PERCOBAAN 6
PENENTUAN BERAT MOLEKUL MELALUI METODE PENURUNAN
TITIK BEKU (Cryoscopic)
Dosen Pembina :
Dr. Sumari, M.Si
Ridwan Joharmawan, Drs., M.Si., H.
A. Tujuan Percobaan
a. Mahasiswa dapat menentukan berat molekul zat non elektrolit melalui
penurunan titik beku larutan
b. Mahasiswa dapat menentukan persentase kesalahan penentuan berat
molekul zat non elektrolit melalui penurunan titik beku larutan
B. Dasar Teori
Titik beku merupakan kesetimbangan antara tekanan uap cair dan tekanan
uap padatannya. Sehingga temperatur tekanan uap cair sama dengan tekanan
uap padatannya. Titik beku pelarut yang ditambahkan dengan zat terlarut
akan lebih rendah dari pada zat pelarut murni. Hal ini disebabkan zat
pelarutnya harus membeku terlebih dahulu, baru zat terlarutnya. Sehingga
setiap larutan akan memiliki titik beku yang berbeda-beda. Titik beku
merupakan temperatur pada tekanan tetap yaitu 1 atm. Pada saat ini terdapat
perpotongan garis tekanan tetap pada 1 atm dengan kurva peleburan.
Penurunan titik beku sama halnya seperti penurunan tekanan uap sebanding
dengan konsentrasi dari fraksi molnya. Penurunan titik beku larutan
sebanding dengan jumlah partikel zat terlarut dalam sejumlah tertentu pelarut.
Oleh karena itu, jumlah molekul atau ion terlarut dalam jumlah yang sama
pelarut akan menghasilkan penurunan titik beku dengan nilai yang sama pula.
Berdasarkan hal ini, dapat dikatakan bahwa penurunan titik beku yang
disebabkan oleh satu mol zat non elektrolit adalah sama, tanpa
memperhatikan jenis zat terlarutnya, asalkan jenis dan pelarutnya sama.
Penurunan titik beku yang diakibatkan oleh satu mol partikel zat terlarut
dalam satu Kg pelarut disebut penurunan titik beku molal, yang digunakan
sebagai tetapan untuk penentuan berat molekul zat terlarut. Jika g gram zat
terlarut mempunyai berat molekul M terlarut dalam p gram pelarut,
menghasilkan penurunan titik beku sebesar Tf, dan tetapan penurunan titik
beku molal Kf, maka berat molekul zat terlarut tersebut dapat dihitung
menggunakan persamaan :
1000
Mm =
. Tf
Titik beku dan titik didih larutan tergantung pada kesetimbangan
pelarut yang berada dalam larutan dengan pelarut padatan atau uap pelarut
murni. Kesetimbangan yang lainnya adalah antara pelarut dalam larutan
dengan pelarut murni. Pada saat kesetimbangan itu terjadi, maka pula titik
beku maupun titik didihnya tercapai. Setiap pelarut memiliki harga tetapan K f
tertentu. Tetapan Kf ini menyatakan besarnya penurunan titik beku larutan 1
molal. Air memiliki harga Kf sebesar 1.86 sedangkan titik bekunya 0C (pada
tekanan 1 atm). Tetapan Kf hanya bergantung pada jenis besarnya penurunan
titik beku untuk larutan 1 molal. Pada umumnya efek penurunan titik beku
akan lebih besar daripada efek kenaikan titik didih atau penurunan tekanan
uap. Oleh karena itu penurunan titik beku relatif lebih banyak digunakan
dalam penentuan berat molekul. Penurunan titik beku larutan tergantung pada
konsentrasi dari zat terlarut di dalamnya. Semakin berat larutan, maka titik
bekunya semakin rendah sehingga perubahannya sebanding dengan perubahan
konsentrasi. Selain itu jumlah partikel zat terlarut juga akan mempengaruhi
penurunan titik beku.Berat molekul dapat diketahui dengan persamaan
menurut Hukum Clausius Claypeyron. Konstanta penurunan titik beku
dikalikan dengan berat zat terlarut dikalikan seribu. Hasilnya dibagi
penurunan titik beku larutan dan berat molekul terlarut. Harga penurunan titik
beku sebelumnya dapat dicari dengan selisih dari titik beku pelarut murni dan
titik beku larutan. Sedangan harga konstanta penurunan titik beku dapat dicari
dengan persamaan dalam Hukum Clausius Claypeyron.
4 -Dimasukkan termometer
Beckmann dan batang pengaduk
pada tabung reaksi yang berisi
pelarut(air)
-Ditutup bejana dan tabung reaksi
dengan lap
-
5 Dibaca termometer Beckmann tiap
menit
E. Data Pengamatan
Hasil pengamatan Data
Percobaan 1 Percobaan 2
1 BT BT
2 BT 7,00
3 BT 3,95
4 BT 2,25
5 5,20 2,50
6 3,40 2,83
7 1,80 2,85
8 0,35 2,85
9 2,84 2,85
10 2,84 2,85
11 2,85
12 2,85
13 2,85
14 2,85
Suhu (C)
Waktu (menit)
Percobaan 1 Percobaan 2
1 BT BT
2 BT BT
3 BT BT
4 5.55 BT
5 3.60 BT
6 2.03 BT
7 0.70 4.65
8 Kurang dari 0 4.00
9 1.79 3.25
10 1.80 2.85
11 1.78 2.15
12 1.75 1.40
13 1.77 0.89
14 1.77 0.40
15 1.77 Kurang dari 0
16 1.74 Kurang dari 0
17 1.70 Kurang dari 0
18 1.68 1.77
19 1.64 1.80
20 1.58 1.83
21 1.52 1.83
22 1.44 1.83
23 1.35 1.80
24 1.25 1.78
25 1.15 1.74
26 1.04 1.69
27 0.87 1.65
28 0.73 1.60
29 0.58 1.55
30 0.38 1.50
F. Analisa Data
Diketahui =
Kf air = 1,86oC/m
Tf = 10 C
g
Mm p Tf 60 mol 49,52 g 1
massa urea = =
1000 Kf 1000 1,86 mol
2971,2
massa urea = = 1,597 g
1860
Percobaan 1
1 BT
2 BT
3 BT
4 BT
5 5,20
6 3,40
7 1,80
8 0,35
9 2,84
10 2,84
11 2,85
12 2,85
13 2,85
14 2,85
Data yang diperoleh dibuat kurva pendinginan yang menunjukkan hubungan
antara suhu dan waktu sebagai berikut.
6
Suhu ()
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Waktu (Menit)
Suhu (C)
Waktu (menit)
Percobaan 1
1 BT
2 BT
3 BT
4 5.55
5 3.60
6 2.03
7 0.70
8 Kurang dari nol
9 1.79
10 1.80
11 1.78
12 1.75
13 1.77
14 1.77
15 1.77
16 1.74
17 1.70
18 1.68
19 1.64
20 1.58
21 1.52
22 1.44
23 1.35
24 1.25
25 1.15
26 1.04
27 0.87
28 0.73
29 0.58
30 0.38
G. Pembahasan
Tujuan dari percobaan ini adalah dapat menentukan berat molekul zat
non elektrolit melalui penurunan titik beku larutan dan menentukan persentase
penentuan berat molekul zat non elektrolit melalui penurunan titik beku
larutan. Percobaan ini dilakukan dengan cara pendinginan pada pelarut dan
juga larutan, kemudian dilakukan pengukuran temperatur titik beku pelarut dan
larutan. Dari data eksperimen diperoleh Titik beku pelarut 2,8oC. Untuk
mengukur titik beku larutan, ditambahkan zat terlarut (urea) sebesar 1,597
gram ke dalam pelarut (air) sehingga diperoleh Titik beku larutan sebesar 1,8
o
C.
= = , , =
=
=
, , ,
= = = , /
, ,
H. Kesimpulan
Titik beku pelarut murni akan mengalami penurunan jika ke dalam pelarut
tersebut ditambahkan zat terlarut. Dari percobaan yang telah dilakukan
diperoleh berat molekul urea sebesar 59,98 gram/mol dan persentase kesalahan
dalam menentukan berat molekul urea melalui penurunan titik beku larutan
sebesar 0,033%.
I. Daftar Pustaka