Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KONVERSI ENERGI
MESIN PEMBAKARAN DALAM
Dosen Pengampuh:
Muh. Iskandar Musa,SP.d,M.Pd

DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD WAHYU / 230203502004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF-FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul proses mesin
pembakaran dalam dengan tepat waktu.

Makalah berjudul mesin pembakaran dalam disusun guna memenuhi tugas


Muh. Iskandar Musa,S.Pd,M.Pd. pada konversi energi di universitas negeri makassar.
Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang berjudul mesin pembakaran dalam .

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Muh.Iskandar


Musa,S.Pd,M.Pd. selaku dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis
juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar,10,Febuari,2024

Pemakalah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................2

DAFTAR ISI................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................4

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................4

1.2 Rumus Masalah....................................................................................................5

1.3 Tujuan..................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................6

2.1 Bagaimana Proses Pembakaran Dalam Mesin.....................................................6

2.2 Tipe-Tipe Mesin Pembakaran Dalam................................................................12

2.3 Contoh Mesin Pembakar Dalam........................................................................14

BAB III PENUTUP...................................................................................................17

3.1 Kesimpulan........................................................................................................17

3.2 Saran..................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semua mesin pembakaran dalam bergantung pada pembakaran dari bahan


bakar kimia, yang biasanya dibakar dengan campuran oksigen dari udara
(memungkinkan juga untuk menginjeksikan nitrogen oksida, yang gunanya untuk
mendapatkan tenaga tambahan). Proses pembakaran ini menghasilkan panas dalam
jumlah besar, ditambah dengan bahan kimia lain misalnya karbon dioksida.

Bahan bakar yang paling umum digunakan saat ini tersusun dari hidrokarbon yang
berasal dari bahanbakar fosil.Bahan bakar fosil mencakup bahan bakar
diesel, bensin, LPG, dan juga propana.Mesin yang bahan bakarnya menggunakan
bensin, mereka juga dapat menggunakan bahan bakar natural gas atau LPG tanpa
perlu banyak perubahan.

Mesin pembakaran dalam adalah sebuah mesin yang sumber tenaganya


berasal dari pengembangan gas-gas panas bertekanan tinggi hasil pembakaran
campuran bahan bakar dan udara, yang berlangsung di dalam ruang tertutup
dalam mesin, yang disebut ruang bakar (combustion chamber).

"Mesin pembakaran dalam" sendiri biasanya merujuk kepada mesin yang


pembakarannya dilakukan secara berselang-seling. Mesin pembakaran dalam agak
berbeda dengan mesin pembakaran luar (contohnya mesin uap dan mesin stirling),
karena pada mesin pembakaran luar, energinya tidak disalurkan ke fluida kerja yang
tidak bercampur dengan hasil pembakaran. Fluida kerja ini dapat berupa udara, air
panas, air bertekanan, atau cairan natrium yang dipanaskan di semacam boiler

Mesin pembakaran dalam agak berbeda dengan mesin pembakaran


luar (contohnya mesin uap dan mesin stirling), karena pada mesin pembakaran luar,
energinya tidak disalurkan ke fluida kerja yang tidak bercampur dengan hasil
pembakaran. Fluida kerja ini dapat berupa udara, air panas, air bertekanan, atau
cairan natrium yang dipanaskan di semacam boiler.

Sebuah mesin piston bekerja dengan membakar bahan bakar hidokarbon


atau hodrogen untuk menekan sebuah piston, sedangkan sebuah mesin jet bekerja
dengan panas pembakaran yang mendorong bagian dalam nozzle dan ruang
pembakaran, sehingga mendorong mesin ke depan.

Secara kontras,sebuah mesin pembakar luar seperti mesin uap, bekerja ketika
proses pembakaran memanaskan fluida yang bekerja terpisah, seperti air atau uap,
yang kemudian melakukan kerja.

Mesin jet, kebanyakan roket dan banyak turbin gas termasuk dalam mesin
pembakaran dalam, tetapi istilah "mesin pembakaran dalam" seringkali menuju ke
"mesin piston", yang merupakan tipe paling umum mesin pembakaran dalam.

Mesin pembakaran dalam ditemukan di Cina, dengan penemuan kembang


api pada Dinasti Song. Mesin pembakaran dalam resiprokat (mesin piston) ditemukan
oleh Samuel Morey yang menerima paten pada 1 April.

1.2 Rumus Masalah

a. Bagaimana Proses Pembakaran Pada mesin?


b. Apa Saja Tipe-Tipe Mesin Pembakaran Dalam?
c. Apa Saja Contoh Mesin Pembakaran Dalam?

1.3 Tujuan

a. Proses pembakaran Pada Mesin.


b. Tipe-Tipe Mesin Pembakaran Dalam.
c. Contoh Mesin Pembakaran Dalam.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bagaimana Proses Pembakaran Dalam Mesin

Secara umum pembakaran didefinisikan sebagai reaksi kimia atau reaksi


persenyawaan bahan bakar oksigen (O2) sebagai oksidan dengan temperaturnya lebih
besar dari titik nyala. Mekanisme pembakarannya sangat dipengaruhi oleh keadaan
dari keseluruhan proses pembakaran dimana atom-atom dari komponen yang dapat
bereaksi dengan oksigen yang dapat membentuk produk yang berupa gas. (Sharma,
S.P, 1978).Untuk memperoleh daya maksimum dari suatu operasi hendaknya
komposisi gas pembakaran dari silinder (komposisi gas hasil pembakaran) dibuat
seideal mungkin, sehingga tekanan gas hasil pembakaran bisa maksimal menekan
torak dan mengurangi terjadinya detonasi. Komposisi bahan bakar dan udara dalam
silinder akan menentukan kualitas pembakaran dan akan berpengaruh terhadap
performance mesin dan emisi gas buang. Sebagaimana telah diketahui bahwa bahan
bakar bensin mengandung unsur-unsur karbon dan hidrogen.Terdapat 3 (tiga) teori
mengenai pembakaran hidrogen tersebut yaitu :

a. Hidrokarbon terbakar bersama-sama dengan oksigen sebelum karbon bergabung


dengan oksigen.

b. Karbon terbakar lebih dahulu daripada hidrogen.

c. Senyawa hidrokarbon terlebih dahulu bergabung dengan oksigen dan membentuk


senyawa (hidrolisasi) yang kemudian dipecah secara terbakar. (Yaswaki, K,
1994).Dalam sebuah mesin terjadi beberapa tingkatan pembakaran yang digambarkan
dalam sebuah grafik dengan hubungan antara tekanan dan perjalanan engkol.
Berikut adalah gambar dari grafik tingkatan pembakaran :

Gambar 2.5. Tingkat pembakaran dalam sebuah mesin


(Maleev.V.L, 1995)

Proses atau tingkatan pembakaran dalam sebuah mesin terbagi menjadi empat tingkat
atau periode yang terpisah. Periode-periode tersebut adalah :

1. Keterlambatan pembakaran (Delay Periode) Periode pertama dimulai dari titik 1


yaitu mulai disemprotkannya bahan bakar sampai masuk kedalam silinder, dan
berakhir pada titik 2. perjalanan ini sesuai dengan perjalanan engkal sudut a. Selama
periode ini berlangsung tidak terdapat kenaikan tekanan yang melebihi kompresi
udara yang dihasilkan oleh torak, dan selanjutnya bahan bakar masuk terus menerus
melalui nosel.

2. Pembakaran cepat Pada titik 2 terdapat sejumlah bahan bakar dalam ruang bakar,
yang dipecah halus dan sebagian menguap kemudian siap untuk dilakukan
pembakaran. Ketika bahan bakar dinyalakan yaitu pada titik 2, akan menyala dengan
cepat yang mengakibatkan kenaikan tekanan mendadak sampai pada titik 3 tercapai.
Periode ini sesuai dengan perjalanan sudut engkol b. yang membentuk tingkat kedua.
3. Pembakaran Terkendali Setelah titik 3, bahan bakar yang belum terbakar dan bahan
bakar yang masih tetap disemprotkan (diinjeksikan) terbakar pada kecepatan yang
tergantung pada kecepatan penginjeksian serta jumlah distribusi oksigen yang masih
ada dalam udara pengisian. Periode inilah yang disebut dengan periode terkendali
atau disebut juga pembakaran sedikit demi sedikit yang akan berakhir pada titik 4
dengan berhentinya injeksi. Selama tingkat ini tekanan dapat naik, konstan ataupun
turun. Periode ini sesuai dengan pejalanan engkol sudut c, dimana sudut c tergantung
pada beban yang dibawa beban mesin, semakain besar bebannya semakin besar c.

4. Pembakaran pasca (after burning) Bahan bakar sisa dalam silinder ketika
penginjeksian berhenti dan akhirnya terbakar.Pada pembakaran pasca tidak terlihat
pada diagram, dikarenakan pemunduran torak mengakibatkan turunnya tekanan
meskipun panas panas ditimbulkan oleh pembakaran bagian akhir bahan bakar.

Dalam pembakaran hidrokarbon yang biasa tidak akan terjadi gejala apabila
memungkinkan untuk proses hidrolisasi. Hal ini hanya akan terjadi bila pencampuran
pendahuluan antara bahan bakar dengan udara mempunyai waktu yang cukup
sehingga memungkinkan masuknya oksigen ke dalam molekul hidrokarbon.
(Yaswaki. K, 1994) Bila oksigen dan hidrokarbon tidak bercampur dengan baik maka
terjadi proses cracking dimana akan menimbulkan asap. Pembakaran semacam ini
disebut pembakaran tidak sempurna.
Ada 2 (dua) kemungkinan yang terjadi pada pembakaran mesin berbensin, yaitu :

a. Pembakaran normal

Pembakaran normal terjadi bila bahan bakar dapat terbakar seluruhnya pada saat dan
keadaan yang dikehendaki. Mekanisme pembakaran normal dalam motor bensin
dimulai pada saat terjadinya loncatan bunga api pada busi, kemudian api membakar
gas bakar yang berada di sekitarnya sehingga semua partikelnya terbakar habis.
Didalam pembakaran normal, pembagian nyala api terjadi merata diseluruh bagian.
Pada keadaan yang sebenarnya pembakaran bersifat komplek, yang mana
berlangsung pada beberapa phase.Dengan timbulnya energi panas, maka tekanan dan
temperatur naik secara mendadak, sehingga piston terdorong menuju TMB.
Pembakaran normal pada motor bensin dapat ditunjukkan pada (gambar grafik 2.6)
dibawah sebagai berikut:

Gambar 2.6. Pembakaran campuran udara-bensin dan perubahan tekanan didalam


silinder
(Sumber : Anonim, 1996, New Traning Manual, penerbit PT. Toyota Astra
Motor,1996 Jakarta)
Gambar grafik diatas dengan jelas memperlihatkan hubungan antara tekanan dan
sudut engkol, mulai dari penyalaan sampai akhir pembakaran. Dari grafik diatas dapat
dilihat bahwa beberapa derajat sebelum piston mencapai TMA, busi memberikan
percikan bunga api sehingga mulai terjadi pembakaran, sedangkan lonjakan tekanan
dan temperatur mulai point 2, sesaat sebelum piston mencapai TMA, dan pembakaran
point 3 sesaat sesudah piston mencapai TMA.

b. Pembakaran tidak normal

Pembakaran tidak normal terjadi bila bahan bakar tidak ikut terbakar atau tidak
terbakar bersamaan pada saat dan keadaan yang dikehendaki. Pembakaran tidak
normal dapat menimbulkan detonasi (knocking) yang memungkinkan timbulnya
gangguan dan kesulitan-kesulitan pada motor bakar bensin. Fenomena-fenomena
yang menyertai pembakaran tidak sempurna, diantaranya :

1. Detonasi Seperti telah diterangkan sebelumnya, pada peristiwa pembakaran normal


api menyebar keseluruh bagian ruang bakar dengan kecepatan konstan dan busi
berfungsi sebagai pusat penyebaran. Dalam hal ini gas baru yang belum terbakar
terdesak oleh gas yang sudah terbakar, sehingga tekanan dan suhunya naik sampai
mencapai keadaan hampir terbakar. Jika pada saat ini gas tadi terbakar dengan
sendirinya, maka akan timbul ledakan (detonasi) yang menghasilkan gelombang
kejutan berupa suara ketukan (knocking noise)

2. Hal-hal yang menyebabkan terjadinya Detonasi

Pada lapisan yang telah terbakar akan berekspansi. Pada kondisi lapisan yang tidak
homogen, lapisan gas tadi akan mendesak lapisan gas lain yang belum terbakar,
sehingga tekanan dan suhunya naik. Bersamaan dengan adanya radiasi dari ujung
lidah api, lapisan gas yang terdesak akan terbakar tiba-tiba. Peristiwa ini akan
menimbulkan letupan mengakibatkan terjadinya gelombang tekanan yang kemudian
menumbuk piston dan dinding silinder sehingga terdengarlah suara ketukan
(knocking) yaitu yang disebut dengan detonasi. Hal-hal yang menyebabkan terjadinya
detonasi antara lain sebagai berikut :

a) Perbandingan kompresi yang tinggi, tekanan kompresi, suhu pemanasan campuran


dan suhu silinder yang tinggi.

b) Masa pengapian yang cepat.

c) Putaran mesin rendah dan penyebaran api lambat.

d) Penempatan busi dan konstruksi ruang bakar tidak tepat, serta jarak penyebaran api
terlampau jauh.
Proses terjadinya detonasi dapat ditunjukkan pada (gambar 2.7) dibawah :

Gambar 2.7. Proses terjadinya detonasi(Wiranto Arismunandar, 2002)

Gambar diatas menjelaskan bahwa detonasi (knocking) terjadi karena bahan bakar
terbakar sebelum waktunya.Hal ini terjadi pada saat piston belum mencapai posisi
pembakaran, tetapi bahan bakar telah terbakar lebih dahulu.
2.2 Tipe-Tipe Mesin Pembakaran Dalam

Mesin dapat diklasifikasikan dalam banyak macam: siklus mesin yang


digunakan, layout yang dipakai, sumber energi, penggunaan mesin, atau dari sistem
pendinginnya.

Konfigurasi mesin

Mesin pembakaran dalam dapat dikelompokkan berdasarkan konfigurasinya.

Layout mesin yang umum adalah:

Mesin Piston: Mesin rotary:

Mesin dua-tak Mesin Wankel

Mesin empat-tak

Mesin enam-tak

Mesin diesel

Siklus Atkinson

Siklusempat-tak (atau siklus Otto)


1. Masukan
2.Kompresi
3.Pembakaran
4. Pembuangan

Seperti namanya, mesin pembakaran dalam 4 tak mempunyai 4 tahap dasar yang
terus diulangi setiap 2 putaran mesin:

(1) Siklus masukan (2) Siklus kompresi (3) Siklus pembakaran

(4) Sillus pembuangan


1. Siklus masukan: Siklus yang pertama dari mesin pembakaran dalam disebut
dengan siklus masukan karena pada saat ini, posisi piston berpindah ke bawah
silinder. Membukanya klep menyebabkan perubahan posisi piston, dan campuran
bahan bakar yang sudah diuapkan memasuki ruang bakar.Di akhir siklus ini, klep
masukan tertutup.

2. Siklus kompresi: Di siklus ini, kedua klep tertutup dan pistonnya kembali bergerak
ke atas ke volume minimum, sehingga menekan campuran bahan bakar. Selagi proses
penekanan, tekanan, suhu, dan kepadatan campuran bahan bakar meningkat.

3. Siklus pembakaran: Ketika pistonnya mencapai volume minimum, lalu busi akan
memantikkan api lalu campuran bahan bakar pun terbakar. Terbakarnya bahan bakar
ini memberikan tenaga pada piston sehingga piston kembali bergerak ke bawah dan
menggerakkan crankshaft.

4. Siklus pembuangan: Di akhir siklus pembakaran, maka klep buang pun membuka.
Selama siklus ini, pistonnya kembali bergerak ke atas menuju volume silinder
minimum.Ketika klep buangan membuka, maka gas sisa pembakaran keluar dari
silinder.Di akhir siklus ini, klep buangan menutup, klep masukan kembali membuka,
dan siklus ini dimulai dari awal lagi.
2.3 Contoh Mesin Pembakar Dalam

a. prinsip kerja motor bensin

Mesin mobil merupakan pembangkit tenaga (gerak), pada mesin inilah dibangkitkan
tenaga yang kemudian menlmbulkan gerak putar.Bagian-bagian motor dapat
dipisahkan menjadi dua yakni bagian yang bergerak dan bagian yang tak bergerak.
Sistim yang ada pada sebuah motor terdiri atas sistem bahan bakar, sistim pelumasan,
dan sistim pendingin Motor dibedakan dari proses kerjanya yaitu motor empat (4)
takt dan motor 2 takt. Sedangkan berdasarkan penyalaan bahan bakarnya motor juga
dibedakan menjadi 2 yaitu motor bensin dan motor diesel.

Motor bensin dan motor diesel bekerja dengan torak bolak balik (naik turun pada
motor gerak). Keduanya bekerja pada prinsip 4 langkah dan prinsip ini umumnya
digunakan pada teknik mobil. Untuk motor dengan penyalaan busi disebut motor
bensin dengan menggunakan bahan bakar bensin(premium), sedangkan untuk motor
diesel menggunakan bahan bakar solar atau minyak diesel.

Dalam proses pembakaran tenaga panas bahan bakar diubah ketenaga mekanik
melalui pembakaran bahan bakar didalam motor. Pembakaran adalah proses kimia
dimana Karbondioksida dan zat air bergabung dengan oksigen dalam udara. Jika
pembakaran berlangsung maka diperlukan : a)Bahan bakar dan udara dimasukkan
kedalam motor b)Bahan bakar dipanaskan hingga suhu tinggi Pembakaran
menimbulkan panas dan menghasilkan tekanan, kemudian menghasilkan tenaga
mekanik. Campuran masuk kedalam motor mengandung udara dan bahan bakar.
Perbandingan campuran kira kira 12-15 berbanding 1 setara 12-15 kg udara dalam 1
kg bahan bakar.Yaitu karbon dioksida 85% dan zat asam (Oksigen) 15 % atau 1/5
bagian dengan karbon dioksida dan zat air.Zat lemas (N) tidak mengambil bagian
dalam pembakaran.

1. Perbedaan motor diesel dan bensin:

a. Gas yang diisap pada langkah motor bensin adalah campuran antara bahan bakar
dan udarasedangkan pada motor diesel adalah udara murni.
b. Bahan bakar pada motor bensin terbakar oleh loncatan bunga api busi, sedangkan
pada motor diesel oleh suhu kompresi tinggi.
c. Motor bensin menggunakan busi sedangkan motor diesel menggunakan injector
(nozzel)

Kelebihan dan kekurangan antara motor bensin dan motor diesel;


kelebihan
 Getaran motor bensin lebih halus dan pada ukuran dan kapasitas yang sama
mesin motor bensin lebih ringan
kekurangan
 Motor bensin tidak tahan bekerja terus-menerus dalam waktun yang lama
sedangkan diesel
sebaliknya. Dengan medan yang berat

 Motor bensin peka pada suhu yang tinggi terutama komponen sistem
pengapiannya,
sedangkan motor diesel tahan bekerja pada suhu yang tinggi
 Bahan bakar motor bensin harus bermutu baik karena peka terhadap bahan
bakar, beda dengan dengan motor diesel hampir dapat menggunakan bahan
bakar dari berbagai jenis dan mutu. Keduanya baik motor bensin dan diesel
keduanya bekerja dengan proses 4 tak dan 2 tak, dimana motor 4 tak adalah
motor yang bekerja setiap satu kali pembakaran bahan bakamya memerlukan
4 kali langkah piston atau 2 kali putaran poros engkol.

2. Motor Bakar Torak

Motor bakar torak terbagi menjadi 2 jenis utama ialah motor bensin dan motor diesel.
Perbedaan yang utama dari kedua jenis motor bakar torak tersebut ialah pada sistem
penyalaannya. Pada motor bensin, bahan bakar dinyalakan dengan loncatan bunga api
listrik..Pada motor diesel, penyalaan terjadi karena bahan bakar disemprotkan ke
dalam ruang silinder yang bersuhu dan bertekanan tinggi.

Proses pembakaran yang terjadi pada motor bensin sedikit berbeda dengan pada
motor diesel. Karena penyalaannya terjadi dengan cara diberikannya percik api
kepada campuran bahan bakar dan udara yang bertekanan dan bersuhu tinggi, maka
proses pembakarannya berlangsung secara sangat cepat. Dengan demikian siklus
kerja motor bensin bisa dianggap mendekati model siklus Otto, yaitu pemasukan
panas terjadi pada volume konstan, atau dianggap bahwa terjadinya pembakaran
campuran bahan bakar dan udara terjadi secara seketika, tepat pada saat torak berada
di posisi TMA.

Sedangkan pada motor diesel, proses penyalaan bahan bakar terjadi dengan cara
disemprotkannya bahan bakar ke dalam ruang silinder berisi udara panas yang
suhunya melebihi titik nyala bahan bakar tersebut. Dengan demikian ketika bahan
bakar disemprotkan, bahan bakar tersebut akan bercampur dengan udara panas dan
seketika terjadi penyalaan. Namun pembakaran seluruh bahan bakar tidak bisa
berlangsung secara seketika karena proses penyemprotan bahan bakar memerlukan
waktu yang relatif lama. Pada saat berlangsung penyemprotan bahan bakar tersebut,
torak sudah bergerak menjauh dari TMA. Dengan demikian siklus kerja motor diesel
lebih mendekati siklus diesel, yaitu penyalaan terjadi pada tekanan konstan, atau
dianggap bahwa selama terjadi penyalaan kenaikan tekanan akibat pembakaran
seimbang dengan turunnya tekanan akibat pergeseran torak menjauhi TMA.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembakaran didefinisikan sebagai reaksi kimia atau reaksi persenyawaan bahan bakar
oksigen (O2) sebagai oksidan dengan temperaturnya lebih besar dari titik nyala.
Mekanisme pembakarannya sangat dipengaruhi oleh keadaan dari keseluruhan proses
pembakaran dimana atom-atom dari komponen yang dapat bereaksi dengan oksigen
yang dapat membentuk produk yang berupa gas. (Sharma, S.P, 1978).

Terdapat 3 (tiga) teori mengenai pembakaran hidrogen tersebut yaitu :


a. Hidrokarbon terbakar bersama-sama dengan oksigen sebelum karbon bergabung
dengan oksigen.
b. Karbon terbakar lebih dahulu daripada hidrogen.
c. Senyawa hidrokarbon terlebih dahulu bergabung dengan oksigen dan membentuk
senyawa (hidrolisasi) yang kemudian dipecah secara terbakar. (Yaswaki, K,
1994).Dalam sebuah mesin terjadi beberapa tingkatan pembakaran yang digambarkan
dalam sebuah grafik dengan hubungan antara tekanan dan perjalanan engkol. Berikut
adalah gambar dari grafik tingkatan pembakaran.

Contoh mesin bakar dalam :

1. Mesin Bakar Bensin


Mesin mobil merupakan pembangkit tenaga (gerak), pada mesin inilah dibangkitkan
tenaga yang kemudian menlmbulkan gerak putar.Bagian-bagian motor dapat
dipisahkan menjadi dua yakni bagian yang bergerak dan bagian yang tak bergerak.
Sistim yang ada pada sebuah motor terdiri atas sistem bahan bakar, sistim pelumasan,
dan sistim pendingin Motor dibedakan dari proses kerjanya yaitu motor empat (4)
takt dan motor 2 takt. Sedangkan berdasarkan penyalaan bahan bakarnya motor juga
dibedakan menjadi 2 yaitu motor bensin dan motor diesel.

2. Mesin Bakar Torak

Motor bakar torak terbagi menjadi 2 jenis utama ialah motor bensin dan motor diesel.
Perbedaan yang utama dari kedua jenis motor bakar torak tersebut ialah pada sistem
penyalaannya. Pada motor bensin, bahan bakar dinyalakan dengan loncatan bunga api
listrik..Pada motor diesel, penyalaan terjadi karena bahan bakar disemprotkan ke
dalam ruang silinder yang bersuhu dan bertekanan tinggi.

3.2 Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini.
Penulis berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan
– kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya
juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai