Anda di halaman 1dari 3

Metode Iodometri

1. Iodometri
Iodometri dibagi menjadi dua cara dalam melakukan analisis memakai
senyawa pereduksi iodium yaitu secara langsung dan tidak langsung.
a) Iodometri dengan cara langsung (Iodimetri)
Metode ini menggunakan titrasi secara langsung terhadap larutan analit dengan
larutan iodin sebagai larutan standar (titran) dengan menggunakan indikator amilum.
contoh senyawa yang dapat dititrasi dengan larutan iodin adalah tiosulfat (S2O32-),
arsen (III), antimony (III), Sulfida (S2-), sulfit (SO32-) dan ferosianida [Fe(CN)64-].
b) Iodometri dengan cara tidak langsung (Iodometri)
Metode ini menggunakan titrasi tidak langsung terhadap larutan analit (larutan
natrium tiosulfat) sebagai larutan standar atau titran dan ditambahkan amilum (kanji)
sebagai indikatornya karena digunakan untuk menetapkan senyawa- senyawa yang
memiliki potensial oksidasi lebih besar daripada sistem iodium-iodida atau senyawa-
senyawa yang bersifat oksidator seperti CuSO4. 5 H2O.
Iodometri terjadi pada zat yang bersifat oksidator misalnya besi (III), tembaga
(II). Zat ini akan mengoksidasi iodida yang ditambahkan membentuk iodin. Pada
metode ini, banyak oksidator kuat yang dianalisis dengan menambahkan sejumlah
kalium iodida berlebih dan menitrasi iodin yang dibebaskan dengan larutan natrium
tiosulfat. Maka, reaksi yang terjadi ialah :

Oksidator + 2I- → I2 + Reduktor

I2 + 2Na2S2O3 → 2I- + Na2S4O6

Titik akhir titrasi ditentukan dengan indikator amilum yang ditambahkan


sesaat sebelum titik akhir titrasi tercapai. Adanya warna biru gelap dari kompleks
iodin-amilum yang hilang menunjukan titik akhir titrasi tercapai. Indikator redoks
khusus yang digunakan adalah amilum sebagai petunjuk apabila telah terjadi
ekuivalen pada titrasi iodometri, karena warna biru gelap yang muncul akibat dari
kompleks iodin-amilum merupakan warna spesifik untuk titrasi iodometri.
Mekanismenya belum tentu diketahui dengan pasti namun, ada asumsi bahwa
molekul iodin tertahan di permukaan β-amilosa. Larutan amilum mudah
terdekomposisi oleh bakteri, sehingga biasanya ditambahkan asam borat sebagai
pengawetnya.
Iodometri berfungsi sebagai penetapan kadar larutan iodin, larutan natrium
tiosulfat, dan zat-zat yang bereaksi dengan iodium yang membebaskan iodin.
Berikut ini adalah tabel 6.2 sebagai penentuan analit melalui titrasi iodometri :
Tabel 6.2 Penentuan Analit melalui Titrasi Iodometri

Analit Reaksi

Arsen (V) H3AsO4 + 2 H+ + 2 I- ➝ HAsO2+ I2 + 2 H2O

Bromin Br2+ 2 I- ➝ 2 Br- + I2

Bromate BrO3- + 6 H+ + 6 I- ➝ 3 I2 + Br- + 3 H2O

Klorin Cl2 + 2 I- ➝ 2 CI- + I2

Klorat ClO3- + 6 H+ + 6 I- ➝ Cl- + I2 + 3 H2O

Tembaga (II) 2 Cu2+ + 4 I- ➝ 2CuI (s) + I2

Dikromat Cr2O72- + 14 H+ + 6 I- ➝ 2 Cr3+ + 3 I2+ 7 H2O

Hidrogen peroksida H2O2 + 2 H+ + 2 I- ➝ I2 + 2 H2O

Iodat IO3- + 6 H+ + 5 I- ➝ 3 I2 + 3 H2O

Nitrit 2 HNO2 + 2 H+ + 2 I- ➝ 2 NO + I2 + 2 H2O

Oksigen O2 + 4 Mn(OH)2 + 2 H2O ➝ 4 Mn(OH)3 2 Mn(OH)3 + 2 I- +

6 H+ ➝ 2 Mn2+ + I2 + 6 H2O

Ozon O3 + 2 I- + 2 H+ ➝ O2 + I2 + H2O

Periodat IO4- + 7 I- + 8 H+ ➝ 4 I2 + 4 H2O

Permanganat 2 MnO4- + 10 I-+ 16 H+ ➝ 2 Mn2+ + 5 I2 + 8 H2O

DAFTAR PUSTAKA
Rohmah, J., & Rini, C. S. (2020). Buku Ajar Kimia Analisis. Umsida Press,
81-84
Lubis, N., Sofiyani, S., & Junaedi, E. C. (2022). Penentuan Kualitas Madu
Ditinjau dari Kadar Sukrosa dengan Metode Luff Schoorl: Determination of Honey
Quality in terms of Sucrose Content with the Luff Schoorl Method. Jurnal Sains dan
Kesehatan, 4(3), 290-297.
Lestari, I., Rahayuningsih, C. K., & Irmawati, A. (2018). THE SUCROSE
LEVEL’S DIFFERENCES OF PACKAGED DATES AND BULK PURCHASING
DATES THROUGH IODOMETRI LUFF SCHROOL METHODS. Jurnal Kesehatan
Prima, 10(1), 1603-1609.

Anda mungkin juga menyukai