Anda di halaman 1dari 25

HANDOUT KIMIA ANALISIS VOLUMETRI (TEORI)

Semester Genap Tahun 2015/2016


(Iodometri dan Iodimetri, Argentometri, Kompleksometri, Menyimpan dan
Membuang Pereaksi, dan Aplikasi Analisis Air)

Oleh:
1. Hj. Sulistiowati, S.Si, M.Pd
2. Septi Riyanningsih, S.Pd

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMAK BOGOR


2016
1

Kimia Analisis Volumetri (Teori) | DuoS

MATERI SEMESTER GENAP TAHUN 2015/2016


1.

IODOMETRI DAN IODIMETRI

2.

ARGENTOMETRI

3.

KOMPLEKSOMETRI

4.

MENYIMPAN DAN MEMBUANG PEREAKSI

5.

APLIKASI ANALISIS AIR

-------------------------------------------------Kimia Analisis----------------------------------------------------I. IODOMETRI DAN IODIMETRI


1. Materi Kelompok Kerja 1
a. Pengertian dan Pendahuluan Metoda Iodometri
Ciri ciri Iodometri:
No.
1
2
3
4
5
6
7
8

Ciri-ciri Iodometri
Titran
Waktu Penambahan Indikator
Cara Titrasi
Zat Ketiga
Suasana
Titik Akhir (TA)
Sifat Sampel
Metode redoks

Jadi Pengertian Iodometri adalah.


..

Oksidator (Analat) + KI (Reduktor) Reduksi (Analat) + I2


I2 + Na2S2O3 NaI + Na2S4O6
b. Titrasi Tidak langsung
Titrasi iodometri (reduktometri) termasuk dalam titrasi dengan cara tidak langsung,
dalam hal ini ion iodide sebagai pereduksi diubah menjadi iodium yang nantinya dititrasi
dengan larutan baku Na2S2O3. Titrasi ini dilaksanakan bila zat yang berada dalam contoh
tidak bereaksi dengan larutan baku, ataupun ketika bereaksi akan berjalan sangat lambat.
Pereaksi oksidator kuat dapat dianalisa dengan penambahan kalium iodide berlebih
sehingga melepaskan Iodium dengan jumlah mol yang setara dengan sampel. Iodium
tersebut kemudian bertemu dengan penitar Natrium tiosulfat dalam suasana asam. Setelah
penambahan kalium iodide pada larutan berasam dari suatu pereaksi, larutan jangan
2

Kimia Analisis Volumetri (Teori) | DuoS

dibiarkan untuk waktu yang lama berhubungan dengan udara dan cahaya matahari, karena
iodium tambahan akan terbentuk oleh reaksi sebelumnya.
4H+ + 4I- +O2

2 I2 + 2H2O

c. Deteksi Titik Akhir


Suatu larutan iod dalam larutan air-iodida, berwarna kuning sampai coklat. Satu tetes
larutan iod 0,1N menimbulkan warna kuning pucat pada 100cm3 air, sehingga larutan yang
tanpa iod tidak akan berwarna. Sebenarnya, apabila diamati dengan cermat perubahan
warna tersebut, TA dapat ditentukan dengan cukup jelas. Konsentrasi ~5 X 10-4 M Yod (I2)
masih dapat dilihat dengan mata dan memungkinkan penghentian titrasi dengan kelebihan
hanya senilai 1 tetes yod 0,05M. Namun, deteksi titik akhir lebih mudah dan lebih tegas
apabila di larutan ditambahkan . sebagai indikator.
.. dengan Yod membentuk satu kompleks yang berwarna biru tua
yang masih sangat jelas walau I2 sangat sedikit sekali. I2 yang terikat tadi akan bereaksi akan
bereaksi dengan titran, sehingga warna biru lenyap mendadak dan perubahan warnanya
sangat jelas.
Penambahan pada Iodometri dilakukan pada saat mendekati titik
akhir, alasannya adalah apabila amilum ditambahkan pada saat awal reaksi,
akan membungkus yod dan dan meyebabkan I2 yang terikat sukar lepas kembali, yang
menyebabakan tidak akan terlihat tajam lagi. (jika penambahan indicator terlalu dini maka
perlu dilakukan pengocokan yang kuat oleh karena itu Erlenmeyer yang digunakan adalah
.).

d. Penyiapan Larutan Natrium Tiosulfat 0,1 N


Sifat fisika dan sifat kimia Natrium tiosulfat
Sifat fisika:

Sifat kimia:

1. Berupa padatan putih

1. Beracun

2. Mengkilap dalam udara lembab

2. Digunakan sebagai pereduksi

3. Sangat mudah larut dalam air

3. Merupakan larutan standar sekunder

4. Sukar larut dalam etanol

4. Mudah teroksidasi oleh udara

5. Hidroskopis

5. Memiliki bst =
6. Memiliki rumus molekul = .
7. Lapuk lekang atau eflouresen ( Kandungan
airnya tidak pernah ada kepastian)

Pembuatan Natrium Tiosulfat 0,1N sebanyak 1L


Pertama kita mencari berapa gramkah hablur tio yang harus ditimbang dengan
memasukan data yang telah diketahui kedalam rumus :
1000
=

Kimia Analisis Volumetri (Teori) | DuoS

= .
Timbang hablur tio . gr, kemudian larutkan dengan 300 ml Aquadest
(dengan Aquadest bebeas O2) didalam piala gelas.
Setelah larut tambahkan pelarut yang sama hingga 1 liter.
Simpan pada botol coklat dan jauhkan dari sinar matahari.

Catatan penting:
1. Jika akan dipakai pada waktu mendatang, tambahkan 0,1 gr Na 2CO3 (Natrium
Karbonat) atau bisa juga dengan 3 tetes chloroform (CHCl3) supaya larutan awet dan
tidak mudah rusak.
2. Siapkan larutan dengan air suling yang baru saja dididihkan.
3. Tambahkan 3 tetes .. atau 10 mg .. per liter,
senyawa - senyawa ini memperbaiki daya tahan larutan. Aktifitas bakteri paling
rendah bila terletak pada pH ... Penambahan sejumlah kecil
NaOH 0,1N akan menguntungkan untuk menjamin pH yang tepat. Umumnya
penambahan hidroksida hidrokda .., . (1gr/L),
, tak boleh ditambahkan, karena cenderung mempercepat
penguraian:
S2O3 + H2O 2SO42- + 2H+
2. Materi Kelompok Kerja 2
a. Penentuan Normalitas Natrium Tiosulfat dengan BBP/ BBS
Standarisasi adalah suatu proses untuk menentukan konsentrasi suatu bahan
sekunder dengan BBP/BBS yang sudah diketahui konsentrasinya secara pasti. Bahan
baku sekunder Natrium tiosulfat dapat ditentukan konsentrasinya secara pasti
dengan bahan sebagai berikut:
Bahan baku primer:

Bahan baku sekunder:

1.

1.

2. ..

2. ..

3. ..

3. ..

BBP/BBS

Sifat fisika dan kimia

1.

Bst:

2.

Bst:

3.

Bst:

4.

Bst:
Kimia Analisis Volumetri (Teori) | DuoS

Proses standarisasi

Distandarisasi dengan BBP:

5.

Bst:

Distandarisasi dengan BBP:

6.

Bst:

Distandarisasi dengan BBP:

b. Penentuan Iodometri
Penentuan Iodometri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat dan untuk
menentukan konsentrasi suatu larutan atau standarisasi. Contoh zat zat yang
dapat ditentukan secara iodometri:
Zat yang ditentukan
Reaksi
Tembaga
2Cu2+ + 4I- 2CuI(S) + I2
Besi
2Fe3+ + 2I- 2Fe2+ + I2
Krom
Cr2O72- + 6I- + 14H+ 2Cr3+ + 3I2 + 7H2O
Arsen
AsO43- + 2I- + 2H+ AsO3- + I2 + H2O
Klor
Cl2 + 2I- 2Cl- + I2
Brom
Br2 + 2I- 2Br- + I2
Hidrogen Peroksida
H2O2 + 2I- + 2H+ I2 + 2H2O
Klorat
ClO3- + 6I- + 6H+ Cl- + 3I2 + 3H2O
Bromat
BrO3- + 6I- + 6H+ Br- + 3I2 + 3H2O
Iodat
IO3- + 5I- + 6H+ 3I2 + 3H2O
Nitrit
2HNO2 + 2I- + 2H+ 2NO + I2 + 2H2O
c. Bst pada metoda Iodo/iodimetri dengan 3 (tiga) Cara
Cara menentukan Bobot ekuivalen/ bobot setara pada metode Iodometri dan
Iodimetri ada tiga cara yaitu:
1. Perubahan bilangan oksidasi yang dialami atau zat tersebut
2. Pelepasan atau penerimaan elektron
3. Banyaknya zat (mol) yang menghasilkan atau membutuhkan satu mol atom Yod
(bukan ion yodida)
Contoh:
Tentukan Bst dari K2Cr2O7 dan Na2S2O3 dengan tiga cara!
Cara 1: K2Cr2O7
Cara 1: Na2S2O3
Reaksi :
Reaksi:
2+
3+
Cr2O7 + 6I + 14H 2 Cr + 3I2 +7H2O
2S2O32- + I2 S4O62- + 2I-

Perubahan biloksnya:
Bst K2Cr2O7 =

Kimia Analisis Volumetri (Teori) | DuoS

Perubahan biloksnya:
Bst Na2S2O3 =

Cara 2:
Reaksinya:

Cara 2:
Reaksinya:

Jumlah elektron= .
Bst K2Cr2O7 =

Jumlah elektron= .
Bst Na2S2O3=

Cara 3:
Reaksinya:

Cara 3:
Reaksinya:

Jumlah atom I=.


Bst K2Cr2O7 =

Jumlah atom I=.


Bst Na2S2O3=

3. Materi Kelompok Kerja 3


a. Indikator dalam metoda Iodo/Iodimetri
Indikator

Amilum (Kanji)

Natrium Pati Glikolat

1. Sifat
fisika
dan Kimia:

2. Cara
pembuatan:

3. Kelemahan
dan
keunggulan:

Kimia Analisis Volumetri (Teori) | DuoS

Karbon tetraklorida
(CCl4)

b. Penetapan Iodometri yang tidak dipraktikkan (Dasar, Reaksi, Perhitungan dan


Catatan penting)
1. Penetapan Kadar Besi (III) dalam Garam Feri
2. Penetapan Kadar H2O2 dalam Perhidrol (Hidrogen Peroksida)
3. Penetapan Kadar sulfit dalam Natrim sulfit
4. Penetapan Kadar Khlor Aktif Dalam Serbuk Kelantang
4. Materi Kelompok Kerja 4
a. Pengertian Iodimetri
Ciri ciri Iodimetri:
No.
1
2
3
4
5
6
7
8

Ciri-ciri Iodimetri
Titran
Waktu Penambahan Indikator
Cara Titrasi
Zat Ketiga
Suasana
Titik Akhir (TA)
Sifat Sampel
Metode redoks

Jadi Pengertian Iodometri adalah.


..

b. Proses Iodimetri
1. Iodimetri metode langsung.
Bahan/sampel yang bersifat reduktor langsung dioksidasi dengan larutan
baku Iodium (I2). Contohnya pada penetapan kadar Asam Askorbat (Vitamin C).

2. Iodimetri metode residual (titrasi balik).


Bahan/sampel yang bersifat reduktor dioksidasi dengan larutan baku iodium
(I2) dalam jumlah berlebih, dan kelebihan iod akan dititrasi dengan larutan baku
Natrium Tiosulfat (Na2S2O3). Contohnya pada penetapan kadar Formalin.

Kimia Analisis Volumetri (Teori) | DuoS

3. Zat-zat yang dapat dititar secara langsung dengan larutan I2.


Analit

Reaksi

Antimon (III)

HSbOC4H6O6 + I2 + H2O

Arsen (III)

HAsO2 + I2 + H2O

Ferosianida

2Fe(CN)64- + I2

Hidrogen Sianida

HCN + I2

Hidrazin

N2H4 + 2I2

Belerang (sulfida)

H2S + I2

Belerang (sulfit)

H2SO3 + I2 + H2O

Tiosulfat

2S2O32- + I2

Timah

Sn2+ + I2

HSbOC4H4O6 + 2H+ + 2IH3AsO4 + 2H+ + 2I-

2Fe(CN)63- + 2IICN + H+ + IN2 + 4H+ + 4I2H+ + 2I- + 2S


H2SO4 + 2H+ + 2I-

S4O62- + 2ISn4+ + 2I-

c. Pembuatan larutan Iod


Sifat fisika dan sifat kimia Iodium:
Sifat fisika:

Sifat kimia:

1. Wujud .....................................

1. .

2. Warna ...............

2. .

3. Kelarutan .. mol/L

3. ...

pada suhu .

4.

4. ...

5. Bst = ..

Prosedur penyiapan iod 0,1 N:


a.

Dilarutkan .. g KI bebas iodat dalam . mL air dalam sebuah


labu erlenmeyer 1L yang bersumbat kaca.

b. Ditimbang kira-kira . g iod yang telah disublimasi ulang diatas sebuah


kaca arloji diatas neraca kasar (jangan sekali-sekali diatas neraca analitik
disebabkan oleh uap Iod).
c.

Dipindahkan Iod tersebut kedalam larutan Kalium Iodida pekat sampai


homogen.

d. Dibiarkan larutan mencapai temperature kamar dan diencerkan sampai ke


garis batas dengan aquades.

Kimia Analisis Volumetri (Teori) | DuoS

d. Penentuan normalitas larutan Iodium


Iodium berdasarkan sifat sifatnya termasuk ke dalam Bahan Baku
Untuk menentukkan kenormalan dari Iodium dapat digunakan .
Sebagai bahan baku primer dapat juga dengan sebagai
bahan baku sekunder.
BBP/BBS
Sifat fisika dan kimia
Proses standarisasi
1.

Bst:

2.

Bst:

Distandarisasi dengan BBP:

5. Materi Kelompok Kerja 5


a. Ketajaman indikator kanji dalam metoda Iodo/Iodimetri
Kanji adalah karbohidrat kompleks yang sukar larut dalam air dingin. Wujud
asalnya yaitu bubuk putih, tawar, dan tak berbau. Kanji biasanya digunakan untuk
mengentalkan makanan cair, sebagai bahan perekat atau pengeras pakaian.
Kanji biasa digunakan untuk mengetahui titik akhir pada titrasi umumnya
digunakan dalam metode Iodo/Iodimetri. Ketajaman Indikator kanji adalah
kemapuan kanji dalam bereaksi dengan iod dengan yang membentuk senyawa
adsorpsi berwarna biru dengan iod.
Perbedaan Indikator Kanji pada metoe Iodometri dan Iodimetri:
Iodometri

Iodimetri

Indikator kanji ditambahkan mendekati


TA

Indikator kanji ditambahkan diawal titrasi

Pengocokan lebih sering

Penambahan kanji diawal karena


kemungkinan I2 terbungkus kanji lebih kecil

Penambahan kanji diawal dikhawatirkan


akan membungkus ion I2

Penitaran berlangsung lebih cepat karena


titrat dan titran langsung bereaksi.

Kimia Analisis Volumetri (Teori) | DuoS

Klasifikasi Indikator Kanji:


Perbedaan

Amilosa

Amilopektin

NAMA LAIN

-amilosa

-amilosa

Biru

Violet ( ungu - merah )

10.000 50.000

50.000 1.000.000

STRUKTUR

HASIL REAKSI
DENGAN I2
MOLEKUL
RELATIF
BENTUK

Lurus, dan mengambil bentuk

RANTAI

spiral saat bereaksi dengan I2

Panjang dan bercabang

b. Penetapan Iodo/Iodimetri yang sudah dipraktikkan (Dasar, Reaksi, Perhitungan


dan Catatan penting)
Iodometri

Iodimetri

Standarisasi Na2SO3 dengan BBP KIO3

Standarisasi I2 0,1 N dengan BBP As2O3


( Warangan )

Standarisasi Na2SO3 dengan BBP K2Cr2O7

Penetapan kadar vitamin C

Penetapan kadar Cu dalam Terusi cara De


Haens

Penetapan kadar formaldehida dalam


formalin

Penetapan kadar Cu Cara Brunns


c. Penetapan Iodimetri (modul) yang tidak dipraktikkan (Dasar, Reaksi, Perhitungan
dan Catatan penting)
1. Penetapan kadar Arsentrioksida dalam warangan
2. Penetapan Kadar Air dengan Metode Karl Fischer
10

Kimia Analisis Volumetri (Teori) | DuoS

3. Penetapan kadar glukosa cara Yodimetri


II. ARGENTOMETRI
1. Pengertian Argentometri
Metode Argentometri adalah .

2. Syarat Argentometri
a.

b.

c.

d.

3. Hubungan Ksp dgn Pembentukan Endapan


Reaksi argentometri:
NaCl(aq) + AgNO3(aq) AgCl(s) + NaNO3 (aq)
AgCl(s) Ag+(aq) + Cl-(aq)
Ksp
S

= solubility/kelarutan endapan dlm pelarut murni

Ksp = Konstanta Solubility Product/ hasil kali kelarutan

NOTE:
[Ag+][Cl-] < Ksp AgCl belum
[Ag+][Cl-] = Ksp AgCl mulai
[Ag+][Cl-] > Ksp AgCl sudah
4. Contoh parameter
Contoh sampel sehari hari yang dapat ditetapkan dengan cara Argentometri:
11

Kimia Analisis Volumetri (Teori) | DuoS

1.
2.
3.
4.
5. Larutan AgNO3
1.
2.
3.
4.
6. Perbedaan penetapan di Argentometri
Perbedaan

Mohr

Fajans

Volhard

Indikator

Titik Akhir

Cara Titrasi

7. Cara Mohr
Reaksi:
NaCl(aq) + AgNO3(aq) AgCl(s) + NaNO3
putih,Ksp=1 x 10-10
K2CrO4(aq) + 2AgNO3(aq) Ag2CrO4(s) + 2KNO3
merah bata,Ksp=2 x 10-12
Hitung kelarutan AgCl dan Ag2CrO4 dalam air murni.
AgCl

12

Kimia Analisis Volumetri (Teori) | DuoS

Ag2CrO4

Bandingkan kelarutan kedua endapan


Endapan AgCl .. Endapan Ag2CrO4
Maka dapat disimpulkan endapan . Lebih dahulu terbentuk
daripada karena ..
Catatan penting untuk Mohr (Modul halaman 24):
a.

b.

c.

d.

8. Cara Fajans
Menggunakan indikator adsorpsi, yang berupa asam/basa organik lemah, yang
muatannya berlawanan dengan ion titran, dan menghasilkan warna yang tajam pada TA.
Co: fluoresin, diklorofluoresin, eosin.
Reaksi:
NaCl + AgNO3 AgCl(s) + NaNO3
Putih
Fl-

+ AgNO3 AgFl(s) + NO3Merah jambu

Pada awal titrasi:


Jumlah ion Cl- masih berlimpah, teradsorbsi pada permukaan inti2 AgCl(s)

membentuk lapisan primer bermuatan negatif.


-

Endapan terdispersi berupa koloid


-

Cl

Cl

AgCl

Cl

Cl

Cl

Cl
13

Kimia Analisis Volumetri (Teori) | DuoS

Cl

AgCl

Cl

Cl

Cl

Fl-

Pada saat Titik Ekuivalen / Titik Akhir:


-

Ion Cl- habis, inti2 AgCl(s) mulai menyatu dan menggumpal.

Kelebihan ion Ag+ teradsorb ke permukaan endapan, lalu menarik ion Fl- yg lemah,
menghasilkan AgFl(s) merah jambu di permukaan AgCl(s).
+

AgFl

Ag

Ag

AgCl

Ag

Ag

Ag

+ Fl-

(s)

AgCl
AgFl
(s)

Catatan penting (Modul halaman 22):


a.

b.

c.

9. Cara Volhard
Memakai indikator Fe3+ untuk mendeteksi kelebihan ion tiosianat:
Reaksi

I. NaCl(aq) + AgNO3(aq) AgCl(s) + NaNO3 + AgNO3


berlebih terukur putih,Ksp=1 x 10-10 sisa
II. AgNO3(aq) + KCNS
sisa

AgCNS(s) + KNO3
putih,Ksp= 1 x 10-12

II. 2Fe3+ + 6KCNS Fe [ Fe(CNS)6 ] + 6K+


Kuning

14

larutan merah

Kimia Analisis Volumetri (Teori) | DuoS

Nitrobenzene

AgCl

(s)

Ag+ + ClAgCl
AgFl
(s)

AgCl + CNS- AgCNS(s)

Ksp dan s AgCl(s) > Ksp dan s AgCNS(S)

Endapan AgCl yg sudah terbentuk dpt dipengaruhi oleh ion penitar KCNS

Ditambahkan nitrobenzene untuk menyelimuti/melindungi AgCl(s)

Catatan Penting (Modul halaman 22):


a.

b.

10. Pengaruh pH dalam Argentometri


Jika pH terlalu basa

Jika pH terlalu asam

15

Kimia Analisis Volumetri (Teori) | DuoS

III. KOMPLEKSOMETRI
1. Senyawa Kompleks

Ligan:
.....................................................

Senyawa Kompleks:

.....................................................
.....................................................

............................................
............................................
............................................

Ion Pusat:
.....................................................
.....................................................
.....................................................

Jadi senyawa Kompleks adalah ...

2. Pengertian Kompleksometri
Kompleksometri adalah ...

3. Jenis jenis Ligan


a. Ligan monodentat
Satu gugus fungsi yg memiliki atom dimana terdapat PEB, untuk berikatan dengan
atom pusat.
Contoh: NH3, Cl-, H2O
b. Ligan bidendat
Memiliki 2 gugus fungsi yang memiliki atom yang memiliki PEB, dan mampu
membentuk 2 ikatan kovalen dengan atom pusat.
Contoh: etilen diamin
Tunjukkan bahwa etilen diamin adalah ligan bidentat!

16

Kimia Analisis Volumetri (Teori) | DuoS

c. Ligan polidentat
Memiliki banyak gugus fungsi ber-PEB yg mampu membentuk banyak ikatan dengan
atom pusat.
Berawalan bi-, tri-, dst sesuai dgn jumlah gugus ber-PEB
Disebut golongan pengkelat, CHELE (yunani) = cakar/cengkram.
Contoh: EDTA
4. EDTA
Gambarkan struktur EDTA dan tunjukkan berapa giginya!

Cara EDTA berikatan dengan ion logam

- Bereaksi 1: 1 dengan ion logam, berapapun valensinya.


- Dalam bentuk garam di-natrium mudah larut dalam air: Na2H2Y. 2H2O (Bst:.)
5. Reaksi Umum
M+ + HInd2- MInd2- + H+
blue

red

MInd2- + H2Y2- MY3- + HInd2- +H+


Red

blue

M+

= metal Ion

HInd2-

= free indicator Ion

MInd2-

= metal-indicator complex

H2Y2-

= EDTA ion

6. Pengaruh pH dalam Kompleksometri

17

Warna dan ketajaman TA ~ Aktifitas Indikator ~ pH larutan


Buffer
reaksi titrasi melepaskan H+ makin lama larutan makin asam
Kompleksometri banyak dilakukan dalam pH basa hidrolisis ion logam

Kimia Analisis Volumetri (Teori) | DuoS

Syarat syarat larutan buffer:


a.
b.
c.
Bagaimana cara membuat:
1. 1 L buffer pH 10 (kb NH4OH= 1,8 x 10-5, NH4OH 25%: bj 0.91 g/cm3

2. 1 L buffer pH 5 (ka a.asetat= 1,8 x 10-5, a.asetat glassial bj 1.049 g/cm3 )

7. Indikator Kompleksometri
a. Syarat Indikator Logam
1.
2.
3.
18

Kimia Analisis Volumetri (Teori) | DuoS

4.
5.
6.
7.
b. EBT (Eriochrome Black T)

Karakteristik indikator EBT

c. Calcon

Karakteristik Indikator Calcon:

19

Kimia Analisis Volumetri (Teori) | DuoS

d. Xylenol Orange

Karakteristik Indikator Calcon:

8. Jenis jenis cara Titrasi dalam Kompleksometri


a. Titrasi Langsung

b. Titrasi Penggantian (Substitusi)

c. Titrasi Kembali

20

Kimia Analisis Volumetri (Teori) | DuoS

d. Penitaran lainnya
Mengontrol pH larutan
Menitar suatu ion logam pada pH tertentu dimana ion-ion logam lain terhidrolisis, atau
tidak bereaksi dgn indikator.
Contohnya:

Menggunakan Masking Agent dan De Masking Agent


Menopengi ion2 logam tertentu dari campuran sehingga tidak ikut bereaksi.

9. Kestabilan Senyawa Kompleks


Reaksi: [Ag(NH3)2]+ Ag+ + 2NH3
K1 =

K2 =

K1= Konstanta ketidak stabilan (Kinst)


K2= Konstanta Kestabilan (Kst)
Kompleks stabil bila ..

21

Kimia Analisis Volumetri (Teori) | DuoS

IV. MENYIMPAN DAN MEMBUANG PEREAKSI


Pereaksi adalah ...

Larutan adalah ..

LARUTAN
Karakteristik larutan:
1.
2.
3.
4.

....................

.....................

......................

Perlakuan terhadap Larutan:


Kondisi

Kondisi

Diagram Alir Pengolahan Limbah Laboratorium

Treatment
.............................
............................
............................
............................
............................
22

Kimia Analisis Volumetri (Teori) | DuoS

Kondisi

V. APLIKASI ANALISIS AIR


1. Penggolongan Air
Penggolongan air menurut peruntukkannya berdasarkan PP No. 20 Tahun 1990 ditetapkan
sebagai berikut :
Golongan

Kegunaan

2. Parameter Kualitas Air


Parameter Kualitas Air ada 3 yaitu:
1.

2.

3. Alkalinitas
Pengertian :

Reaksi:

4. CO2 Bebas
Pengertian :

Reaksi:

23

Kimia Analisis Volumetri (Teori) | DuoS

3.

5. COD
Pengertian :

Reaksi:

6. TOM
Pengertian :

Reaksi:

7. DO
Pengertian :

Reaksi:

8. BOD
Pengertian :

Reaksi:

24

Kimia Analisis Volumetri (Teori) | DuoS

9. Indikator Kualitas Air


Indikator

Makna

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

25

Kimia Analisis Volumetri (Teori) | DuoS

Tingkat

Anda mungkin juga menyukai