PEMBAKARAN`
Dibuat Oleh :
KATA PENGANTAR
1
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Teknik Kerja Bangku
Mesin tentang Mengebor dan Meluaskan
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang pembakaran ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca
Penulis
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR .........................................................................................................ii
A. Kesimpulan ....................................................................................................................16
B. Saran ..............................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.1 LATAR BELAKANG
Pembakaran pada sebuah mesin adalah hal yang sangat vital agar campuran dari bahan
kimia dapat menghasilan ledakan dan panas. Maka dari itu mahasiswa wajib mengetahui macam
pembakaran yang terjadi dan memahami bagaimana reaksi itu bias terjadi, apa saja yang
dibutuhkan campuran apa saja dan berapa komposisi campuran dalam pembakaran.
Dalam hal pembakaraan pun bahan yang digunakan sangat beragam contohnya zat
berbahan padat cair maupun gas, dan ketiga-tiganya harus diapahami oleh mahasiswa sebagai
pengetahuan.
1. Untuk melatih kemampuan mahasiswa dalam memahami jenis bahan bakar yang ada.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui langkah proses pembakaran dan macam pembakaran..
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAKARAN
4
Adalah reaksi kimia apa saja yang menghasilkan cahaya dan kalor, khususnya
persenyawaan yang cepat antara oksigen dengan setiap zat. Biasanya pembakaran dibayangkan
hanya berkaitan dengan api, namun pembakaran meliputi banyak reaksi kimia lain, misalnya gas
hidrogen terbakar oleh klor, atau terbakarnya zat apa saja dalam klor.
Agar terjadi pembakaran pada ruang bakar, maka harus dipenuhi syarat-syarat agar
pembakaran dapat berlangsung dengan baik. Syarat-syarat terjadinya pembakaran di dalam
mesin itu pada prinsipnya sama Yaitu adanya bahan bakar, udara, api, dan waktu pembakaran
(timing ignition) yang tepat.
Untuk memudahkan dalam memahami syarat terjadinya pembakaran tersebut kita dapat
menganalogikan dengan ketika kita membakar sampah. Kita ibaratkan sampah adalah bahan
bakar (yang dibakar), lalu ada oksigen atau udara (agar terjadi proses pembakaran yaitu reaksi
antara oksigen dengan api), kemudian api (untuk membakar), dan terakhir adalah waktu
pengapian yang tepat.
2. Jenis Bahan Bakar
5
Minyak (petroleum) berasal dari kata-kata: Petro = rock (batu) dan leaum = oil (minyak)
Minyak dan gas sebagian besar terdiri dari campuran molekul carbon dan hydrogen yang disebut
dengan hydrocarbons. Minyak dan gas terbentuk dari siklus alami yang dimulai dari sedimentasi
sisa-sisa tumbuhan dan binatang yang terperangkap selama jutaan tahun. Pada umumnya terjadi
jauh dibawah dasar lautan. Material-material organik tersebut berubah menjadi minyak dan gas
akibat efek combinasi temperatur dan tekanan di dalam kerak bumi. Kumpulan dari minyak dan
gas tersebut membentuk reservoir-reservoir minyak dan gas.
BBM terdiri dari berbagai jenis hydrocarbons yang berasal dari minyak bumi, dan sering pula
terdiri dari campuran-campuran lain. Sifat mudah menguap di dalam mesin menentukan jenis
hydrocarbons dan campuran yang digunakan pada BBM. Sifat mudah menguap tersebut disebut
dengan volatility. Karena minyak bumi mentah mempunyai kadar volatility yang lebih rendah
dan tinggi dari BBM, maka BBM harus dipisahkan dari minyak bumi mentah melalui proses
destilasi, namun karena dengan proses tersebut jumlah BBM yang diperoleh sangat sedikit
maka minyakk bumi mentah harus melalui proses penyulingan yang lebih komplek.
Penyulingan minyak bumi mentah tersebut akan mengubah kadar volatility hydrocarbons yang
lebih rendah atau lebih tinggi dari BBM menjadi sama dengan BBM.BBM yang dihasilkan
merupakan campuran dari hydrocarbon-hydrocarbon dengan kadar volatility yg sama.
Komposisi dan sifat dari BBM ditentukan dari jenis dan kandungan minyak bumi mentah
asalnya, metode penyulingan yang digunakan dan tergantung dari sifat zat-zat campuran yang
ditambahkan untuk meningkatkan mutu BBM. Minyak bumi terdiri dari bermacam-macam jenis
hidrokarbon, namun hanya beberapa jenis yang dominan antara lain :
a. Jenis Paraflin (CnH2n+2) mempunyai sifat sangat stabil, reaksi dengan gas chloor, banyak
terdapat hampir pada semua jenis minyak bumi. Paraffin wax (lilin) adalah rangkaian yang lurus
dan bercabang.
b. Jenis Olefin atau jenis Ethylene (CnH2n) terdiri dari senyawa tidak jenuh, mudah bereaksi
dengan gas chloor, asam chlorida dan asam sulfat. Olefin yang titik didihnya rendah tidak
terdapat dalam minyak bumi tetapi biasanya terdapat pada minyak hasil perengkahan (cracking).
6
c. Jenis Naphthene (CnH2n) meskipun mempunyai tipe sama dengan Olefin, namun
memiliki sifat yang berbeda. Naphthene memiliki senyawa cincin (cyclic compounds) yang
jenuh, sedangkan Olefin senyawa lurus yang antara karbonnya ada senyawa tak jenuh.
d. Jenis Aromatik (CnH2n-6) biasa disebut jenis benzene, jenis ini mudah bereaksi dengan
senyawa organik lain. Minyak bumi jarang yang mengandung senyawa benzene atau toluene,
tetapi minyak bumi dari Sumatra dan Kalimantan mengandung senyawa aromatik.
e. Jenis Diolefin (CnH2n-2) sifatnya hampir sama dengan olefin tetapi lebill aktif, bahkan dapat
membentuk polimer dengan senyawa tidak jenuh lainnya menjadi molekul yang besar semacam
karet (gum). Jenis diolefin tidak ada dalam minyak bumi, hanya ada pada hidrokarbon
rengkahan.
a. Elpiji (liquid pressure gas) adalah bahan bakar gas yang dipakai dirumah tangga, restoran
dan kantor. Merupakan bahan bakar yang bersih dan praktis, sejenis bahan bakar gas yang juga
digunakan untuk kendaraan disebut BBG dan ada juga yang digunakan sebagai bahan baku
berbagai produk disebut LNG (liquid natural gas).
b. Gasoline adalah BBM yang banyak dibutuhkan, hampir 45% total produk minyak bumi
diupayakan menjadi BBM ini. Produk ini kebanyakkan berasal dari proses sekunder karena
disaratkan angka oktannya harus tinggi. BBM ini di Indonesia disebut Premium, Super dan atau
benzole. Penggunaannya untuk kendaraan penumpang, motor dan pesawat terbang yang tidak
bermesin jet.
1. Pertamak Plus
7
Adalah bahan bakar motor bensin tanpa timbal yang diproduksi dari High Octane Mogas
Component (HOMC) yang berkualitas tinggi ditambah dengan bahan aditif generasi terbaru
sesuai dengan kebutuhan yang direkomendasikan pabrikan kendaraan bermotor. Bahan bakar ini
diformulasikan khusus untuk memenuhi tuntutan akan bahan bakar minyak yang dapat melayani
mesin yang bekerja pada kompresi tinggi tetapi ramah lingkungan dan lebih aman terhadap
kesehatan manusia.
Pertamak plus mempunyai angka oktan minimal 95 dimana angka oktan ini lebih tinggi dari
premix dan premium. Pertamax plus dipasarkan tanpa diberi pewarna (bening)
direkomendasikan untuk kendaraan keluaran tahun 1992 keatas atau kendaraan yang
menggunakan katalistik converter.
2. Pertamax
Adalah bensin tanpa timbal dengan kandungan aditif generasi mutakhir yang dapat
membersihkan Intake Valve Port Fuel Injektor dan ruang bakar dari carbon. Mempunyai angka
oktan 92 dan dapat digunakan pada kendaraan dengan kompresi yang tinggi.
4. Premium
Adalah bahan bakar jenis ditilat dengan warna kekuningan yang jernih dan mengandung timbale
sebagai octane booster (TEL). Warna kuning pada premium ini diakibatkan oleh penambahan.
Umumnya premium digunakan untuk bahan bakar motor bensin seperti mobil, sepeda motor dan
motor temple. Bahan bakar ini sering juga disebut sebagai gasoline atau petrol dan tidak boleh
digunakan pada kendaraan yang dilengkapi catalytic conventer. Bila bahan bakar yang
mengandung timbal digunakan pada kendaraan yang dilengkapi dengan catalytic conventer, akan
menyebabkan pori-pori katalis tertutup oleh bahan timbal ini dan menyebabkan hilangnya
kemampuan katalitic conventer sebagai katalis konversi emisi pencemaran menjadi emisi yang
bersahabat dengan lingkungan.
8
c. Kerosene adalah fraksi lebih berat dari pada gasoline, dan mudah menguap. Kebutuhan BBM
ini lebih rendah dari pada gasoline. Sebelumnya kerosene ini digunakan untuk lampu penerangan
sehingga sering disebut minyak lampu. Saat ini digunakan untuk kebutuhan rumah tangga dan
kegiatan pertanian. Pemakaian kerosene dinegara-negara berkembang sangat tinggi. Saat ini
dugunakan juga untuk BBM pesawat terbang yang menggunakan mesin jet disebut DPK (double
purpose kerosine).
d. Minyak diesel (Solar), pemakaian BBM ini terus-menerus meningkat, karena makin pesatnya
laju ekonomi. Penggunaan BBM ini untuk transportasi darat, laut dan mesin- mesin pembangkit
tenaga listrik. Kendaraan penumpang, saat ini juga banyak yang menggunakan solar, karena
harga BBM ini relatif lebih murah.
e. Industrial diesel oil (IDO), BBM ini khusus untuk keperluan industri lebih berat dari pada
solar (ADO), namun di Indonesia tidak dibedakan. Disamping itu digunakan untuk mencairkan
BBM yang lebih berat (Residual fuel oil).
f. Residual fuel oil fraksi ini lebih berat dari pada IDO, dalam perdagangan disebut minyak
bakar atau residu, atau minyak bakar hitam. BBM jenis ini digunakan untuk ketel uap dan dapur
di pabrik dengan desain khusus untuk burnernya. Harganya lebih murah dari pada IDO.
g. Minyak pelumas merupakan sebagian kecil dari produk minyak bumi. Namun merupakan
produk yang paling penting karena diperlukan untuk melumasi permukaan bagian mesin yang
saling, bergesekan dan bergerak untuk mencegah keausan. Misalnya silinder motor bakar, turbin,
gear-box dan sebagainya.
h. Gemuk (greases) merupakan pelumas yang berbentuk padat, digunakan untuk bantalan
(bearing) yang beroperasi pada suhu tinggi, dan untuk bearing yang tidak boleh bocor.
9
i. Lilin (wax) merupakan hasil samping dari kilang minyak pelumas. Penggunaan lilin untuk
packing agar menjadi "water proof" atau "vapor proof" untuk kontainer. Kotak roti dan atau
makanan yang dibekukan, juga digunakan untuk membuat cetakan (mold) bagian mesin dan
juga untuk upacara-upacara tradisional.
j. Aspal, dihasilkan dari residu minyak bumi jenis tertentu, digunakan untuk jalan dan untuk
campuran industi atap bangunan.
k. Kokas (petroleum coke disebut juga green coke) hasil samping produk proses
perengkahan residu, berbentuk padat. Kokas digunakan juga untuk bahan bakar, dan juga untuk
melelehkan metal pada industri pengecoran logam. Beberapa pabrik menggunakan untuk
membuat elektroda batang las dan blasting logam, kompound (ampelas) dan bahan yang tahan
suhu tinggi.
l. Carbon black adalah hasil samping produksi proses perengkahan, penggunaannya untuk
pabrik ban kendaraan, industri karet, industri tinta cetak, pabrik cat, pabrik piring dan
sebagainya.
m. Produk Petrokimia (petrochemical) ini merupakan nama umum dari produk minyak bumi
seperti ethylene, propylene, butylene, isobutylene, cyclohexane, dan phenol yang merupakan
senyawa organik, sedangkan yang anorganik seperti amonia dan hidrogen peroksida.
n. Produk Petrokimia lanjutan (Secondary petroleum product) merupakan produk yang
setiap tahun selalu bertambah, karena penemuan baru. Misainya berjenis-jenis detergen untuk
bahan pencuci, bermacam-macam karet sintetik, dan bermacam-macam fibre-glass. nylon,
dacron, orion, dynel dan acrilan. Produk ini termasuk beberapa produk plastik polyethylene, line,
cat dengan bahan dasar plastik, politur, dan coating lantai dan sebagainya.
10
Bahan bakar padat adalah suatu materi padat yang dapat diubah menjadi energy. Contohnya
adalah batubara. Sifat fisik batubara termasuk nilai panas, kadar air, bahan mudah menguap dan
abu.Sifat kimia batubara tergantung dari kandungan berbagai bahan kimia seperti
karbon,hidrogen, oksigen, dan sulfur.Nilai kalor batubara beraneka ragam dari tambang batubara
yang satu ke yang lainnya. Nilai untuk berbagai macam batubara diberikan dalam Tabel
dibawah.
Parameter Lignit
(dasar kering) Batubara
India Batubara
Indonesia Batubara
Afrika Selatan
GCV (kKal/kg) 4500 4000 5500 6000
- Gas alam
- Metan dari penambangan batubara
11
c. Gas yang terbuat dari minyak bumi
3. PRINSIP-PRINSIP PEMBAKARAN
12
A. Proses Pembakaran
Pembakaran merupakan oksidasi cepat bahan bakar disertai dengan produksi panas, atau
panas dan cahaya. Pembakaran sempurna bahan bakar terjadi hanya jika ada pasokan oksigen
yang cukup.Oksigen (O2) merupakan salah satu elemen bumi paling umum yang jumlahnya
mencapai20.9% dari udara.Bahan bakar padat atau cair harus diubah ke bentuk gas sebelum
dibakar.Biasanya diperlukan panas untuk mengubah cairan atau padatan menjadi gas.
Bahanbakargas akan terbakar pada keadaan normal jika terdapat udara yang cukup.
Hampir 79% udara (tanpa adanya oksigen) merupakan nitrogen, dan sisanya merupakan
elemen lainnya. Nitrogen dianggap sebagai pengencer yang menurunkan suhu yang harus ada
untuk mencapai oksigen yang dibutuhkan untuk pembakaran.Nitrogen mengurangi efisiensi
pembakaran dengan cara menyerap panas dari pembakaranbahan bakar dan mengencerkan
gas buang. Nitrogen juga mengurangi transfer panas padapermukaan alat penukar panas, juga
meningkatkan volum hasil samping pembakaran, yangjuga harus dialirkan melalui alat
penukar panas sampai ke cerobong.Nitrogen ini juga dapat bergabung dengan oksigen
(terutama pada suhu nyala yang tinggi)untuk menghasilkan oksida nitrogen (NOx), yang
merupakan pencemar beracun.Karbon,hidrogen dan sulfur dalam bahan bakar bercampur
dengan oksigen di udara membentukkarbon dioksida, uap air dan sulfur dioksida, melepaskan
panas masing-masing 8.084 kkal,28.922 kkal dan 2.224 kkal.Pada kondisi tertentu, karbon
juga dapat bergabung denganoksigen membentuk karbon monoksida, dengan melepaskan
sejumlah kecil panas (2.430kkal/kg karbon). Karbon terbakar yang membentuk CO2 akan
menghasilkan lebih banyakpanas per satuan bahan bakar daripada bila menghasilkan CO atau
asap.
Setiap kilogram CO yang terbentuk berarti kehilangan panas 5654 kKal (8084
2430).
B. Pembakaran Tiga T
Tujuan dari pembakaran yang baik adalah melepaskan seluruh panas yang
terdapat dalam bahan bakar. Hal ini dilakukan dengan pengontrolan tiga T
pembakaran yaitu
13
1. Temperature/ suhu yang cukup tinggi untuk menyalakan dan menjaga
penyalaan bahanbakar,
2. Turbulence/ Turbulensi atau pencampuran oksigen dan bahan bakar yang
baik, dan
3. Time/ Waktu yang cukup untuk pembakaran yang sempurna.
Bahan bakar yang umum digunakan seperti gas alam dan propan biasanya terdiri
dari karbon dan hidrogen.Uap air merupakan produk samping pembakaran hidrogen,
yang dapat mengambil panas dari gas buang, yang mungkin dapat digunakan untuk
transfer panas lebih lanjut. Gas alam mengandung lebih banyak hidrogen dan lebih
sedikit karbon per kg daripada bahan bakar minyak, sehingga akan memproduksi
lebih banyak uap air.
Sebagai akibatnya, akan lebih banyak panas yang terbawa pada pembuangan saat
membakar gas alam. Terlalu banyak, atau terlalu sedikit nya bahan bakar pada
jumlah udara pembakaran tertentu, dapat mengakibatkan tidak terbakarnya bahan
bakar dan terbentuknya karbon monoksida.Jumlah O2 tertentu diperlukan untuk
pembakaran yang sempurna dengan tambahan sejumlah udara (udara berlebih)
diperlukan untuk menjamin pembakaran yang sempurna.
Walau demikian, terlalu banyak udara berlebih akan mengakibatkan kehilangan
panas dan efisiensi. Tidak seluruh bahan bakar diubah menjadi panas dan diserap
oleh peralatan pembangkit.Biasanya seluruh hidrogen dalam bahan bakar
terbakar.Saat ini, hampir seluruh bahan bakar untuk boiler, karena dibatasi oleh
standar polusi, sudah mengandung sedikit atau tanpa sulfur.Sehingga tantangan
utama dalam efisiensi pembakaran adalah mengarah ke karbon yangtidak terbakar
(dalam abu atau gas yang tidak terbakar sempurna), yang masih menghasilkanCO
selain CO2.
14
4. PEMBAKARAN SEMPURNA DAN TIDAK SEMPURNA
Pembakaran bahan bakar dalam mesin kendaraan atau dalam industri tidak terbakar sempurna.
Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon (bahan bakar fosil) membentuk karbon dioksida dan uap
air. Sedangkan pembakaran tak sempurna membentuk karbon monoksida dan uap air. Misalnya:
a. Pembakaran sempurna isooktana: C8H18 (l) +12 O2 (g) > 8 CO2 (g) + 9 H2O (g) H = -5460 kJ
b. Pembakaran tak sempurna isooktana: C8H18 (l) + 8 O2 (g) -> 8 CO (g) + 9 H2O (g) H = -2924,4kJ
Dampak Pembakaran tak Sempurna Sebagaimana terlihat pada contoh di atas, pembakaran tak
sempurna menghasilkan lebih sedikit kalor. Jadi, pembakaran tak sempurna mengurangi efisiensi bahan
bakar. kerugian lain dari pembakaran tak sempurna adalah dihasilkannya gas karbon monoksida (CO),
yang bersifat racun. Oleh karena itu, pembakaran tak sempurna akan mencemari udara.
5. MEKANISME PEMBAKARAN
15
a. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi mekanisme pembakaran
1. Ukuran partikel
Laju pembakaran biobriket akan naik dengan adanya kenaikan kecepatan aliran udara
dan kenaikan temperatur.
Jenis bahan bakar akan menentukan karakteristik bahan bakar, dimana karakteristik
tersebut antara lain kandungan volatile matter dan kandungan moisture.
Sebagian besar listrik yang dihasilkan di seluruh dunia dihasilkan dari pembakaran
minyak, batubara dan gas alam. Gas alam (metana, CH 4) merupakan bahan bakar yang relatif
bersih dan batubara adalah kotor.
Penggunaan utama dari pembakaran bahan bakar adalah energi yang digunakan untuk
berbagai keperluan.
Mesin roket, pembakaran internal, atau mesin piston, dan mesin jet semua tergantung
pada pembakaran bahan bakar untuk menghasilkan listrik.
Pembakaran bahan bakar juga memilik kerugian, pembakaran bahan bakar fosil memiliki
sejumlah efek samping yang sangat tidak menyenangkan, mulai dari masalah kesehatan yang
disebabkan oleh polusi udara terhadap perubahan iklim yang disebabkan oleh kelebihan karbon
16
dioksida di atmosfer global. Beberapa efek dari pembakaran bahan bakar seperti yang tercantum di
bawah ini
6. STOIKIOMETRI
Istilah stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu stoicheon yang berarti unsur dan
metron yang berarti pengukuran. Jadi, proses stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari
hubungan kuantitatif antara pereaksi dan produk dalam reaksi. Stoikiometri dapat dikatakan
pula sebagai hitungan kimia.
Terdapat dua aspek penting dalam reaksi kimia pembakaran. Yaitu yang pertama,
stoikiometri pembakaran, dalam stoikiometri kimia pembakaran, hal yang diinginkan adalah
untuk mengetahui secara tepat atau secara stoikiometri jumlah udara yang harus dipergunakan
untuk mengoksidasi bahan bakar. Jika udara yang masuk lebih besar dari jumlah
stoikiometrinya, campuran ini disebut dengan fuel-lean, apabila lebih sedikit dari stoikiometri,
campuran ini disebut fuel-rich. Perbandingan stoikiometri udara-bahan bakar ditetapkan
17
dengan menulis neraca massa atom dengan asumsi bahwa bahan bakar bereaksi secara
sempurna. Oksigen yang dipergunakan dalam kebanyakan proses pembakaran berasal dari
udara yang umumnya tersusun atas 21% oksigen dan 79% nitrogen (%volume), sehingga untuk
setiap mol oksigen dalam udara terdapat 0.79/0.21 mol N 2 atau 3.76 mol nitrogen. Untuk
bahan bakar hidrokarbon CxHy .
CxHy + a/(O2 + 3.76 N2) xCO2 + (y/2) H2O + a5O2 + 3.76 aN2
Kedua, hukum termodinamika 1, besarnya energi yang dilepaskan pada saat reaksi
pembakaran terjadi disebut dengan panas pembakaran. Besarnya panas pembakaran ini sangat
tergantung dari jenis bahan bakar yang dipergunakan dan kondisi proses, isobar, isothermal
atau isovol. Secara umum panas pembakaran suatu reaksi pembakaran dinyatakan dalam
panas entalpi, H, dengan satuan kJ/kg atau kJ/mol. Dalam termofluida, panas pembakaran
didefinisikan sebagai panas yang dilepaskan per satuan massa bahan bakar jika stoikiometrik
reaktan (bahan bakar + udara) terbakar dimana reaktan dan produk atau hasil reaksi berada
pada suhu 298.15 K dan tekanan 1 atm
18
Unsur % Berat
Karbon 85,9
Hidrogen 12
Oksigen 0,7
Nitrogen 0,5
Sulfur 0,5
H2O 0,35
Abu 0,05
BAB III
KESIMPULAN
Banyak sekali macam proses dan dinamika yang harus kita ketahui dalam proses
pembakaran beserta dampaknya pada kehidupan masa kini, penggunaannya yang masih
dibutuhkan walaupun ada dampak polusi udara pada pembakaran tertentu. Di pelukan
pembaharuan pembaharuan pada system pembakaran agar system pembakaran lebih
ekonomis dan lebih bersih pastinya
19
Daftar Pustaka
http://cemistry-family.blogspot.co.id/2011/11/pembakaran-sempurna-dan-tidak-sempurna.html
http://bahanbakar-gas.blogspot.co.id/2015/02/jenis-jenis-bahan-bakar.html
https://drive.google.com/file/d/0B26edly7EXHcRTBiTENIMTFCYXM/view
20