OLEH :
NIM : Q1A116137
KELOMPOK : 7 (TUJUH)
- SRI CAHYANI
KENDARI
2017
I. PEDAHULUAN
Suhu adalah suatu sistem yang dapat diartikan suatu sifat yang
menentukan bahwa sistem tersebut setimbang termal dengan sistem lainnya atau
tidak. Secara kualitatif kita dapat mengetahui bahwa suhu adalah sensasi dingin
atau panasnya suatu benda yang dirasakan ketika kita menyentuhnya jika ditinjau
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur temperature atau suhu.
dengan termometer kita dapat mengukur dan mengetahui suhu suatu benda mulai
dari suhu cairan larutan bahkan suhu tubuh. Kalor adalah bentuk energi yang
beberapa alat salah satunya adalah kalorimeter. Kalorimeter adalah alat yang
dapat digunakan untuk mengukur jumlah kalor reaksi. Jenis Kalorimeter terbagi
yang banyak digunakan adalah kalorimeter jenis sederhana karena paling mudah
sehingga kalor jenisnya hampir sama dengan kalor jenis air. Kalorimeter terbagi
menjadi dua, yaitu kalorimeter bom dan kalorimeter sederhana. Kalorimeter bom
adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalori) yang
reaksi pembakaran.
perpindahan kalor. Misalnya satu gelas air dingin dicampur dengan satu gelas air
panas, maka air panas akan melepas kalor sedangkan air dingin akan menerima
kalor. Sehingga akan didapatkan suhu campuran yang seimbang. Oleh karena itu
perpindahan kalor maka percobaan ini penting untuk dipahami oleh semua orang
percobaan ini terlebih dahulu dilakukan yaitu menentukan suhu dan usahakan agar
masing-masing pereaksi ini memiliki suhu yang sama, lalu larutan tersebut
dimasukkan ke dalam kalorimeter sambil diaduk agar zat-zat bereaksi dengan baik
1.2. Tujuan
Nilai Kalor (Heating Value) Nilai kalor adalah kalor yang dihasilkan oleh
pembakaran sempurna satu satuan berat bahan bakar padat atau cair atau satu
satuan volume bahan bakar gas, pada keadaan baku. Nilai kalor atas (high heating
value) adalah kalor yang dihasilkan oleh pembakaran sempurna satu satuan berat
bahan bakar padat atau cair atau satu satuan volume bahan bakar gas, pada
tekanan tetap dan temperatur 25 C, apabila semua air yang mula-mula berwujud
(3.780 SG2) Btu/lb. Nilai kalor bawah (low heating value) adalah kalor yang
besarnya sama dengan nilai kalor atas dikurangi kalor yang diperlukan oleh air
yang terkandung dalam bahan bakar dan air yang terbentuk dari pembakaran
adalah kalor yang besarnya sama dengan nilai kalor atas dikurangi kalor yang
diperlukan oleh air yang terkandung dalam bahan bakar dan air yang terbentuk
dari pembakaran bahan bakar untuk menguap pada 25 C dan tekanan tetap.
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimilik oleh suatu zat.
Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu
dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang
dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhu rendah maka
kalor yang dikandung sedikit. Besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda
(zat) tergantung pada 3 faktor: 1. Massa zat 2. Jenis zat (kalor jenis) 3. Perubahan
suhu. Sehingga secara matematis dapat dirumuskan: Q = m x c x (t2-t1) Dimana: Q
= Kalor yang dibutuhkan [J] M = Massa [kg] C = Kalor jenis [J/kgK] (t2-t1) =
Perubahan suhu [K]. Hubungan antara kalor dengan energi listrik Kalor
merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk
energi kalor dan juga sebaliknya. Dalam pembahasan ini yang diulas tentang
energi listrik dan energi kalor saja (Rohma dan Hayatunnufus, 2015).
Jenis benda yang sama tetapi massanya berbeda kalor yang diperlukan
untuk menaikkan suhu yang sama ternyata besarnya berbeda. Artinya, semakin
besar massa benda, semakin besar pula kalor yang diperlukan untuk menaikkan
suhu benda tersebut. Semakin besar massa benda maka kalor yang diterima untuk
didistribusikan guna menambah tenaga gerak molekul atau atom menjadi lebih
banyak. Jadi semakin besar massa benda memerlukan lebih banyak kalor untuk
menaikkan suhu bila dibanding benda bermassa kecil. Hal ini ditandai oleh lebih
lambatnya kenaikan suhu pada benda bermassa besar. Dengan demikian, jumlah
Perpindahan kalor adalah perpindahan energi yang terjadi pada benda atau
material yang bersuhu tinggi ke benda atau material yang bersuhu rendah, hingga
adanya perbedaan suhu di antara benda atau material. Bila dua sistem yang
akan berpindah dari temperatur tinggi ke temperatur yang lebih rendah (Rokhimi
Teknologi Pangan Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi dan
ke dalam kalorimeter, aduk dan catat suhu air dalam kalorimeter setiap 30
c) Tepat menit ke-empat, memasukkan air aquades panas yang suhunya telah
diketahui (minimum 35 oC, tetapi tidak lebih dari 45 oC) sebanyak 50 ml.
d) Mencatat suhu air dalam kalorimeter tiap 30 detik dengan tak lupa
4.1. Hasil
a. Tabel Pengamatan
0.5 29 5 36.5
1 29 5.5 36
1.5 30 6 36
2 30 6.5 36
2.5 29.5 7 36
3 30 7.5 35.2
3.5 30 8 35
4 Penambahan air
panas
40
35
30
25
20
15
10
5
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8
c. Perhitungan
TC = suhu panas : 8
= 287,7 oC : 8
= 35, 96 oC
= 1 g/ml x 50 ml
= 50 g
1. untuk Qad
T = TC -Tad
= 35,96 oC 29 oC
= 6,96 oC
2. untuk Qap
T = Tap -TC
= 37 oC 35,96 oC
= 1,04 oC
Qad = m x Cp x T
= 1454,64 J oC
Qap = m x Cp x T
= 217,36 J oC
Jumlah kalor yang diserap kalorimeter
= 217,36 J oC - 1454,64 J oC
= -1237,28 J oC
Tetapan kalor
C kal = Q kal / TC T ad
= -1237,28 J / 6,96 oC
= -177,770 J/oC
4.2. Pembahasan
dikemukakan oleh Joseph Black yang dikenal dengan Azas Black apabila dua
benda yang suhunya berbeda dan dicampur, maka benda yang lebih panas
melepas kalor kepada benda yang lebih dingin sampai suhu keduanya sama.
Banyaknya kalor yang dilepas benda yang lebih panas sama dengann banyaknya
kalor yanga diterima benda yang lebih dingin. Sebuah benda untuk menurunkan
T akan melepaskan kalor yang sama besarnya dengan banyaknya kalor yang
dibutuhkan benda itu untuk menaikkan suhunya sebesar T juga. Torinya adalah :
yaitu kalor pada sistem arah konstan apabila sistem terisolasi sehingga Qmasuk
panas. Ini terjadi karena kalorimeter tersebut terbuat dari berbagai jenis
tidak terpengaruh oleh lingkungan, sifatnya dalam proses adalah secara adiabatik
yaitu tidak ada energi yang lepas atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter.
Teori yang dikemukakan oleh Joseph Black atau lebih dikenal dengan Azas Balck
yaitu, apabila dua benda yang suhunya berbeda dan dicampur, maka benda yang
lebih panas melepas kalor kepada benda yang lebih dingin sampai suhu keduanya
sama. Sebuah benda untuk menurunkan T akan melepaskan kalor yang sama
besarnya dengan banyaknya kalor yang dibutuhkan benda itu untuk menaikkan
air yang tidak dipanaskan dan air yang dipanaskan. Sebelum dilakukan
thermometer, gelas ukur, stopwatch, dan pembakar gas. Setelah itu, merangkai
waktunya setiap 30 detik hingga menit keempat. Setengah menit (30 detik) sampai
1 menit pertama suhu air dalam kalorimetri adalah 29C. Pada menit ke 1,5
sampai 2 menit suhu air adalah 30C. Pada menit ke 2,5 suhu air adalah 29,5C.
Pada menit ke 3 sampai ke 3,5 suhu air adalah 30oC. Pada menit ke 4
pengadukkan dihentikan dan memasukkan air panas yang suhunya telah tiketahui,
yaitu 40oC sebanyak 50 ml. Setelah itu, Pengadukan dilanjutkan kembali hingga
menit ke 8. Pada menit ke 4,5 suhu air campuran adalah 37C. Pada menit ke 5
sampai menit ke 7 suhu air campuran adalah 36C. Pada menit ke 7,5 suhu
campuran menjadi 35,2C. Pada menit ke 8 suhu campuran menjadi 35C. Setelah
pencampuran air panas, suhu naik secara perlahan karena kalorimeter telah
Perubahan hal ini sesuai dengan Azas Black yaitu dua benda yang suhunya
berbeda dan dicampur, maka benda yang lebih panas melepas kalor kepada benda
yang lebih dingin sampai suhu keduanya sama sehingga jika energi dari reaksi
kimia eksotermal diserap air, perubahan suhu dalam air akan mengukur jumlah
panas yang ditambahkan. Dari hasil pengamatan, terlihat bahwa semakin lama
pencampuran maka suhu akan semakin menurun. Hal ini dikarenakan air tersebut
yang dihitung pada termometer tidak berubah suhunya, ini membuktikan sifat
kalorimeter yaitu menjaga suhu, dan tidak ada pengaruh dari lingkungan. Energi
yang diterima air dingin tidak sama dengan yang dilepas oleh air panas. Ini
dikarenakan sifat dari kalorimeter yang dapat menyerap kalor sehingga tidak
dihitung T kalor lepas air panas sebesar 1,04oC, T kalor diterima air dingin
6,96oC, Kalor yang dilepas air panas 217,36 J, Kalor yang diterima air dingin
menyebabkan nilai kalor yang diterima air dingin lebih besar dibanding dengan
nilai kalor yang diterima air panas. Dalam hal ini terjadi reaksi eksoterm dimana
lingkungan. Hal ini melenceng dari teori dimana fungsi kalorimeter yaitu dapat
5.1. Kesimpulan
suatu zat menyerap kalor, maka suhu zat itu akan naik sampai tingkat tertentu
hingga zat itu akan mencair (jika zat padat) atau menguap (jika zat cair).
Sebaliknya jika kalor dilepaskan dari suatu zat, maka suhu zat itu akan turun
sampai tingkat tertentu hingga zat itu akan mengembun (jika zat gas) atau
kalor jenis air dingin dan air panas untuk mendapatkan kalor yang diserap
antara suhu campuran dengan suhu air dingin. Dari cara tersebut, sehingga
5.2. Saran
dengan teliti karena mempengaruhi tingkat kesalahan dan alat yang berada di
Yanti, R. P., Said L. M dan Ihsan. Studi Penentuan Nilai Kalori pada Buah
Durian (Durio Zibethinus). Jurnal Teknosains. Vol. 8(2): 161 174.
LAMPIRAN