadi sebagai berikut :
NH4Cl (s) + NaOH (s) → NaCl (s) + NH3 (g) + H2O (l)
Gas NH3 bersifat basa, sehingga menyebabkan terjadinya perubahan warna pada
kertas lakmus merah.
Pengenceran adalah suatu proses pengurangan konsentrasi suatu larutan.
Larutan merupakan campuran homogeny antara zat terlarut dan pelarut. Aplikasi
pengenceran larutan adalah dalam bidang analisa kimia. Misalnya penentuan kadar
nitrat dalam satu sampel air. Maka terlebih dahulu dibuat larutan baku dalam
konsentrasi tinggi ( 1000 ppm atau 100 ppm). Kemudian di encerkan menjadi larutan
standar yang konsentrasinya lebih rendah. Konsentrasi suatu zat dapat dinyatakan
dalam berbagai satuan seperti : Molaritas, Normalitas, bagian persejuta (ppm), persen
(%) dan lain-lain. Alat yang digunakan untuk melakukan pengenceran disebut labu
ukur. Labu ukur mempunyai ketelitian yang baik dan tersedia dalam berbagai ukuran.
Rumus pengenceran adalah sebagai berikut :
V1 x N1 = V2 x N2
N1 = konsentrasi larutan mula-mula (molar/normal)
V1 = volume larutan mula-mula (mL)
N2 = konsentrasi larutan yang ingin di buat (molar/normal)
V2 = volume larutan akhir (mL)
Cara kerja
Pengenalan reaksi kimia
1.Timbanglah sebanyak 5,00 gram Kristal NH4Cl kemudian larutkan dalam
aquades dan encerkan menjadi 100 mL.
2.Larutan NH4Cl di atas dimasukan kedalam tabung reaksi sebanyak 5 mL,
kemudian ditambahkan 10 mL larutan NaOH 5%.
3. Peganglah tabung reaksi tersebut dengan penjepit kayu, lalu panaskan sambil
di goyang-goyangkan. Mulut tabung reaksi di condongkan tapi tidak boleh di
arahkan ke diri sendiri maupun orang lain.
4. Pada saat mendidih, jagalah jangan sampai isi tabung reaksi tumpah
(terutama untuk zat yang mudah terbakar).
5. Ciumlah bau yang terjadi dengan mengibaskan tangan di atas campuran yang
sudah mengeluarkan asap, kemudian tutup mulut tabung reaksi dengan kertas
lakmus. Amati perubahan yang terjadi pada kertas lakmus.
Pengenceran larutan
1. Timbanglah sebanyak 0,4 gram CuSO4.5H2O, kemudian larutkan dalam
aquades hingga volumenya 100 mL. hitunglah molaritas yang terbentuk.
2. Ambil berturut-turut , 5 mL dan 10 mL, masing-masing volume tersebut
dimasukan kedalam 2 labu ukur ukuran 100 mL dan diencerkan sampai
tanda.
3. Amati perubahan yang terjadi dan tentukan molaritas masing-masing larutan
tersebut.
Tujuan
1 Mahasiswa dapat melakukan titrasi asam-basa menggunakan buret
2 Mahasiswa dapat menghitung konsentrasi suatu asam menggunakan titran basa
Tinjauan Teoritis
Titrasi asam basa merupakan suatu metode penentuan konsentrasi suatu
asam dengan menggunakan titran basa atau sebaliknya. Prinsi dari titrasi asam
basa adalah suatu asam atau basa dapat ditentukan konsentrasi nya dengan
menggunakan suatui zat yang konsentrasinya telah di ketahui. Tercapainya titik
akhir titrasi dapat diketahui dengan menggunakan indicator (penunjuk). Indicator
akan menunjukkan perubahan warna ketika sudah tercapai titik ekivalen yaitu
keadaan dimana kuantitas suatu zat dianalisa sama dengan kuantitas titran yang
digunakan.
Milliekivalen =Normalitas (N)x volume zat (ml)
Indikator asam basa dalah asam atau basa organik yang mempunyai satu
warna jika konsentrasi ion H+ lebih tinggi dari suatu harga tertetu dan suatu
warna lain jika konsentrasi itu lebih rendah.Salah satu contoh indicator yang
sering digunakan pada titrasi asam basa adalah Phenolftalein. Indicator ini akan
memberikan perubahan yang mencolok ketika larutan sudah mencapai pH 8,3-
9,0. Pada suasana asam indicator ini tidak berwarna namun dalam suasana basa
memberikan warna merah. Phenolftalein bersifat sebagai asam lemah dan akan
terionisasi menurut reaksi berikut :
HIn H+ + In-
Warna A warna B
HxIn HIn
Ka = H+ = Ka x
HIn In
In( warnaB )
pH = pKa + Log
HIn(WarnaA)
Perubahan warna yang dapat diamati oleh mata manusia adalah ketika
perbandingan antara warna A : warna B adalah 10 : 1 atau 1 : 0. Titrasi asam
basa sering digunakan dalam berbagai analisa, misalnya penentuan kosentrasi
asam cuka dalam suatu sampel, analisa alkalinity, analisa angka asam dan
penentuan kandungan protein.
Cara Kerja
Standarisasi larutan titran NaOH
1. Ditimbang sebanyak 0,6 gr asam oksalat kemudian dilarutkan dengan
sedikit aquadest sampai semuanya terlarut. Larutan dimasukkan ke dalam
labu ukur 100 mL dan diencerkan hingga tanda. Hitunglah normalitas
larutan asam oksalat yang terbentuk.
2. Siapkan buret ukuran 50 mL yang sudah diisi larutan asam oksalat.
3. Tuangkan 20 mL larutan NaOH 0,1 N yang akan dititrasi dengan larutan
asam oksalat, tambahkan 2-3 tetes indicator phenolftalein.
4. Titirasi larutan NaOH dengan larutan asam oksalat sampai tepat terjadi
perubahan warna. Catat perubahan warna yang terjadi dan jelaskan
mengapa terjadi perubahan warna seperti itu.
5. Titrasi dilakukan duplo (2 kali) dan tentukan normalitas larutan NaOH
hasil standarisasi.
Penentuan Kosentrasi Larutan Asam
1. Diambil sebanyak 10 mL sampel larutan HCL. Kemudian dimasukkan ke
dalam labu ukur 100 mL dan diencerkan dengan aquadest sampai tanda.
2. Ambil sebanyak 10 mL larutan sampel di atas dan ditambahkan 3 tetes
indicator phenoftalein.
3. Titrasi larutan tersebut dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi
sampai tepat terjadi perubahan warna yang terjadi.
4. Buret yang telah selesai dipakai dicuci dengan larutan HCL kemudian
dibilas dengan aquadest.
5. Tentukan kosentrasi sampel.
Bahan Diskusi
1. Hitung masa NaCl yang terbentuk jika 100 mL NaOH 0,01 M direaksikan
dengan 100 mL HCl 0,005 M.
2. Tentukan pereaksi pembatasnya dan persen hasil jika massa NaCl yang
diperoleh melalui percobaan adalah 15 gr.
3. Tuliskan beberapa contoh aplikasi asam basa yang anda ketahui.
Tujuan Percobaan
a. Mengetahui reaksi endapan dari reaksi antara NaOH dan CuSO4, NaOH
dan ZnSO4 serta NaOH dan FeSO4.
b. Mengetahui warna endapan dari masing – masing reaksi.
Tinjauan Teoritis
Reaksi endapan adalah suatu reaksi kimia yang dapat berlangsung apabila
pada pencampuran dua macam larutan yang menghasilkan suatu zat yang sukar
larut atau terjadi suatu endapan. Dengan menggunakan reaksi endapan, kita dapat
mengeluarkan suatu ion dari larutannya. Misalnya, ion kalsium (Ca2+) dalam air
sudah dapat dikeluarkan dengan menambahkan larutan Na2CO3. Dalam hal ini,
ion Ca2+ akan bergabung dengan ion karbonat(CO32-) membentuk CaCO3, suatu
garam yang sukar larut, sehingga mengendap Ca2+ (aq) + CO32- (aq) → CaCO3
(s).
Contoh lainnya yaitu mengendapkan ion Cl- dari air laut dengan
menambahkan larutan perak nitrat (AgNO3). Ion Cl- akan bergabung dengan ion
Ag+ membentuk AgCl yang sukar larut. Cl- (aq) + Ag+ (aq) → AgCl (s)
Suatu proses yang berfungsi untuk meneliti atau memperhitungkan apakah
larutan elektrolit itu masih dapat larut atau ataukah mengendap dalam suatu
larutan disebut Ksp (Hasil Kali Larutan). Larutan Elektrolit adalah larutan yang
dapat menghantarkan arus listrik. Secara teori, Ksp sendiri merupakan nilai
maksimum dari hasil kali konsentrasi ion–ion yang dapat berada dalam larutan.
Jika hasil kali konsentrasi ion Ag+ dengan konsentrasi Cl- akan tergabung
membentuk AgCl. Namun, kedua larutan yang telah dicampurkan tadi bisa saja
menjadi larutan jenuh, yaitu saat hasil kali [Ag+] [Cl-] sama dengan nilai Ksp
AgCl. Jadi, pada penambahan larutan Ag+ kedalam larutan Cl- dapat terjadi 3 hal
sebagai berikut:
- Jika [Ag+] [Cl-] < Ksp AgCl _ larutan tidak jenuh
- Jika [Ag+] [Cl-] = Ksp AgCl _ larutan tepat jenuh
- Jika [Ag+] [Cl-] > Ksp AgCl _ terjadi pengendapan
Pencampuran elektrolit ada yang berbentuk endapan ada pula yang tidak,
bergantung pada komsentrasi ion-ion dipangkatkan koefisiennya. Contohnya :
endapan AxBy, dapat terbagi menjadi 3 kemungkinan, yaitu:
a.Jika [Ay+] x [Bx-]y > Ksp AxBy (pencampuran menghasilkan endapan)
b.Jika [Ay+] x [Bx-]y = Ksp AxBy (pencampuran belum menghasilkan endapan,
tapi keadaan seperti ini disebut tepat jenuh karena akan mulai mengendap)
c.Jika [Ay+] x [Bx-]y < Ksp AxBy (pencampuran belum menghasilkan endapan)
NB : Dalam perhitungan, harus digunakan konsentrasi setelah pencampuran.
Jadi, secara umum apakah suatu larutan berada dalam keadaan tidak jenuh, tepat
Contoh:
Ksp Ag asetat = 2 x 10-3
Ksp secara perhitungan Ag asetat
= [Ag+] [CH3COO]
= [0,12] [9,5 x 10-4]
= 1,1 x 10-4
Jadi, 1,1 x 10-4 < Ksp Ag asetat (2 x 10-3) maka tidak terjadi suatu endapan.
Alat Yang Digunakan
a. Tabung reaksi
b. Pipet tetes
Prosedur Percobaan
a. Teteskan dalam tabung reaksi / plat / cawan porselen 5 tetes larutan ZnSO4 0,1
M Kemudian tambahkan lagi 3 tetes NaOH 0,1 M.
b. Ulangi percobaan diatas dengan mengambil larutan :
- Tembaga sulfat (CuSO4) 0,1 M, tambahkan larutan Natrium hidroksida
(NaOH) 0,1 M
- Besi klorida (FeCl3) 0,1 M, tambahkan larutan Natrium hidroksida (NaOH)
0,1 M
c. Amati dan catat perubahan yang terjadi
Bahan Diskusi
1) Mengapa sehingga terdapat endapan saat melakukan reaksi tersebut?
2) Apakah NaOH digantikan dengan protein dapat menghasilkan endapan saat
ditambahkan dengan bahan-bahan yang ada pada percobaan diatas?
Tujuan percobaan
1. Mahasiswa dapat menentukan kadar ion Pb2+ dalam larutan sampel
menggunakan metode gravimetri.
2. Mahasiswa dapat menentukan kadar ion Cu2+ dalam larutan menggunakan
metode analisa volumetri.
Landasan Teori
Analisa kuantitatif dalam bidang ilmu kimia berhubungan dengan jawaban
atas pertanyaan berapa?. Seperti misalnya berapa kandungan logam Pb atau
logam berat lain di dalam suatu sampel. Oleh sebab itu, informasi yang di
peroleh dari analisis kuantitatif adalah angka atau kadar. Analisis kuantitatif
sederhana di bagi menjadi dua golongan yaitu :
1. Analisis gravimetri
2. Analisis volumetri
Menurut cara gravimetri sejumlah cuplikan di timban kemudian dilakukan
suatu reaksi untuk membuat zat yang ingin ditetapkan menjadi senyawa lain yang
beratnya dapat di tentukan. Sedangkan cara yang kedua, menentukan volume
suatu larutan yang konsentrasinya telah diketahui dengan tepat, yang bereaksi
secara kuantitatif dengan zat yang akan di tentukan.
Penentuan kadar Pb dan Cu (II) dalam larutan campuran, dilakukan secara
gravimetri dan volumetri. Secara gravimetri Pb di endapkan dan ditimbang
sebagai PbSO4 dapat ditentukan dengan rumus berikut :
ArPb
Massa Pb dalam PbSO4 = xmassaPbSO 4
MrPbSO 4
Analisa volumetri Cu(II) dikerjakan dengan mereaksikan Cu(II) tersebut
dengan iodida menghasilkan CuI2 . CuI2 dapat terurai menjadi Cu2I2 sambil
melepaskan iodium (I2). Selanjutnya iodium yang di bebaskan dititrasi dengan
larutan Na2S2O2 standar sehingga kadar Cu dapat di tentukan.
Pb2+ + SO42- → PbSO4
Cu2+ + 2I- → CuI2
2 CuI2 → Cu2I2 + I2
I2 + 2S2O32-→ 2I- + S4O62-
Bahan diskusi
1. Jelaskan mengapa warna larutan menjadi biru ketika ditambah amilum 1%
dan apafungsi amilum dalam analisa ini.
2. Apa fungsi pengeringan kertas saring pada suhu 1050C ?
3. Tuliskan reaksi-reaksi pembentukan PbSO4, CaCO3 dan CuI2.
Tujuan :
A. Mengukur pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik berbagai senyawa
B. Mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik larutan elektrolit.
Teori :
Menurut pandangan modern, arus listrik dapat ditafsirkan sebagai arus electron yang
membawa muatan negatif melewati penghantar. Perdindahan muatan ini dapat terjadi
bila terdapat beda potensial antar satu tempat terhadap tempat yang lain, dan arus
listrik akan mengalir dari tempat yang memiliki potensial tinggi ke tempat yang
berpotensial rendah.
A B
( V1 ) ( V2 )
Penghantar
Pada gambar ini potensial di A lebih tinggi bila dibandingkan dengan potensial di B,
sehingga bila dipasang suatu penghantar dengan tahanan R, maka akan mengalir arus
listrik sebesar i. Untuk beda potensial yang sama tidak selalu menghasilkan kuat arus
listrik yang sama. Melainkan bergantung pada dasarnya tahanan penghantar yang
dipakai penghantar tersebut. Atau perkataan lain makinbesar tahanan R, makin sedikit
muatan listrik yang dihantarkan.
Kemampuan suatu penghantar untuk memindahkan muatan listrik dikenal sebagai
“daya hantar listrik” yang besarnya berbanding terbalik dengan tahanan R.
L = 1/R
L = daya hantar (ohm-1)
R = tahanan (ohm)
CARA KERJA
I. Menentukan daya hantar listrik berbagai senyawa.
1. Sediakan 5 buah gelas piala ukuran 100 ml.kemudian masing-masing
diisi dengan 25 ml minyak tanah, asam cuka glacial, air suling, larutan
NaCl.
2. Tentukan sifat zat terhadap arus listrik (konduktor atau isolator).
Kelompok I Kelompok II
CH3COOH NaCl
NH4OH NaBr
HCl NaI
NaOH NH4Cl
2. Untuk setiap larutan diukur daya hantar listriknya. Pengukuran selalu
dimulai dari larutan terencer.
3. Gambarkan grafik daya hantar listrik larutan kelompok II terhadap
konsentrasinya.
Tentukan senyawa mana yang merupakan elektrolit kuat dan mana yang
lemah. Terangkan perbedaan pengaruh pengenceran pada elektrolit kuat
dan lemah.
4. Gambarkan grafik daya hantar listrik larutan kelompok III terhadap
konsentrasinya.
Bandingkan daya hantar listrik kation dan anion segolongan (antara Cl-,
Br-, I- dan antara Na+, NH4+).
Bagaimanakah pengaruh ukuran ion terhadap daya hantar listrik?
PENGAMATAN :
A. MENENTUKAN DAYA HANTAR LISTRIK BERBAGAI SENYAWA
Senyawa I (mA) V (volt) L = 1/R (ohm-1)
Minyak tanah ....... ........... .......................................
Asam asetat glasial ....... ........... .......................................
Air suling ....... ........... .......................................
Kristal NaCl ....... ........... .......................................
Larutan NaCl ....... ........... .......................................
0.01 M ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........
0,15 M ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........
0,10 M ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........
0,50 M ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........
1,00 M ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........
CARA KERJA
CARA KERJA 1 :
1. Timbanglah 0.63 gr asam oksalat, larutkan dalam labu ukur 100ml dengan air
suling hingga volume tepat 100 ml.
2. Cuci 2 buret, masing-masing diisi dengan larutan asam oksalat yang telah
dibuat dengan laruran NaOH.
3. Teteskan 15 ml larutan NaOH kedalam erlenmeyer, tambahakan 10 ml air
suling dan 1-2 tetes indikator phelphtalein , lalu dititrasi dengan larutan asam
oksalat hingga warna merah jambu hilang.
4. Titrasi dilakukan sebanyak 5 kali.
Pengamatan / Perhitungan
Berat Cawan + (COOH)2 2H2O : ................. gr
Berat Cawan kosong : ................. gr
Berat (COOH)2 2H2O : ................. gr
Molaritas asam oksalat : ................. M
Larutan NaOH yang digunakan Larutan (COOH)2 2H2O yang digunakan
1. ..................................... ml ..................................................... ml
2. ..................................... ml ..................................................... ml
3. ..................................... ml ..................................................... ml
Perhitungan molaritas NaOH
M1 ........................................... ml ...................................................... ml
M2 ........................................... ml ...................................................... ml
M3 ........................................... ml ...................................................... ml
Hasil analisa :
ெభ ା ெమ శ ெయ
Molaritas NaOH = = ⋯ܯ
ଷ
ெೃೌೌషೃೌೌ
Faktor NaOH = = .......
.ଵ
Pengamatan :
Salin, kemudian dilengkapi tabel pengamatan berikut!
1. Hasil pembakaran (didalam porselen)…
2. Bau gas (setelah pembakaran diteliti air)…
3. Kertas lakmus merah basah yang terkena gas…
4. Kertas lakmus merah yang dicelupkan ke dalam larutan…
Pertanyaan :
1. Gas apa yang terbentuk pada saat hasil pembakaran ditetesi air?
2. Zat apa yanng munkin terbentuk pada pembakaran logam Mg di udara?
Jelaskan.
3. Tuliskan persamaan reaksi:
a. Pembakaran magnesiuum di udara;
b. Pembentukan zat jika hasil pembakaran tersebut disirami air.
4. Buatlah laporan tertulis secara individu.
5.
Catatan :
Jangan menatap langsung Mg yang sedang terbakar.
Cara kerja :
1. Panaskan ± 4 mL NH4OH pekat alam tabung reaksi dan tampung gas yang
terbentuk dalam labu erlenmeyer yang terbalik (A). Gas amonia lebih ringan
dari udara sehingga jika labu erlenmeyer A sudah penuh (amonia telah keluar
dari erlenmeyer sehingga tercium bau yang khas) labu erlenmeyer tersebut
jangan dibalikan lagi, tetapi terus tersumbat dengan sumbat yang di tengahnya
apa pipa lancip.
2. Celupkkan pipa pada sumbat dalam gelas beker yang telah berisi air dan
beberapa tetes indikator pp.
3. Amati menyemprotnya air ke dalam labu erlenmeyer dan warna air di gelas
beker.
4. Sentuhkan batang pengaduk yang telah dibasahi dengan larutan HCl 0,1 M
pada mulut pipa yang mengeluarkan gas amonia.
Pengamatan :
Salin, kemudian dilengkapi tabel pengamatan berikut!
1. Warna air + indikator setelah bercampur dengan gas amonia.
2. Batang pengaduk yang dibasahi HCl 0,1 M setelah disentukan dalam mulut
pipa =…
Pertanyaan :
1. Mengapa air dapat mengemprot ke atas?
Cara kerja :
1. Susunlah alat-alat seperti pada gambar diatas.
2. Isilah corong pisah dengan larutan H2O2 (5 mL).
3. Isilah labu erlenmeyer dengan MnO2 (1 g).
4. Isilah tabung reaksi hingga penuh, kemudian masukan ke dalam air dengan
posisi terbalik.
5. Hubungkan erlenmeyer dengan pipa ke tabung reaksi.
6. Bukalah keran pada corong pisah secara perlaha-lahan agar larutan H2O2
masuk ke dalam labu erlenmeyer dan bereaksi dengan serbuk MnO2.
Pengamatan :
Selama pembuatan oksigen, amati:
1. Apa warna gas oksigen?
2. Bagaimana bau gas oksigen?
3. Larutkah oksigen dalam air?
Pertanyaan :
1. Tuliskan reaksi yang terjadi pada percobaan ini.
2. Buatlah laporan tertulis secara individu.
Pengamatan :
Salin, kemudian lengkapi titik-titik berikut:
4. Larutan formaldehida + larutan perak amoniakal, dipanaskan. Pada dinding
tabung terjadi…
5. Alkohool + tembaga pijar + perak amoniakal :…
Setelah dipanaskan pada dinding tabung reaksi terjadi…
Cara kerja :
1. Dengan mengunakan pipet, masukan 2 mL asam asetat glacial ke dalam suatu
tabung reaksi.
2. Gunakan pipet tetes yang bersig untuk memasukan 2 mL etanol ke dalamnya.
3. Tambahhkan ke dalamnya 1 mL asam sulfat pekt dengan menggunakan pipet
yang lain.
4. Aduk larutan tersebut secara hati-hati, kemudian tempatkan tabung reaksi
tersebut ke dalam gelas beker yang telah berisi air di atas pemanas.
5. Sesudah lebih kurang 5 menit, tuangkan larutan yang terdapat dalam tabung
reaksi ke dalam suatu gelas beker yang telah berisi air terlebih dulu sebanyak
10 mL. asam asetat dan alkohol yang tidak bereaksi larut dalam air,
sedangkan ester yang terbentuk tidak larut dalam air dan mengapung pada
permukaan.
Pertanyaan :
1. Terangkan bau ester etil asetat yang terbbentuk. Tuliskan reaksi yang terjadi.
Dengan cara yang sama dapat disintesis ester yang lain.
A. Pentil asetat dari asam asetat dan 1-pentanol
B. Oktil asetat dari asam asetat dan 1-oktanol
C. Metil salisilat dari asam salisilat dan metanol
2. Buatlah laporan tertulis secara individu.
Pertanyaan :
1. Apakah pengarruh dari asam sulfat pekat pada zat yang terdapat dalam kertas
saring, kapas, dan amilum.
2. Tuliskan persamaan reaksi hidrolisis dari selulosa dan amilum menjadi
glukosa.
3. Buatlah laporan tertulis secara individu.
Pengamatan :
Salin, kemudian dilengkapi tabel pengamatan berikut!
Spesi produk yang
No. Perubahan
terbentuk
Susu a. Tes biuret
b. Tes Xantoprotein
Putih telur a. Tes biuret
b. Tes Xantoprotein
………. a. Tes biuret
b. Tes Xantoprotein
Pertanyaan :
1. Dari hasil tes tersebut, kesimpulan apa yang dapat kalian peroleh?
2. Buatlah laporan tertulis secara individu.
Cara kerja :
1. Ke dalam suatu tabung reaksi masukan 1 mL minyak kelapa, tambahkan 3 mL
CS2, dan 4 mL Br2, kocok dan amti perubahan yang terjadi.
2. Masukan 2 mL minyak kelapa kedalam cawan porselen. Tuangkan 1 mL
Larutan NaOH 40% kedalam cawan sambil diaduk sehingga campuran
mengental. Amati bau campuran tersebut.
3. Masukan kecil sabun mandi ke dalam suatu tabung reaski, kemudian
tambahkan 3 mL air suling. Sambil dipanaskan, tambahkan 3 mL indikator
fenolfetalein (pp). amati perubahan yang terjadi.
Pertanyaan :
1. Tuliskan reaksi yang terjadi pada cara kerja 1 dan 2.
2. Bagaimanakah warna larutan pada cara kerja 3?
3. Buatlah laporan tertulis secara individu.
I
Pereaksi (TO) Hasil (T1)
adiabatik
II Isotermal
Karena proses ini berlangsung pada tekanan tetap, maka perubahan entalpi yang
terjadi selama berlangsungnya proses tersebut akan sama dengan jumlah panas yang
diserap atau dilepaskan.
∆ HI = ∆ HII + ∆ HIII
qI = qII + qIII
Karena proses I adalah proses adiabatis maka qI = 0 sehingga jumlah panas yang
diserap atau dilepaskan selama proses II berlangsung dapat dihitung dari:
qII + qIII = 0
Dalam hal ini qIII adalah jumlah panas total yang diserap atau dilepaskan oleh
kalorimeter ke dalam larutan.
qIII = Ctotal × ∆ T
Ctotal = (Clarutan + Ckalorimeter)
dengan,
Ctotal = kapasitas panas total sistem
Clarutan = kapasitas panas total larutan
Ckalorimeter = tetapan kalorimeter
sehingga,
qIII = (Clarutan + Ckalorimeter) × ∆ T
Oleh karena itu, perubahan entalpi yang ditimbulkan oleh reaksi:
HII = qIII = (Clarutan + Ckalorimeter) × ∆ T
dengan,
Clarutan = Vol. lart. × BD lart. × kapasitas panas lart.
Ckalorimeter = Vol. air × BD air × kapasitas panas air
selanjutnya perubahan entalpi reaksi per mol dapat dihitung dengan rumus:
A. CARA KERJA :
A. Penentuan tetapan kalorimeter (Ckalorimeter)
1. Masukkan 50,0 mL akuades ke dalam kalorimeter dengan menggunakan
pipet gondok 50 mL, kemudian kalorimeter ditutup sedemikian sehingga
thermometer sedikit tercelup dalam air.
2. Dalam waktu yang sama masukkan pula 50,0 mL akuades ke dalam beker
gelas dan panaskan sampai kira-kira 15oC di atass suhu kamar.
3. Setelah langkah 1 dan 2 disiapkan dengan baik, praktikan yang satu
mengaduk kalorimeter dan mencatat suhu air didalamnya, setiap 30 detik. Di
samping praktikan yang lain mencatat suhu air panas dalam beker gelas
setiap 30 detik. Kedua pengukuran ini dikerjakan dalam waktu 5 menit.
4. Masukan air dalam beker gelas ke dalam kalorimeter sambil diaduk dan
diamati suhunya setiap 30 detik selama 10 menit.
5. Buatlah grafik suhu versus waktu, dan tentukan ∆ T, dengan ekstrapolasi
kurva. Kemudian hitunglah tetapan kalorimeter.
Sebagai gambaran bentuk grafik tersebut adalah sebagai berikut:
T2
TAkhir
T1
∆ TDingin
0 Waktu, menit 10
Takhir
Suhu
o
C
∆ T1
T1
Waktu
D.PERHITUNGAN :
A. Menghitung tetapan kalorimeter (Ckalorimeter)
Tetapan kalorimeter dapat dihitung berdasarkan pada harga ∆ T yang diperoleh
dari grafik suhu versus waktu (lihat cara kerja A)
B. Menghitung perubahan entalpi reaksi asam basa
Dengan cara serupa pada A, perubahan entalpi reaksi asam basa dapat dihitung
sebagai berikut:
(C larutan + C kalorimeter) × ∆T
∆H =
jumlah mol
∆ T = Takhir – Tawal
Clarutan = (Vol. lart.) (BD lart.) (kapasitas panas lart.)
Ckalorimeter = (Vol. air) ( BD air) (kapasitas panas air)
A. ASPIRIN
Dapat dibuat dari asam salisilat yang diasetilasikan dengan asetil klorida
atau anhidrid asam asetat. Senyawa ini bersifat asam dan rumus bangunnya
adalah sebagai berikut:
Titrasi diakhiri jika terjadi perubahan warna yang konstan selama satu menit dari
indikator phenolphthalein. Jika kelebihan NaOH akan terjadi reaksi sebagai
berikut:
atau
Kafeina terdapat dalam biji kopi (0,5%) dan dalam teh (2-4%) yang mempunyai
physiologi sebagai stimulan. Ikatan rangkap dari kafeina dapat mengadisi iod.
Untuk mengetahui kadar atau konsentrasi kafeina maka larutan yang
mengandung kafeina ditambah larutan iod yang telah diketahui volume dan
konsentrasinya. Kelebihan iod (I2) setelah terjadi reaksi adisi dititrasi dengan
larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3). Sehingga iod yang teradisi oleh kafeina
dapat diketahui.
C. CARA KERJA :
A. ASPIRIN
- Suatu tablet yang akan dianalisa dimasukkan ke dalam lumpang porselin,
digerus sampai halus kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 mL.
- Lumpang dicuci dengan 25 mL alcohol netral hingga bersih, kemudian
alcohol tersebut dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Erlenmeyer digoyang-
goyangkan selama 5 menit, lalu dipanaskan hingga mendidih di atas lampu
spiritus.
- Tambahkan 5 mL air suling dan 1-2 tetes indikator pp. titrasi dengan NaOH
0,1M sampai timbul warna merah jambu tetap selama 1 menit.
1 mL NaOH 0,1 M = 0,01802 gram aspirin.
B. KAFEIN
- Haluskan suatu tablet yang akan dianalisa, masukkan ke dalam labu ukur 100
mL, cuci porselinnya dengan 25 mL alkohol. Aduk atau goyang-goyangkan
labu ukur selama 10 menit.
- Tambahkan 5 mL H2SO4 10% dan 20 mL larutan iod 0,1 M kemudian
encerkan sampai batas. Kocok dan biarkan selama 10 menit, kemudian
Kapasitas
BD
Larutan Konsentrasi panas kal.g-1
g.mL-1
der-1
Natrium Klorida NaCl 0,50 0,96 1.02
Natrium Sulfat Na2SO4 0,50 0,93 1,06
Natrium Fosfat Na3PO4 0,50 0,94 1,06
Natrium Hidrogen Sulfat 0,50 1,05 1,05
NaHSO4
Natrium Hidrogen Fosfat 0,50 0,98 1,05
NaHPO4
Natrium Dihidrogen Fosfat 0,50 0,95 1,04
NaH2PO4
Air H2O - 1,00 1,00