Anda di halaman 1dari 17

PERCOBAAN 5

VISKOMETRI

DISUSUN OLEH :
FAIROUZ ANANDA NISSA (105117019)

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI KIMIA
UNIVERSITAS PERTAMINA
3 SEPTEMBER 2019
I. TEORI DASAR
Viskositas fluida adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida yang bergerak
atau benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya gesekan ini dapat disebut
sebagai derajat kekentalan zat cair. Gaya kohesi antar partikel sangat berperan dalam
viskositas zat cair.
Hukum aliran viskositas, Newton menyatakan hubungan antara gaya-gaya
mekanika dari suatu aliran viskos sebagai geseran dalam fluida adalah konstan
dengan gesekannya. Hubungan ini berlaku untuk fluida Newtonian, dimana
perbandingan antara tegangan geser dengan kecepatan gesernya konstan. Parameter
inilah yang disebut sebagai viskositas.
Lapisan-lapisan gas atau zat cair yang mengalir karena terdapat gaya gesek
yang bersifat menahan aliran tergantung dari kekentalannya. Adapun jenis cairan
dapat dibedakan menjadi dua tipe :
1. Cairan Newtonian
2. Cairan non-Newtonian

Metode penentuan kekentalan

1. Metode Ostwalt/Kapiler
Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang
dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir
karena gravitasi melalui viskometer Ostwald.
Sehingga berdasarkan hukum Heagen Poiseuille dapat menentukan
distribusi kecepatan dalam arus laminar melalui pipa silindris dan
menentukan jumlah cairan yang keluar perdetik.
ŋ = Π P r4t
8 VL
Dengan
Ŋ x 𝑡𝑥𝑃𝑥 𝑡𝑥𝑃𝑥
= 𝑡𝑎𝑃𝑎 maka ŋ x = 𝑡𝑎𝑃𝑎 ŋ a
ŋa

2. Metode Hoppler
Dalam fluida regangan geser selalu bertambah dan tanpa batas sepanjang
tegangan yang diberikan.Tegangan tidak bergantung pada regangan geser
tetapi tergantung pada laju perubahannya. Laju perubahan regangan juga
disebut laju regangan.

3. Metode Cup and Bob


Prinsip kerjanya adalah cairan digeser dalam ruangan antara dinding luar
Bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengan-
tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang
disebabkan gesekan yang tinggi disepanjang keliling bagian tube sehingga
menyebabkan penemuan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini
menyebebkan bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini
disebut aliran sumbat (Bird, 1994).

4. Metode Cone and Plate


Pada metode ini sampel yang ditempatkan di tengah-tengah papan akan
dinaikan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakan oleh motor
dengan berbagai macam kecepatan. Sampel yang berupa cairan digeser di
dalam ruang sempit antara papan diam dan kerucut yang berputar (Bird,
1994).

Faktor – faktor yang mempengaruhi viskositas adalah :


a. Tekanan
b. Temperature
c. Ukuran dan berat molekul
d. Kehadiran zat lain
e. Kekuatan antar molekul

II. TUJUAN
2.1. Menentukan massa jenis minyak goreng, gliserol, dan oli pada suhu 30, 35, 40,
45, 50℃ dari percobaan viskometri
2.2. Menentukan nilai viskometri minyak goreng, gliserol, dan oli pada suhu 30, 35,
40, 45, 50℃ dari percobaan viskometri
2.3. Menentukan energy aktivasi minyak goreng, gliserol, dan oli pada suhu30, 35,
40, 45, 50℃ dari percobaan viskometri
III. METODOLOGI
3.1. Alat
- Viskometer Ostwalt
- Stopwatch
- Hot plate
- Gelas ukur
- Thermostat
- Thermometer
- Pompa karet
- Piknometer
- Corong gelas
- Neraca analitik

3.2. Bahan
- Aqua dm
- Oli
- Gliserol
- Minyak goreng

3.3. Prosedur
3.3.1. Penentuan kekentalan dan energi aktivasi secara viskometri

Piknometer

- Ditimbang piknometer kosong (Pk)


- Ditimbang piknometer berisi air (Pa)
- Ditimbang piknometer berisi zat cair (Pb)

Viscometer

- Dibersihkan dengan air


- Diisi aqua dm ¾ pada tabung sebelah kiri
- Dihisap air dengan pompa karet sampai
melewati tanda garis pada kapiler kanan
- Dinyalakan stopwatch pada waktu
permukaan air melewati tanda batas
- Dicatat waktu yang diperlukan
- Dilakukan secara triplo
- Dilakukan pada air bersuhu 30, 35, 40,
45, 50℃
- Dilakukan pada gliserol, minyak goreng,
dan oli

Data

IV. DATA PENGAMATAN


Tabel 4.1. Data massa piknometer kosong dan sampel
Massa (gram)
Piknometer Suhu kosong air Sampel
30 43,1333
35 43,0611
96 (oli) 40 21,4592 46,0750 42,7650
45 42,5494
50 42,2428
30 51,1066
35 51,1045
101 (gliserol) 40 20,6507 45,54021 50,9956
45 50,9445
50 50,8679
30 42,7454
199 35 42,5420
(minyak 40 19,9286 44,8900 42,4875
goreng ) 45 42,4677
50 42,4009
Tabel 4.2. Data pengamatan waktu viscometer
Waktu
Sampel Suhu I II III Rata-rata
30 2,69 2,84 2,00 2,51
35 2,69 2,72 2,72 2,71
Aqua dm 40 2,62 2,66 2,26 2,51
45 2,66 2,47 2,66 2,59
50 2,54 1,95 2,41 2,3
30 122,09 120,088 120,037 120,74
35 84,46 81,63 79,81 81,79
Minyak 40 71,91 67,06 63,11 67,36
goreng 45 60,006 59,81 61,28 60,36
50 52,65 50,00 50,00 50,88
30 383,40 369,05 379,10 377,18
35 247,19 - - 247,19
Oli 40 178,37 198,74 200,80 192,64
45 163,94 - - 163,94
50 125,72 129,78 133,68 129,73
30 92,59 94,78 96,19 94,52
35 48,72 48,63 48,28 48,54
Gliserol 40 45,35 43,69 43,53 44,19
45 42,65 42,35 42,16 42,39
50 37,59 37,50 37,10 37,40

V. PERHITUNGAN
5.1. Menghitung volume piknometer
Piknometer 96 (30℃)
M air =M(air) – M(kosong)
M air = 46,0750 gram – 21,5492 gram
M air = 24,5258 gram
𝑀 𝑀 24,5258 𝑔𝑟𝑎𝑚
Ρ= , maka V = 𝜌 = 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑉 0,995 ⁄𝑚𝐿
V = 24,6490 ml
Piknometer No. 101
M air = M(air) – M(kosong)
M air = 45,54021 gram – 20,6507 gram
M air = 24,8895 gram
𝑀 𝑀 24,8895 𝑔𝑟𝑎𝑚
Ρ= , maka V = 𝜌 = 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑉 0,995 ⁄𝑚𝐿
V = 25,0146 ml

Piknometer No. 199


M air = M(air) – M(kosong)
M air = 44,8900 gram – 19,9286 gram
M air = 24,9614 gram
𝑀 𝑀 24,9614 𝑔𝑟𝑎𝑚
Ρ= , maka V = 𝜌 = 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑉 0,995 ⁄𝑚𝐿
V = 25,0868 ml

5.2. Menghitung massa jenis sampel


𝑀 𝑀(𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 + 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙) − 𝑀(𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜)
𝜌= =
𝑉 𝑉 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

5.2.1. Minyak goreng (piknometer No. 199


- Suhu 30℃

𝑀 42,7454 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 19,9286 𝑔𝑟𝑎𝑚


𝜌= =
𝑉 25,0868 𝑚𝐿
𝑔
𝜌 = 0,9095 = 909,5 𝑘𝑔/𝑚3
𝑚𝐿

 Suhu 35 ˚C

𝑀 42,5420 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 19,9286 𝑔𝑟𝑎𝑚


𝜌= =
𝑉 25,0868 𝑚𝐿
𝑔
𝜌 = 0,9014 = 901,4 𝑘𝑔/𝑚3
𝑚𝐿

 Suhu 40 ˚C
𝑀 42,4875 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 19,9286 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝜌= =
𝑉 25,0868 𝑚𝐿
𝑔
𝜌 = 0,8992 = 899,2 𝑘𝑔/𝑚3
𝑚𝐿
 Suhu 45 ˚C

𝑀 42,4677 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 19,9286 𝑔𝑟𝑎𝑚


𝜌= =
𝑉 25,0868 𝑚𝐿
𝑔
𝜌 = 0,8984 = 898,4 𝑘𝑔/𝑚3
𝑚𝐿

 Suhu 50 ˚C

𝑀 42,4009 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 19,9286 𝑔𝑟𝑎𝑚


𝜌= =
𝑉 25,0868 𝑚𝐿
𝑔
𝜌 = 0,8958 = 895,8 𝑘𝑔/𝑚3
𝑚𝐿

5.2.2. Gliserol piknometer 101

- suhu 30℃

𝑀 51,1066 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 20,6507 𝑔𝑟𝑎𝑚


𝜌= =
𝑉 25,0146 𝑚𝐿
𝑔
𝜌 = 1,2175 = 1217,5 𝑘𝑔/𝑚3
𝑚𝐿
- suhu 35 ˚C

𝑀 51,1045 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 20,6507 𝑔𝑟𝑎𝑚


𝜌= =
𝑉 25,0146 𝑚𝐿
𝑔
𝜌 = 1,2174 = 1217,4 𝑘𝑔/𝑚3
𝑚𝐿
- suhu 40 ˚C

𝑀 50,9956 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 20,6507 𝑔𝑟𝑎𝑚


𝜌= =
𝑉 25,0146 𝑚𝐿
𝑔
𝜌 = 1,2130 = 1213,0 𝑘𝑔/𝑚3
𝑚𝐿
- suhu 45 ˚C

𝑀 50,9445 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 20,6507 𝑔𝑟𝑎𝑚


𝜌= =
𝑉 25,0146 𝑚𝐿
𝑔
𝜌 = 1,2110 = 1211,0 𝑘𝑔/𝑚3
𝑚𝐿
- suhu 50 ˚C

𝑀 50,8679 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 20,6507 𝑔𝑟𝑎𝑚


𝜌= =
𝑉 25,0146 𝑚𝐿
𝑔
𝜌 = 1,2079 = 1207,9 𝑘𝑔/𝑚3
𝑚𝐿
5.2.3. Oli piknometer 96

- suhu 30℃

𝑀 43,1333 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 21,4592 𝑔𝑟𝑎𝑚


𝜌= =
𝑉 24,6490 𝑚𝐿
𝑔
𝜌 = 0,8793 = 879,3 𝑘𝑔/𝑚3
𝑚𝐿
- suhu 35 ˚C

𝑀 43,0611 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 21,4592 𝑔𝑟𝑎𝑚


𝜌= =
𝑉 24,6490 𝑚𝐿
𝑔
𝜌 = 0,8764 = 876,4 𝑘𝑔/𝑚3
𝑚𝐿
- suhu 40 ˚C

𝑀 42,7650 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 21,4592 𝑔𝑟𝑎𝑚


𝜌= =
𝑉 24,6490 𝑚𝐿
𝑔
𝜌 = 0,8644 = 864,4 𝑘𝑔/𝑚3
𝑚𝐿
-suhu 45 ˚C

𝑀 42,5494 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 21,4592 𝑔𝑟𝑎𝑚


𝜌= =
𝑉 24,6490 𝑚𝐿
𝑔
𝜌 = 0,8556 = 855,6 𝑘𝑔/𝑚3
𝑚𝐿
-Suhu 50 ˚C

𝑀 42,2428 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 21,4592 𝑔𝑟𝑎𝑚


𝜌= =
𝑉 24,6490 𝑚𝐿
𝑔
𝜌 = 0,8432 = 843,2 𝑘𝑔/𝑚3
𝑚𝐿

5.3. Menghitung kental relative


5.3.1. Minyak goreng
𝑡𝑠 𝑥 𝜌𝑠 𝑥 𝜂𝑎
𝜂𝑠 =
𝑡𝑎 𝑥 𝜌𝑎
 Suhu 30℃

ts x ρs x ηa 120,74 x 0,9095 x 0,798


ηs = = = 35,0881 CP
ta x ρa 2,51 x 0,995

 suhu 35 ˚C

ts x ρs x ηa 81,97 x 0,9014 x 0,720


ηs = = = 19,7491 CP
ta x ρa 2,71 x 0,994

 suhu 40 ˚C

ts x ρs x ηa 67,36 x 0,8992 x 0,653


ηs = = = 15,8849 CP
ta x ρa 2,51 x 0,992

 suhu 45 ˚C

ts x ρs x ηa 60,36 x 0,8984 x 0,600


ηs = = = 12,6892 CP
ta x ρa 2,59 x 0,990

 suhu 50 ˚C

ts x ρs x ηa 50,88 x 0,8958 x 0,5471


ηs = = = 10,9956 CP
ta x ρa 2,3 x 0,986

5.3.2. Oli
 Suhu 30℃

ts x ρs x ηa 377,18 x 0,8793 x 0,798


ηs = = = 105,9722 CP
ta x ρa 2,51 x 0,995
 suhu 35 ˚C

ts x ρs x ηa 247,19 x 0,8764 x 0,720


ηs = = = 57,9042 CP
ta x ρa 2,71 x 0,994

 suhu 40 ˚C

ts x ρs x ηa 192,64 x 0,8644 x 0,653


ηs = = = 43,6706 CP
ta x ρa 2,51 x 0,992

 suhu 45 ˚C

ts x ρs x ηa 163,94 x 0,8556 x 0,600


ηs = = = 32,8225 CP
ta x ρa 2,59 x 0,990

 suhu 50 ˚C

ts x ρs x ηa 129,73 x 0,8432 x 0,5471


ηs = = = 26,3896 CP
ta x ρa 2,3 x 0,986

5.3.3. Gliserol
 Suhu 30℃

ts x ρs x ηa 94,52 x 1,2175 x 0,798


ηs = = = 36,7704 CP
ta x ρa 2,51 x 0,995

 suhu 35 ˚C

ts x ρs x ηa 48,54 x 1,2174 x 0,720


ηs = = = 14,3249 CP
ta x ρa 2,71 x 0,994

 suhu 40 ˚C

ts x ρs x ηa 44,19 x 1,2130 x 0,653


ηs = = = 14,0576 CP
ta x ρa 2,51 x 0,992

 suhu 45 ˚C

ts x ρs x ηa 42,39 x 1,2110 x 0,600


ηs = = = 12,0122 CP
ta x ρa 2,59 x 0,990

 suhu 50 ˚C

ts x ρs x ηa 37,40 x 1,2079 x 0,5471


ηs = = = 10,8984 CP
ta x ρa 2,3 x 0,986
5.4. Energy aktivasi
5.4.1. Minyak goreng
Tabel 5.4.1. Data pengamatan energi aktivasi minyak goreng
Suhu (K) 1/T (1/K) ƞs (CP) ln ηs
303 0,0033003 35,0881 3,55786
308 0,0032467 19,7491 2,98310
313 0,0031949 15,8849 2,76537
318 0,0031447 12,6892 2,54075
323 0,0030960 10,9956 2,39750

Grafik Ln ƞ vs 1/T minyak goreng


4
3.5
3
2.5
ln ƞ

2
1.5 y = 5436.6x - 14.529
1 R² = 0.9328

0.5
0
0.00305 0.0031 0.00315 0.0032 0.00325 0.0033 0.00335
1/T

J J
Ea = 8,314 mol × (5436,6) = 46862,6924 mol atau 46,86 KJ/mol

5.4.2. Oli
Tabel 5.4.2. Data pengamatan energy aktivasi oli
Suhu (K) 1/T (1/K) ƞs (CP) ln ηs
303 0,0033003 105,9722 4,6632
308 0,0032467 57,9042 4,0588
313 0,0031949 43,6706 3,7767
318 0,0031447 32,8225 3,4911
323 0,0030960 26,3896 3,2730
Grafik ln ƞ vs 1/T Oli
5
4.5
4
3.5
3
ln ƞ

2.5
2 y = 6579.2x - 17.178
1.5 R² = 0.9633
1
0.5
0
0.00305 0.0031 0.00315 0.0032 0.00325 0.0033 0.00335
1/T

J J KJ
Ea = 8,314 mol × (6579,2) = 54699,4688 mol atau 54,7 mol

5.4.3. Gliserol
Tabel 5.4.3. Data pengamatan energy aktivasi gliserol
Suhu (K) 1/T (1/K) ƞs (CP) ln ηs
303 0,0033003 36,7704 3,60469
308 0,0032467 14,3249 2,66200
313 0,0031949 14,0576 2,64316
318 0,0031447 12,0122 2,48592
323 0,0030960 10,8984 2,38861
Grafik ln ƞ vs 1/T gliserol
4

3.5

2.5
ln ƞ

1.5

1 y = 5155.9x - 13.724
R² = 0.73
0.5

0
0.00305 0.0031 0.00315 0.0032 0.00325 0.0033 0.00335
1/T

J J KJ
Ea = 8,314 mol × (5155,9) = 42866,1526 atau 42,87 mol
mol

VI. PEMBAHASAN
Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar partikel zat
cair. Oleh karena itu, semakin besar viskositas zat cair maka semakin susah benda
padat bergerak di dalam zat cair tersebut. Akibat adanya kekentalan zat cair di dalam
pipa maka besarnya kecapatan gerakpartikel pada penampang melintang tersebut
tidak sama, hal ini disebabkan adanya gesekan antar molekul pada cairan kental.
Besaran viskositas berbanding terbalik dengan perubahan temperatur karena kenaikan
temperatur akan melemahkan ikatan antar molekul suatu jenis cairan sehingga akan
menurunkan nilai viskositasnya. Penentuan viskositas larutan dilakukan dengan
menggunakan viskometer Ostwald dan juga menggunakan piknometer.
Penentuan viskositas dengan metode viskometer Ostwald ini dilakukan dengan
memasukkan zat cair ke dalam alat viskometer melalui pipa dengan lubang yang
besar kemudian dengan cara menghisap cairan dibawa ke pipa kanan yang terdapat
garis batas sampai ke garis atas. Selanjutnya cairan dibiarkan mengalir bebas dan
waktu yang diperlukan untuk mengalir dari garis atas ke bawah diukur. Masing-
masing zat cair diperlakukan sebanyak tiga kali, karena untuk mendapatkan nilai yang
mendekati benar. Sebab alat yang digunakan tidak dapat menentukan hasilnya secara
pasti, dari ketiga hasil tersebut kemudian dirata-ratakan. Setelah didapat waktunya,
dapat ditentukan massa zat cair pada suhu yang telah ditentukan dengan piknometer.
Dilakukan semua perhitungan untuk aqua dm. Larutan sampel yang digunakan adalah
gliserol, minyak goreng, dan oli. Penggunaan ketiga larutan tersebut memiliki
viskositas (kekentalan) yang berbeda. Dalam percobaan digunakan viskometer yang
dipanaskan dengan air pada suhu tertentu.
Pada percobaan ini aqua dm digunakan sebagai pembanding. Hal ini
dilakukan karena aqua dm sudah memiliki ketetapan untuk nilai viskositasnya Hasil
yang didapat dari grafik yaitu semakin besar suhu maka akan semakin kecil massa
jenis zat-nya. Hal ini karena ketika suhu meningkat, molekul pada zat cair akan
bergerak cepat diakibatkan oleh tumbukan antar molekul, akibatnya molekul dalam
zat cair akan meregang dan massa jenis akan semakin kecil. Selain itu dapat pula
diketahui bahwa semakin tinggi suhu larutan, maka koefisien viskositas semakin
menurun. Hal ini karena pada suhu tinggi, gerakan partikel dalam larutan lebih cepat
sehingga viskositasnya menurun.
Dari perhitungan yang dilakukan dapat dibuktikan bahwa semakin banyak
waktu yang diperlukan oleh suatu cairan untuk mengalir, maka viskositas cairan
tersebut semakin besar pula. Hal ini terjadi karena waktu yang diperlukan oleh suatu
cairan untuk mengalir sebanding atau berbanding lurus dengan viskositasnya.
Sehingga didapat energy aktivasi dari beberapa sampel zat cair untuk minyak goreng
sebesar 46,86 kj/mol ; oli sebesar 54,7 kj/mol ; dan gliserol sebesar 42,87 kj/mol.

VII. KESIMPULAN
7.1. Telah didapat massa jenis sampel pada suhu 30, 35, 40, 45, 50℃ sebesar :
7.1.1. Minyak goreng
kg
- 909,5 m3
kg
- 901,4 m3
kg
- 899,2 m3
kg
- 898,4 m3
kg
- 895,8 m3
7.1.2. Gliserol
kg
- 1217,5 m3
kg
- 1217,4 m3
kg
- 1213,0 m3
kg
- 1211,0 m3
kg
- 1207,9 m3
7.1.3. Oli
kg
- 879,3 m3
kg
- 876,4 m3
kg
- 864,4 m3
kg
- 855,6 m3
kg
- 843,2
m3

7.2. Telah didapat viskositas minyak goreng, gliserol, dan oli pada suhu 30, 35, 40,
45, 50℃ sebesar :
7.2.1. Minyak goreng
- 35,0881 CP
- 19,7491 CP
- 15,8849 CP
- 12,6892 CP
- 10,9956 CP
7.2.2. Gliserol
- 36,7704 CP
- 14,3249 CP
- 14,0576 CP
- 12,0122 CP
- 10,8984 CP
7.2.3. Oli
- 105,9722 CP
- 57,9042 CP
- 43,6706 CP
- 32,8225 CP
- 26,3896 CP

7.3. Telah didapat energy aktivasi dari minyak goreng sebesar 46,86 kj/mol ; oli
sebesar 54,7 kj/mol ; dan gliserol sebesar 42,87 kj/mol.
VIII. DAFTAR PUSTAKA

Alberty, R. A & Daniels, F., 1984, Kimia Fisik, Jilid 2 (terjemahan), Penerbit
Erlangga, Jakarta, hal : 114-146.

Bird, T. 1994. Kimia Fisik untuk Universitas. Gramedia Pustaka Utama.


Jakarta.

Rao, R, R., dan Fasad, K, R,. 2003. Effects of Velocity- Slip and Viscosity
variation on Journal Bearings. Vol 46. Hal 143-152. India

Rosiana, H. 2005. Analisis Viskositas Sukardjo. 2003. Kimia Fisika. Rineka


Cipta. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai