Anda di halaman 1dari 21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Maintenance Rotary Klin

Dalam industri semen, panas selalu dibutuhkan untuk memaksimalkan


prose pembuatan semen. Jantung proses semen adalah Rotary Kiln dimana bahan
baku akan dibakar hingga meleleh. Namun untuk mencapai suhu pembakaran
yang diinginkan tentu dibutuhkan pemanasan yang lama. Efek pemanasan akan
mempengaruhi biaya operasi karena kebutuhan energi yang tinggi. Maka untuk
memenuhi kebutuhan panas pembakaran dialirkan udara panas pada proses awal
bahan baku seperti di Crusher, Raw Mill dan Preheater.

Kiln memiliki dua lapisan yaitu lapisan luar dan lapisan dalam dimana
pada lapisan luar dilapisi dengan baja st 400 sedangkan pada lapisan dalam
menggunakan bata tahan api jenis CAST-15ES yang berfungsi sebagai isolasi
untuk menahan panas yang terjadi pada saat proses pembakaran terjadi untuk
menahan.
Panas yang dihasilkan didalam tungku kiln tidak serta merta berimbas
keluar dikarena pada dinding kiln dilapisi oleh bata tahan api yang mampu
menahan panas yang sangat tinggi hingga 1600 0C sehingga lingkungan yang
disekitar kiln tidak terlalu panas pada saat kita berada disekitar area kiln. Di dalam
proses pembakaran pada kiln menggunakan bahan bakar Idustrial Diesel Oil
(IDO) dan batubara yang menjadi bahan bakar utama dalam proses pembakaran
dengan kapasitas 15,40 ton per-jam untuk membakar material yang ada didalam
kiln, sedangkan untuk IDO digunakan sebagai bahan bakar pemantik awal pada
saat kiln hendak dinyalakan setelah shut down. Pada dasarnya mengapa batu bara
yang digunakan sebagai bahan bakarnya karena biaya prosuksi nya lebih murah
sehingga dapat mengurangi cos dibandingkan menggunakan bahan bakar IDO.
2.2 Konstruksi Rotary Klin

Adapun konstruksi dari Rotary Kiln adalah sebagai berikut :

Sumber : PT.solusi Bangun Andalas

Gambar 2.1 konstruksi Rotary Kiln

2.3 Prinsip Kerja Rotary Klin

Umpan kiln dari preheater akan masuk melalui inlet chamber. Tenaga
gerak dari motor dan main gear menyebabkan kiln berputar. Perputaran pada kiln
diatur oleh girth gear yang berfungsi sebagai pengaman dan mengurangi beban
main gear. Karena pengaruh kemiringan dan gaya putar kiln, maka umpan kiln
akan bergerak perlahan disepanjang kiln.

Dari arah yang berlawanan gas panas hasil pembakaran batu bara
dihembuskan oleh burner, sehingga terjadi kontak panas dan perpindahan panas
antara umpan kiln dengan gas panas. Pembakaran akan terus berlangsung sampai
terbentuk klinkerdan akan keluar menuju klinker cooler. Selama proses
pembakaran, materal akan melewati 3 zone dalam kiln dengan range suhu yang
berbeda-beda sehingga dalam kiln akan terjadi reaksi kimia pembentukan
senyawa penyususn semen.
2.4 Bagian-bagian Dari Kiln

2.4.1 Gear Box

Adalah bagian dari Rotary Kiln. Berfungsi untuk pengatur atau penghantar
dari motor ke rotary kiln

Foto di ambil di PT. Solusi Bangun Andalas

Gambar 2.2 Gear Box


2.4.2 Girt Gear

Merupakan penggerak utama Klin yang berada didalam gear box. Cara
kerjanya adalah dengan menggunakan sistem roda gigi. Roda gigi tersebut
dipasang pada Sheel Klin dan berfungsi sebagai penggerak dari Klin. Arus
listrik yang memutar motor penggerak diteruskan ke transmisi roda gigi
pinion yang berhubungan langsung dengan girt gear Klin

Foto di ambil di PT. Solusi Bangun Andalas

Gambar 2.3 Girt Gear Dan Cover


2.4.3 Roller

Roller adalah bagian dari Kiln yang berfungsi sebagai dudukan Kiln yang
digunakan untuk memutar kiln.

Foto di ambil di PT. Solusi Bangun Andalas

Gambar 2.4 Roller

2.4.4 Trush Roller

Trush Roller berfungsi sebagai Stopper ( Penahan ) Klin untuk maju dan
mundur.

Foto di ambil di PT. Solusi Bangun Andalas

Gambar 2.5 Trush Roller


2.4.5 Supporting Roller

Supporting Roller adalah bagian kiln yang berfungsi sebagai media


penumpu atau dudukan kiln

Foto di ambil di PT. Solusi Bangun Andalas

Gambar 2.6 Supporting Roller Kiln

2.4.6 Tyre / Live ring

Tyre atau live ring merupakan alat yang dipasang pada sheel Klin dan
berputar bersama dengan Klin berfungsi sebagai media penumpu Klin dengan
supporting Roller.

Foto di ambil di PT. Solusi Bangun Andalas

Gambar 2.7 Tyre / Live ring


2.4.7 Seal Klin Inlet dan Lamela Seal outlet

Seal Klin Inlet dan Lamela Seal outlet sama- sama berfungsi untu mecegah
air atau udara luar masuk ke dalam Klin .

Foto di ambil di PT. Solusi Bangun Andalas

Gambar 2.8 Seal Klin Inlet dan Lamela Se al outlet

2.4.8 Burner

Berfungsi sebagai merupakam salah satu media pembakar di dalam Klin,


cara kerjanya dengan sistem penyemprotan batu bara berbentuk tepung dan
disemprotkan menggunakan rotary blower ke ruang pembakaran.penguraian
material dari Raw Material menjadi Clinker dengan suhu 1800ºC.

Foto di ambil di PT. Solusi Bangun Andalas

Gambar 2.9 Burner


2.5 Perawatan

2.5.1 Pengertian Perawatan

Perawatan adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau


peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau menyesuaikan/penggantian yang
diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi pruduk sesuai dengan yang
direncanakan.

Kegiatan-kegiatan pemeliharan meliputi beberapa kegiatan :

- Pengecekan kondisi peralatan bertujuan untuk mengetahui kondisi


sesungguhnya peralatan tersebut, apakah sesuai dengan kondisi yang
diharapkan.

- Service peralatan adalah suatu aktivitas yang bertujuan untuk


mempertahankan kondisi peralatan yang diharapkan.

- Perbaikan peralatan adalah suatu aktivitas yang dilakukan untuk


mengembalikan kondisi peralatan ke kondisi yang diharapkan.

2.5.2 Bentuk-Bentuk Perawatan

Ada beberapa bentuk perawatan yang dilakukan pada saat mesin sedang
beroperasi maupun pada saat berhenti, Maintenance atau perawatan dapat
dibagi dalam beberapa bagian, antara lain :

1. Preventive Maintenance (Perawatan Pencegahan)

Preventive Maintenance adalah suatu kegiatan perawatan pencegahan


(schedule maintenance) yang direncanakan baik itu secara rutin maupun periodic,
karena apabila perawatan dilakukan tepat pada waktunya, akan mengurangi down
time dari peralatan. Preventive maintenance juga sering disebut time base
maintenance dimana kegiatan pemeliharaan didasarkan pada periode waktu
tertentu. Preventive maintenance dilakukan dengan memberikan perhatian serius
terhadap unit-unit yang dianggap sebagai unit krisis, suatu unit dapat diklarifikasi
sebagai krisis apabila :

- Kerusakan unit dapat membahayakan dan mengancam keselamatan kerja.


- Kerusakan unit dapat mempengaruhi kualitas produk.
- Kerusakan unit menghambat jalannya produksi.

Adapun pengerjaan dasar dari Preventive Maintenance adalah :

a) Pemeriksaan (inspection)
Perkerjaan yang dilakukan untuk mengamati dan mendeteksi kelainan-
kelainan yang terjadi pada mesin yang beroperasi, seperti timbulnya suara
yang tidak normal, getaran dan kebocoran pelumas.

b) Pembersihan (cleaning)
Membersihkan mesin dari segala jenis kotoran yang menempel.

c) Penyetelan (adjustment)
Melakukan penyetelan untuk mengembalikan kondisi mesin pada kondisi
semestinya apabila diketahui ada kelainan.
d) Perbaikan (repair)
Perbaikan mesin secara teliti tanpa menggantikan komponen atau spare
part
e) Pergantian (replacement)
Pergantian komponen atau spare part secara periodic sesuai dengan umur
pemakaian.
f) Pelumasan (lubricant)
Diberikan kepada komponen-komponen mesin yang mengalami gesekan
selama beroperasi agar dapat berjalan dengan baik dan tahan lama. Dalam
memberikan pelumasan sangat diperhatikan jenis, jumlah, bagian yang
dilumasi dan waktu kerja pemberian pelumasan.

Preventive maintenance terbagi dua jenis, yakni :


a. Periodic Maintenance (Perawatan berkala)
Periodic Maintenance adalah perawatan berkala yang terjadwal
dalam melakukan pembersihan mesin, inspeksi mesin, meminyaki mesin
dan juga pergantian suku cadang yang terjadwal untuk mencegah terjadi
kerusakan mesin secara mendadak yang dapat menganggu kelancaran
produksi. Periodic maintenance biasanya dilakukan dalam harian,
mingguan, bulananan, ataupun tahunan.

b. Predictive maintenance
Predictive maintenance adalah perawatan yang dilakukan untuk
mengantipasi kegagalan sebelum terjadi kerusakan total. Predictive
maintenance ini akan memprediksi kapan akan terjadinya kerusakan pada
komponen tertentu pada mesin dengan cara trend perilaku mesin atau
peralatan kerja. Berbeda dengan periodic maintenance yang dilakukan
berdasarkan waktu (Time Based), Predictive maintenance lebih
menitikberatkan pada kondisi mesin (Condition Based).

Preventive maintenance dibagi lagi menjadi 4 bagian, yaitu :

1) Running Maintenance adalah suatu kegiatan perawatan yang dilakukan


hanya bertujuan untuk memperbaiki equipment yang rusak saja.
2) Turning Aroun Maintenance adalah perawatan terhadap peralatan yang
dihentikan pengoperasian.
3) Fist Level Inspection 4 sektor yaitu, see (lihat), hear (dengar), touching
(sentuh), smell (cium).
4) Second Level Inspection menggunakan alat ukur seperti alat ukur
getaran (Vibrating) dan alat ukur suhu (Temperature Measuring).
2. Correntive Maintenance (Perawatan Korektif)
Correntive Maintenance adalah perawatan yang dilakukan dengan cara
mengidetifikasi penyebab kerusakan dan kemudian memperbaikinya sehingga
mesin atau peralatan produksi dapat beroperasi normal kembali. Correntive
Maintenance biasanya dilakukan pada mesin atau peralatan produksi yang sedang
beroperasi secara abnormal (Mesin masih dapat beroperasi tetapi secara tidak
optimal).
3. Breakdown Maintenance (Perawatan Saat Terjadi Kerusakan)
Breakdown Maintenance adalah perawatan yang dilakukan ketika sudah
terjadinya kerusakan pada mesin atau peralatan kerja sehinnga mesin tersebut
tidak dapat beroperasi secara normal atau terhentinya operasional secara total
dalam kondisi mendadak. Breakdown Maintenance ini harus dihindari karena
akan terjadi kerugian akibat berhentinya mesin produksi yang menyebabkan tidak
tercapainya Kualitas ataupun Output Produksi. Persiapan Shutdown Maintenance
dibagi dalam beberapa tahap diantaranya :
- Persiapan Kerja
- Pelaksanan kerja
- Pencatatan
- Evaluasi
2.5.3 Perawatan yang dilakukan pada Rotary Kiln

Berikut adalah beberapa perawatan yang dilakukan pada Rotary Kiln:

Tabel 2.1 Perawatan yang dilakukan Pada Rotary Kiln


TIPE PERAWATAN HAL YANG HARUS DILAKUKAN
-Pengecekan Gear Box - Pada gear box pengecekan harus dilakukan
secara berkala sesuai ketentuan pemeliharaan
pabrik
-Pengecekan kondisi gigi - Bagian gigi harus di cek terhadap
keausan,lihat tabel keausan yang di
toleransikan
-Pengecekan Baut - Pengecekan kekencangan semua baut
- Pada baut pondasi juga perlu diperhatikan
karena apabila baut pondasi pada gear box
longgar akan menyebabkan getaran pada saat
operasi dan performa kerja gear box tidak
berjalan baik
- Suhu dan getaran
-Suara Yang Tidak - Suara yang tidak normal (bising),hal ini
Normal mengindikasikan adanya permasalahan yang
serius pada saat gear box pada saat beroperasi
- Pelumasan atau level oli

-Girt Gear & Pinion - Pengecekan keausan dan kerusakan pada


gigi-gigi gear dan pinion gear, lihat tabel
keausan yang di toleransikan
- Memeriksa kontak dari gigi-gigi pinion dan
girth gear
-Pelumasan - Level oli
- Suara yang tidak normal (bising)
-Bearing & Supporting - Pengecekan kebersihan pada permukaan
Roller roller harus diperhatikan,karena jika kotor
dapat menyebabkan tergores atau sompel
pada permukaanya yang mengakibatkan
kontak dengan Tyre tidak stabil saat rotary
kiln berputar
- Temperatur
-Pengecekan Bearing - Bearing harus ditambahkan grease setiap 2
bulan,dan dilakukan pemeriksaan bearing
clearance dan ganti grease setiap 1 tahun
-Suhu Bearing - Memeriksa keretakan dan perubahan bentuk
dari roller bearing bed
- Memeriksa over heated dari metal bantalan,
kelonggaran pelumasan, bearing, system
pelumasan,kelonggaran dan keretakan bed
dari pinion bearing.
- Pemeriksaan kelonggaran Pelumasan bearing
-Trush Roller - Pemeriksaan kebersihan permukaan trush
roller
- Getaran dan suhu saat beroperasi
-Pengecekan kondisi - Pengecekan keretakan,tergores maupun
sompel harus dilakukan karna akan
berpengaruh terhadap kinerja trush pada saat
stopper kiln untuk maju dan mundur
- Suara yang tidak normal saat beroperasi
- Pelumasan
-Tyre - Pengecekan terhadap keretakan,tergores
maupun sompel pada permukaan yang
mengakibatkan kontak tidak sempurna
bersama roller
-Seal Inlet & Lamela - Pengecekan terhadap kebersihan permukaan
Seal Outlet tyre
- Pengecekan dari kebocoran udara karena
dapat mengakibatkan air atau udara masuk
kedalam kiln saat beroperasi dan membuat
-pengecekan kondisi penghambatan proses pembakaran yang tidak
sempurna
- Pengecekan kondisi cleaning scraper rusak
- Seal inlet sompel
- Lamela seal rusak
-Aligment atau - Apabila terjadi misalingment pada shell dapat
kesejajaran pada shell mengakibatkan kenaikan beban salah satu
kiln roller yang menimbulkan retak,gagal,atau
kenaikan temperatur
- Menyebabkan sheel retak,aus berlebihan
pada roller atau tyre
- Meningkatnya daya motor penggerak yang
dapat merusak girth gear dan boros energi
-Penegecekan kondisi - Melakukan inspection pada seluruh bagian:
shell,roller,tyre,girth gear dan yang saling
berhubungan
- Pengukuran sumbu kiln
- Melakukan aligment dengan metode: sinar
laser (laser beam) ,cahaya (light),theodolite

Anda mungkin juga menyukai