Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PERAWATAN MESIN

JUDUL :

Alat Berat (Excavator)

OLEH KELOMPOK 2 :

1. AYOGA TRI ISMI AJI 1515021002


2. DIANDHANA TRISATRIA 1515021048
3. MUHAMMAD AZKA 1515021032
4. MUHAMMAD HAWARI PERDANA 1515021004
5. MUHAMMAD YAKUTI ARSI 1515021036
6. RIFQI RHAMA ANDRIANTO 1515021054

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan kegiatan survei lapangan di
PT. Bukit Asam (Persero) Tbk.

Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan


tugas yang berkenaan dengan mata kuliah perawatan mesin (MSN612308) dan
hasil survei lapangan yang telah dilakukan, penulis menyadari banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak selama melaksanakan dan
menyelesaikan tugas ini .

Dalam penyusunan laporan ini penulis sadar bahwa masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu diharapkan dari pembaca dapat memberikan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan dan khususnya bagi penulis sendiri.

Bandar Lampung, 21 Desember 2017

Penulis
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. merupakan sebuah perusahaan tambang


batubara. Untuk bersaing dengan perusahaan yang lain PT. Bukit Asam
(Persero) Tbk. berupaya untuk mencapai target produksi. Pencapaian target
produksi sangat di tentukan oleh kelancaran proses produksi (pemindahan
material batubara). Untuk menunjang kelancaran proses produksi diperlukan
adanya sistem perawatan mesin yang teratur agar mesin dapat selalu berjalan
dengan baik. Perawatan dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan
komponen pada saat alat berat dioperasikan maupun untuk mengembalikan
fungsi sistem jika kegagalan mesin telah terjadi. Jadi tujuan utama dari
perawatan mesin adalah untuk menjaga kehandalan mesin (reliability) agar
mesin dapat selalu berjalan dengan normal dan menjaga kelancaran proses
produksi/operasi serta menjaga umur pakai mesin tersebut.

Reliabilitas mesin produksi yang tinggi dapat membantu kelancaran produksi


dalam suatu perusahaan serta meminimasi jumlah uang yang dibelanjakan
perbaikan suatu komponen . Aktifitas produksi sering mengalami hambatan
dikarenakan tidak berfungsinya mesin-mesin pada alat berat untuk
memindahkan material dari suatu tempat penampungan ke tempat pengolahan
dalam industri pertambangan . Kehandalan dari suatu sistem dapat
didefinisikan sebagai probabilitas mesin dapat berfungsi dengan baik setelah
beroperasi dalam jangka waktu dan kondisi tertentu. Kegagalan beroperasi
mesin mengakibatkan downtime yang ujung-ujungnya menurunkan
produktifitas perusahaan. Oleh karenanya diperlukan sebuah sistem
perencanaan pemeliharaan agar menghasilkan availability (ketersediaan)
mesin yang optimal. Kegiatan perawatan dimaksudkan untuk menjaga dan
mempertahankan kelangsungan operasional dan kinerja sistem agar berjalan
sesuai dengan yang diharapkan. Ketika suatu sistem mengalami kerusakan
maka sistem tersebut memerlukan penanganan saat terjadi kerusakan alat.
Perbaikan alat yang rusak dapat menyebabkan biaya downtime yang mahal
dan resiko yang tinggi jika sistem tersebut adalah sistem yang besar dengan
unit-unit yang mahal harganya.

Perawatan di suatu industri merupakan salah satu faktor yang penting dalam
mendukung kualitas alat saat di gunakan, oleh karena itu perawatan mesin
selalu ada penanganan khusus dan produksi harus didukung oleh peralatan
yang siap bekerja setiap saat dan handal. Untuk mencapai hal itu maka
peralatan-peralatan penunjang proses produksi ini harus selalu dilakukan
perawatan yang teratur dan terencana. Perawatan merupakan suatu kombinasi
dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang,
mengoptimalkan umur pakai suatu alat, memperbaikinya sampai pada
mengganti suku cadang pada mesin tersebut.

1.2 Perumusan Masalah


Permasalahan yang dihadapi oleh PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. adalah pada
maintenance yaitu berkaitan kurang optimalnya perawatan mesin pada alat-
alat berat sehingga sering terjadinya kerusakan saat pengoperasiaan.

1.3 Tujuan Perawatan


Adapun dibentuknya bagian perawatan alat berat dalam suatu perusahaan
industri dengan tujuan adalah sebagai berikut : :
1. Untuk mengoptimalkan umur pakai pada alat berat excavator .
2. Untuk menjamin pengoptimalan alat yang digunakan optimum .
3. Untuk menurunkan biaya belanja alat karena telatnya perawatan yang
menyebabkan alat-alat menjadi rusak parah.
4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan
tersebut.
BAB II. KOMPONEN DAN MEKANISME KERJA

2.1 Excavator

Excavator adalah alat berat yang terdiri dari batang, tongkat, keranjang dan
kabin dalam sebuah wahana putar dan digunakan untuk penggalian
(akskavasi). Adapun kegunaan excavator di antaranya, menggali parit ,
lubang, pondasi bangunan, penanganan material, memotong semang dengan
alat khusus, pekerjaan kehutanan, penghancuran, perataan tanah, angkut
berat, pertambangan, terutama pertambangan pit terbuka, pengerukan sungai,
menancapkan batang pondasi .

Gambar 1. Excavator
2.2 Fungsi Excavator

Fungsi dari Excavator secara umum adalah:

1. Mengerjakan kegiatan pertambangan.


2. Pembukaan lahan hutan untuk lahan pertanian.
3. Pembuatan jalan perintis.
4. Pembuatan parit dan saluran irigasi.
5. Mengerjakan kegiatan kehutanan.

2.3 Sistem Penggerak Hidrolik pada Excavator

Pada dasarnya tenaga penggerak Excavator ada dua yaitu Engine Type
(Diesel) dan Battery Type (Motor Listrik). Secara umum tenaga penggerak
utama Hydraulic Excavator adalah mesin diesel yang merubah energi
mekanik menjadi energi hidraulik melalui tekanan pompa yang kemudian
didistribusikan ke silinder hidraulik untuk menghasilkan gerakan.

Berikut skema aliran oli yang terdapat didalam pipa hidrolik :

Gambar 2. Sistem Kerja Hidrolik pada Excavator


2.3.1 Penjelasan tentang Sistem Hidrolik Pada Excavator

A. Prinsip Dasar Sistem Hidrolik

Hukum yang menjadi dasar prinsip sistem hidrolik adalah hukum


pascal. Dalam sebuah ruangan tertutup, tekanan yang bekerja pada
fluida akan merambat merata kesemua arah. Besarnya tekanan dalam
fluida adalah gaya (F) dibagi dengan luas bidang tekannya. Tekanan
pada suatu titik akan bekerja ke segala arah dan sama besar.

B. Oli Hidrolik

Oli dalam suatu sistem hidrolik merupakan media untuk


mentransmisikan kerja dari suatu tempat ke tempat lain. Disamping
itu dalam penggunaannya oli hidrolik harus mampu melumasi
bagian-bagian yang bergerak dalam pompa dan motor hidrolik,
mempunyai sifat pelumasan yang baik dan menyerap kalor akibat
tekanan, mempunyai ketahanan tinggi terhadap temperature

C. Sirkuit Hidrolik Excavator

Sistem hidrolik pada excavator digunakan untuk mengendalikan


pengendalian Boom Raise/Lower, Stik out/in, Bucket close/open,
Swing right/left, atau kombinasi dari gerakan-gerakan di atas. Sistem
tenaga hidrolik ini dikontrol oleh main control valve, yang terdiri
dari beberapa katup . Sistem hidrolik digerakkan oleh pompa piston
dimana pompa ini menyalurkan tenaga dari engine pada excavator.
2.4 Bagian Utama Excavator

Secara umum konstruksi Excavator terdiri dari attachment dan Base Machine
yang masing-masing meliputi:
1. Attachment terdiri dari:
a. Boom adalah attachment yang menghubungkan base frame ke arm
dengan panjang tertentu untuk menjangkau jarak loading/unloading.
b. Arm adalah attachment yang menghubungkan boom ke Bucket.
c. Bucket adalah attachment yang berhubungan langsung dengan
material pada saat loading.
d. Grapple adalah attachment yang berhubungan langsung dengan
material pada saat loading kayu / log (optional).

2. Base Machine terdiri dari:


a. Base Frame adalah bagian yang terdiri dari cabin (untuk pusat
operasional operator), mesin, counter weight dan komponen lainnya
diatas frame.
b. Track Frame adalah komponen yang terdiri dari center frame dan
crawler frame yang menjadi tumpuan operasional Excavator.
c. Track Shoe adalah komponen yang berfungsi seperti roda pada
kendaraan, untuk menggerakan Excavator.

Untuk memperjelas konstruksi Excavator beserta bagian-bagiannya dapat


dilihat pada berikut:

Gambar 3. Bagian-bagian yang digerakan oleh silinder hidrolik


2.5 Mekanisme Kerja

Mekanisme kerja pada Excavator yang digerakkan secara hidraulik adalah:


1. Mesin Diesel memutar pompa yang kemudian mengalirkan fluida
hidraulik dari tangki ke dalam sistem dan kembali lagi ke tangki.
2. Komponen-komponen yang mendapat distribusi fluida hidraulik dan
pompa adalah Bucket Cylinder, Arm Cylinder, Boom Cylinder, Swing
Motor dan Travel Motor untuk menghasilkan suatu kondisi kerja
tertentu.

2.6 Contoh Pengoperasian Excavator

Dalam proses gerakan Excavator, biasanya sudah menggunakan prinsip


Hidrolik Kombinasi antara silinder satu dengan silinder yang lain, berikut
adalah gerakan pada excavator :

 Proses mengangkat dan menggali

ketika proses mengangkat gerakan yang dilakukan adalah bucket close


(silinder bucket bergerak open), stick out (silinder stick bergerak close)
dan boom lower (silinder boom bergerak close) dan pada saat menggali
gerakan yang dilakukan adalah bucket close (silinder bucket bergerak
open), stick in (silinder stick bergerak open) dan boom raise ( silinder
boom bergerak open )

Gambar 4. Contoh saat pengoperasian excavator


BAB III. PERAWATAN ALAT

3.1 Strategi Perawatan

Pemilihan program perawatan akan mempengaruhi kelangsungan


produktivitas produksi pabrik. Karena itu perlu dipertimbangkan secara
cermat mengenai bentuk perawatan yang akan digunakan terutama berkaitan
dengan kebutuhan produksi, waktu, biaya perawatan dan kondisi peralatan
yang dikerjakan.

3.1.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi perawatan :


• Umur peralatan/mesin produksi
• Tingkat kapasitas pemakaian mesin
• Kesiapan suku cadang
• Kemampuan bagian perawatan untuk bekerja cepat
• Tenaga kerja yang terampil
• Ahli teknik yang berpengalaman
• Instrumentasi yang cukup mendukung
• Kerja sama yang baik diantara bagian perawatan
• Situasi pasar, kesiapan dana dan lain-lain.

3.1.2 Prinsip-prinsip perawatan dan perencanaan organisasi yang logis


bertujuan untuk :
• Ongkos perawatan untuk setiap unit produksi seminimal mungkin
• Meminimumkan bahan sisa atau yang tidak standar
• Meminimumkan kerusakan peralatan yang kritis
• Menekan ongkos perawatan peralatan
• Memisahkan fungsi administratif dan penunjang teknik.
3.1.3 Sistem kontrol yang efektif :
• Waktu yang cukup untuk melaksanakan pekerjaan
• Cara untuk menilai hasil kerja
• Fasilitas yang memadai
• Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan
• Kualitas hasil pekerjaan perawatan
• Ketelitian pekerjaan perawatan (tidak terjadi over maintenance)

3.2 Pengorganisasian Perawatan

Dalam pengorganisasian pekerjaan perawatan, perlu diselaraskan secara tepat


antara faktor-faktor keteknikan, dan faktor-faktor pendukung. Beberapa
faktor yang mempengaruhi pembentukan departemen bagian perawatan
adalah:

3.2.1 Jenis Pekerjaan


Jenis pekerjaan perawatan akan menentukan karakteristik pengerjaan
dan jenis pengawasan. Jenis-jenis pekerjaan perawatan yang biasanya
dilakukan adalah : penggantian oli engine, penggantian seal yang
bocor, pengecekan sistem sirkulasi pada kabin kendali .

3.2.2 Kesinambungan Pekerjaan


Jenis pengaturan pekerjaan yang dilakukan di suatu
perusahaan/industri akan mempengaruhi jumlah tenaga perawatan dan
susnan organisasi perusahaan. Sebagi contoh, untuk pabrik yang
melakukan aktifitas pekerjaan lima hari kerja seminggu dengan satu
shift, maka program perawatan preventif dapat dilakukan tanpa
menganggu kegiatan produksi dimana pekerjaan perawatan bisa
dilakukan diluar jam produksi. Berbeda halnya dengan aktifitas
pekerjaan produksi yang kontinyu ( 7 hari seminggu, 3 shift sehari)
maka pekerjaan perawatan harus diatur ketika mesin sedang berhenti
beroperasi.
3.3 Istilah-istilah dalam Perawatan

Istilah-istilah yang umum dalam perawatan:


1. Availability: Periode waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan
siap untuk dipakai/dioperasikan.
2. Downtime: Periode waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan
tidak dipakai/dioperasikan.
3. Check: Menguji dan membandingkan terhadap standar yang ditunjuk.
4. Facility Register:Alat pencatat data fasilitas/peralatan, istilah lain bisa
juga disebut inventarisasi peralatan/fasilitas.
5. Maintenance Management: Organisasi perawatan dalam suatu kebijakan
yang sudah disetujui bersama.
6. Maintenance Schedule: Suatu daftar menyeluruh yang berisi kegiatan
perawatan dan kejadian-kejadian yang menyertainya.
7. Maintenance Planning: Suatu perencanaan yang menetapkan suatu
pekerjaan serta metoda, peralatan, sumber daya manusia dan waktu yang
diperlukan untuk dilakukan dimasa yang akan datang.
8. Overhaul: Pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh terhadap suatu
fasilitas atau bagian dari fasilitas sehingga mencapai standar yang dapat
diterima.
9. Test: Membandingkan keadaan suatu alat/fasilitas terhadap standar yang
dapat diterima.
10. User: Pemakai peralatan/fasilitas.
11. Owner: Pemilik peralatan/fasilitas.
12. Vendor: Seseorang atau perusahaan yang menjual
peralatan/perlengkapan, pabrik-pabrik dan bangunan-bangunan.
13. Trip: Mati sendiri secara otomatis (istilah dalam listrik).
14. Shut-in: Sengaja dimatikan secara manual (istilah dalam pengeboran
minyak).
15. Shut-down: Mendadak mati sendiri / sengaja dimatikan.
3.4 Jenis-jenis perawatan

Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat


dibagi menjadi tiga cara:

3.4.1 Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance)


perawatan yang ditentukan waktu mengganti peralatan dengan
peralatan yang baru, berarti industri tidak memerlukan waktu lama
untuk melakukan perawatan, kecuali untuk melakukan perawatan
dasar yang ringan seperti pelumasan dan penyetelan. Ketika peralatan
telah menurun kondisinya langsung diganti dengan yang baru. Cara
penggantian ini mempunyai keuntungan antara lain, pabrik selalu
memiliki peralatan yang baru dan siap pakai.

3.4.2 Perawatan sebelum terjadi kerusakan (Preventive Maintenance)


Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada
peralatan, dan untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang,
material, alat-alat dan tenaga kerjanya. perawatan dilakukan dengan
tujuan untuk mencegah/memindahkan kemungkinan munculnya
gangguan/kerusakan pada mesin. perawatan ini dilakukan tanpa perlu
menunggu adanya tanda–tanda kerusakan diantaranya periodic
maintenance, periodic service, schedule overhaul, dan lain sebagainya
.
3.4.3 Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)
Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena
terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga. Perawatan
dengan cara penggantian (Replacement instead of maintenance)
Perawatan dilakukan dengan cara mengganti peralatan tanpa
dilakukan perawatan, karena harga peralatan pengganti lebih murah
bila dibandingkan dengan biaya perawatannya atau banyak komponen
rusak tidak memungkinkan lagi diperbaiki.
3.5 Prosedur penggantian oli engine excavator

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat melaksanakan pekerjaan


perawatan adalah sebagai berikut:

1. Lakukanlah pekerjaan perawatan dengan engine dalam keadaan mati.


Ketika melakukan pekerjaan dengan keadaan engine hidup, pekerjaan
harus dilakukan oleh dua orang. Seorang operator harus duduk di
tempat duduk operator dan yang lain melakukan pekerjaan perawatan.
Keduanya harus bekerjasama dengan erat untuk menjamin
keselamatan kerja yang semaksimum mungkin.
2. Gantungkanlah tanda peringatan (tag lock) untuk mencegah orang lain
mengoperasikan mesin.
3. Buanglah oli setelah terlebih dahulu dipanasi sampai mencapai
temperatur kerja.
4. Sebelum membuka tutup radiator dilepas terlebih dahulu tekanan yang
ada di dalamnya.
5. Hindari untuk membuka tutup tangki dan saluran pembuangan olinya
ketika masih panas.
6. Setelah penggantian oli, penggantian elemen saringan, dan
pembersihan
7. Untuk semua tempat pengisian oli yang menggunakan saringan kawat,
hindari membuka saringan pada saat melakukan pengisian oli,
8. Pelumas/oli tidak boleh lebih atau kurang dari standar yang
ditentukan.
9. Pada saat melakukan pengecekan level oli harus menunjukkan ukuran
yang tepat.
10. Ketika melakukan penggantian oli, lakukanlah pemeriksaan oli bekas,
filter, dan magnetic plug dari serbuk/geram.
11. Ketika membuka bagian-bagian yang memakai o-ring, bersihkan
dudukannya, dan ganti dengan yang baru.
12. Untuk pergantian oli pada alat berat excavator di lakukan setelah 500
jam kerja.
BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil survei yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Tujuan utama dari perawatan alat berat excavator agar memperlama usia
pemakaian alat tersebut dan selalu dalam keadaan optimal.
2. Untuk perawatan alat berat excavator dilakukan perawatan secara berkala
atau di perikasa setiap hari baik setelah atau sebelum dipakai.
3. Dalam perawatan alat berat excavator yang paling sering di perhatikan
yakni dalam hal kondisi oli, filter pendingin, dan engine.
4. Dalam perawatan alat berat ini yang paling sering rusak itu adalah AC
engine
5. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah Walk Around Inspection
(Pemeriksaan Keliling Excavator sebelum beroperasi)
6. Sebab perawatan alat excavator ini secara berkala dapat menghemat
pengeluran perusahaan karena alat lebih jarang terjadi kerusakan.
DAFTAR PUSTAKA

Machinery, 2015. “Excavator Kobelco SK200-8”. Diakses dari


http://www.indonetwork.co.id/that_is_kobelco/8685/excavatorkobelco.html.
diakses tanggal 16 Oktober 2017.

Pratomo, Aditya. 2013. “Profil PT. Bukit Asam (Persero) Tbk.”. dapat diunduh
http://adit-wolu.blogspot.com/2013/11/profil-pt-bukit-asam-persero-tbk.html.
diakses tanggal 24 Oktober 2017

Rafe’i, Ahmadi. 2011. “Sistem Hidrolik Pada Excavator”. dapat diakses


http://sersasih.wordpress.com/sistem-hidroulik-pada-excavator.html dilihat
pada tanggal 18 Oktober 2017

Rostiyanti, Susy F. 2008. “Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi “. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Specs, Ritchie. 2010. “Spesifikasi Kobelco SK300-8 Excavator” dapat diunduh


http://ritchiespecs.com/2/specification=Kobelco=+Hydraulic_Excavator.html
diakses pada tanggal 18 Oktober 2017

Wahana, Ematri. 2014. “Excavator”. diakses dari


http://www.academia.edu/5480582/Excavator.html diakses tanggal 17
Oktober 2017

Wikipedia. 2016. “Pengertian Excavator” diakses dari


http://infotambang.com/pengertian-excavators-p455-148.html pada tanggal
17 Oktober 2017
LAMPIRAN
KELOMPOK 2 : ALAT BERAT EXCAVATOR

ANGGOTA KELOMPOK :

1. Nama : Ayoga Tri Ismi Aji


NPM : 1515021002
Tugas : Mencari lokasi survei dan membantu membuat laporan

2. Nama : Diandhana Trisatria


NPM : 1515021048
Tugas : Survei lapangan PT. Bukit Asam (Tbk) dan menjelaskan
bagian perawatan mesin excavator

3. Nama : Muhammad Azka


NPM : 1515021032
Tugas : Survei lapangan PT. Bukit Asam (Tbk) dan menjelaskan
mekanisme kerja excavator

4. Nama : Muhammad Hawari Perdana


NPM : 1515021004
Tugas : Survei lapangan PT. Bukit Asam (Tbk) dan menjelaskan
bagian komponen-komponen pada excavator

5. Nama : Muhammad Yakuti Arsi


NPM : 1515021036
Tugas : Membuat surat pengantar permohonan izin survei dan
membantu membuat laporan

6. Nama : Rifqi Rhama Andrianto


NPM : 1515021054
Tugas : Membuat slide presentasi dan membuat pertanyaan untuk
survei lapangan
PERTANYAAN DARI AUDIENS :

1. Nama : Rizal Adi Saputra

NPM : 1515021016

Pertanyaan :

“ Apa yang dimaksud dengan over maintenance dan bagaimana

cara agar tidak terjadi over maintenance pada saat melakukan

perawatan ? ”

2. Nama : Theofillius Gustavo Nairborhu

NPM : 1515021012

Pertanyaan :

“ Apa saja yang termasuk instrument pendukung saat melakukan

perawatan excavator di PT. Bukit Asam (Persero) Tbk ? ”

3. Nama : Arif Zulkarna’im

NPM : 1515021006

Pertanyaan :

“ Bagaimana cara mengetahui seal yang bocor pada pipa hidraulik

dan bagaimana cara memperbaikinya ? ”

Anda mungkin juga menyukai