Anda di halaman 1dari 40

PT.

SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk


Pabrik Tuban

BAB V
TUGAS KHUSUS

5.1. Tugas Seksi Pemeliharaan Mesin Kiln dan Coal Mill


Produktivitas merupakan salah satu tolak ukur kemampuan dalam menghasilkan
suatu barang atau jasa, sedangkan kontinuitas adalah keberhasilan menjalankan suatu sistem
secara terus – menerus dan berkesinambungan. Untuk mencapai suatu tolak ukur diatas tadi
perlu kiranya dibentuk suatu tim inspeksi peralatan dan perbaikan mesin pada seksi
pemeliharaan kiln dan coal mill tuban 1, 2, 3. Adapun tugas dari tim inspeksi ini secara garis
besar sebagai berikut :
5.1.1. Breakdown Maintenance
Yaitu perawatan / perbaikan yang dilakukan setelah terjadi masalah atau trouble
(system down high cost).
5.1.2. Preventive Maintenance
Yaitu maintenance yang dilakukan secara berkala dan terjadwal berdasarkan waktu,
untuk mencegah terjadinya kerusakan pada mesin (peralatan), yang mana informasi
diberikan kepada operator maupun petugas dilapangan harus benar dan sesuai dengan
kondisi dan situasi yang sebenarnya, dengan memperhatikan beberapa faktor yaitu :
 Time Base.
 Master Schedule.
 Spare part selalu disiapkan.
Hal – hal yang harus diperhatikan pada preventive maintenance adalah pendaftaran
semua jenis kegiatan dan masing – masing peralatan yang meliputi pembersihan,
penggantian suku cadang, adjusment ( penyetelan ), dan tes fungsi, disamping itu juga
memberi uraian lengkap terhadap masing – masing jenis kegiatan yaitu :
 Pekerjaan yang dilakukan
 Lokasi peralatan
 Mematikan semua peralatan yang ada untuk pengecekan dan pekerjaan
preventive ini direncanakan berdasarkan manual yang ada dilapangan sehingga
tindakan selanjutnya akan lebih mudah.

1
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

5.1.3. Corretive Maintenance


Yaitu tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki suatu peralatan setelah gangguan
itu terjadi dan evaluasi dilaksanakan pada saat kondisi mesin ( peralatan ) dimatikan atau
mati dengan sendirinya pekerjaan ini dapat direncanakan, kecuali pelaksanaan dengan
conditional monitoring atau terjadi perbaikan karena kondisi memang harus dilaksanakan.
5.1.4. Predictive Maintenance
Yaitu perawatan atau perbaikan dilakukan berdasarkan kondisi peralatan. Kegiatan
Predictive Maintenance meliputi :
 Adanya inspeksi terjadwal.
 Berdasarkan analisa.
 Penyediaan Spare part lebih baik.
 Cost lebih rendah.
5.1.5. Overhoul
Yaitu memperbaiki mesin – mesin secara total bisa dikarenakan karena trouble
( gangguan ) yang besar atau karena kondisi peralatan ( mesin ) yang harus diperbaiki atau
penggantian suku cadang. Oleh karena itu pekerjaan dapat direncanakan dan disusun
jadwalnya dengan baik. Pekerjaan ini timbul dalam usaha melakukan improvement terhadap
exiting plant. Oleh karena itu pekerjaan perbaikan yang secara total menyangkut kegiatan –
kegiatan proses produksi dalam waktu yang lama tenaga pekerja yang banyak serta dalam
kondisi mesin yang mati, Kegiatan ini harus dikoordinasikan dengan seksi – seksi yang lain
berkaitan dengan proses produksi semen untuk pekerjaan yang kecil ( modifikasi ) dilakukan
sendiri. Pekerjaan yang besar dan membutuhkan penanganan secara serius dengan waktu
yang lama , maka pekerjaan tersebut dilakukan di bengkel mesinn dan bila di bengkel mesin
PT. Semen Gresik tidak mampu menyelesaikan dengan cepat, maka pekerjaan ini diserahkan
diluar unit kerja di PT. Semen Gresik ( Persero ).

5.2. Peralatan Dalam sistem Proses Kiln dan Coal Mill


1. Alat penyimpan dinamakan blending silo (411.BS), Kiln Feed Bin (421.BI-1)
2. Alat pengumpan suspension preheater (441.PH), Preheater ID Fan (441.FN)
3. Alat transportasi material, terdiri dari :

2
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

a. Belt conveyor.
b. Clinker Transport
- Chain Conveyor (441.CV)
- Pan Conveyor (441.DB)
c. Bucket elevator (chain bucket, belt bucket).
d. Air slide, aeroslide, fluxoslide (pneumatic conveying).
4. Alat utama :
a. Rotary Klin (441.KL-1)
b. Coal Roller Mill (471.RM-1)
c. Clinker Cooler (441.CC-1)
d. Table Feed (471.TF-1)
6. Alat penangkap debu, bag house filter, electrostatic precipitator.
7. Alat penunjang lain :
a. Flowmeter.
b. Blower.
c. Pompa hidrolik.
f. Plant air, etc.
8. Alat pendingin :
 Aeration Blower (411.BL)
 Coal Mill ID Fan (471.FN)

3
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

5.3. Sistem Kiln

Gambar 4.1 Gambar Kiln


Sumber Materi Training Tenaga PKWT – 2008

Frederick Ransome adalah orang yang pertama kali memperkenalkan rotary kiln
pada industri semen. Penemuannya tersebut di patent kan di Inggris pada tanggal 2 Mei
1885, sedangkan di Amerika serikat tanggal 20 April 1886. Rotary kiln penemuan
Ransome ini pada awalnya sangat sederhana, menggunakan bahan bakar gas dengan
penemuan kiln pertamanya ini ber diameter 1.8 – 2.0 meter. Sedagkan panjangnya kiln
tersebut hanya 20 – 25 meter dengan kapasitas antara 30 – 50 ton / hari.
Kiln merupakan suatu tabung silinder yang terbuat dari plat baja dengan ketebalan
tertentu menyerupai pipa besar, dan bagian dalam tabung silinder tersebut dipasangkan
batu tahan api (fire brick) untuk melindungi dinding plate tersebut karena temperatur
operasi pembakaran di dalam kiln mencapai 1400 oC. Begitu pula karena dalam proses
operasinya rotary kiln harus diputar pada posisi mendatar dengan kemiringan 3 – 5 %
maka dilengkapi dengan supporting roller sebagai tumpuan berputar kiln.

4
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

Sumber Materi Training Tenaga PKWT – 2008


Komponen Utama Kiln
Kiln terdiri dari komponen utama sebagai berikut :
- Kiln Shell
- Tyre / Live Ring
- Supporting Roller / Carrying Roller
- Trust Roller
- Kiln Drive
- Inlet Seal dan Discharge Seal

 Kiln Shell
Selimut luar tabung cylinder rotary kiln ini berupa plate baja dengan spesifikasi
tertentu sesuai design begitu juga ketebalannya, bagian ini yang disebut dengan kiln
shell. Untuk di pabrik Tuban ini rotari kiln di design dengan ketebalan shell yang
berbeda-beda sesuai dengan posisinya mulai dari 28 mm, 32 mm, 50 mm, 75 mm dan
90 mm. Pada posisi supporting roller baik di pier I , II dan III digunakan shell yang
paling tebal karena posisi ini merupakan tumpuan dari beban kiln dan isinya,

5
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

kemudian ketebalan shell menurun untuk posisi di antara supporting roller. Untuk
detailnya bisa dilihat pada gambar yang ada.

Gambar : Kiln Shell


Sumber Materi Training Tenaga PKWT – 2008

 Tyre / Live Ring


Bagian ini yang ikut mendukung kiln shell pada supporting roller, sedangkan
jumlahnya untuk setiap kiln berbeda disesuaikan dengan design yang dipilih. Di pabrik
tuban untuk masing-masing kiln didesign dengan menggunakan 3 (tiga) buah live ring
yang terpasang sepanjang kiln yaitu pada posisi meter ke 7 (pier I), kemudian meter ke
37 (pier II) dan meter ke 69 di ukur dari discharge end. Tyre atau live ring ini
merupakan cincin besar dan tebal terbuat dari baja casting yang dipasang melingkar
diluar kiln shell sehingga bisa bertumpu dengan baik pada supporting roller.
Pemasangan tyre terhadap kiln shell tidak disambungkan fix (mati) melainkan hanya

6
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

melingkari kiln shell dan terpisah satu sama lain sehingga dalam berputar keduanya
mempunyai kecepatan relative. Diantara tyre dan shell disisipkan plate yang berupa
ptongan atau segment yang disebut dengan tire pad. Perbedaan jarak tempuh dalam
berputar ini memang sangat diperlukan untuk mengantisipasi terjadi pemuaian saat
beroperasi, istilah ini biasa disebut dengan migrasi kiln. Hal ini dikarenakan ketebalan
antara kiln shell dan tyre / live ring yang jauh berbeda sehingga jika terjadi pemanasan
maka pemuaiannya tidak sama.

Gambar : Pengukuran Migrasi Kiln Shell


Sumber Materi Training Tenaga PKWT – 2008
Migrasi kiln shell juga sudah ditentukan yang ideal antara 5 – 20 mm setiap
putaran, dan jika hal tersebut tidak terpenuhi akan mengakibatkan kondisi yang tidak
normal atau malah mengakibatkan kerusakan pada kiln shell maupun lining brick.
Apabila migrasi kiln shell yang terjadi terlalu longgar maka akan terjadi defleksi
yang berlebihan pada kiln shell itu sendiri pada saat berputar sehingga akan
mempengaruhi tatanan fire brick didalamnya dan menyebabkan jatuh atau lepasnya
fire brick. Demikian pula sebaliknya jika migrasi kiln shell terlalu kecil bahkan 0 mm,
maka pemuaian kiln shell akan dibatasi oleh tyre/live ring sehingga kiln shell seperti
dicekik (chocking). Pada temperatur sekeliling yang cukup tinggi maka pertemuan
permukaan antara kiln shell, tyre / live ring dan supporting roller, bisa mempercepat
terjadinya keausan atau cacat permukaan, untuk itu dipergunakan grafit block dan
grafit powder sebagai pelumas .

7
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

Gambar : Pengukuran Migrasi Kiln Shell


Sumber Materi Training Tenaga PKWT – 2008

Gambar : Ilustrasi Tyre Kiln & Tyre Pad


Sumber Materi Training Tenaga PKWT – 2008
 Supporting Roller / Carrying Roller
Supporting roller merupakan tempat bertumpunya tyre / live ring yang otomatis
merupakan tumpuan dari semua beban kiln, dan masing-masing tyre ditumpu oleh 2
(dua) supporting roller yang berputar pada suatu bantalan (bearing). Supporting roller
ini terbuat dari baja casting pejal dan dipasangkan pada poros (shaft) secara shrink

8
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

fitted sehingga bisa menyatu dengan kuat. Posisi penempatan kedua supporting roller
terhadap garis sumbu kiln membentuk sudut kira-kira 60o . Sedangkan garis sumbu
kedua supporting roller terhadap sumbu kiln disesuaikan untuk mengatur beban gaya
dan posisi kiln saat berputar. Bearing yang digunakan untuk menumpu shaft
supporting roller berupa trust slide bearing yang didesign khusus. Pelumasannya
menggunakan sistem celup dengan timba-timba kecil untuk mengisi seluruh
permukaan shaft dan menggunakan sirkulasi pendinginan air dari luar yang
dimasukkan kedalam ruang penampung oil untuk menjaga temperatur oil teap rendah.

Gambar : Supporting Roller


Sumber Materi Training Tenaga PKWT – 2008

9
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

 Trust Roller
Design dari kiln di pabrik Tuban ini adalah pasang mendatar dengan kemiringan
3 % – 5 % kearah discharge, sehingga dalam operasi normal posisi kiln cenderung
turun. Dengan demikian maka gaya axial searah sumbu kiln yang terjadi pada bearing
supporting roller akan sangat besar, maka untuk membagi gaya axial tersebut
dilakukan setting posisi supporting roller dan ditambahkan trust roller unit. Juga dalam
operasi kontinyu yang lama lintasan (pertemuan) permukaan tyre/live ring dengan
supporting roller agar tidak selalu dalam satu posisi yang bisa mengakibatkan
terjadinya alur atau keausan setempat, maka pertemuan lintasan permukaan tersebut
harus selalu bergerak (berpindah) pada posisi yang sudah ditentukan.

10
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

Gambar : Diagram Hydraulic Trust Roller.


Dengan terjadinya perpindahan posisi yang terus menerus ini membuat keausan
permukaan lintasan menjadi rata, untuk itu dipasangkan trust roller agar membantu
gerak naik dan turunnya posisi kiln secara kontinyu. Dengan pemasangan trust roller
ini maka beban axial dari kiln ini sekitar 60 % akan diambil untuk mengurangi beban
axial bearing supporting roller.
Untuk mengatur posisi kiln ini trust roller dilengkapi dengan hydraulic power
unit lengkap dengan actuator dan control systemnya, dan dipasang pada tyre III dekat
dengan girth gear kiln drive. Untuk mengetahui posisi dari kiln dipasang limit switch
yang mana mengindikasikan pada posisi low atau high. Langkah maju dan mundurnya
trust roller ini dari titik 0 adalah +15 mm dan – 15 mm.

11
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

Gambar : Hydraulic Trust Roller Unit


Sumber Materi Training Tenaga PKWT – 2008

12
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

Gambar : Trust Roller


Sumber Materi Training Tenaga PKWT – 2008

 Kiln Drive
Untuk memutar kiln dipergunakan penggerak open gear rim (girth grar) dan
pinion yang disambungkan pada gear box reducer serta motor drive. Di pabrik Tuban

13
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

untuk penggrak kiln ini menggunakan single drive (satu pinion dan satu gearbox)
dengan double motor drive yang terpasang secara seri. Selain itu juga dipasang
auxiliary drive yang berupa diesel engine untuk keperluan maintenance maupun
emergency.

Gear Box Kiln Drive


Manufacture : Flender
Type : SDN 710
Power : 1200 kW
Gambar :

Gambar : Gear Box Flender SDN 710

14
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

Hal yang perlu diperhatikan pada klin drive adalah aligment dari gear rim dan
pinion, torsion shaft, gear box, dan motor, terutama pada saat menentukan sumbu baru
dari aligment kiln.
Clearance antara gear rim dan pinion tergantung pada modul dan pitch. Sebagai
pedoman dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

15
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

Tabel 4.1 Tabel Clearance

Gambar Pinion
Girth gear (main gear) dipasang pada kiln shell diantara tyre II dan Tyre III
dengan sistem spring mounting conection, yitu tidak langsung dipasang fix tetapi
menggunakan spring plate yang disusun sedemikian rupa sehingga bisa menjadikan

16
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

efek spring. Hal ini diperlukan untuk mengantisipasi terjadinya vibrasi karena adanya
shock load dari beban kiln. Girth gear terdiri dari dua bagian yang ditangkupkan
menjadi satu lingkaran penuh yang diikat kuat oleh baut dengan design khusus biasa
disebut superbolt.

Gambar : Sambungan Main Gear dg Supper Bolt

Pada prinsipnya superbolt ini berfungsi untuk mengikat seperti normalnya baut,
tetapi karena ukuran dan posisi untuk memudahkan pemasangannya maka dibuatlah
design khusus tersebut.

17
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

Gambar : Super Bolt

18
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

Gambar : Kiln Drive , Pinion, Main Gear

19
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

Untuk menjaga kelangsungan operasi dalam pemeliharaan di main gear ini yang paling
utama adalah mengenai pelumasan. Beroperasi kontinyu pada temperatur yang cukup tinggi
dengan beban yang bisa berfluktuasi maka kegagalan pelumasan bisa berakibat fatal . Pada main
gear kiln ini dengan sitem open gear maka pelumasannya dilakukan dengan penyemprotan
terhadap permukaan gigi antara girth gear dan pinion drive dengan cycle dan waktu tertentu yang
telah diprogram secara otomatis. Tidak ketinggalan juga safety device dipasang untuk
melengkapi dan menjaga keamanan main gear dan pinion kiln drive.

Gambar : Main Gear Lubrication Unit

 Inlet Seal dan Discharge Seal

20
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

Inlet dan Discharge (Outlet) Seal yang terpasang pada kiln ini berfungsi untuk
mengurangi masuknya udara luar yang masih dingin yang mengakibatkan pemborosan
konsumsi panas untuk proses pembakaran. Selain itu juga jika terjadi kebocoran pada
inlet seal maka bisa mengakibatkan tumpahnya material umpan kiln yang bisa
membahayakan sekitarnya karena temperatur material cukup panas.

21
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

Permasalahan Yang Sering Timbul Dalam Pengoperasian Kiln

22
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

5.4 Coal Mill


Untuk coal grinding di PT. Semen Gresik (Persero) Tbk menggunakan penggilingan
dengan type Vertical Roller Mill LM 26.3. Secara prinsip kerjanya vertical coal mill ini mirip
dengan vertical roller mill , yang jelas berbeda adalah material yang giling. Disamping itu juga
beberapa perbedaan mengenai pembatasan terhadap kandungan oksigen (O2) dalam proses. Hal
ini berkaitan dengan masalah safety, dimana coal akan mudah terjadi explosion atau terjadi
kebakaran, sedangkan untuk batu kapur tidak demikian.
Bagian utama dari vertical coal mill juga hampir sama dengan vertical roller mill kecuali
circulating lube system, yaitu :
1. Grinding Area (grinding table)
2. Roller
3. Absorber Suspension & Bladder Accumulator
4. Gear Box Reducer Drive
5. Electrical Motor Drive
6. Classifier
7. Hydraulic Spring System
8. Reducer Lube System
9. Safety Device

Spesifikasi Vertical Coal Mill :


• Type : Vertical Roller Mill , LM 26.30
• Manufacture : Loesche
• Capacity : 55 TPH

23
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

Gambar : Vertical Coal Mill Tuban 3 setelah overhaul

24
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

Gambar : Ilustrasi Vertical Coal Mill

25
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

Untuk system pelumasan bearing roller pada vertical coal mill ini menggunakan
system celup tanpa sirkulasi tidak seperti di vertical roller mill untuk raw material, hal ini
bisa diaplikasikan karena memang temperature operasi di coal mill jauh lebih rendah
dibandingkan dengan raw mill. Walaupun demikian kerusakan yang terjadi pada
komponen-komponen di coal mill hampir sama dengan apa yang terjadi di roller mill,
sehingga untuk perawatannya pun tidak jauh berbeda.
Didalam proses penggilingan coal ini terjadinya bahaya explosion dan kebakaran
sangat tinggi sehingga diperlukan perhatian yang serius terhadap proses yang sedang
berjalan maupun lingkungan disekitarnya. Terjadinya eksplosion maupun kebakaran
bisadipicu oleh tiga hal yang bertemu ditempat yang sama, yaitu batu bara (terutama yang
halus), oksigen (O2), dan sumber panas (bisa percikan api, puntung rokok, welding, dll.).
Sehingga untuk keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan di area coal mill, maka
diusahakan agar ketiga unsur penyebab kebakaran tersebut tidak bertemu disatu tempat. Dan
apabila terpaksa harus melakukan pekerjaan yang harus menimbulkan percikan api seperti
melakukan pengelasan maupun pemotongan yang menggunakan torch maka harus disiagakan
juga APAR (Alat Pemadam Api Ringan) atau menghubungi unit Pemadam Kebakaran (PMK)
untuk antisipasi sebelum melakukan pekerjaan.

26
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

5.5 Alat Transportasi Material


4.3.3.1. Belt Conveyor
Belt conveyor adalah alat transportasi yang paling efisien dalam pengopraiaanya
jika dibanding dengan alat berat / truck untuk jarak jauh, karena dapat mentransport
material lebih dari 2 kilometer, tergantung desain belt itu sendiri. Alat angkut bahan yang
sangat umum dipakai untuk memindahkan material padat, dengan desain jarak yang
pendek (m) sampai dengan jarak yang sangat jauh (km), dengan kecepatan sampai dengan
5 mm/dtk dan membawa bahan sampai dengan 5.000 ton/jam. Batasan kemiringan alat ini
maksimum adalah 30o, namun biasanya kemiringan yang pakai adalah 18o–20o. Hal yang
penting diperhatikan dalam memilih alat transportasi ini adalah :
a. Jenis bahan yang akan ditangani, sifat fisik berupa bongkahan, butiran atau material
yang halus, kandungan air, temperatur serta sifat kimia bahan, reaktif, tonase
maksimum, kondisi operasi : lingkungan (suhu tinggi dan korisif), cuaca (suhu dan
kelembaban).
b. Lebar dan kecepatan belt conveyor.
c. Power.
d. Loading dan discharge point.

Gambar 4.13 Penampang belt conveyor dan susunan idler

Bagian – bagian Belt Conveyor :

27
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

1. frame 6. feed hopper


2. Lower pulley 7. Endless belt
3. Driving pulley 8. Discharge Spout
4. Drive unit 9. Upper pulley
5. Take up pulley

Spesifikai Belt Conveyor :


Tahun pembuatan : 1993
Kapasitas : 1.200

Konstruksi bahan belt conveyor


a. Carcass
Fungsi carcass adalah untuk mentransmisikan dan menyerap gaya yang
bekerja pada belt. Gaya tersebut adalah tegangan tarik belt dari driving pulley.
Kemudian carcass juga menyerap beban impact yang sebagian muncul pada saat
material diumpankan ke belt dan sebagian lagi ketika belt yang membawa material
melewati carrying idlers.
Material carcass yang umum digunakan dijelaskan sebagai berikut:
1. Cotton (B), natural fibre digunakan pada warp dan weft. Cotton digunakan
pada belt conveyor, tetapi menggunakan material sintetis.
2. Polyester (E), synthetic fibres seperti Terylene, Trevira, Diolen dan Tetoron.
Polyester terpengaruh oleh kelembaban atau mikro organisme. Bahan ini
sangat fleksibel, memiliki stabilitas dalam arah memanjang dan tahan
terhadap asam.
3. Polyamide (P), synthetic fibres yang dikenal sebagai Nylon dan Perlon. Bahan
ini memiliki karakteristik yang hampir sama dengan Polyester, kecuali dalam
hal stabilitas dalam arah panjang belt.
4. Polyester-Polyamide (EP), Bahan EP terdiri dari Polyester sebagai warp dan
Polyamide sebagai weft. Kombinasi ini memberikan kemungkinan
karakteristik bahan yang paling baik dengan keuntungan sebagai berikut:
 Kekuatan yang tinggi dan proporsional dengan berat.

28
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

 Ketahanan impact tinggi.


 Elongation dapat diabaikan.
 Fleksibilitas besar, excellent troughability.
 Tidak rentan terhadap kelembaban dan mikro organisme.
b. Steel Net
Steel net, terdiri dari steel wires, digunakan sebagai ply ekstra pada carcass
untuk melindungi bahan EP dari sobekan longitudinal sementara kemampuan
lengkungan dipertahankan (trough formation is kept).
c. Cover
Cover melindungi carcass dan memberikan friksi yang diperlukan antara belt
dengan driving pulley dan antara belt dengan material. Cover harus memenuhi dua
atau lebih karakteristik yang dibutuhkan yaitu tahan terhadap pengaruh material yang
ditransport dan cuaca, tahan gesekan dan tahan lama, tahan terhadap oil dan panas
dan antistatik.
d. Jumlah Ply (Lapisan)
Jumlah ply sangat bergantung kepada prasyarat yang telah diuraikan di atas,
biasanya terdiri dari:
 2-ply Belts, Konstruksi carcass ini terdiri dari 2 ply dan innerply yang terbuat
dari karet. Pada 2-ply belt programme RO-PLY, ROULUNDS menggunakan
innerply STIFLEX yang terdiri dari karet dan serat tekstil (textile fibres).
Konstruksi ini memberikan lengkungan (troughability) dan stabilitas arah belt
yang bagus.
 Multiply belts, Memiliki tiga atau lebih ply pada carcass untuk meningkatkan
kekuatan dan stabilitas.
Lebar Belt Jumlah Ply Carcass
(mm)
-800 3-4
800 - 1400 4-5
1400 - 2200 5 - 6
Tabel 4.5 Pemilihan jumlah ply
e. Carrying Part

29
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

 Troughed idlers, dengan 2 - 5 idler digunakan untuk mentransportasikan


material dalam bentuk curah. Troughed idlers memberikan kapasitas yang
tinggi, kemungkinan kecil tumpahnya material dan guide belt yang efektif.
 Flat idlers set, terutama digunakan untuk mentransportasikan material dalam
kemasan, dan jika material di-loading dan di-unloading dari samping dan juga
untuk belt yang memiliki dinding samping (sidewall). Sliding plate, dapat
digunakan untuk mentrasportasikan material dalam kemasan dan material
curah.
 Sliding plate bisa terbuat dari steel, plastics atau kayu yang keras. Untuk
mengurangi gaya gesek antara belt dengan sliding plate, biasanya digunakan
belt yang memiliki gesekan rendah pada bagian bawahnya.

Gambar 4.14 Return Idler

Hal yang perlu di inspeksi dan monitoring belt conveyor :


 Keadaan beltnya baik tidak sobek dan Gear wheelnya normal
 Keadaan bearing – bearingnya normal
 Kelainan pada chain drivennya
 Keadaan bolt- boltnya dan Sambungangan beltnya
 Material yang nempel pada head pulleynya atau pada tail pulleynya
 Return roller dan cerry rollernya berfungsi dengan baik

30
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

Gambar 4.15 Susunan peralatan belt conveyor

4.3.3.2. Bucket Elevator


Bucket elevator berfungsi untuk menaikkan material berbentuk bubuk granulas dan
lumpy (semen,pasir dll). Elevator ini bisa memindahkan material dalam arah vertikal
maupun miring/inklinasi dengan menggunakan rantai atau belt.

 Chain Bucket Elevator


Bucket elevator jenis rantai ini bisa dipakai untuk memindahkan material sampai
dengan ukuran 50mm dengan temperatur sampai 3500C. Disain kapasitas dari bucket
elevator biasanya sama dengan 75% dari kapasitas penuh yang bisa di tangani oleh alat
transport ini. Kecepatan rantai dari jenis ini 1.0 sampai 1.9 m/s ada juga jenis bucket rantai
dengan putaran rendah antara 0.4 sampai 0.6 m/s untuk transport dengan beban yang
tinggi. Bucket chain elevator dapat dibagi menjadi 3 golongan menurut kecepatan gerak
dari rantai dimana bucket ditempelkan:
a. Low Speed Gravity (continous elevator): pada dasarnya jenis ini adalah bucket
dengan kecepatan rendah dimana material dikeluarkan dari bucket hanya dengan gaya
grafitasi, biasanya dimensi dari bucketnya lebih kecil dari jenis yang lain. Jenis

31
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

bucket ini biasa untuk mentransport material dengan kadar air / Lumpur yang tinggi
dengan ukuran material dari 50 sampai 125mm.
b. Medium Speed Centrifugal Discharge Elevator: bucket dengan kecepatan menengah
dengan kemampuan untuk mentransport material yang mudah mengalir/ halus sampai
dengan ukuran 50mm. Dimensi bucket dibuat lebih besar/ lebih panjang dan dipasang
overlapping dengan bucket sebelahnya untuk mencapai pengisian atau kapasitas yang
lebih besar dimana proses pengeluaran bisa dilakukan karena adanya gaya sentrifugal
dan grafitasi, material yang tidak keluar karena gaya grafitasi/ letaknya diposisi
belakang dapat melanjutkan keluar bucket dengan adanya gaya grafitasi dan
dipantulkan oleh sisi punggung bucket yang ada dibawahnya.
c. High Speed Centrifugal Discharge Elevator: merupakan jenis yang banyak dipakai
saat ini dimana jenis ini memiliki kecepatan yang tinggi > 2 m/s, bisa mentransport
material yang mudah mengalir sampai ukuran 50mm dan mengeluarkan material dari
bucket hanya dengan adanya gaya sentrifugal.

Gambar 4.16 Chain bucket elevator dan bagian- bagiannya

32
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

 Belt Bucket Elevator


Belt bucket elevator saat ini menjadi menjadi bagian penting yang tak terpisahkan
pada semua lini proses produksi didalam sebuah pabrik, hal ini disebabkan oleh makin
majunya proses disain belt bucket elevator untuk memenuhi kebutuhan handling material
pada posisi vertikal baik dari aspek kapasitas, ketahanan temperatur, ketinggian
pemindahan material, umur pakai maupun dari segi effisiensi energi listrik.

Gambar 4.17 Belt bucket elevator dan bagian- bagiannya

 Jenis – Jenis Bucket Elevator


Menurut cara pemasukan dan penumpahannya, ada dua jenis yaitu :
 Dengan kecepatan centrifugal yang tinggi.
 Dengan kecepatan gravitasi rendah

33
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

Keuntungannya
 Disain kompak.
 Dapat menaikan beban cukup tinggi (sampai dengan 50 m) dan kapasitas bisa
mencapai 5 s/d 160 m3/jam.
Kerugiannya
 Sangat sensitif terhadap beban lebih.

 Cara kerja Bucket Elevator


Bulk material dimasukkan dengan feed hopper pada bagian bawah dari elevator,
kemudian diserok oleh bucket ke atas dan ditumpahkan pada bagian atas disalurkan
melalui corong ke peralatan lain. Pemasukan material ada dua cara yaitu diserok langsung
oleh bucket yang berjalan ke atas dan diisikan langsung pada bucketnya. Pada umumnya
kedua cara diatas diterapkan bersamaan. Material seperti clinker, batu bara, semen dan
sebagainya dimasukan denhgan cara pertama. Kecepatan untuk cara ini bisa lebih tinggi
antara 0,8 s/d 2 m/s dibanding cara kedua.

34
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

4.3.3.3. Screw Conveyor


Adalah alat transport untuk memindahkan material dengan cara ditarik atau
didorong menggunakan ulir, dimana alat ini cocok untuk material powder atau granular
tetapi kurang abrasif. Filling degree yang direkomendasikan adalah 0.30 – 0.35, tergantung
daripada material. (contohnya filter dust dan coal meal 0.32, cement dan raw meal 0,35).

Gambar 4.18 Screw Conveyor dan bagian-bagiannya


Hal yang perlu di inspeksi dan monitoreng screw conveyor meliputi :
 Melihat kebocoran dari seal dan casing S.C dan Keausan di hanger bearing
 Ada getaran tidak normal dari cassing S.C
 Bunyi atau kelainan di motor S.C dan Kelainan di coupling S.C
 Keadaan bolt di hanger bearing, join shaft, maupun tempat dudukan S.C

35
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

4.3.3.4. Fluxoslide/Aeroslide/Air Slide


Fluxoslides digunakan untuk mengangkut material dalam bentuk bulk seperti raw
meal dan semen secara pneumatik. Fluxoslide terdiri dari pipa segi empat dengan dua
compartment yang dipisahkan oleh polyester diaphragm. Udara bertekanan diberikan ke
compartment yang lebih rendah, yang biasanya dilakukan oleh fan. Permeabilitas
diaphragm adalah 1.5 m3/m2 min., pressure drop 100 mm water column. Alat ini hanya bisa
dipakai untuk pengangkutan bahan ke ketinggian yang lebih rendah dengan kemiringan
tertentu.

Gambar 4.19 Penampang Airslide

Gambar 4.20 Aplikasi penempatan Airslide dalam proses penggilingan

36
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

4.3.4. ALAT PENANGKAP DEBU


Sejumlah udara dialirkan di dalam mill menggunakan fan untuk mendinginkan
atmosfir mill karena efek panas yang ditimbulkan oleh proses penggilingan menggunakan
fan. Pada proses ini sebagian produk semen dengan kehalusan tertentu karena densitasnya
yang ringan akan terikut terbuang, oleh karena itu maka sebagian produk tersebut
ditangkap oleh sebuah bag house filter (dinamakan BF dan fan mill) agar dapat terpisahkan
dengan udara yang akan dibuang ke lingkungan.
Dalam proses separator produk yang halus ditarik menggunakan fan kemudian
sebagian besar dipisahkan menggunakan cyclone dan sisanya dilewatkan di dalam bag
house filter (dinamakan BF dan fan separator) kemudian dimasukkan ke dalam air slide
bersama dengan produk dari BF mill dan cyclone. Bag house ini dapat digantikan dengan
electrostatic precipitator yang memiliki fungsi yang sama yaitu mengumpulkan partikel
produk yang sangat halus dengan cara kerja yang berbeda.

4.3.4.1. Bag house filter


Jet Pulse Filter adalah automatic filter yang
khusus dirancang untuk membersihkan debu yang
terkandung didalam suatu aliran udara yang bersumber
dari alat transport material atau peralatan lainnya. Filter
ini bekerja menggunakan kantong atau bag sebagai
media penyaringnya, dimana spesifikasi media ini sangat
beragam sesuai dengan kondisi pemakaiannya.
Gambar 4.21 Penampang bag house
 Prinsip Kerja filter
Dengan tarikan fan, udara bercampur debu masuk melalui inlet yang terletak
pada bottom hopper. Pada bottom hopper terjadi penurunan kecepatan aliran campuran
tersebut. Selanjutnya aliran tersebut menembus bag-bag filter, dimana udara bersih lewat
dan debu akan menempel di dinding luar bag filter. Udara bersih selanjutnya terus mengalir
melalui venturi masuk ke ruang udara bersih dan keluar melalui outlet menuju filter fan.
Debu yang tertahan di permukaan bag filter akan mengakibatkan meningkatnya pressure

37
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

drop di filter chamber sehingga beban operasi menjadi naik. Karena itu penumpukan debu
di bag filter tersebut perlu dibersihkan secara periodik sesuai dengan kebutuhan operasi.
Proses perontokan debu pada bag filter diatur dengan menggunakan timing
controller yang dihubungkan dengan selenoid valve. Selenoid valve nantinya akan bekerja
secara terprogram untuk membuka diafragma valve, sehingga udara tekan dapat terinjeksi
melalui pipa-pipa nozzle dan venturi untuk membersihkan bag filter. Injeksi udara
bertekanan tersebut (4.1 – 6.9 bar) terjadi dalam selang waktu singkat (± 0.1 detik) yang
mengakibatkan bag mengembang secara mendadak sehingga tumpukan debu terlepas dan
jatuh dari bag ke hopper.
Program pembersihan atau injeksi udara tekan Jet Pulse Filter diatur dengan suatu
unit kontrol. Pulse time (lama pembersihan) dan cycle time (periode pembersihan) diatur
dari unit kontrol tersebut, termasuk pengaturan periode pembersihan antar row. Periode
pembersihan antar row diatur sedemikian rupa sehingga bag dalam row tertentu yang baru
saja dibersihkan tidak langsung tertutup debu. Contoh urutan pembersihan debu yang
menumpuk pada bag adalah seperti pada gambar berikut:

Gambar 4.22 Cara kerja Bag House Filter

38
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

4.3.4.2. Electrostatic Precipitator


Peralatan lain yang dirancang untuk membersihkan debu adalah EP atau
electrostatic precipitator. Cara kerja unit electrostatic presipitator adalah mengalirkan gas
atau udara yang dihisap melalui kamar yang berisi tirai-tirai electrode, yang terbuat dari
tembaga, kuningan ataupun arang. Elektroda ini diberi muatan arus searah dengan muatan
negatif (minus). Dengan demikian, setiap butiran partikel debu yang ada dalam udara atau
gas yang dialirkan melalui kamar tersebut akan termuati dengan muatan negatif dengan
tegangan tinggi sebesar 30 – 50 KV. Sebelum keluar menuju cerobong, gas atau udara
tersebut mengalir melalui lempengan atau pelat yang bermuatan positif, sehingga partikel
debu yang bermuatan negatif cenderung untuk menempel pada lempengan atau pelat
tersebut. Gas atau udara yang bersih akan melanjutkan alirannya keluar melalui cerobong.
Debu atau partikel yang menempel pada lempengan pelat atau collecting plate
secara periodik dibersihkan dengan getaran mekanik (rapping) atau metoda lainnya,
sehingga jatuh ketempat penampungan (hopper) yang selanjutnya akan diproses keluar
melalui material conveying di bawah unit electrostatic precipitator.

Gambar 4.23 Cara kerja dan bagian-bagian EP

39
PT. SEMEN GRESIK ( Persero ) Tbk
Pabrik Tuban

4.3.5. Alat Penunjang


4.3.5.1. Fan Mill
Didalam proses penggilingan semen, sebagian besar material diproses dan
digerakkan dengan menggunakan bantuan tarikan udara. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut dipakai peralatan yang disebut fan atau blower. Karena semen merupakan material
yang sangat abrasive, biasanya fan atau blower yang digunakan didalam proses ini
dikategorikan heavy duty yang dibuat dengan bahan khusus anti aus atau wear resistance.
Dibanyak aplikasi sering dicoba menggunakan lapisan keramik, chromium carbide atau
tungsten carbide untuk mendapatkan performa yang stabil dan berumur panjang.
Rancangan deflektor secara sesuai kebutuhan juga dipakai untuk mengurangi efek abrasive
dari material.

Gambar 4.24 Fan mill dan bagian - bagiannya

40

Anda mungkin juga menyukai