PERCOBAAN 7
ELEKTROLISIS UNTUK MENENTUKAN BILANGAN AVOGADRO
A. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa dapat menentukan bilangan Avogadro (N0)
2. Mahasiswa dapat mengaplikasikan konsep bilangan Avogadro (No)
B. Dasar Teori
Bilangan Avogadro (lambang: L atau No) dinamakan sebagai tetapan
Avogadro atau konstanta Avogadro. Bilangan Avogadro adalah banyaknya
"entitas" (biasanya atom atau molekul) dalam satu mol, yang merupakan jumlah
atom karbon-12 dalam 12 gram (0,012 kilogram) karbon-12 dalam keadaan
dasarnya. Nilai angka ini pertama kali diperkirakan oleh Johann Josef Loschmidt,
yang pada 1865 menghitung jumlah partikel dalam satu sentimeter kubik gas
dalam keadaan standar. Tetapan Loschmidt karena itu lebih tepat sebagai nama
untuk nilai terakhir ini, yang dapat dikatakan berbanding lurus dengan bilangan
Avogadro. Namun dalam kepustakaan berbahasa Jerman "tetapan Loschmidt"
digunakan baik untuk nilai ini maupun jumlah entitas dalam satu mol.
Suatu tetepan yang sangat penting dalam bidang kimia adalah bilangan
Avogadro (No). Ada macam macam metode untuk menentukan bilangan itu.
Metode yang paling tepat adalah kristalografi sinarX. Analisis kristalografi sinarX hanya dilakukan para spesialis yakni kristalografer. Pengukuran dan
pemrosesan data yang diperlukan membutuhkan pengetahuan dan pengalaman
yang banyak. Sehingga kristalografi sulit dilakukan jika untuk percobaan
mahasiswa. Dalam percobaan ini, bilangan Avogadro ditentukan secara
elektrolisis. Elektrolisis adalah peristiwa berlangsungnya reaksi kimia oleh arus
listrik. Aliran listrik melalui suatu konduktor (penghantar) melibatkan
perpindahan elektron dari potensial negatif tinggi ke potensial lainnya yang lebih
rendah. Mekanisme dari transfer ini tidak sama untuk berbagai konduktor. Dalam
penghantar elektronik, seperti padatan dan lelehan logam, penghantaran
berlangsung melalui perpindahan elektron langsung melalui penghantar dari
potensial yang diterapkan. Dalam hal ini, atom-atom penyusun penghantar listrik
tidak terlibat dalam proses tersebut. Akan tetapi penghantar elektrolistik yang
mencangkup larutan elektrolit dan lelehan garam-garam.
Penghantaran berlangsung melalui perpindahan ion-ion baik positif
maupun negatif menuju elektroda-elektroda. Migrasi ini tidak hanya melibatkan
perpindahan listrik dari suatu elektroda ke elektroda lainnya tetapi juga
melibatkan adanya transport materi dari suatu bagian konduktor ke bagian
lainnya. Alat elektrolisis terdiri atas sel elektrolitik yang berisi elektrolit (larutan
atau leburan), dan dua elektroda, anoda dan katoda. Pada anoda terjadi reaksi
oksida sedangkan pada elektroda katoda terjadi reaksi reduksi. Pada suatu
percobaan elektrolisa reaksi yang terjadi pada katoda bergantung pada
kecenderungan terjadinya reaksi reduksi.
adalah pada saat Faraday menyelidiki hubungan antara jumlah listrik yang
mengalir dalam sel dan kuantitas kimia yang berubah di elektroda saat elektrolisis.
Ia merangkumkan hasil pengamatannya dalam dua hukum di tahun 1833. C
(Coulomb) adalah satuan muatan listrik, dan 1 C adalah muatan yang dihasilkan
bila arus 1 A (Ampere) mengalir selama 1 s. Tetapan fundamental listrik adalah
konstanta Faraday F, 9,65 x 104 C, yang didefinisikan sebgai kuantitas listrik yang
dibawa oleh 1 mol elektron. Dimungkinkan untuk menghitung kuantitas mol
perubahan kimia yang disebabkan oleh aliran arus listrik yang tetap mengalir
untuk rentang waktu tertentu
Hukum elektrolisis Faraday berbunyi :
1. Jumlah zat yang dihasilkan di elektroda sebanding dengan jumlah arus listrik
yang melalui sel.
2. Bila sejumlah tertentu arus listrik melalui sel, jumlah mol zat yang berubah di
elektroda adalah konstan tidak bergantung jenis zat. Misalnya, kuantitas
listrik yang diperlukan untuk mengendapkan 1 mol logam monovalen adalah
96485 C (Coulomb) tidak bergantung pada jenis logamnya.
Elektrolisis garam dapur dengan elektroda yang terbuat Tembaga
menghasilkan ion Tembaga(I) pada anoda. Ion Tembaga itu, membentuk
Tembaga(I) oksida yang mengendap. Jumlah listrik yang diperlukan untuk
mengoksidasi satu mol atom Tembaga menjadi satu ion Tembaga (I) dapat diukur.
Dari jumlah muatan pada satu ion Tembaga(I) kita dapat menghitung bilangan
Avogadro. Jumlah muatan pada satu ion Cu+ = 1,6.10-19 Coulomb.
C. Alat dan Bahan
Alat
Dua buah lempeng tembaga (5 cm x 3 cm) sebagai elektroda, ampermeter,
kabel, sumber DC yang dapat diubah-ubah tegangannya (Fisher variable
power supply model 100 A 0-9 V, 4-5 A), gelas piala, pembakar gas, kasa, dan
kaki tiga, stop watch, thermometer 0-100 oC.
Bahan
E. Data Pengamatan
Pengamatan
Waktu
Percobaan 1
Hasil
10 menit
Percobaan 2
Hasil
10 menit
percobaan
Berat anode
10,923 g
5,322 g
awal
Berat anode
10,392 g
4,250
akhir
1,072 g
anode
Arus
3A
1,5 A
F. Analisa Data
Diketahui:
Percobaan 1
Massa anode Cu = 0,531 g)
I
= 1,5 A
t
= 10 menit = 600 s
Percobaan 2
Massa anode Cu = 0,933 g
I
=3A
T
= 10 menit = 600 s
Ditanya: bilangan Avogadro (No):
Jawab:
Percobaan 1
Reaksi yang terjadi di anode adalah sebagai berikut.
Cu(s) Cu+(aq) + e
Berdasarkan persamaan reaksi tersebut, diketahui.
1 mol Cu 1 mol Cu+ 1 mol e
Oleh karena itu, 0,531 g Cu dapat diketahui jumlah Q (Coloumb) dari 1 mol
e.
Q 0,531 g Cu = 1 mol e = I t = (1,5 A) (600 s) = 900 C
Sedangkan untuk 1 mol Cu dapat dihasilkan.
g
63,54
Cu
mol
C
Q1 mol Cu=
900 C Cu=107694,92
0,531 g Cu
mol
Untuk selanjutnya perhitungan tersebut digunakan untuk menghitung
bilangan Avogadro dengan diketahui bahwa muatan 1 ion Cu+ adalah 1,6 x 1019
C/partikel.
C
mol
partikel
=6.73 x 1023
C
mol
partikel
107694,92
N 0=
1,6 x 1019
6.73 x 10
(
kesalahan=
23
partikel
partikel
6,02 x 10 23
mol
mol
100
23 partikel
6,02 x 10
mol
)(
kesalahan=11,79
Percobaan 2
Dengan dasar menggunakan reaksi yang sama dapat ditentukan bilangan
Avogadro (No)i
Muatan 0.933 g Cu adalah.
Q 0,933 g Cu = 1 mol e = I t = (3 A) (600 s) = 1800 C
Muatan 1 mol Cu adalah
g
63,54
Cu
mol
C
Q1 mol Cu=
1800 C Cu=106690,30
1,072 g Cu
mol
Bilangan Avogadro (No) dengan muatan 1 ion Cu+ adalah 1,6 x 10-19
C/partikel.
C
mol
partikel
=6.67 x 1023
C
mol
partikel
106690,30
N 0=
1,6 x 1019
teoritis
|hasil eksperimenhasil
|100
hasil teoritis
kesalahan=
6.67 x 10
(
kesalahan=
23
partikel
partikel
6,02 x 1023
mol
mol
100
23 partikel
6,02 x 10
mol
)(
kesalahan=10,77
G. Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan jumlah bilangan Avogadro (No)
dari reaksi elektrolisis elektroda non inert. Pada elektrosis terdapat anode dan
katode. Anode berlangsung reaksi oksidasi, sedangkan katode berlangsung
reaksi reduksi. Penentuan bilangan Avogadro dari Cu+ yang dihasilkan pada
anode akibat oksidasi Cu. Adapun reaksinya sebagai berikut.
Cu(s) Cu+(aq) + e
C
.
+
mol Muatan 1 mol dibagi dengan muatan 1 ion Cu sehingga
6.73 x 1023
partikel
mol
dengan 11,79 %
kesalahan. Pada percobaan kedua sama halnya dengan percobaan I hanya saja
arus yang digunakan adalah 3 A dengan massa yang berbeda sehingga
6.67 x 1023
partikel
mol
dengan 10,77 %
6.73 x 1023
partikel
mol
6.67 x 1023
partikel
mol
dengan 10,77 %
g
Cu
mol
C
Q1 mol Cu=
1800 C Cu=106690,30
1,072 g Cu
mol
63,54
3. Muatan satu ion tembaga(I) Cu+ adalah 1,6 x 10-19 C. Hitung jumlah ion
Cu+ yang terbentuk dalam percobaan (jumlah atom tembaga dalam satu
mol tembaga sama dengan No).
Percobaan 1
C
mol
23 partikel
=6.73 x 10
C
mol
partikel
107694,92
N 0=
1,6 x 1019
Percobaan 2
C
mol
partikel
=6.67 x 1023
C
mol
partikel
106690,30
N 0=
1,6 x 1019
Daftar Pustaka
Atkins, Peter dan Julio De Paula.2010.Physical Chemistry 9thedition.New York:
W. H. Freeman and Company
Ilmiawan, Hakim.2015. Elektrolisis Untuk Penentuan Bilangan Avogadro.
(online),( http://dokumen.tips/documents/elektrolisis-untuk-penentuanbilangan-avogadro.html), diakses pada tanggal 2 April 2016
Oxtoby, D.W., et al. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Erlangga. Jakarta
Sumari,Yahmin, Ida Bagus Suryadharma.2016.Petunjuk Praktikum Kimia
Fisika.Malang:Kimia FMIPA UniversitasNegeri Malang