Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN ANALISIS BAHAN ORGANIK

Objek Praktikum : Pengujian Minyak Goreng

Nama : Tanggal :
Kelas : Nilai :
Kelompok : Anggota Kelompok :1.
2.
3.

I. Tujuan (5) : 1.
2.
3.
4.
2. Teori Dasar (20)

3. Alat dan Bahan (5)

Analisis Bahan Organik


3.1 Alat
3.1.1. Alat Gelas 3.1.2. Alat non Gelas

3.2 Bahan
Jenis Sampel :

4. Prosedur Kerja
1. Kadar Air

Prinsip: Kehilangan bobot pada pemenasan 105 o C dianggap sebagai kadar air yang terdapat
pada sampel.
1.1.CARA KERJA
 Dipersiapkan semua alat dan bahan.
 Kertas saring dibuat lipat berlipat dan masukan kedalam cawan penguap.
 Dipanaskan dalam oven dengan suhu 1050C selama 2 jam.
 Didinginkan cawan penguap + kertas saring didalam desikator ± 15 menit.
 Ditimbang hingga diperoleh bobot konstan.
 Setelah cawan penguap dan kertas saring konstan ditimbang 5 gram minyak dengan neraca
analitik digital.
 Dipanaskan dalam oven 1050C selama 2 jam dan dinginkan dalam desikator selama 15
menit.
 Ditimbang hingga diperoleh bobot konstan.
 Hitung kadar air

2. Bilangan Asam/ asam lemak bebas / derajat asam

Prinsip : Pelarutan sampel lemak/minyak dalam pelarut organik tertentu (alkohol 96 % netral)
dilanjutkan dengan penitaran dengan basa (NaOH atau KOH).
2.1 Cara Kerja
 Disediakan semua alat dan bahan.

Analisis Bahan Organik


 Ditimbang 2 g – 5 g minyak……………. Ke dalam erlenmeyer dengan neraca analitik digital.
 Timbang 50 mg ethanol 96% netral dengan gelas ukur, panaskan diatas penangas air
sampai mendidih
 Ditambahkan 2-3 tetes indikator pp.
 Dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N hingga TAT pink seulas (tidak berubah 15 detik).
 Lakukan titrasi duplo.
 Hitung Bilangan asam / kadar asam lemak bebas /derajat asam.

3. Bilangan Penyabunan
Prinsip : Penyabunan sampel dengan larutan KOH dalam etanol dengan pendingin tegak dan
penitaran kelebihan KOH dengan HCl dengan indikator pp.
3.1. Cara Kerja
 Disediakan semua alat dan bahan.
 Ditimbang 2 g sampel……………..ketelitian 0,0001 g dalam erlenmeyer dengan neraca
analitik digital.
 25 ml KOH alkohol 0,5 N ditambahkan kedalam erlenmeyer melalui gelas ukur dan beberapa
butir batu didih.
 Dipasang pendingin tegak pada mulut erlenmeyer dilakukan refluk selama 1 jam dengan
hot plate / penangas air
 Setelah direfluk tambahkan 2 tetes indikator pp.
 Dititrasi dengan HCl 0,5 N hingga warna pink seulas.
 Lakukan penetapan duplo
 Kerjakan blangko seperti cara diatas
 Hitung Bilangan penyabunan

4. Bilangan Iod
Prinsip : Penambahan larutan iodium monokhorida dalam campuran asam asetat dan karbon
tetraklorida ke dalam sampel. Setelah melewati waktu tertentu dilakukan penetapan halogen
yang dibebaskan dengan penambahan KI. Banyaknya iod yang dibebaskan dititrasi dengan
larutan Na2S2O3 dan indikator kanji.
4.1. Cara Kerja
 Disiapkan semua alat dan bahan.
 Ditimbang 2 gr sampel minyak dengan erlenmeyer tutup.
 Ditambahkan dalam erlenmeyer 15 ml CHCl3 dan 25 ml larutan wijs dengan pipet gondok.
 Erlenmeyer ditutup dan disimpan di tempat gelap selama 1-2 jam
 Ditambahkan 10 ml KI 20% dan 100 ml aquadest.
 Campuran tersebutdikocok dengan kuat ditambahkan 1-2 ml indicator kanji
 Kemudia lansung dititrasi dengan larutan natrium thio sulfat 0,1 N
 Tittrasi hingga hilang warna biru.
 Lakukan pula pada blanko.

5. BILANGAN PEROKSIDA
Prinsip : Larutan sampel dalam asam asatat glasial, dan kloroform direaksikan dengan larutan
KI, Iodium yang dibebaskan dititrasi dengan larutan standar N 2S2O3.
5.1. Cara Kerja
 Ditimbang 1.5 g sampel minyak dengan erlenmeyer tutup asah
 Ditambah 10 ml CHCL3, 15 ml CH3COOH glsia dan 1 ml KI jenuh.
 Tutup erlenmeyer asah dan dimasukan kedalam gentong yang gelap kemudian kocok selama
5 menit ( kocok dalam ruangan gelap )
 Ditambahkan 75ml aquadest dan 1-2 ml indicator amilum.
 Kemudian kansung dititar dengan natrium thio sulfat 0,02 N hingga titik akhir titrasi hilang
warna biru.
 Dilakukan penitaran secara duplo.
 Dilakukan pula penetapan blanko.

Analisis Bahan Organik


5. Flow chart (10)

Analisis Bahan Organik


6. Pengamatan (10)

6. REAKSI (10)

Analisis Bahan Organik


7. Data dan Perhitungan (20)
7.1 Data kadar air
Penimbangan cawan Penimbangan cawan Berat sampel Berat sampel
kosong kosong + sampel Setelah pemanasan
Setelah pemanasan
1. 1. 1.
2. 2. 2.
3. 3. 3.

7.2 Data penitaran sampel untuk Bil Asam


Berat Sampel Volume Pemakaian
Perlakuan (gr) NaOH (mL)
1

7.3 Data penitaran blangko dan sampel untuk Bil Penyabunan


Perlakuan Berat Sampel Volume Pemakaian Volume penitaran
(gr) H2SO4 (mL) Blangko (mL)
1

7.4 Data penitaran blangko dan sampel untuk Bil Iod


Perlakuan Berat Sampel Volume Pemakaian Volume penitaran
(gr) Thiosulfat (mL) Blangko (mL)
1
2

7.6 Data Penitaran


Standarisasi Thiosulfat dengan Kromat
Berat K2Cr2O7 Volume Pemipetan Volume Pemakaian
(gr) Kromat (mL) Thio (mL)
1. 1.
2. 2.

Standarisasi Natrium Oksalat dengan NaOH NaOH dengan H2SO4


Berat Natrium Volume Pemipetan Volume Pemakaian
Oksalat Natrium Oksalat (mL) NaOH (mL)

Analisis Bahan Organik


(gr)
1. 1.
2. 2.

Standarisasi NaOH dengan H2SO4

Volume Pemakaian Volume Pemakain


NaOH (mL) H2SO4 (mL)
1. 1.
2. 2.

Analisis Bahan Organik


8. Pembahasan (10)

Analisis Bahan Organik


9. Kesimpulan (5)

10. Daftar Pustaka (5)

Padang , 2022
Tanda tangan pemeriksa Tanda tangan siswa

( ) ( )

Analisis Bahan Organik

Anda mungkin juga menyukai