Oleh:
1. Hj. Sulistiowati, S.Si, M.Pd
2. Septi Riyanningsih, S.Pd
2.
ARGENTOMETRI
3.
KOMPLEKSOMETRI
4.
5.
Ciri-ciri Iodometri
Titran
Waktu Penambahan Indikator
Cara Titrasi
Zat Ketiga
Suasana
Titik Akhir (TA)
Sifat Sampel
Metode redoks
dibiarkan untuk waktu yang lama berhubungan dengan udara dan cahaya matahari, karena
iodium tambahan akan terbentuk oleh reaksi sebelumnya.
4H+ + 4I- +O2
2 I2 + 2H2O
Sifat kimia:
1. Beracun
5. Hidroskopis
5. Memiliki bst =
6. Memiliki rumus molekul = .
7. Lapuk lekang atau eflouresen ( Kandungan
airnya tidak pernah ada kepastian)
= .
Timbang hablur tio . gr, kemudian larutkan dengan 300 ml Aquadest
(dengan Aquadest bebeas O2) didalam piala gelas.
Setelah larut tambahkan pelarut yang sama hingga 1 liter.
Simpan pada botol coklat dan jauhkan dari sinar matahari.
Catatan penting:
1. Jika akan dipakai pada waktu mendatang, tambahkan 0,1 gr Na 2CO3 (Natrium
Karbonat) atau bisa juga dengan 3 tetes chloroform (CHCl3) supaya larutan awet dan
tidak mudah rusak.
2. Siapkan larutan dengan air suling yang baru saja dididihkan.
3. Tambahkan 3 tetes .. atau 10 mg .. per liter,
senyawa - senyawa ini memperbaiki daya tahan larutan. Aktifitas bakteri paling
rendah bila terletak pada pH ... Penambahan sejumlah kecil
NaOH 0,1N akan menguntungkan untuk menjamin pH yang tepat. Umumnya
penambahan hidroksida hidrokda .., . (1gr/L),
, tak boleh ditambahkan, karena cenderung mempercepat
penguraian:
S2O3 + H2O 2SO42- + 2H+
2. Materi Kelompok Kerja 2
a. Penentuan Normalitas Natrium Tiosulfat dengan BBP/ BBS
Standarisasi adalah suatu proses untuk menentukan konsentrasi suatu bahan
sekunder dengan BBP/BBS yang sudah diketahui konsentrasinya secara pasti. Bahan
baku sekunder Natrium tiosulfat dapat ditentukan konsentrasinya secara pasti
dengan bahan sebagai berikut:
Bahan baku primer:
1.
1.
2. ..
2. ..
3. ..
3. ..
BBP/BBS
1.
Bst:
2.
Bst:
3.
Bst:
4.
Bst:
Kimia Analisis Volumetri (Teori) | DuoS
Proses standarisasi
5.
Bst:
6.
Bst:
b. Penentuan Iodometri
Penentuan Iodometri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat dan untuk
menentukan konsentrasi suatu larutan atau standarisasi. Contoh zat zat yang
dapat ditentukan secara iodometri:
Zat yang ditentukan
Reaksi
Tembaga
2Cu2+ + 4I- 2CuI(S) + I2
Besi
2Fe3+ + 2I- 2Fe2+ + I2
Krom
Cr2O72- + 6I- + 14H+ 2Cr3+ + 3I2 + 7H2O
Arsen
AsO43- + 2I- + 2H+ AsO3- + I2 + H2O
Klor
Cl2 + 2I- 2Cl- + I2
Brom
Br2 + 2I- 2Br- + I2
Hidrogen Peroksida
H2O2 + 2I- + 2H+ I2 + 2H2O
Klorat
ClO3- + 6I- + 6H+ Cl- + 3I2 + 3H2O
Bromat
BrO3- + 6I- + 6H+ Br- + 3I2 + 3H2O
Iodat
IO3- + 5I- + 6H+ 3I2 + 3H2O
Nitrit
2HNO2 + 2I- + 2H+ 2NO + I2 + 2H2O
c. Bst pada metoda Iodo/iodimetri dengan 3 (tiga) Cara
Cara menentukan Bobot ekuivalen/ bobot setara pada metode Iodometri dan
Iodimetri ada tiga cara yaitu:
1. Perubahan bilangan oksidasi yang dialami atau zat tersebut
2. Pelepasan atau penerimaan elektron
3. Banyaknya zat (mol) yang menghasilkan atau membutuhkan satu mol atom Yod
(bukan ion yodida)
Contoh:
Tentukan Bst dari K2Cr2O7 dan Na2S2O3 dengan tiga cara!
Cara 1: K2Cr2O7
Cara 1: Na2S2O3
Reaksi :
Reaksi:
2+
3+
Cr2O7 + 6I + 14H 2 Cr + 3I2 +7H2O
2S2O32- + I2 S4O62- + 2I-
Perubahan biloksnya:
Bst K2Cr2O7 =
Perubahan biloksnya:
Bst Na2S2O3 =
Cara 2:
Reaksinya:
Cara 2:
Reaksinya:
Jumlah elektron= .
Bst K2Cr2O7 =
Jumlah elektron= .
Bst Na2S2O3=
Cara 3:
Reaksinya:
Cara 3:
Reaksinya:
Amilum (Kanji)
1. Sifat
fisika
dan Kimia:
2. Cara
pembuatan:
3. Kelemahan
dan
keunggulan:
Karbon tetraklorida
(CCl4)
Ciri-ciri Iodimetri
Titran
Waktu Penambahan Indikator
Cara Titrasi
Zat Ketiga
Suasana
Titik Akhir (TA)
Sifat Sampel
Metode redoks
b. Proses Iodimetri
1. Iodimetri metode langsung.
Bahan/sampel yang bersifat reduktor langsung dioksidasi dengan larutan
baku Iodium (I2). Contohnya pada penetapan kadar Asam Askorbat (Vitamin C).
Reaksi
Antimon (III)
HSbOC4H6O6 + I2 + H2O
Arsen (III)
HAsO2 + I2 + H2O
Ferosianida
2Fe(CN)64- + I2
Hidrogen Sianida
HCN + I2
Hidrazin
N2H4 + 2I2
Belerang (sulfida)
H2S + I2
Belerang (sulfit)
H2SO3 + I2 + H2O
Tiosulfat
2S2O32- + I2
Timah
Sn2+ + I2
Sifat kimia:
1. Wujud .....................................
1. .
2. Warna ...............
2. .
3. Kelarutan .. mol/L
3. ...
pada suhu .
4.
4. ...
5. Bst = ..
Bst:
2.
Bst:
Iodimetri
Amilosa
Amilopektin
NAMA LAIN
-amilosa
-amilosa
Biru
10.000 50.000
50.000 1.000.000
STRUKTUR
HASIL REAKSI
DENGAN I2
MOLEKUL
RELATIF
BENTUK
RANTAI
Iodimetri
2. Syarat Argentometri
a.
b.
c.
d.
NOTE:
[Ag+][Cl-] < Ksp AgCl belum
[Ag+][Cl-] = Ksp AgCl mulai
[Ag+][Cl-] > Ksp AgCl sudah
4. Contoh parameter
Contoh sampel sehari hari yang dapat ditetapkan dengan cara Argentometri:
11
1.
2.
3.
4.
5. Larutan AgNO3
1.
2.
3.
4.
6. Perbedaan penetapan di Argentometri
Perbedaan
Mohr
Fajans
Volhard
Indikator
Titik Akhir
Cara Titrasi
7. Cara Mohr
Reaksi:
NaCl(aq) + AgNO3(aq) AgCl(s) + NaNO3
putih,Ksp=1 x 10-10
K2CrO4(aq) + 2AgNO3(aq) Ag2CrO4(s) + 2KNO3
merah bata,Ksp=2 x 10-12
Hitung kelarutan AgCl dan Ag2CrO4 dalam air murni.
AgCl
12
Ag2CrO4
b.
c.
d.
8. Cara Fajans
Menggunakan indikator adsorpsi, yang berupa asam/basa organik lemah, yang
muatannya berlawanan dengan ion titran, dan menghasilkan warna yang tajam pada TA.
Co: fluoresin, diklorofluoresin, eosin.
Reaksi:
NaCl + AgNO3 AgCl(s) + NaNO3
Putih
Fl-
Cl
Cl
AgCl
Cl
Cl
Cl
Cl
13
Cl
AgCl
Cl
Cl
Cl
Fl-
Kelebihan ion Ag+ teradsorb ke permukaan endapan, lalu menarik ion Fl- yg lemah,
menghasilkan AgFl(s) merah jambu di permukaan AgCl(s).
+
AgFl
Ag
Ag
AgCl
Ag
Ag
Ag
+ Fl-
(s)
AgCl
AgFl
(s)
b.
c.
9. Cara Volhard
Memakai indikator Fe3+ untuk mendeteksi kelebihan ion tiosianat:
Reaksi
AgCNS(s) + KNO3
putih,Ksp= 1 x 10-12
14
larutan merah
Nitrobenzene
AgCl
(s)
Ag+ + ClAgCl
AgFl
(s)
Endapan AgCl yg sudah terbentuk dpt dipengaruhi oleh ion penitar KCNS
b.
15
III. KOMPLEKSOMETRI
1. Senyawa Kompleks
Ligan:
.....................................................
Senyawa Kompleks:
.....................................................
.....................................................
............................................
............................................
............................................
Ion Pusat:
.....................................................
.....................................................
.....................................................
2. Pengertian Kompleksometri
Kompleksometri adalah ...
16
c. Ligan polidentat
Memiliki banyak gugus fungsi ber-PEB yg mampu membentuk banyak ikatan dengan
atom pusat.
Berawalan bi-, tri-, dst sesuai dgn jumlah gugus ber-PEB
Disebut golongan pengkelat, CHELE (yunani) = cakar/cengkram.
Contoh: EDTA
4. EDTA
Gambarkan struktur EDTA dan tunjukkan berapa giginya!
red
blue
M+
= metal Ion
HInd2-
MInd2-
= metal-indicator complex
H2Y2-
= EDTA ion
17
7. Indikator Kompleksometri
a. Syarat Indikator Logam
1.
2.
3.
18
4.
5.
6.
7.
b. EBT (Eriochrome Black T)
c. Calcon
19
d. Xylenol Orange
c. Titrasi Kembali
20
d. Penitaran lainnya
Mengontrol pH larutan
Menitar suatu ion logam pada pH tertentu dimana ion-ion logam lain terhidrolisis, atau
tidak bereaksi dgn indikator.
Contohnya:
K2 =
21
Larutan adalah ..
LARUTAN
Karakteristik larutan:
1.
2.
3.
4.
....................
.....................
......................
Kondisi
Treatment
.............................
............................
............................
............................
............................
22
Kondisi
Kegunaan
2.
3. Alkalinitas
Pengertian :
Reaksi:
4. CO2 Bebas
Pengertian :
Reaksi:
23
3.
5. COD
Pengertian :
Reaksi:
6. TOM
Pengertian :
Reaksi:
7. DO
Pengertian :
Reaksi:
8. BOD
Pengertian :
Reaksi:
24
Makna
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
25
Tingkat