Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum Kimia

Mata Kuliah : Kimia Organik

PEMURNIAN ZAT

OLEH :

KELOMPOK V

 FANISAH LABIBAH
 NURUN NAJAH
 ROSA MARDLIYAH P. NST
 SITI BARIAH
 MISRIANI

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
I. JUDUL : PEMURNIAN ZAT
II. TUJUAN : Untuk melakukan pemurnian zat (isolasi) dengan
cara Rekristalisasi, Sublimasi, Destilasi dan Ekstraksi
III. TINJAUAN TEORITIS : Pemurnian merupakan suatu proses memurnikan
suatu campuran untuk mendapatkan zat-zat murni. Jarang sekali ditemukan
suatu reaksi organik yang dapat memberikan hasil yang murni, yaitu suatu
senyawa yang antara lain adalah hasil sampingan bahan baku yang tidak
larut. Reaksi yang berfungsi sebagai pelarut dan katalisator dalam suatu
reaksi untuk menghasilkan suatu senyawa yang dimaksud maka diperlukan
pemisahan dan pemurnia. Oleh karena itu apabila ingin suatu hasil yang
murni, maka diperlukan proses pemurnias. Permurnian dapat dilakukan
dengan ekstraksi, filtrasi, sentrifugas, reksristalisasi, dan sublimasi (Candra,
2016).
Proses destilasi atau penyulingan yaitu pengubahan suatu zat dari
keadaan cair menjadi uap dengan pemanasan. Kemudian diembunkan
(dikondensasikan) menjadi cair lagi atau ditampung dalam bejana yang
terpisah. Digunakan untuk memurnikan suatu zat, untuk memisahkan
bagian-bagian yang bercampur dalam zat itu dan yang berbeda-beda titik
didihnya (Pringgodigdo, 2011).
Rekristalisasi adalah teknik pemurnian suatu zat padat dari campuran
atau pengotornya dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah
dilakukan atau dilarutkan dengan pelarut (solven) yang sesuai. Prinsip dasar
yang digunakan yaitu perbedaan kelarutan (Maulana, 2017). Rekristalisasi
suatu zat dari metode yang paling ampuh untuk pemurnian zat padat
didasarkan atas perbedaan antara kelarutan zat yang diinginkan. Dalam
rekristalisasi, sebuah larutan mulai mendapatkan sebuah senyawa hingga
pelarut tersebut mencapai titik jenuh terhadap senyawa tersebut (Oxtoby,
2001).
Langkah-langkah pemisahan campuran dengan sublimasi menggunakan
teknik sederhana. Penjelasan mengenai pemisahan campuran dengan
sublimasi yaitu secara makroskopik, mikroskopik dan simbolik.
Makroskopik ditunjukkan dengan seperangkat peralatan sublimasi dan

1
bahan-bahan yang diperlukan berupa pasir dan kapur barus. Mikroskopik
berupa gambaran proses pemisahan pasir dan kapur barus melalui proses
sublimasi. Dan simbolik digambarkan dengan adanya penyimbolan serbuk
kapur barus berupa bulatan kuning dan hitam (Pratiwi, 2018).

IV. ALAT DAN BAHAN :


A. ALAT

NO NAMA ALAT UKURAN JUMLAH


1 Kaca Arloji - 1 buah
2 Timbangan Digital - 1 buah
3 Gelas Beaker 250 ml 3 buah
4 Kaki tiga - 1 buah
5 Spiritus 500 ml 1 buah
6 Alat Destilasi - 1 set
7 Erlenmeyer 250 ml 1 buah
8 Gelas Ukur 10 ml 1 buah
9 Corong Kaca 10 ml 1 buah
10 Kertas Saring - 2 buah

B. BAHAN

NAMA BAHAN RUMUS M WUJUD WARNA JUMLAH


1 Garam NaCl - padat putih 25 gr
merah
2 BIR (Pilsener Beer) C2H5OH - cair lembayung 320 ml
3 Kapur Barus C10H16O - padat putih 14,76 gr
4 Aquades H20 - cair bening 50 ml

2
V. PROSEDUR KERJA :
1). Rekristalisasi

NO PERLAKUAN
1 Di timbang garam hingga 25 gr dengan menggunakan timbangan digital
2 Di masukkan air kedalam gelas beaker sebanyak 50 ml lalu dipanaskan hingga mendidih
3 Di masukkan garam lalu diaduk
4 Di dinginkan hingga terbentuk Kristal
5 Di saring denggan menggunakan kertas saring
6 Di biarkan hingga kering
7 Di timbang kembali garam yang telah kering tersebut

2). Sublimasi

NO PERLAKUAN
1 Di timbang kapur barus dengan menggunakan timbangan digital sebanyak 14,76 gr
2 Di masukkan kedalam gelas beaker lalu ditutup dengan kertas saring dan kaca arloji
3 Di panaskan dengan api kecil
4 Di dinginkan kaca arloji yang ditimpa kertas saring
5 Di amati apa yang terjadi
6 Di tentukan titik leleh dan kristalnya
3). Destilasi Sederhana

NO PERLAKUAN
1 Di masukkan bir sebanyak 320 ml kedalam labu destilasi
2 Di masukkan batu didih
3 Di panaskan penangas air
4 Di amati thermometer sesuai titik didih sampel
5 Di amati uap yang menetes
Di hentikan destilasi pada sampel sesuai dengan waktu yang ditentukan atau sampel hampir
6 habis
7 Di tentukan Indeks bias zat yang diperoleh

3
VI. TABEL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN :
A. Tabel Hasil Pengamatan
No Prosedur Hasil Pengamatan
1 Rekristalisasi
- Dipanaskan + Akuades + Garam + 8,03 gram
Didinginkan
2 Sublimasi
- Kapur barus + dipanaskan + Titik leleh 50°
dikristalisasikan
3 Destilasi Sederhana
- Minuman Beralkohol 4,7% disublimasi Tetesan pertama di menit
ke 4, suhu 60°
Tetesan kedua menit 49.55,
suhu 93°
Setelah 1 jam hasil yang di
dapat 1,875%

B. REAKSI-REAKSI
1. Destilasi Alkohol

C2H5OH(aq) C2H5OH(aq)

2. Rekristalisasi

C12H22O11(aq) C12H22O11(aq)

3. Sublimasi Kapur Barus

C10H8(aq) + 12O2 10CO2(g) + 4H2O(l)

10CO2(g) + 4H2O(l) + O2(g) C10H8(aq) + 13O2(g)

4
C. PEMBAHASAN
1. Rekristalisasi
Menurut Teori,Garam merupakan suatu Kristal yang sangat cepat terlarut
sehingga memberikan rekristalisasi yang memuaskan. Jika suatu Kristal
dilarutkan pada pelarut dan jika direkristalisasi kan kembali mengkristal seperti
semula, ini menunjukkan percobaan yang dilakukan berhasil.
Menururt Percobaan, yang dilakukan garam yang mula-mula beratnya 25
gram, setelah dilakukan rekristalisasi, garam tersebut bertambah ukurannya
massanya menjadi 8,03 gram Kristal.

2. Sublimasi
Menururt Teori:
Sublimasi adalah perubahan wujud zat dari padat ke gas atau dari gas ke padat.
Bila partikel penyusun suatu zat padat diberikan kenaikan suhu, maka pertikel tersebut
diturunkan akan menyublim menjadi gas. Sebaliknya, bila suhu gas tersebut diturunkan,
maka gas akan segera berubah wujudnya menjadi padat. Cara yang dapat kita lakukan
adalah memisahkan partikel yang mudah meyublim tersebut menjadi gas. Gas yang
dihasilkan ditampung, lalu didinginkan kembali. Syarat pemisahan campuran dengan
menggunakan sublimasi adalah partikel yang bercampur harus memiliki perbedaan titik
didih yang besar, sehingga kita dapat menghasilkan uap dengan tingkat kemurnian yang
tinggi.
Kapur barus disebut juga naftalena merupakan senyawa organik dengan rumus
molekul C10H8. Naftalena memiliki tiga struktur resonansi sehingga elektron dalam
gugus arena dalam cincin benzena dapat bergerak bebas seperti sebuah larutan elektron
dan menyebabkan ikatan rangkap pada cincin benzena naftalena tidak pasti. Ikatan
konjugasi pada naftalena menyebabkan naftalena meiliki ikatan tidak jenuh dan
memiliki titik leleh 80,26°C dan titik dididh 218°C yang relatif rendah. Dengan
mengetahui titik leleh suatu zat, maka kita dapat mengetahui kemurnian suatu zat.
Untuk zat-zat murni, pada umumnya memiliki titik leleh yang lebih tinggi dibandingkan
ketika zat tersebut telah tercampur dengan zat lain..
Menurut Percobaan :

5
Sampel yang digunakan pada saat sublimasi adalah kapur barus. Sesuai dengan
teori kapur barus yang dipanaskan akan langsung berubah menjadi gas dan ketika suhu
diturunkan kembali akan menjadi padat kembali. Pada saat proses sublimasi kapur barus
tmembutuhkan zat antara yaitu cair. Senyawa padat yang dihasilkan merupakan
senyawa yang murni tidak bercampur dengan partikel lain. Selanjutnya pada penentuan
titik leleh digunakan alat yang disebut melting point block. Titik leleh yang didapat
yaitu 100° C dengan suhu awal 50 °C. Hasilnya sama dengan teori yang menyebutkan
zat yang telah dimurnikan akan memiliki titik leleh yang lebih tinggi.

3. Destilasi Sederhana

Menurut Teori : Destilasi adalah proses penguapan suatu zat dari keadaan cair
menjadi keadaan uap dengan pemanasan yang kemudian di embunkan menjadi cair lagi
dan disamping dalam bejana yang terpisah. Destilasi ini digunakan untuk memurrnikan
suatu zat untuk memisahkan bagian- bagian yang tercampur dalam zat itu dan yang
berbeda – beda titik didihnya.

Saat proses destilasi murni bir yang akan digunakan harus dikasihkan dengan
alkohol didalamnya, yang kemudian akan diketahui beberapa tetes kandungan alkohol
murninya. Berapa volume bir adalah 9 ml tetes yang didapat dalam waktu kurang dari 1
jam. Secara teori jika tida menghasilkan tetesan yang sempurna mungkin ada gangguan
dalam proses pemanasaanya.

Menurut Percobaan : Pada percobaan yang dilakukan bir yang digunakan yaitu
sebanyak 320 ml dan di masukkan kedalam labu destilasi, diatur pemanasannya
menggunakan termometer suhu awal yang digunakan dalam percobaan ini yaitu 30 0C.
Lalu pada waktu ke 45 dengan suhu 600C terjadi tetsan pertama yang menandakan
alkohol sudah berada pada titik didihnya. Dari tetes kita dapat mengetahui bahwa terjadi
kesalahan pada saat percobaan. Hal itu dapat dilihat dari suhu didih alkohol yang mana
suhu didih yang seharusnya yaitu 780C bukan 600C. Terjadinya kesalahan ini
disebabkan karena ketika bir dimasukkan ke dalam labu destilasi dibiarkan terbuka tida
ditutup sehingga menyebabkan alkohol menguap ke udara.

Hasil persen destilasi yang di dapat sekitar 1,1875%.

6
VII. KESIMPULAN :

Berdasarkan hasil pengamatan dan percobaan maka dapat disimpulkan bahwa :

 Pemurniaan zat dengan cara rekristalisasi pada garam dilakukan dengan


mencampurkan sampel pada kaca dan dimasukkan larutan hingga membentuk
kristal. Dan pengamatan mula – mula berat garam 3,18 gram dan setelah
dibiarkan menjadi 8,03 gram.
 Sublimasi dilakukan pada kapur barus dengan menghancurkan kapur barus dan
dimasukkan pada kaca arloji kemudian dipanaskan. Berat kapur barus menguap
dengan kaca arloji awalnya 0 setelah dilarutkan sublimasi menjadi 14,76.
Terjadinya penguapan besat dikarenakan kapur barus menguap pada saat
sublimasi terjadi.
 Destilasi dilakukan dengan memasukkan sampel bir kedalam labu destilasi dan
diukur suhu pemansaanya, dengan termometer dengan suhu normal agar alkohol
lebih akurat dalam penetesannya tiap menit percobaan.

7
VIII. JAPERTA :
1. Apa fungsi pelarut pada rekristalisasi dan bagaimana kriteria suatu pelarut yang
baik?
Jawab :
Fungsi pelarut pada rekkristalisasi adalah untuk melarutkan suatu zat yang
dibutuhkan saat mengkristalisasi. Dan kriteria suatu senyawa yang baik adalah
harus mempunyai sifat-sifat yaitu pengoter harus sangat larut atau hanya sedikit
larut dalam pelarut tersebut, pelarut harus mudah dari kristal murninya, tidak
terjadi reaksi antara pelarut dengan zat yang dipisahkan, pelarut tidak mudah
menguap atau terbakar.
2. Mengapa larutan harus disaring dalam keadaan yang panas?
Jawab :
Karena jika larutan dalam keadaan yang didingin akan mengalami pengkristalan
yang tidak murni.
3. Mengapa zat yang direkristalisasi sabaiknya diukur titik lelehnya?
Jawab :
Agar dapat diketahui kemurnian zat yang akan direkkristalisasikan.
4. Jelaskan mengapa penyaringan biasa untuk memisahkan kristal yang sudah
dimurnikan dari pelarutnya?
Jawab :
Karena penyaringan biasa sangat cocok dalam memisahkan kristal yang sudah
dimurnikan dari pelarutnya.
5. Apa yang dimaksud dengan sublimasi?
Jawab :
Sublimasi adalah perubahan wujud suatu zat dari padat menjadi uap dan uap
dikondensasi langsung menjadi padat tanpa melalui fase cair.
6. Sebutkan kriteria zat yang dapat dimurnikan dengan cara sublimasi ? Berikan
contohnya!
Jawab :
Kriteria zat yang dapat dimurnikaan dengaan cara sublimasi adalah zat yang
padat yang memiliki suhu dan tekanan dibawah T 0 dan Pa. Contohnya kapur
barus dan es batu.

8
7. Mengapa pada percobaan sublimasi api yang digunakan harus kecil?
Jawab :
Karena bila terjadi pemanasan yang berlebihan pada proses sublimasi, kristal
yang terbentuk dapat berubah lagi menjadi uap sehingga uapnya dapat keluar
dari dalam wadah tertutup.
8. Apa tujuan penutup cawan sublimasi dengan kertas saring yang berlubang?
Jawab :
Agar uap yang berupa kristal dapat ketampung pada kertas saring.
9. Apa yang dimaksud dengan destilasi?
Jawab :
Destilasi adalah suatu proses yang didahului dengaan penguapan senyawa cair
dengan memanaskannya. Kemudian mengembunkan uap yang terbentuk.
10. Sebutkan kriteria zat yang dapat dimurnikan dengan cara destilasi? Berikan
contohnya!
Jawab :
Kriteria nya adalah komposisi uap harus berbeda dengan sisi cairan dengan
terjadi keseimbangan larutan-larutan dengan komponen-komponennya cukup
bisa menguap. Contohnya : wiski, wine, tuak, bir.
11. Mengapa pada destilasi letak termometer harus berada tepat pada persimpangan
pipa labu destilasi?
Jawab :
Agar diperoleh destilasi yang murni dan sesuai, sebab suhu yang terukur adalah
suhu destilasi (senyawa yang di destilat).
12. Sebutkan macam-macam penangas dan kapan penangas itu digunakan?
Jawab :

Penangas air, penangas minyak, penangas pasir, dan penangas oli. Digunakan
pada waktu akan mentransfer panas kepada sistem yang ingin dinaikkan
suhunya.

13. Jelaskan fungsi penangas! Mengapa titik didihnyaa harus lebih tinggi sedikit
dari zat sempel yang akan dimurnikan?
Jawab :

9
Fungsi penangas untuk memanaskan bahan dalam labu destilasi. Titik didihnya
harus lebih tinggi sedikit karena penangas akan memanaskan zat sampel.
14. Apa fungsi batu didih ?
Jawab :
Untuk meratakan panas menjadi homogen pada seluruh larutan atau bagian dari
untuk menghindari titik didih lewat proses destilasi.
15. Bagaiman cara mengalirkan air pada pendingin? Jelaskan!
Jawab :
- Pompa air dipasang diatas mesin, diputarkan melalui tali
- Air mengalir dari mesin melalui pompa untuk ditentukan menuju radiator
- Dan setelah didinginkan melalui radiator, air akan kembali lagi ke mesin.
16. Mengapa destilat yang keluar pada suhu yang bukan pada titik didih zat sampel
harus dibuang /dipisahkan?
Jawab :
Karena cairan tersebut merupakan cairan yang didinginkan, maka harus
dipisahkan.
17. Mengapa isi zat tidak boleh melebihi 2/3 isi labu destilasi ?
Jawab :
Karena jika larutan yang akan didestilasi terlalu banyak, maka ketika mendidih
cairan naik ke atas dan keluar ke labu penampungan destilat karena adanya
perbedaan suhu dan tekanan.
18. Mengapa pada akhir destilasi tidak boleh sampai kering?
Jawab :
Karena faktor keamanan dalam bekerja.
19. Apa yang dimaksud dengan destilasi bertingkat,uap, dan hampa udara? Pqada
kondisi bagaimanakah masing-masing destilasi itu kita lakukan dan jelaskan
cara kerja masing-masing destilasi tersebut?
Jawab :
 Destilasi bertingkat yaitu destilasi yang berfungsi sebagai komponen cair,
atau lebih dari satu sumber sesuai dengan arhnya.
 Destilasi uap adalah destilasi yang dapat menguap komposisi dengan suhu
100°C dalam tekanan atmosfer dalam uap atau udara yang mendidih.

10
 Destilasi hampa udara adalah destilasi yang digunakan untuk komposisi
sebelum mengukur titik didih air diatas 150°C.
20. Jelaskan tentang prinsip/Kaedah “like dissolved like” pada ekstraksi?
Jawab :
Sebuah prinsip kelarutan dimana suatu zat hanya akan larut pada pelarut yang
sejenis.

IX. DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Muhamad. 2016. “Pemurnian”.Jurnal Kimia FMIPA UNES.


Vol.8(1);26
Maulana, Khoironni Devi. 2017. “Peningkatan Kualitas Garam Bledug Kuisu
melalui Proses Kristalisasi dengan Pengikat Pengotor CaO, Ba(OH)24 dan
(NH4)2CO3”. Jurnal of Creativity Student. Vol 2 (1) ; 44
Oxtoby, David. W. 2011. KIMIA MODERN. Jakarta : Erlangga.
Pratiwi, Ana, Husna Amalya M dan Rahmat R. 2011. “ Pengembangan Buku
Ajar Pemisahan Campuran dengan Pendekatan Kontruktivisif dan
Multirepresentasi Kelas VII SMP”. Jurnal Rekayasa. Vol 2 (3) ; 9
Pringgodigdo, AG. 1973. Ensiklopedia Umum. Yogyakarta : Kanisius.

11

Anda mungkin juga menyukai