PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah Bahan bakar adalah zat yang dapat dibakar dengan cepat bersama udara
(oksigen) dan akan menghasilkan panas. Perawatan bahan bakar di atas kapal sangat
diperlukan untuk menjaga kualitas dan kuantitas dari bahan bakar juga untuk memastikan
kapal agar selalu dalam keadaan kondisi yang baik (Hendra Poeswanto, 2015). Di kapal
pada umumnya menggunakan motor diesel sebagai motor penggerak utama. Bahan bakar
yang digunakan pada motor diesel berupa bahan bakar berat yang biasa di sebut juga
dengan HFO (Heavy Fuel Oil). HFO (Heavy Fuel Oil) adalah produk penyulingan
minyak bumi yang bukan merupakan produk hasil destilasi tetapi hasil dari jenis residu
berwarna hitam yang dihasilkan setelah residu dan sebelum aspal, “Proses Treatment
Marine Fuel Oil (MFO) Sebagai Bahan Bakar Pada Mesin Diesel (GR Hasna Huwaida
Salsabila 2019)”. Secara garis besar, sistem bahan bakar diatas kapal terdiri atas fuel oil
transfer, filtery dan purifering, fuel oil circulating, fuel oil suplly dan heater“Teknik
Konstruksi Kapal Baja (Indra Kusna Djaya 2008)”. Sistem bahan bakar adalah sistem yg
digunakan untuk mensuply bahan bakar yang diperlukan motor induk. Mesin diesel
kecepatan rendah dapat beroperasi dengan hampir setiap bahan bakar cair dari minyak
tanah sampai minyak bunker.
Masalah yang terjadi pada sistem perawatan bahan bakar di atas kapal adalah adanya
air dan kotoran yang mengakibatkan kurang maksimalnya kinerja dari purifier bahan
bakar, akibat permasalahan yang timbul, sehingga bahan bakar mengalami penurunan
kualitas.
Kurangnya perawatan terhadap tangki bahan bakar menyebabkan adanya endapan
lumpur di dasar tangki. Pada tangki endap terdapat banyak kotoran dan 2 air yang
terbawa, sehingga mengendap di dasar tangki penyimpanan, lama kelamaan endapan ini
akan semakin tebal dan dapat mempengaruhi kualitas dari bahan bakar yang akan di
simpan dalam tangki. Rendahnya kualitas bahan bakar yang tidak sesuai dengan prosedur
dapat menghasilkan bahan bakar yang tidak baik karena tidak bersih, Sehinga
mempengaruhi pembakaran yang terjadi tidak sempurna. Kurangnya kinerja dari alat-alat
pada sistem penanganan bahan bakar mengakibatkan penyuplaian bahan bakar terhadap
mesin kurang maksimal sehingga berdampak terhadap kinerja dalam pengoperasian
mesin kapal.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana penggunaan prinsip kerja pada bahan bakar
b. Komponen apa saja yang terdapat pada sistem bahan bakar
c. Bagaimana cara penggantian filter pada bahan bakar mesin
d. Kapan dan pada kondisi bagaimana sebaiknya dilakukan penyetelan katup pada
sistem bahan bakar mesin
e. Bagaimana perkembangan mesin pada sistem bahan bakar
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah sistem bahan bakar mesin kapal dapat bervariasi, tujuan umum
dalam makalah ini adalah:
a. Penjelasan tentang sistem bahan bakar, memberikan pemaham yang mandalam
tentang bagaimana sistem bahan bakar pada mesin kapal beroprasi, termasuk
komponen-komponennya dan fungsi masing-masing.
b. Efisiensi dan kinerja, menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi efisisensi dan
kinerja sistem bahan bakar, serta cara untuk meningkatkannya.
c. Keamanan, menyajikan informasi mengenai langkah-langkah keamanan yang harus
diikuti dalam pengoperasian sistem bahan bakar kapal untuk mencegah kecelakaan
atau bocornya bahan bakar.
d. Aspek lingkungan, membahas dampak lingkungan dari penggunaan bahan bakar pada
mesin kapal, serta teknologi atau tindakan yang dapat mengurangi dampak tersebut
e. Inovasi dan perkembangan terbaru, mengulas perkembangan terbaru dalam teknologi
bahan bakar kapal, seperti penggunaan bahan bakar alternatif atau teknologi terkini
untuk meningkatkan efisiensi
BAB II
PEMBAHASAN
2.4 Kapan dilakukan penyetelan katup pada sistem mesin bahan bakar mesin
Prosedur Penyetelan Katup adalah sebagai berikut:
2.4.1 Buka Katup dekompresi
2.4.2 Lakukan pelumasan awal agar bantalan metal lebih dahulu terlumasi pada saat
memutar roda gila untuk keperluan penyetelan katup
2.4.3 Putar roda gila dan stop pada posisi garis 1/6
2.4.4 Cek kedua push rod pada hisap dan buang di silinder nomor 1 dan nomor 6. Apabila
pada silinder no 1 kedua push rod tersebut mudah di putar maka posisi piston nomor 1 pada
TMA
Katup Hisap
1. Kendorkan baut pengikat sekrup penyetel di atas push rod dan penyangga rocker arm.
2. Tempatkan bilah pengukur (0.5 mm) di atas ujung poros katup hisap di bawah penyangga
rocker arm bagian dalam.
3. Setel jaraknya dengan bilah pengukur dan sekrup penyetel, setelah dirasakan tepat lalu
kencangkan baut pengikat sekrup penyetel di atas push rod.
4. Tempatkan bilah pengukur lainnya dengan jarak yang sama di atas ujung poros katup
hisap di bawah penyangga bagian luar.
5. Setel jaraknya dengan bilah pengukur dan sekrup penyetel, setelah dirasakan tepat lalu
kencangkan baut pengikat sekrup penyetel di atas penyangga rocker arm
Katup Buang
Prosedur penyetelan pada katup buang sama dengan penyetelan pada katup hisap yang
membedakan adalah jarak bilah ukurnya yakni 0.9 mm. Setelah penyetelan katup pada
silinder nomor 1 dilakukan dilanjutkan pada silinder yang lainnya sesuai urutan pembakaran.