KONVERSI ENERGI
MESIN PEMBAKARAN DALAM
Dosen Pengampuh:
Muh. Iskandar Musa,SP.d,M.Pd
DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD WAHYU / 230203502004
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul proses mesin
pembakaran dalam dengan tepat waktu.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Makassar,10,Febuari,2024
Pemakalah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................4
1.3 Tujuan..................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................6
3.1 Kesimpulan........................................................................................................17
3.2 Saran..................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
Bahan bakar yang paling umum digunakan saat ini tersusun dari hidrokarbon yang
berasal dari bahanbakar fosil.Bahan bakar fosil mencakup bahan bakar
diesel, bensin, LPG, dan juga propana.Mesin yang bahan bakarnya menggunakan
bensin, mereka juga dapat menggunakan bahan bakar natural gas atau LPG tanpa
perlu banyak perubahan.
Secara kontras,sebuah mesin pembakar luar seperti mesin uap, bekerja ketika
proses pembakaran memanaskan fluida yang bekerja terpisah, seperti air atau uap,
yang kemudian melakukan kerja.
Mesin jet, kebanyakan roket dan banyak turbin gas termasuk dalam mesin
pembakaran dalam, tetapi istilah "mesin pembakaran dalam" seringkali menuju ke
"mesin piston", yang merupakan tipe paling umum mesin pembakaran dalam.
1.3 Tujuan
Proses atau tingkatan pembakaran dalam sebuah mesin terbagi menjadi empat tingkat
atau periode yang terpisah. Periode-periode tersebut adalah :
2. Pembakaran cepat Pada titik 2 terdapat sejumlah bahan bakar dalam ruang bakar,
yang dipecah halus dan sebagian menguap kemudian siap untuk dilakukan
pembakaran. Ketika bahan bakar dinyalakan yaitu pada titik 2, akan menyala dengan
cepat yang mengakibatkan kenaikan tekanan mendadak sampai pada titik 3 tercapai.
Periode ini sesuai dengan perjalanan sudut engkol b. yang membentuk tingkat kedua.
3. Pembakaran Terkendali Setelah titik 3, bahan bakar yang belum terbakar dan bahan
bakar yang masih tetap disemprotkan (diinjeksikan) terbakar pada kecepatan yang
tergantung pada kecepatan penginjeksian serta jumlah distribusi oksigen yang masih
ada dalam udara pengisian. Periode inilah yang disebut dengan periode terkendali
atau disebut juga pembakaran sedikit demi sedikit yang akan berakhir pada titik 4
dengan berhentinya injeksi. Selama tingkat ini tekanan dapat naik, konstan ataupun
turun. Periode ini sesuai dengan pejalanan engkol sudut c, dimana sudut c tergantung
pada beban yang dibawa beban mesin, semakain besar bebannya semakin besar c.
4. Pembakaran pasca (after burning) Bahan bakar sisa dalam silinder ketika
penginjeksian berhenti dan akhirnya terbakar.Pada pembakaran pasca tidak terlihat
pada diagram, dikarenakan pemunduran torak mengakibatkan turunnya tekanan
meskipun panas panas ditimbulkan oleh pembakaran bagian akhir bahan bakar.
Dalam pembakaran hidrokarbon yang biasa tidak akan terjadi gejala apabila
memungkinkan untuk proses hidrolisasi. Hal ini hanya akan terjadi bila pencampuran
pendahuluan antara bahan bakar dengan udara mempunyai waktu yang cukup
sehingga memungkinkan masuknya oksigen ke dalam molekul hidrokarbon.
(Yaswaki. K, 1994) Bila oksigen dan hidrokarbon tidak bercampur dengan baik maka
terjadi proses cracking dimana akan menimbulkan asap. Pembakaran semacam ini
disebut pembakaran tidak sempurna.
Ada 2 (dua) kemungkinan yang terjadi pada pembakaran mesin berbensin, yaitu :
a. Pembakaran normal
Pembakaran normal terjadi bila bahan bakar dapat terbakar seluruhnya pada saat dan
keadaan yang dikehendaki. Mekanisme pembakaran normal dalam motor bensin
dimulai pada saat terjadinya loncatan bunga api pada busi, kemudian api membakar
gas bakar yang berada di sekitarnya sehingga semua partikelnya terbakar habis.
Didalam pembakaran normal, pembagian nyala api terjadi merata diseluruh bagian.
Pada keadaan yang sebenarnya pembakaran bersifat komplek, yang mana
berlangsung pada beberapa phase.Dengan timbulnya energi panas, maka tekanan dan
temperatur naik secara mendadak, sehingga piston terdorong menuju TMB.
Pembakaran normal pada motor bensin dapat ditunjukkan pada (gambar grafik 2.6)
dibawah sebagai berikut:
Pembakaran tidak normal terjadi bila bahan bakar tidak ikut terbakar atau tidak
terbakar bersamaan pada saat dan keadaan yang dikehendaki. Pembakaran tidak
normal dapat menimbulkan detonasi (knocking) yang memungkinkan timbulnya
gangguan dan kesulitan-kesulitan pada motor bakar bensin. Fenomena-fenomena
yang menyertai pembakaran tidak sempurna, diantaranya :
Pada lapisan yang telah terbakar akan berekspansi. Pada kondisi lapisan yang tidak
homogen, lapisan gas tadi akan mendesak lapisan gas lain yang belum terbakar,
sehingga tekanan dan suhunya naik. Bersamaan dengan adanya radiasi dari ujung
lidah api, lapisan gas yang terdesak akan terbakar tiba-tiba. Peristiwa ini akan
menimbulkan letupan mengakibatkan terjadinya gelombang tekanan yang kemudian
menumbuk piston dan dinding silinder sehingga terdengarlah suara ketukan
(knocking) yaitu yang disebut dengan detonasi. Hal-hal yang menyebabkan terjadinya
detonasi antara lain sebagai berikut :
d) Penempatan busi dan konstruksi ruang bakar tidak tepat, serta jarak penyebaran api
terlampau jauh.
Proses terjadinya detonasi dapat ditunjukkan pada (gambar 2.7) dibawah :
Gambar diatas menjelaskan bahwa detonasi (knocking) terjadi karena bahan bakar
terbakar sebelum waktunya.Hal ini terjadi pada saat piston belum mencapai posisi
pembakaran, tetapi bahan bakar telah terbakar lebih dahulu.
2.2 Tipe-Tipe Mesin Pembakaran Dalam
Konfigurasi mesin
Mesin empat-tak
Mesin enam-tak
Mesin diesel
Siklus Atkinson
Seperti namanya, mesin pembakaran dalam 4 tak mempunyai 4 tahap dasar yang
terus diulangi setiap 2 putaran mesin:
2. Siklus kompresi: Di siklus ini, kedua klep tertutup dan pistonnya kembali bergerak
ke atas ke volume minimum, sehingga menekan campuran bahan bakar. Selagi proses
penekanan, tekanan, suhu, dan kepadatan campuran bahan bakar meningkat.
3. Siklus pembakaran: Ketika pistonnya mencapai volume minimum, lalu busi akan
memantikkan api lalu campuran bahan bakar pun terbakar. Terbakarnya bahan bakar
ini memberikan tenaga pada piston sehingga piston kembali bergerak ke bawah dan
menggerakkan crankshaft.
4. Siklus pembuangan: Di akhir siklus pembakaran, maka klep buang pun membuka.
Selama siklus ini, pistonnya kembali bergerak ke atas menuju volume silinder
minimum.Ketika klep buangan membuka, maka gas sisa pembakaran keluar dari
silinder.Di akhir siklus ini, klep buangan menutup, klep masukan kembali membuka,
dan siklus ini dimulai dari awal lagi.
2.3 Contoh Mesin Pembakar Dalam
Mesin mobil merupakan pembangkit tenaga (gerak), pada mesin inilah dibangkitkan
tenaga yang kemudian menlmbulkan gerak putar.Bagian-bagian motor dapat
dipisahkan menjadi dua yakni bagian yang bergerak dan bagian yang tak bergerak.
Sistim yang ada pada sebuah motor terdiri atas sistem bahan bakar, sistim pelumasan,
dan sistim pendingin Motor dibedakan dari proses kerjanya yaitu motor empat (4)
takt dan motor 2 takt. Sedangkan berdasarkan penyalaan bahan bakarnya motor juga
dibedakan menjadi 2 yaitu motor bensin dan motor diesel.
Motor bensin dan motor diesel bekerja dengan torak bolak balik (naik turun pada
motor gerak). Keduanya bekerja pada prinsip 4 langkah dan prinsip ini umumnya
digunakan pada teknik mobil. Untuk motor dengan penyalaan busi disebut motor
bensin dengan menggunakan bahan bakar bensin(premium), sedangkan untuk motor
diesel menggunakan bahan bakar solar atau minyak diesel.
Dalam proses pembakaran tenaga panas bahan bakar diubah ketenaga mekanik
melalui pembakaran bahan bakar didalam motor. Pembakaran adalah proses kimia
dimana Karbondioksida dan zat air bergabung dengan oksigen dalam udara. Jika
pembakaran berlangsung maka diperlukan : a)Bahan bakar dan udara dimasukkan
kedalam motor b)Bahan bakar dipanaskan hingga suhu tinggi Pembakaran
menimbulkan panas dan menghasilkan tekanan, kemudian menghasilkan tenaga
mekanik. Campuran masuk kedalam motor mengandung udara dan bahan bakar.
Perbandingan campuran kira kira 12-15 berbanding 1 setara 12-15 kg udara dalam 1
kg bahan bakar.Yaitu karbon dioksida 85% dan zat asam (Oksigen) 15 % atau 1/5
bagian dengan karbon dioksida dan zat air.Zat lemas (N) tidak mengambil bagian
dalam pembakaran.
a. Gas yang diisap pada langkah motor bensin adalah campuran antara bahan bakar
dan udarasedangkan pada motor diesel adalah udara murni.
b. Bahan bakar pada motor bensin terbakar oleh loncatan bunga api busi, sedangkan
pada motor diesel oleh suhu kompresi tinggi.
c. Motor bensin menggunakan busi sedangkan motor diesel menggunakan injector
(nozzel)
Motor bensin peka pada suhu yang tinggi terutama komponen sistem
pengapiannya,
sedangkan motor diesel tahan bekerja pada suhu yang tinggi
Bahan bakar motor bensin harus bermutu baik karena peka terhadap bahan
bakar, beda dengan dengan motor diesel hampir dapat menggunakan bahan
bakar dari berbagai jenis dan mutu. Keduanya baik motor bensin dan diesel
keduanya bekerja dengan proses 4 tak dan 2 tak, dimana motor 4 tak adalah
motor yang bekerja setiap satu kali pembakaran bahan bakamya memerlukan
4 kali langkah piston atau 2 kali putaran poros engkol.
Motor bakar torak terbagi menjadi 2 jenis utama ialah motor bensin dan motor diesel.
Perbedaan yang utama dari kedua jenis motor bakar torak tersebut ialah pada sistem
penyalaannya. Pada motor bensin, bahan bakar dinyalakan dengan loncatan bunga api
listrik..Pada motor diesel, penyalaan terjadi karena bahan bakar disemprotkan ke
dalam ruang silinder yang bersuhu dan bertekanan tinggi.
Proses pembakaran yang terjadi pada motor bensin sedikit berbeda dengan pada
motor diesel. Karena penyalaannya terjadi dengan cara diberikannya percik api
kepada campuran bahan bakar dan udara yang bertekanan dan bersuhu tinggi, maka
proses pembakarannya berlangsung secara sangat cepat. Dengan demikian siklus
kerja motor bensin bisa dianggap mendekati model siklus Otto, yaitu pemasukan
panas terjadi pada volume konstan, atau dianggap bahwa terjadinya pembakaran
campuran bahan bakar dan udara terjadi secara seketika, tepat pada saat torak berada
di posisi TMA.
Sedangkan pada motor diesel, proses penyalaan bahan bakar terjadi dengan cara
disemprotkannya bahan bakar ke dalam ruang silinder berisi udara panas yang
suhunya melebihi titik nyala bahan bakar tersebut. Dengan demikian ketika bahan
bakar disemprotkan, bahan bakar tersebut akan bercampur dengan udara panas dan
seketika terjadi penyalaan. Namun pembakaran seluruh bahan bakar tidak bisa
berlangsung secara seketika karena proses penyemprotan bahan bakar memerlukan
waktu yang relatif lama. Pada saat berlangsung penyemprotan bahan bakar tersebut,
torak sudah bergerak menjauh dari TMA. Dengan demikian siklus kerja motor diesel
lebih mendekati siklus diesel, yaitu penyalaan terjadi pada tekanan konstan, atau
dianggap bahwa selama terjadi penyalaan kenaikan tekanan akibat pembakaran
seimbang dengan turunnya tekanan akibat pergeseran torak menjauhi TMA.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembakaran didefinisikan sebagai reaksi kimia atau reaksi persenyawaan bahan bakar
oksigen (O2) sebagai oksidan dengan temperaturnya lebih besar dari titik nyala.
Mekanisme pembakarannya sangat dipengaruhi oleh keadaan dari keseluruhan proses
pembakaran dimana atom-atom dari komponen yang dapat bereaksi dengan oksigen
yang dapat membentuk produk yang berupa gas. (Sharma, S.P, 1978).
Motor bakar torak terbagi menjadi 2 jenis utama ialah motor bensin dan motor diesel.
Perbedaan yang utama dari kedua jenis motor bakar torak tersebut ialah pada sistem
penyalaannya. Pada motor bensin, bahan bakar dinyalakan dengan loncatan bunga api
listrik..Pada motor diesel, penyalaan terjadi karena bahan bakar disemprotkan ke
dalam ruang silinder yang bersuhu dan bertekanan tinggi.
3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini.
Penulis berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan
– kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya
juga para pembaca yang budiman pada umumnya.