Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

PENENTUAN KECEPATAN REAKSI

Kelompok B-4:
Laura Godelive 6103018095
Pinky Angelina K. 6103018122

Hari, Tanggal: Rabu, 25 September 2019


Penanggungjawab:
M. Indah Epriliati, S. TP., M. Si., Ph.D.

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
2019
1. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan kecepatan reaksi peruraian termal soda kue atau natrium bikarbonat
(NaHCO3) berdasarkan produk reaksi yaitu gas CO2.

2. DASAR TEORI
Kecepatan reaksi merupakan kecepatan perubahan konsentrasi produk dan reaktan.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan reaksi antara lain: konsentrasi reaktan
(semakin banyak mol maka bertumbukan sehingga reaksi cepat), luas permukaan reaktan
(ketika besar maka semakin banyak mol bertumbukan sehingga cepat reaksi), suhu (semakin
tinggi maka energy mol bergerak meningkat sehingga semakin banyak tumbukan), dan
adanya katalis (mempercepat reaksi).
Kecepatan penggunaan reaktan dalam kurun waktu
𝑑[𝑅]
tertentu dicari dengan rumus dan kuantitas positif.
𝑑𝑡

Kecepatan pembentukan produk dapat dicari dengan rumus


𝑑[𝑃]
yang sama: dan juga memiliki nilai positif (Atkins dan
𝑑𝑡

Paula, 2010). Berikut merupakan grafik kecepatan reaksi


produk dan reaktan seiring berjalannya waktu (Fig. 21.4
Atkins):
Kr merupakan konstanta kecepatan yang independen
dari konsentrasi namun tergantung pada suhu. Pangkat a
dan b merupakan koefisien dari zat A dan B secara urut.
Pada reaksi orde 1 maka rumus kecepatan reaksi menjadi
seperti berikut (Atkins dan Paula, 2010):
𝑑[𝐴]
= −𝑘𝑟 [𝐴]
𝑑𝑡
Saat natrium bikarbonat dipanaskan, gas CO2 akan dilepaskan ketika mencapai suhu
50⁰C dan pada suhu 100⁰C menjadi Na2CO3. Persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut (O’Neil, et al., 2001):

2NaHCO3(s) → CO2(g) + Na2CO3(s) + H2O(g) → Na2CO3(s)


Tablet effervescent mengandung bahan aktif, campuran asam, karbonat atau bikarbonat,
dan hidrogen karbonat. Bila ditambah air, senyawa karbonat dan asam lemah effervescent
bereaksi membebaskan karbondioksida sehingga menghasilkan buih (Novidiyanto dan
Setyowati, 2008).
3. ALAT DAN BAHAN
3.1. Alat
 Botol gelas kaca  Pembakar spiritus
 Tabung reaksi  Termometer
 Gelas ukur 100 ml  Penyumbat
 Stopwatch  Korek api
 Selang dan selang kaca  Barometer
 Mortar  Timbangan analitis
 Sendok tanduk  Botol semprot
 Microtube  Erlenmeyer 1L

3.2. Bahan
Tablet CDR, air kran, kertas saring, kertas timbang, NaHCO3, alumunium foil, alkohol

4. SKEMA KERJA
4.1. Perangkaian Alat Destruksi

Keterangan:
A = Tabung reaksi D = Zat
B = Spiritus E = Erlenmeyer berisi air
C, G = Selang kaca F = Gelas ukur 100 ml

4.2. Penetapan Kecepatan Reaksi NaHCO3

Perangkaian alat destruksi seperti skema alat

Penimbangan analitis wadah NaHCO3 untuk 9x pengulangan

Penimbangan analitis zat NaHCO3 sebanyak 0,45-0,5 g


untuk 9x pengulangan

Penuangan zat dalam wadah lalu penimbangan analitis

A
A

Pemasangan tabung berisi pada alat destruksi

Pemanasan tabung selama 25, 50, dan 100 detik

Pencatatan volume air yang masuk ke dalam gelas ukur

Pengulangan 3x untuk masing-masing waktu

4.3. Penetapan Kecepatan Reaksi CDR

Perangkaian alat destruksi kecuali api spiritus

Penghancuran CDR di dalam mortar

Penimbangan analitis kertas timbang CDR untuk 9x pengulangan

Penimbangan analitis zat CDR sebanyak 0,45-0,5 g


untuk 9x pengulangan

Penuangan zat dalam microtube

Penuangan aquades 10 ml dalam tabung reaksi

Pemasukkan microtube dalam tabung reaksi

Pemasangan tabung berisi pada alat destruksi

Pemanasan setelah kedua zat bercampur selama 25, 50, dan 100 detik

Pencatatan volume air yang masuk ke dalam gelas ukur

Pengulangan 3x untuk masing-masing waktu


5. HASIL PENGAMATAN
VM CO2 = 25,2906 L/mol % error = 7,0975%
Mr NaHCO3 = 84, 01 Kadar NaHCO3 dalam effervescent = 22,3%
P = 743 mmHg T = 29°C

Tabel 5.1. Tabel Pengamatan Percobaan Kecepatan Reaksi NaHCO3


Berat Beaker Berat Volume
Detik Berat Kertas Berat Kertas Berat Beaker
+ Tabung + Zat CO2
(s) Timbang (g) + Zat (g) + Tabung (g)
Zat (g) (g) (ml)
0, 49 0,94 65,6216 66,0766 0,4550 15
25 0, 53 0,98 66,0361 66,4901 0,4540 21
0,51 0,99 65,4495 65,9331 0,4836 20
0, 47 0,91 64,3275 64,7797 0,4522 49
50 0, 58 1,05 59,8806 60,3485 0,4679 26
0,52 0,92 65,6232 66,0832 0,4600 33,5
0, 48 0,96 65,3568 65,8331 0, 4763 54
100 0, 59 1,06 65,5724 66,0430 0, 4706 63
0, 58 1,10 65,5557 66,0629 0, 5072 54

Tabel 5.2. Tabel Pengamatan Percobaan Kecepatan Reaksi NaHCO3 dalam Effervescent
Berat Kertas
Detik Berat Kertas Berat Kertas Berat Zat Volume CO2
Timbang Sisa +
(s) Timbang (g) Timbang + Zat (g) Awal (g) (ml)
Zat (g)
0, 3751 0, 8500 0, 3942 0, 4558 5
25 0, 3674 0, 8284 0, 3934 0, 4250 7
0, 4950 0, 9572 0, 5608 0, 3964 7
0, 5110 0, 9685 0, 5596 0, 4116 11
50 0, 5286 0,9788 0, 5538 0, 4250 12
0, 4969 0, 9633 0, 5231 0, 4402 13
0, 4517 0, 9232 0, 4629 0, 4603 15
100 0, 5036 0, 9863 0, 5084 0, 4779 16
0, 4996 0, 9530 0, 4924 0, 4606 15

Perhitungan:

Pengukuran Fraksi Mol pada NaHCO3

1. 25 Detik Ulangan 1
𝑉𝐶𝑂2 = 15 𝑚𝐿 t = 25 detik
𝑉𝐶𝑂2 0,0150
𝑛𝐶𝑂2 = = = 5,9311 × 10−4 𝑚𝑜𝑙
𝑉𝑚𝐶𝑂2 25,2906
𝑚 𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 0,4550
𝑛𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 = = = 5,4160 × 10−4 𝑚𝑜𝑙
𝑀𝑟 84,01
2 NaHCO3 (aq)  CO2(g) + H2O(l) + Na2CO3(aq)
M 5,4160 x 10-3 - - -
B 1,1862 x 10-3 5,9311 x 10-4 5,9311 x 10-4 5,9311 x 10-4
S 4,2298 x 10-3 5,9311 x 10-4 5,9311 x 10-4 5,9311 x 10-4

mol CO2
Fraksi mol percobaan 1 =
(mol CO2 + mol H2 O + mol Na2 CO3 ) + mol NaHCO3 sisa
5,9311 x 10−4
Fraksi mol percobaan 1 =
(3 × 5,9311 x 10−4 ) + 4,2298 x 10−3
Fraksi mol percobaan 1 = 0,0987

2. 25 Detik Ulangan 2
𝑉𝐶𝑂2 = 21 𝑚𝐿 t = 25 detik
𝑉𝐶𝑂2 0,0210
𝑛𝐶𝑂2 = = = 8,3035 × 10−4 𝑚𝑜𝑙
𝑉𝑚𝐶𝑂2 25,2905
𝑚 𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 0,4540
𝑛𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 = = = 5,4041 × 10−3 𝑚𝑜𝑙
𝑀𝑟 84,01
2 NaHCO3 (aq)  CO2(g) + H2O(l) + Na2CO3(aq)
M 5,4041 x 10-3 - - -
B 1,6607 x 10-3 8,3035 x 10-4 8,3035 x 10-4 8,3035 x 10-4
S 3,7434 x 10-3 8,3035 x 10-4 8,3035 x 10-4 8,3035 x 10-4

mol CO2
Fraksi mol percobaan 2 =
(mol CO2 + mol H2 O + mol Na2 CO3 ) + mol NaHCO3 sisa
8,3035 x 10−4
Fraksi mol percobaan 2 =
(3 × 8,3035 x 10−4 ) + 3,7434 x 10−3
Fraksi mol percobaan 2 = 0,1332

3. 25 Detik Ulangan 3
𝑉𝐶𝑂2 = 20 𝑚𝐿 t = 25 detik
𝑉𝐶𝑂2 0,0200
𝑛𝐶𝑂2 = = = 7,9081 × 10−4 𝑚𝑜𝑙
𝑉𝑚𝐶𝑂2 25,2905
𝑚 𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 0,4836
𝑛𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 = = = 5,7565 × 10−3 𝑚𝑜𝑙
𝑀𝑟 84,01
2 NaHCO3 (aq)  CO2(g) + H2O(l) + Na2CO3(aq)
M 5,7565 x 10-3 - - -
B 1,5816 x 10-3 7,9081 x 10-4 7,9081 x 10-4 7,9081 x 10-4
S 4,1749 x 10-3 7,9081 x 10-4 7,9081 x 10-4 7,9081 x 10-4
mol CO2
Fraksi mol percobaan 3 =
(mol CO2 + mol H2 O + mol Na2 CO3 ) + mol NaHCO3 sisa
7,9081 x 10−4
Fraksi mol percobaan 3 =
(3 × 7,9081 x 10−4 ) + 4,1749 x 10−3
Fraksi mol percobaan 3 = 0,1208

4. 50 Detik Ulangan 1
𝑉𝐶𝑂2 = 49 𝑚𝐿 t = 50 detik
𝑉𝐶𝑂2 0,0490
𝑛𝐶𝑂2 = = = 1,9375 × 10−3 𝑚𝑜𝑙
𝑉𝑚𝐶𝑂2 25,2905
𝑚 𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 0,4522
𝑛𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 = = = 5,3827 × 10−3 𝑚𝑜𝑙
𝑀𝑟 84,01
2 NaHCO3 (aq)  CO2(g) + H2O(l) + Na2CO3(aq)
M 5,3827 x 10-3 - - -
B 3,8750 x 10-3 1,9375 x 10-3 1,9375 x 10-3 1,9375 x 10-3
S 1,5077 x 10-3 1,9375 x 10-3 1,9375 x 10-3 1,9375 x 10-3

mol CO2
Fraksi mol percobaan 1 =
(mol CO2 + mol H2 O + mol Na2 CO3 ) + mol NaHCO3 sisa
1,9375 x 10−3
Fraksi mol percobaan 1 =
(3 × 1,9375 x 10−3 ) + 1,5077 x 10−3
Fraksi mol percobaan 1 = 0,2647

5. 50 Detik Ulangan 2
𝑉𝐶𝑂2 = 26 𝑚𝐿 t = 50 detik
𝑉𝐶𝑂2 0,0260
𝑛𝐶𝑂2 = = = 1,0280 × 10−3 𝑚𝑜𝑙
𝑉𝑚𝐶𝑂2 25,2905
𝑚 𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 0,4679
𝑛𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 = = = 5,5696 × 10−3 𝑚𝑜𝑙
𝑀𝑟 84,01
2 NaHCO3 (aq)  CO2(g) + H2O(l) + Na2CO3(aq)
M 5,5696 x 10-3 - - -
B 3,8750 x 10-3 1,0280 x 10-3 1,0280 x 10-3 1,0280 x 10-3
S 3,5136 x 10-3 1,0280 x 10-3 1,0280 x 10-3 1,0280x 10-3

mol CO2
Fraksi mol percobaan 2 =
(mol CO2 + mol H2 O + mol Na2 CO3 ) + mol NaHCO3 sisa
1,0280 x 10−3
Fraksi mol percobaan 2 =
(3 × 1,0280 x 10−3 ) + 3,5136 x 10−3

Fraksi mol percobaan 2 = 0,1558

6. 50 Detik Ulangan 3
𝑉𝐶𝑂2 = 33,5 𝑚𝐿 t = 50 detik
𝑉𝐶𝑂2 0,0335
𝑛𝐶𝑂2 = = = 1,3246 × 10−3 𝑚𝑜𝑙
𝑉𝑚𝐶𝑂2 25,2905
𝑚 𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 0,4600
𝑛𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 = = = 5,4755 × 10−3 𝑚𝑜𝑙
𝑀𝑟 84,01
2 NaHCO3 (aq)  CO2(g) + H2O(l) + Na2CO3(aq)
M 5,4755 x 10-3 - - -
B 2,6492 x 10-3 1,3246 x 10-3 1,3246x 10-3 1,3246x 10-3
S 2,8263 x 10-3 1,3246 x 10-3 1,3246x 10-3 1,324610-3

mol CO2
Fraksi mol percobaan 3 =
(mol CO2 + mol H2 O + mol Na2 CO3 ) + mol NaHCO3 sisa
1,3246 x 10−3
Fraksi mol percobaan 3 =
(3 × 1,3246 x 10−3 ) + 2,8263 x 10−3
Fraksi mol percobaan 3 = 0,1948

7. 100 Detik Ulangan 1


𝑉𝐶𝑂2 = 54 𝑚𝐿 t = 100 detik
𝑉𝐶𝑂2 0,0540
𝑛𝐶𝑂2 = = = 2,1352 × 10−3 𝑚𝑜𝑙
𝑉𝑚𝐶𝑂2 25,2905
𝑚 𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 0,4763
𝑛𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 = = = 5,6696 × 10−3 𝑚𝑜𝑙
𝑀𝑟 84,01
2 NaHCO3 (aq)  CO2(g) + H2O(l) + Na2CO3(aq)
M 5,6696 x 10-3 - - -
B 4,2704 x 10-3 2,1352x 10-3 2,135210-3 2,1352x 10-3
S 1,3992 x 10-3 2,1352x 10-3 2,135210-3 2,135210-3

mol CO2
Fraksi mol percobaan 1 =
(mol CO2 + mol H2 O + mol Na2 CO3 ) + mol NaHCO3 sisa
2,1352 x 10−3
Fraksi mol percobaan 1 =
(3 × 2,1352 x 10−3 ) + 1,3992 x 10−3
Fraksi mol percobaan 1 = 0,2736

8. 100 Detik Ulangan 2


𝑉𝐶𝑂2 = 63 𝑚𝐿 t = 100 detik
𝑉𝐶𝑂2 0,0630
𝑛𝐶𝑂2 = = = 2,4910 × 10−3 𝑚𝑜𝑙
𝑉𝑚𝐶𝑂2 25,2905
𝑚 𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 0,4706
𝑛𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 = = = 5,6017 × 10−3 𝑚𝑜𝑙
𝑀𝑟 84,01
2 NaHCO3 (aq)  CO2(g) + H2O(l) + Na2CO3(aq)
M 5,6017 x 10-3 - - -
B 4,9820 x 10-3 2,4910x 10-3 2,4910𝑥10-3 2,4910x 10-3
S 0,6190 x 10-3 2,4910x 10-3 2,4910𝑥10-3 2,4910𝑥10-3

mol CO2
Fraksi mol percobaan 2 =
(mol CO2 + mol H2 O + mol Na2 CO3 ) + mol NaHCO3 sisa
2,4910 x 10−3
Fraksi mol percobaan 2 =
(3 × 2,4910 x 10−3 ) + 0,6190 x 10−3
Fraksi mol percobaan 2 = 0,3078

9. 100 Detik Ulangan 3


𝑉𝐶𝑂2 = 54 𝑚𝐿 t = 100 detik
𝑉𝐶𝑂2 0,0540
𝑛𝐶𝑂2 = = = 2,1352 × 10−3 𝑚𝑜𝑙
𝑉𝑚𝐶𝑂2 25,2905
𝑚 𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 0,5072
𝑛𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 = = = 6,0374 × 10−3 𝑚𝑜𝑙
𝑀𝑟 84,01
2 NaHCO3 (aq)  CO2(g) + H2O(l) + Na2CO3(aq)
M 6,0374 x 10-3 - - -
B 4,9820 x 10-3 2,1352x 10-3 2,1352𝑥 10-3 2,1352x 10-3
S 0,2613 x 10-3 2,1352𝑥10-3 2,1352𝑥 10-3 2,1352𝑥10-3

mol CO2
Fraksi mol percobaan 3 =
(mol CO2 + mol H2 O + mol Na2 CO3 ) + mol NaHCO3 sisa
2,1352 x 10−3
Fraksi mol percobaan 3 =
(3 × 2,1352 x 10−3 ) + 0,2613 x 10−3
Fraksi mol percobaan 3 = 0,2613
Fraksi mol
t (s) Rata-rata
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
25 0,0987 0,1332 0,1208 0,1176
50 0,2647 1,2558 0,1948 0.2051
100 0,2736 0,3078 0,2613 0,2809

Kecepatan Reaksi NaHCO3


0.35
0.2809 y = 0.0021x + 0.0797
0.3 R² = 0.9474
0.25 0.2051
Fraksi mol

0.2
0.15 Fraksi mol
0.1 Linear (Fraksi mol)
0.1176
0.05
0
0 50 100 150
t (s)

Gambar 5.2. Grafik Hubungan antara Fraksi Mol dengan Kecepatan Waktu

y = ax + b k=a
y = 0,0021x + 0,0797 k = 0,0021

Kecepatan Reaksi detik ke-25


V = kCn = 0,0021 × 0,1176 = 0,0002 mol/s Kecepatan Reaksi detik ke-100
Kecepatan Reaksi detik ke-50 V = 0,0021 × 0,2809 = 0,0006 mol/s
V = 0,0021 × 0,2051 = 0,0004 mol/s

Pengukuran Fraksi Mol NaHCO3 dalam Effervescent (Protecal)


1. 25 Detik Ulangan 1
𝑉𝐶𝑂2 = 5 𝑚𝐿 t = 25 detik
𝑉𝐶𝑂2 0,0050
𝑛𝐶𝑂2 = = = 1,9770 × 10−4 𝑚𝑜𝑙
𝑉𝑚𝐶𝑂2 25,2905
22,3
𝑚 𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 0,4558 × 100
𝑛𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 = = = 1,2099 × 10−3 𝑚𝑜𝑙
𝑀𝑟 84,01
2 NaHCO3 (aq)  CO2(g) + H2O(l) + Na2CO3(aq)
M 1,2099 x 10-3 - - -
B 3,9540 x 10-4 1,9770x 10-4 1,9770x 10-4 1,9770x 10-4
S 8,1450 x 10-4 1,9770x 10-4 1,9770x 10-4 1,9770x 10-4
mol CO2
Fraksi mol percobaan 1 =
(mol CO2 + mol H2 O + mol Na2 CO3 ) + mol NaHCO3 sisa

1,9770 x 10−4
Fraksi mol percobaan 1 =
(3 × 1,9770 x 10−4 ) + 8,1450 x 10−4

Fraksi mol percobaan 1 = 0,1404

2. 25 Detik Ulangan 2
𝑉𝐶𝑂2 = 7 𝑚𝐿 t = 25 detik
𝑉𝐶𝑂2 0,0070
𝑛𝐶𝑂2 = = = 2,7678 × 10−4 𝑚𝑜𝑙
𝑉𝑚𝐶𝑂2 25,2905
22,3
𝑚 𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 0,4250 × 100
𝑛𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 = = = 1,1284 × 10−3 𝑚𝑜𝑙
𝑀𝑟 84,01
2 NaHCO3 (aq)  CO2(g) + H2O(l) + Na2CO3(aq)
M 1,1284 x 10-3 - - -
B 5,5356 x 10-4 2,7678x 10-4 2,7678x 10-4 2,7678x 10-4
S 5,7454 x 10-4 2,7678x 10-4 2,7678x 10-4 2,7678x 10-4

mol CO2
Fraksi mol percobaan 2 =
(mol CO2 + mol H2 O + mol Na2 CO3 ) + mol NaHCO3 sisa
2,7678 x 10−4
Fraksi mol percobaan 2 =
(3 × 2,7678 x 10−4 ) + 5,7454 x 10−4
Fraksi mol percobaan 2 = 0,1970

3. 25 Detik Ulangan 3
𝑉𝐶𝑂2 = 7 𝑚𝐿 t = 25 detik
𝑉𝐶𝑂2 0,0070
𝑛𝐶𝑂2 = = = 2,7678 × 10−4 𝑚𝑜𝑙
𝑉𝑚𝐶𝑂2 25,2905
22,3
𝑚 𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 0,3964 × 100
𝑛𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 = = = 1,0522 × 10−3 𝑚𝑜𝑙
𝑀𝑟 84,01
2 NaHCO3 (aq)  CO2(g) + H2O(l) + Na2CO3(aq)
M 1,0522 x 10-3 - - -
B 5,5356 x 10-4 2,7678x 10-4 2,7678x 10-4 2,7678x 10-4
S 4,9864 x 10-4 2,7678x 10-4 2,7678x 10-4 2,7678x 10-4
mol CO2
Fraksi mol percobaan 3 =
(mol CO2 + mol H2 O + mol Na2 CO3 ) + mol NaHCO3 sisa
2,7678 x 10−4
Fraksi mol percobaan 3 =
(3 × 2,7678 x 10−4 ) + 4,9864 x 10−4
Fraksi mol percobaan 3 = 0,2083

4. 50 Detik Ulangan 1
𝑉𝐶𝑂2 = 11 𝑚𝐿 t = 50 detik
𝑉𝐶𝑂2 0,0110
𝑛𝐶𝑂2 = = = 4,3494 × 10−4 𝑚𝑜𝑙
𝑉𝑚𝐶𝑂2 25,2905
22,3
𝑚 𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 0,4116 × 100
𝑛𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 = = = 1,0926 × 10−3 𝑚𝑜𝑙
𝑀𝑟 84,01
2 NaHCO3 (aq)  CO2(g) + H2O(l) + Na2CO3(aq)
M 1,0926 x 10-3 - - -
B 8,6988 x 10-4 4,3494 × 10−4 4,3494 × 10−4 4,3494 × 10−4
S 2,2272 x 10-4 4,3494 × 10−4 4,3494 × 10−4 4,3494 × 10−4

mol CO2
Fraksi mol percobaan 1 =
(mol CO2 + mol H2 O + mol Na2 CO3 ) + mol NaHCO3 sisa
4,3494 × 10−4
Fraksi mol percobaan 1 =
(3 × 4,3494 × 10−4 ) + 2,2272 x 10−4
Fraksi mol percobaan 1 = 0,2847

5. 50 Detik Ulangan 2
𝑉𝐶𝑂2 = 12 𝑚𝐿 t = 50 detik
𝑉𝐶𝑂2 0,0120
𝑛𝐶𝑂2 = = = 4,7448 × 10−4 𝑚𝑜𝑙
𝑉𝑚𝐶𝑂2 25,2905
22,3
𝑚 𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 0,4250 × 100
𝑛𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 = = = 1,2181 × 10−3 𝑚𝑜𝑙
𝑀𝑟 84,01
2 NaHCO3 (aq)  CO2(g) + H2O(l) + Na2CO3(aq)
M 1,2181 x 10-3 - - -
B 9,4896 x 10-4 4,7448 × 10−4 4,7448 × 10−4 4,7448 × 10−4
S 2,6914 x 10-4 4,7448 × 10−4 4,7448 × 10−4 4,7448 × 10−4

mol CO2
Fraksi mol percobaan 2 =
(mol CO2 + mol H2 O + mol Na2 CO3 ) + mol NaHCO3 sisa
4,7448 × 10−4
Fraksi mol percobaan 2 =
(3 × 4,7448 × 10−4 ) + 2,6914 x10−4
Fraksi mol percobaan 2 = 0,2803

6. 50 Detik Ulangan 3
𝑉𝐶𝑂2 = 13 𝑚𝐿 t = 50 detik
𝑉𝐶𝑂2 0,0130
𝑛𝐶𝑂2 = = = 5,1402 × 10−4 𝑚𝑜𝑙
𝑉𝑚𝐶𝑂2 25,2905
22,3
𝑚 𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 0,4402 × 100
𝑛𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 = = = 1,1672 × 10−3 𝑚𝑜𝑙
𝑀𝑟 84,01
2 NaHCO3 (aq)  CO2(g) + H2O(l) + Na2CO3(aq)
M 1,1672 × 10−3 - - -
B 10,2804 x 10-4 5,1402 × 10−4 5,1402 × 10−4 5,1402 × 10−4
S 1,3916 x 10-4 5,1402 × 10−4 5,1402 × 10−4 5,1402 × 10−4

mol CO2
Fraksi mol percobaan 3 =
(mol CO2 + mol H2 O + mol Na2 CO3 ) + mol NaHCO3 sisa
5,1402 × 10−4
Fraksi mol percobaan 3 =
(3 × 5,1402 × 10−4 ) + 1,3916 x 10−4
Fraksi mol percobaan 3 = 0,3057

7. 100 Detik Ulangan 1


𝑉𝐶𝑂2 = 15 𝑚𝐿 t = 50 detik
𝑉𝐶𝑂2 0,0150
𝑛𝐶𝑂2 = = = 5,9310 × 10−4 𝑚𝑜𝑙
𝑉𝑚𝐶𝑂2 25,2905
22,3
𝑚 𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 0,4603 × 100
𝑛𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 = = = 1, ,2218 × 10−3 𝑚𝑜𝑙
𝑀𝑟 84,01
2 NaHCO3 (aq)  CO2(g) + H2O(l) + Na2CO3(aq)
M 1, ,2218 × 10−3 - - -
B 11,9620 x 10-4 5,9310 × 10−4 5,9310 × 10−4 5,9310 × 10−4
S 0,0356 x 10−4 5,9310 × 10−4 5,9310 × 10−4 5,9310 × 10−4

mol CO2
Fraksi mol percobaan 1 =
(mol CO2 + mol H2 O + mol Na2 CO3 ) + mol NaHCO3 sisa
5,9310 × 10−4
Fraksi mol percobaan 1 =
(3 × 5,9310 × 10−4 ) + 0,0356 x 10−4
Fraksi mol percobaan 1 = 0,3268

8. 100 Detik Ulangan 2


𝑉𝐶𝑂2 = 16 𝑚𝐿 t = 50 detik
𝑉𝐶𝑂2 0,0160
𝑛𝐶𝑂2 = = = 6,3264 × 10−4 𝑚𝑜𝑙
𝑉𝑚𝐶𝑂2 25,2905
22,3
𝑚 𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 0,4779 × 100
𝑛𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 = = = 1, ,2672 × 10−3 𝑚𝑜𝑙
𝑀𝑟 84,01
2 NaHCO3 (aq)  CO2(g) + H2O(l) + Na2CO3(aq)
M 1, ,2672 × 10−3 - - -
B 1,2652 x 10-4 6,3264 × 10−4 6,3264 × 10−4 6,3264 × 10−4
S 2,0000 x 10−4 6,3264 × 10−4 6,3264 × 10−4 6,3264 × 10−4

mol CO2
Fraksi mol percobaan 2 =
(mol CO2 + mol H2 O + mol Na2 CO3 ) + mol NaHCO3 sisa
6,3264 × 10−4
Fraksi mol percobaan 2 =
(3 × 6,3264 × 10−4 ) + 2,0000 x 10−4
Fraksi mol percobaan 2 = 0,3329

9. 100 Detik Ulangan 3


𝑉𝐶𝑂2 = 15 𝑚𝐿 t = 50 detik
𝑉𝐶𝑂2 0,0150
𝑛𝐶𝑂2 = = = 5,9310 × 10−4 𝑚𝑜𝑙
𝑉𝑚𝐶𝑂2 25,2905
22,3
𝑚 𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 0,4606 × 100
𝑛𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 = = = 1,2213 × 10−3 𝑚𝑜𝑙
𝑀𝑟 84,01
2 NaHCO3 (aq)  CO2(g) + H2O(l) + Na2CO3(aq)
M 1,2213 × 10−3 - - -
B 1,1862 x 10-4 5,9310 × 10−4 5,9310 × 10−4 5,9310 × 10−4
S 3,5100 x 10−4 5,9310 × 10−4 5,9310 × 10−4 5,9310 × 10−4

mol CO2
Fraksi mol percobaan 3 =
(mol CO2 + mol H2 O + mol Na2 CO3 ) + mol NaHCO3 sisa
5,9310 × 10−4
Fraksi mol percobaan 3 =
(3 × 5,9310 × 10−4 ) + 3,5100 x 10−4
Fraksi mol percobaan 3 = 0,3268

Fraksi mol
t (s) Rata-rata
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
25 0,1404 0,1970 0,2083 0,1819
50 0,2847 0,2803 0,3057 0,2902
100 0,3268 0,3329 0,3268 0,3287

Kecepatan Reaksi NaHCO3


0.4 0.3287
0.2902
0.3 y = 0.0018x + 0.1627
Fraksi mol

R² = 0.8045
0.2
Fraksi mol
0.1819
0.1 Linear (Fraksi mol)

0
0 50 100 150
t(s)

Gambar 5.1. Grafik Hubungan antara Fraksi Mol dengan Kecepatan Waktu

y = ax + b k=a
y = 0,0018x + 0,1627 k = 0,0018

Kecepatan Reaksi detik ke-25


V = kCn = 0,0018 × 0,1819 = 0,0003 mol/s Kecepatan Reaksi detik ke-100

Kecepatan Reaksi detik ke-50 V = 0,0018 × 0,3287 = 0,0006 mol/s

V = 0,0018 × 0,2902 = 0,0005 mol/s

6. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini bertujuan untuk menentukan kecepatan reaksi dengan
menggunakan alat destruksi senyawa 𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 . Saat percobaan berlangsung menggunakan
2 bahan, yaitu soda kue (𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 ) dan tablet effervescent atau yang biasa kita kenal dengan
CDR yang mengandung 22,3% 𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3. Memiliki prinsip kerja, yaitu reaksi pelepasan gas
𝐶𝑂2 hasil dari penguraian 𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 saat dipanaskan dengan api spiritus, sedangkan pada
tablet effervescent saat percampuran dengan akuades. Gas 𝐶𝑂2 yang masuk akan
memberikan sejumlah tekanan terhadap air yang berada pada erlenmeyer 1L. Akibat dari
terkanan tersebut, air akan naik melalui selang kemudian mengalir ke gelas ukur. Volume air
yang dihasilkan pada gelas ukur tersebut sebanding dengan banyaknya gas 𝐶𝑂2 yang
diuraikan.
Percobaan dilakukan 3 pengulangan dengan waktu 25 detik, 50 detik, dan 100 detik. Pada
percobaan menggunakan 𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 murni, diperoleh data pada detik ke 100 memiliki rata-
rata 0,2809. Hal ini dikarenakan adanya jumlah air yang keluar dari erlenmeyer akibat
tekanan gas 𝐶𝑂2 lebih banyak dibandingkan dengan detik ke-25 dan ke-50. Saat api spiritus
mengenai tabung reaksi yang ada 𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 maka terbentuk uraian 𝐶𝑂2 yang dihasilkan
dengan cepat.
Kemudian pada percobaan dengan menggunakan tablet effervescent. Effervescent sendiri
adalah bentuk sediaan yang menghasilkan gelembung gas 𝐶𝑂2 sebagai hasil reaksi kimia
dengan larutan. Larutan yang digunakan pada saat percobaan adalah akuades. Pada saat tablet
dimasukkan kedalam air maka akan terjadi reaksi kimia secara spontan antara asam natrium
membentuk gas natrium, karbondioksida, dan air. Reaksi yang terjadi berlangsung sangat
cepat, sehingga saat percobaan menghasilkan volume yang lebih sedikit dibandingkan
dengan 𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 murni dan menurun.
Dari hasil percobaan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa volume air yang terukur
dalam gelas ukur meningkat meningkat dan menurun jumlah volume diakibatkan oleh waktu
yang digunakan. Hal ini berjalan lurus dengan teori yang ada. Kemudian cepat lambatnya
reaksi juga dapat disebabkan karena jumlah konsentrasi 𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 dan tablet effervescent.
Bisa jadi karena perbedaan signifikan pada penimbangan kedua bahan.

7. KESIMPULAN
 Kecepatan reaksi 𝐶𝑂2 dalam 𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 dan tablet effervescent dipengaruhi waktu dan
suhu.
 Kecepatan reaksi 𝐶𝑂2 dalam 𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 pada detik ke-25 sebesar .., detik ke-50 .. , dan
detik ke-100 adalah..
 Kecepatan reaksi 𝐶𝑂2 dalam effervescent pada detik ke-25 sebesar .., detik ke-50 .. ,
dan detik ke-100 adalah..

8. DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P. and J. Paula. 2010. Physical Chemistry. New York: W. H. Freeman and Company.
Fellows, P. 2000. Food Processing Technology: Principles and Practice. Boca Raton: USA.
Novidiyanto dan A. Setyowati. 2008. Formulasi Serbuk Effervescent Sari Wortel (Daucus
carrota), AGRITECH, 28(4): 150-156.
O’Neil, M. J., P. E. Heckelman, and P. H. Dobbelaar. 2001. The Merck Index. New Jersey:
Merck and Co., Inc.

Anda mungkin juga menyukai